Setelah kejadian kemarin , kami bertiga sangat jarang untuk sendirian didalam kamar. Bahkan kami lebih memilih berlama - lama diluar asrama sampai salah satu dari kami pulang agar nantinya tidak sendirian.
🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸
Beberapa bulan telah berlalu, suka dan duka telah kami lewati bersama di asrama yang cukup mendidik karakter kami. Hari ini tepat hari terakhir aku, reza dan robi akan keluar dari asrama dan mencari kos - kosan pasca keluar dari asrama ini. Aku, robi dan ismad memilih kos - kosan yang sama sedangkan reza memilih untuk tinggal dirumah orang tuanya , karena memang cukup dekat dengan kampusku.
Sebenarnya sangat banyak kenangan yang sulit untuk aku lupakan selama berada diasrama ini, dimana ada moment sidak sholat subuh yang sangat mendebarkan karena kami begadang hingga larut malam dan tidak kuat untuk sholat berjamaah dimasjid, bahkan rekan - rekan satu lantai yang sangat asik dalam bercanda tawa. Waktu sangat cepat berlalu, begitulah hidup :
"Tidak ada pertemuan abadi yang ada didunia ini, bahkan nyawa yang selama ini melekat didalam sukma, nanti juga akan meninggalkan raga dan berpaling menghadap sang Illahi". (Farel,2022)
Aku, robi dan ismad sudah bersiap menuju kos - kosan yang akan kami tempati , karena beberapa hari sebelumnya kami sudah terlebih dahulu mencari kos agar nantinya ketika akan keluar asrama tidak repot lagi untuk mencarinya. Barang - barang yang tidak terlalu banyak, kami bopong satu per satu menuju kos dengan menggunakan motor maticku yang sudah cukup lusuh itu.
Selama proses pindahan, reza dengan senang hati menolong kami bertiga untuk membawakan barang - barang karena kebetulan robi dan ismad tidak memiliki kendaraan.
Setelah beberapa kali bolak balik kos - asrama, akhirnya semua barang telah selesai dipindahkan. Reza yang sepertinya lagi buru - buru akhirnya berpamitan terlebih dahulu setelah menolong kami bertiga.
"aku balik duluan ya rel , mad, bi" ucap reza yang masih berada diatas motor beat keluaran 2010 itu yang terlihat masih sangat terawat.
"lah , buru - buru amat za kita makan atau minum dulu lah" ucapku mengajak reza untuk duduk sebentar sembari minum air.
"iya nih rezaa buru - buru amat, udah kayak dikejar hantu asrama aja" ucap ismad meledek, karena dia menyaksikan betapa ketakutannya kami waktu itu.
"hahahahahah... Masih ingat aja si ismad" Reza tertawa dan sudah bersiap - siap untuk memutar kunci motornya, yang berarti ingin segera berangkat.
"ingat dong, kan lucu banget" ucap ismad sambil tertawa kemudian melirik ke arah aku dan robi yang terlihat meledek dan membuat kami merasa begitu malu.
"yaudah, keburu telat aku, kapan - kapan aku main kesini lagi kok" ucap reza dan mulai memutar gas motornya.
"oke deh za , makasih ya udah nolong kita, hati - hati dijalan" ucap ismad dengan melambaikan tangannya ke arah reza.
"siaappp" balas reza kemudian pergi meninggalkan kami dalam hitungan detik.
Setelah reza balik menuju rumahnya, kami pun mulai berberes barang - barang dan menyusunnya dengan rapi. Sebelum masuk kedalam kamar kos , kami ingin meminta kunci kamar terlebih dahulu kepada ibuk kos dan kemudian segera membereskan kamar tersebut. Selama proses beres - beres tak banyak yang kami bahas, karena mungkin tubuh yang cukup lelah selama pindahan tadi apalagi tangga asrama yang cukup jauh ke lantai 4 membuat kaki kami terasa sangat lelah.
Kamar yang berukuran sekitar 4 x 6 meter persegi itu aku rasa sudah cukup luas untuk menampung kami bertiga dan kami sudah membagi posisi tempat tidur dimana ismad berada ditengah sedangkan aku dan robi berada disamping kiri dan kanan. Kepala yang menghadap kearah jendela, membuat pembagian aku rasa cukup merata. Dirasa kamar sudah tertata dengan rapi, kami pun mulai merebahkan diri diatas kasur yang cukup tipis itu. Kasur yang aku taksir tebalnya hanya sekitar 4 cm itu sudah cukup untuk membuat anak kos seperti aku merasakan nyaman untuk bisa tertidur pulas, setelah dirasa cukup untuk beristirahatnya, kami kemudian membersihkan diri secara bergantian karena hari sudah hampir gelap.
🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸
Malam sudah tiba dan besok aku ada jadwal kuliah pagi. Aku yang tidak terbiasa begadang memutuskan untuk tidur lebih awal dibanding robi dan ismad.
"tidur duluan ya bi , mad" ucapku sambil menarik selimut dimana hujan deras mengguyur kota dimana aku berkuliah itu sejak maghrib tadi, tentunya cukup membuat aku merasa kedinginan.
"lah , cepat amat rel" sambung robi yang tadinya sibuk dengan ponselnya.
"besok aku ada kuliah pagi bi" kemudian aku membalikkan tubuhku menghadap dinding sehingga memunggungi ismad dan robi.
"oke deh kalau gitu" balas robi singkat.
Malam yang cukup sejuk itu membuat tidurku terasa sangat pulas ditambah lagi tubuh yang cukup lelah setelah pindahan membuat mataku tidak terbuka sedikitpun hingga fajar menjemput.
🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸
"kukuruyuuuuuukkkk" kokok ayam dipagi itu membuat aku terkejut karena jam sudah menunjukkan pukul 06.48 WIB
"waduuhhh... Telat ini" gumamku sambil melihat jam dilayar ponsel dan memperhatikan robi dan ismad masih tertidur pulas.
Aku yang terkejut segera melihat jam dilayar ponsel dan kemudian bergegas untuk mandi, karena aku akan kuliah pukul 08.00 dan takut terlambat segera bergegas untuk mandi. Setelah selesai mandi aku langsung tancap gas menuju kampus untuk melaksanakan perkuliahan. Aku memacu motorku dengan kecepatan sekitar 80 km/jam yang membuat rambutku berdiri karena aku tidak menggunakan helm. Didalam perjalanan menuju kampus, macet sangat rentan terjadi karena aktifitas daripada mahasiswa yang berkuliah disana dan adanya perbelanjaan yang cukup padat ditepi - tepi jalan membuat situasi disana terlihat begitu ramai. Aku yang tadinya memacu kecepatan motor dengan cukup kencang mau tidak mau harus mengurangi kecepatan motor agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Perlahan aku menyelip motor dan mobil yang berada dihadapanku. Aku yang sangat hobby melakukan hal itu, menjadikan perjalanan menuju kampus menjadi begitu menyenangkan. Sembari sesekali aku melihat jam ditanganku, aku terus memacu motor hingga sampai dilokasi dimana perkuliahanku akan dimulai.
Setelah memarkirkan motor dekat dengan gedung kuliahku dan jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 07.50 WIB, aku bergegas berlari menuju kelas. Karena letaknya berada dipaling pojok aku terpaksa harus sedikit berlari agar tidak terlambat. Namun karena terlalu fokus menuju kelas, tak sengaja hal yang tidak terduga terjadi.
"braaaaakkkkkk" tubuhku menabrak seorang cewek yang lain tak bukan adalah Tiwi sang wanita idaman.
Aku dan tiwi terjatuh dimana posisinya aku yang berada diatas lantai dan tiwi diatas menghimpitku, dan tanpa disengaja tanganku reflek memeluknya agar tidak terjatuh menghempas langsung ke lantai.
"Aduuuuhhhhhh" rintihku kesakitan karena tubuhku terhempas cukup kuat ke atas lantai gedung perkuliahan itu.
"aaawwwwww.." teriak Tiwi yang kaget tiba - tiba aku tabrak dengan cukup kencang.
Aku yang tidak sengaja memeluknya langsung saja melepaskan pelukan itu yang membuat rasa sakit yang aku rasakan pada saat terjatuh menjadi rasa gugup dan senang karena setelah aku tau orang yang barusan aku peluk adalah Tiwi.
"eeehhhh maaf ya" ucapku sambil melepaskan pelukan itu dan membopongnya berdiri.
"dduuhhhh ... Ii iiii..iii iyaaaa" ucapnya gugup sambil memegang bagian bahunya yang terlihat kesakitan itu.
"aduuhh ma....aaa..af banget yaa" balasku yang juga gugup karena sudah memeluk wanita yang selama itu menarik perhatianku dan sesekali menatap ka arah wajahnya yang sangat cantik itu.
"iiyaa gapapa kok, lain kali hati - hati yaa kalau mau lari - larian" ucapnya kesal berlalu pergi menuju kelasnya.
"iya, skali lagi maaf" balasku, sambil berpikir entah apa yang membuatku takut memanggil namanya.
Setelah kejadian itu , aku kemudian melanjutkan perjalanan menuju kelas. Setibanya di dalam kelas aku memilih untuk duduk dipaling pojok lalu bertemu dengan Putri yang ternyata satu kelas denganku.
"eh Farel, kita satu kelas ternyata" ucap putri yang terlihat memperhatikanku dari atas ke bawah yang terlihat kumuh karena siap bertaubrukan dengan Tiwi.
"oh iya put , kemana yang lain?" tanyaku sambil melihat sekeliling kelas mencari keberadaan nando dan yani.
"Mereka gak ngambil dosen yang ini rel" jelas Putri kemudian melanjutkan memperhatikan ponselnya yang aku pikir dia sedang saling mengirim pesan dengan gebetannya.
"owh gitu" balasku singkat kemudian meletakkan tas diatas meja dan duduk dikursi.
Namun tak lama setelah aku duduk tanpa aku sadari ternyata Tiwi sekelas denganku. Melihat dia yang tiba - tiba masuk ke dalam kelas dimana tangannya masih saja memegang bahu yang aku tabrak tadi, membuat aku terkejut dan terpana sesaat.
"mimpi apa aku semalam, bisa - bisanya aku satu kelas dengan Tiwi" gumamku sambil mencuri pandangan sesekali kearah Tiwi dan tersenyum tipis.
Kemudian dia mencari tempat duduk yang cukup jauh dariku, karena tempat duduk yang aku duduki berada dibaris ke-4 dari arah pintu namun dia memilih mengambil tempat duduk dibaris pertama dan dibagian paling depan sedangkan aku dibagian paling belakang. Tak lama waktu berselang kemudian Dosen kami pun datang dan mulai menjelaskan materi perkuliahan menggunakan in focus. Selama proses perkuliahan berjalan, aku sesekali menoleh ke arah Tiwi yang terlihat sangat cantik hari ini menggunakan baju kemeja flanel berwana merah maroon dan jilbab hitam membuat kesan manisnya terpancar nyata dihadapanku.
"cewek secantik kamu bisa - bisanya gak sengaja aku peluk walaupun hanya sebentar" gumamku yang menopang dagu diatas meja sambil memperhatikan kecantikan Tiwi didepan sana. Aku yang masih mengingat kejadian tabrakan tadi membuat Aku senyum - senyum sendiri mengingatnya. Namun tak lama aku menatapnya, kemudian Tiwi menoleh kearahku dan kemudian menoleh kembali kearah depan dengan postur tubuh yang terlihat gugup.
"aku yakin dia pasti melihatku" ucapku dalam hati dan kemudian kembali memperhatikan dosen menjelaskan materinya.
Selama proses perkuliahan berjalan sering sekali aku dan Tiwi bertatap - tatapan. Entah aku yang kepedean atau mungkin dia juga merasakan apa yang aku rasakan. Karena setiap kali dia melihat kearahku, sedikit senyuman tipis aku lihat terbentuk dibibir tipis miliknya itu. Aku yang menjadi salah tinglah saat melihat senyumannya, manjadi terlihat seperti orang gila hingga senyum - senyum sendiri. Disela lamunanku tiba - tiba putri yang aku pikir sudah memperhatikan gerak gerikku menegurku.
"huuuyy rel, ngapain senyam senyum dari tadi, kayak orang gila aja" colek putri dari samping, aku yakin dia juga memperhatikanku saat aku tersenyum melihat tiwi tadi.
"eehhh eehh.. Engga apa apa put" gugupku kemudian berpura - pura kembali memperhatikan pak dosen yang masih sibuk dengan materinya , padahal tidak ada sedikitpun materi yang masuk kedalam kepalaku karena saat ini didalam kepalaku hanya ada tiwi, tiwi dan tiwi.
Setelah perkuliahan selesai, kemudian aku dan putri keluar barengan berniat untuk mencari nando dan yani yang katanya sudah menunggu di kantin dekat fakultas. Tiwi yang masih terlihat masih sibuk membereskan barang bawaannya terus aku perhatikan hingga menuju pintu kelas, namun tanpa aku sadari tubuhku menabrak teman sekelas yang membuat aku malu bukan kepalang.
"duuhhh sorry sorry" ucapku meminta maaf pada teman yang aku tabrak.
"hati - hati rel" balasnya singkat kemudian pergi dariku.
Aku yang melihat Tiwi tersenyum saat aku bertabrakan dengan teman sekelas tadi, merasa sangat malu dan gugup kemudian keluar dari kelas menuju kantin.
"waaaduuhhh.. Tiwi ngeliat aku lagi" gumamku sambil menggaruk - garuk kepala karena merasa sangat malu bertabrakan akibat terlalu lama memperhatikannya.
"wooyyy.. Kenapa rel, dari tadi krasak krusuk aja keliatannya" putri berpura - pura bertanya padahal dia tau aku memikirkan kejadian bertabrakan didepan kelas akibat memperhatikan tiwi itu.
"eeehh eehh... Engga put aku kurang tidur tadi malam, makanya agak sedikit aneh gini" bohongku yang kemudian mempercepat langkah menuju kantin tempat nando dan yani sudah menunggu.
Sesampainya dikantin , aku dan putri langsung saja memesan makanan dan menuju kearah nando dan yani. Karena terlihat dari kejauhan nando dan yani sudah memesan makanan terlebih dahulu dan sudah terhidang dihadapan mereka.
"hey, sorry lama yaa" ucap putri kepada yani dan nando.
"iya santai aja kali" balas nando dengan nada santai dimana terlihat dia sudah memandangi makanannya namun segan untuk menyantap duluan karena pesananku dan putri belum datang.
"ehhh tau ga" tiba - tiba saja putri membuka percakapan yang membuat yani dan nando menghadap kearahnya secara spontan dan menjadi penasaran yang membuat suasana menjadi hening. Aku yang merasa tidak enak, pikiranku sudah menebak kalau dia akan membicarakanku.
"apa put" yani yang terlihat penasaran terpaku setelah mendengar percakapan awal dari putri itu.
"iya iya iya apa put?" kepo nando yang tidak sabar ingin mendengar cerita dari temannya itu.
"teman kita ada yang lagi kasmaran"sambil menatap kearahku dan kemudian aku berpaling muka kelayar ponselku.
"siapa? Farel ya put?" balas nando yang juga melihat kearahku.
"ehhhh kenapa aku?" ucapku gugup sambil membela diri kalau aku tidak kasmaran.
"iya kamu kan lagi kasmaran sama siapa tu namanya,....eeemmmmm... Oh iya Tiwi" ucap putri meletakkan jari telunjuk didagu sambil memikirkan nama Tiwi.
"apa? Tiwi?" nando yang kaget kemudian melihat kearahku.
"iya ndo, si tiwi yang cantik itu" ucap Putri yang antusias menghajarku habis - habisan.
"sejak kapan kamu suka sama dia rel" ucap nando yang terlihat sangat kaget saat tau aku jatuh cinta sama tiwi.
"apaan sih, ga ada ga ada" aku yang bingung mau jawab apa ingin segera menghakhiri percakapan.
"udahlah santai aja, mana tau aku bisa bantu secara aku sudah lama juga kenal dengannya" ucap nando meyakinkanku untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"kalau emang udah lama kenal, menurut kamu dia orangnya seperti apa ndo?" aku yang mulai kepo mengenai Tiwi melalui nando mulai bersemangat mendengarkan cerita nando.
"dia itu iya memang lagi jomblo, kalau ga salah udah sekitar 8 bulanan ini karena ditinggal nikah sama pacarnya yang di SMA dulu" jelas nando dengan nada yang cukup pelan.
"trus trusss....." aku yang antusias mendengar cerita nando mulai fokus melihatnya bercerita.
"jadi udah lumayan banyak juga yang ngedeketin dia tapi ga ada yang bisa, dia kayak udah nutup hati gitu buat cowok. Aku rasa dia udah mati rasa, tapi kalau kamu bisa ngedapetin dia, aku akui kamu hebat rel" sambung nando melanjutkan penjelasannya tadi.
"owhh gitu" aku yang menjawab sambil mengangguk seperti tertantang untuk hal ini.
"hayo looo rel, salah sasaran ga lu" ledek putri yang terlihat tidak yakin kalau aku bisa mendapatkan hatinya tiwi.
"kalau jodoh ga akan kemana kok put" balasku dengan nada yang yakin kalau aku bisa mendapatkannya.
"siaaapp si paling jodoh" ucap nando yang terlihat juga tidak yakin denganku.
Disela - sela percakapan kami, tiba - tiba ibuk kantin datang membawakan pesanan kami. Karena sudah cukup panjang bercerita, kami pun segera menyantap makanan itu dan dengan sekejap langsung habis seperti seekor harimau yang sedang kelaparan.
Tak lama setelah makanan kami habiskan , kami pun berniat untuk duduk ditempat biasa kami berkumpul dan kebetulan jam kuliah kami sudah habis untuk hari ini.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments