Setelah beberapa hari melaksanakan ospek, tibalah saatnya aku akan melaksanakan proses perkuliahan yang sesungguhnya. Dihari pertama aku melaksanakan kuliah hanya ada perkenalan dari para dosen dan memberikan kontrak perkuliahan seperti pada umumnya. Ada sekitar 3 mata kuliah yang aku ikuti dihari ini, tepatnya dihari senin. Aku masih saja terfikir tentang sosok wanita yang aku temui pada saat ospek kemarin. Mataku selalu saja melihat sekeliling kelas bahkan lorong - lorong gedung perkuliahan, namun tak kunjung juga menemukannya.
"kemana sih tu cewek?" gumamku sambil memperhatikan sekitar gedung kelas.
"apa mungkin dia sebenarnya bukan mahasiswa disini atau mungkin saja dia hanya bidadari yang sengaja turun dari langit agar membuatku takjub?" khayalku yang mulai ngawur. "aahh... Udah gila apa aku ini, mana ada bidadari di dunia ini" sanggahku sambil memukul bagian kanan kepala dengan telapak tangan.
Disela - sela aku mencarinya tanpa aku sadari dia kemudian lewat tapat dihadapanku berbarengan dengan beberapa teman ceweknya. Alangkah terkejutnya aku ketika tatapan matanya seperti menyentrum tubuhku yang membuat seketika tubuhku gemetar. Aku yang saat itu bingung harus berbuat apa hanya membalas tatapannya dengan senyuman tipis dan detak jantung yang begitu kencang. Selama dia berjalan menelusuri lorong gedung perkuliahan itu, mataku terus memperhatikannya tanpa berkedip karena sangkin cantiknya hingga sampai keujung lorong dan akhirnya dia berbelok ke arah kantin kemudian menghilang dari pandanganku. Sekian lama aku terpaku dengan sosok wanita atau yang aku sebut bidadari itu, akhirnya aku bisa melangkahkan kakiku kembali menuju kantin dan sepertinya aku akan mengikuti wanita itu.
Disaat aku sudah sampai di kantin , kemudian aku memesan nasi goreng dan es teh dimana mataku yang liar ini masih saja mengamati sekitar sambil mencari wanita misterius itu.
"buk, pesan nasi goreng sama es tehnya 1 ya" ucapku pada ibuk - ibuk kantin yang aku taksir umurnya sudah menginjak 50 tahunan.
"baik nak" ucap ibuk yang renta itu dengan lembut dan tersenyum ke arahku.
"oh iya buk, nasi gorengnya sedikit dipedasin ya" lanjutku mengakhiri pesanan.
"oke nak" singkatnya dan kemudian berlalu menuju dapur.
Setelah aku memesan makanan dan minumanku, aku langsung saja menuju meja dimana tempat aku akan menyantap makanan nantinya. Cuaca yang saat itu cukup terik membuat bajuku sedikit basah karena keringat yang bercucuran.
"uuhhh , panas banget" umpatku sambil menarik krah baju dan mengibas - ngibaskannya agar angin bisa masuk dan mengurangi gerah pada tubuhku.
"oh iya perasaan cewek tadi lewat kesini , tapi kok gak keliatan ya" gumamku yang masih saja memperhatikan sekeliling kantin.
Disaat aku sibuk memperhatikan sekeliling namun aku tak sempat melihat kebagian belakangku, yang mana aku mendengar suara tawa wanita terbahak - bahak dan kemudian aku menoleh menghadap ke belakang. Spontan saja setelah melihat siapa yang ada dibelakangku, jatungku mulai gak karuan dan keringatku semakin bercucuran. Aku melihat wanita itu lagi. Seketika aku kembali menatap kearah mejaku dan sedikit menunduk sambil memegang dadaku yang aku yakin rasanya seperti habis keliling lapangan bola sekitar 10 kali, cukup cepat dan tanpa irama.
"waduuhh.. dia dibelakangku ternyata" gumamku terkejut sambil membalikkan badan kearah depan. "sejak kapan kamu disana neng, kok ga bilang - bilang" umpatku seperti orang habis melihat setan.
Selama aku duduk disana hingga pesananku datang , aku hanya terpaku menghadap kedepan dan hanya mendengar tawaan wanita itu bersama dengan teman - temannya. Sesekali aku menguping pembicaraan mereka karena penasaran cerita apa yang membuat mereka tertawa sekencang itu. Sayup - sayup sampai aku mendengar salah seorang dari kumpulan wanita itu menyebut nama Tiwi yang entah apa yang dibicarakannya, namun yang hanya terdengar ditelingaku hanyalah nama Tiwi.
"mana mungkin cewek secantik kamu gak bisa dapet cowok yang lebih dari dia sih wi?" ucap seorang cewek belakangku itu.
Setelah mendengar percakapan itu aku dapat menyimpulkan kalau cewek cantik yang aku kagumi selama ini bernama Tiwi, karena yang aku tau cewek yang paling cantik dirombongan itu hanya dia dan pastinya dia dalam keadaan masih single atau jomblo. Seketika perasaanku sedikit lega walaupun aku belum tau yang sebenarnya dia masih single atau udah ada pasangan.
Tak lama berselang, ketika mereka asik - asik bercerita kemudian pesananku pun datang. Aku yang sudah merasa sangat kelaparan serta kehausan tanpa ba bi bu langsung menyantap nasi goreng yang pedas itu dengan lahap tanpa memperdulikan kalau nasi itu ternyata masih panas.
"uuuhhh aaahhh... panaass" kejutku sambil meniup - niup nasi goreng yang masih berada didalam mulutku dengan ternganga.
"jangan buru - buru mas" ucap seorang wanita sambil tertawa kecil yang aku rasa sumber suaranya tepat berada di belakangku.
Sontak aku terkejut dan kemudian melihat kebelakang, dimana nasi goreng yang masih panas itu tetap stay berada dimulutku dan belum sempat aku telan.
"iiyyaaaaa.. mbak" responku gugup gemetaran.
Karena ternyata cewek yang tertawa melihat aku kepanasan tadi adalah Tiwi. Spontan saja mukaku memerah seperti udang rebus karena sangkin gugup, malu, kaget bercampur aduk menjadi satu. Tanpa kunyahan yang cukup banyak, aku langsung menelan nasi goreng yang sudah cukup dingin itu dengan beberapa kali kunyahan saja.
Dia yang tersenyum melihat aku kepanasan tentu saja membuat jantungku yang masih dalam keadaan terkejut menjadi semakin berdetak kencang. Tatapan matanya yang cukup tajam dan bersinar, hanya mampu aku lihat beberapa detik saja. Karena itu hanya akan memperlihatkan betapa gugupnya aku dihadapannya.
Tak lama setelah percakapan kecil itu berlangsung, aku kemudian berpaling dari hadapannya dan melanjutkan menyantao makananku dengan detak jantung yang masih tidak karuan, hingga setelah makananku habis aku bergegas pergi meninggalkan kantin tanpa melakukan perkenalan dengan wanita cantik itu.
Namun didalam perjalanan timbul rasa menyesal karena aku tidak berkenalan dengan wanita itu, padahal aku sudah berhadapan dan berkomunikasi langsung dengannya.
"duuhhh... kok aku gak kenalan ya sama dia. Padahal udah ketemu ?"kesalku sambil menendang batu kerikil yang terletak ditepi trotoar hingga terpental ke tengah jalan.
"kalau aku berkenalan tentunya aku bisa saling bertukar nomor hp atau apa gitu...aaakkhhh" gumamku dengan sejuta penyesalan yang bergejolak dikepalaku.
Dengan perasaan kesal aku terus melanjutkan langkahku menuju asrama sambil membayangkan senyuman wanita tadi yang tak luput dari ingatanku. Namun sebelum aku menuju ke kamar asramaku, aku berniat untuk membeli lauk dikantin dekat asrama yang nantinya akan aku makan ketika waktu malam tiba. Karena kalau sudah sampai di dalam kamar, aku merasa sangat malas untuk turun kebawah, sebab kamarku berada dilantai 4.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments