Terpaksa Menikah Dengan Om Om Tampan
Perkenalan namaku Alisha Delia Paramitha. Teman-teman selalu memanggilku dengan Delia. Saat ini aku sedang mondok di pesantren Tahfiz. Alhamdulillah, sudah hafal 5 juz. Pagi ini aku di panggil oleh kakak pembina yang biasa mengurus segala keperluan para santri.
"Delia, ini ada telpon dari orang tua kamu." Aku lalu menerima panggilan telepon tersebut.
Kami para santri memang tidak diperkenankan membawa ponsel. Jadi apabila orang tua kami ada keperluan, kami akan menggunakan nomor pembina kami.
"Assalamualaikum, ayah, ada apa?" tanyaku.
"Delia, cepatlah pulang! Besok pagi kami harus sudah ada di rumah, penting sekali." ucap Ayahku di sebrang sana.
"Ada apa, Yah? Kok mendadak begini?" tanya Delia masih penasaran.
"Pulang saja Del, gak usah banyak tanya!" jawab ayahku terdengar ketus dan kesal.
"Baiklah, ayah! Delia minta ijin Pak Kiai dulu, semoga diperbolehkan pulang!" Delia lalu menutup telponnya, dan menghadap Kakak pembinaannya.
"Kak, ayah saya menyuruh saya pulang malam ini. Apakah Pak Kiai masih ada di dalam?" tanya Delia merasa gak enak hati, karena malam-malam mengganggu.
Biasanya, jam segini, adalah waktu istirahat Pak Kiai, setelah seharian beraktivitas. Sudah pukul 22.00 WIB, saat ini Delia sedang mondok di sebuah pondok pesantren di daerah Jawa tengah, dan orang tuanya tinggal di Jakarta.
Delia ragu apakah masih ada bus atau kereta yang bisa membawanya ke Jakarta. Ayahnya tadi menelpon memintanya supaya sampai ke rumah besok pagi. Sungguh frustasi rasanya. Ayahnya tidak menjelaskan kenapa dirinya harus pulang mendadak begini.
Aku menghadap Pak Kiai untuk meminta ijin pulang, "Maafkan saya Pak Kiai, malam-malam mengganggu. Saya disuruh pulang oleh ayah saya sekarang juga Pak Kiai. Mohon ijinnya!" ucapku dengan khidmat.
"Ada keperluan apa? Kenapa malam-malam begini di suruh pulang? Sangat berbahaya. Apalagi kamu seorang wanita!" ucap Pak Kiai dengan nada cemas.
"Maafkan, saya Pak Kiai! Saya tidak tahu, kenapa ayah saya mendesak saya untuk pulang secepatnya. Beliau hanya mengatakan kalau saya harus sampai di rumah, besok pagi!" ucapku sambil menundukkan kepala.
"Baiklah, kamu harus hati-hati di jalan. Mungkin orang tua kamu memiliki suatu hal mendesak yang tidak bisa dikatakan di telpon." Ucap Pak Kiai memberikan izin pulang untukku.
"Terima kasih banyak, Pak Kiai, saya permisi!" Aku kemudian k undur diri dan bersiap untuk berangkat ke Jakarta malam itu juga.
"Sri, kamu antarkan Delia sampai ke terminal, pastikan dia berangkat malam ini. Jangan pulang kalau Delia belum mendapatkan bus, kamu paham?" perintah Pak Kiai pada kakak pembinaku.
"Baiklah, Pak Kiai. Saya permisi!" ucap Sri lalu menyiapkan mobil milik pondok pesantren untuk mengantarkanku ke terminal.
Setelah memiliki ijin pulang dari Pak Kiai, aku bergegas beres-beres, karena niatnya hanya sebentar, aku hanya membawa dua setel pakaianku, menggunakan tas ransel. Biar gak ribet dalam perjalanan.
Alhamdulillah, kakak pembina berbaik hati mengantarkan aku ke terminal bus, dan menunggu diriku sampai dapat bus yang akan membawaku ke Jakarta. Sesuai dengan instruksi dari Pak Kiai.
Setelah melakukan perjalanan yang sangat panjang, aku akhirnya sampai di rumahku. Yang aku heran, kenapa sangat ramai di sana? Apakah lagi ada acara atau bagaimana?
Dengan tergesa aku langsung masuk ke dalam rumahku, di sana, aku melihat seorang Om Om yang menggunakan pakaian Pengantin. Tammpan sekali. Aku jadi bingung, apa yang sedang terjadi di rumahku ini?
"Ayah, apa yang sedang terjadi? Siapa Om Om yang menggunakan pakaian Pengantin tersebut?" tanyaku pada ayahku yang langsung menyambut kedatanganku.
"Dia calon suami kamu, Delia! Cepatlah pergi ke kamar kamu, di rias dan gunakan pakaian Pengantin kamu, kasihan Pak kaisar sudah menunggu dari tadi!" ucap ayahku, aku yang terkejut dengan apa yang di sampaikan oleh ayahku, hanya bisa melongo saja. Syock tingkat dewa! Bagaimana mungkin, aku di paksa menikah dengan Om Om Tampan tersebut?
"Apa ayah sedang bercanda? Gak lucu tahu gak, sih!" protesku agak kesal. Aku melirik sekilas kepada Om Om yang kini menatapku dengan intens, seketika aku merasa benci dengan Om Om yang saat ini masih menatapku. 'Dasar Om Om gak tahu diri!' umpatku dalam hati.
"Delia, ayo cepat! Penghulu sebentar lagi akan datang! Cepat ganti pakaian kamu!" aku lihat Om Om itu masih melihat ke arahku dengan mata elangnya.
Aku berusaha berontak, menolak mengikuti kemauan orang tuaku, tapi ibuku sudah mendorongku masuk ke kamarku. Disana seorang penata rias wajah sudah menungguku.
"Mba, pakai dulu kebayanya, baru setelah itu kita rias wajahnya biar cantik!" ucapnya santai.
"Aku gak mau menikah, ibu!" rengekku dan air mata mulai mengalir dari kelopak mataku.
"Jangan membangkang, Delia! Cepat, itu penghulu kayaknya sudah datang!" aku lalu dipaksa menggunakan kebaya dan di rias pengantin juga.
'Ya Allah, apa yang terjadi kepadaku?' bathinku merintih sedih.
Setelah sekitar setengah jam wajahku di rias, ibuku membawa aku ke depan Om Om tadi, yang terpesona saat melihat aku selesai di rias.
"Ayo cepat! Saya masih banyak mau menikahkan pasangan lain!" ucap Pak penghulu tidak sabar.
"Anak saya sudah siap, Pak!" ucap ayah sambil tersenyum manis ke arah penghulu.
"Baiklah, Pak Kaisar, saya akan menikahkan Anda, apakah Anda siap?" tanya penghulu tersebut.
"Saya siap, Pak!" jawab laki-laki yang bernama Kaisar itu.
"Apakah akan dinikahkan sendiri atau di wakilkan?" tanya penghulu tersebut.
"Diwakilkan saja, Pak!" jawab ayah Delia mantap. Delia sudah putus asa. Air mata berlinang membasahi pipinya.
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau, Kaisar Eka putra Nugraha bin Kenshi Yamada dengan Alisha Delia Paramitha binti Maimun Riansyah dengan Mas Kawin seperangkat alat sholat dan uang sebanyak 50 juta, dibayar tunai!" ucap penghulu tersebut.
"Saya terima nikah dan kawinnya, Alisha Delia Paramitha binti Maimun Riansyah dengan Mas Kawin tersebut di bayar tunai!" ucap Kaisar dengan sekali tarikan nafas.
Seketika Aku berubah status menjadi istri dari Om Om Tampan yang asing bagiku.
Seketika dunia rasanya berputar, aku hilang kesadaran saat itu juga. Saat aku sadar, aku sudah berbaring di dalam kamarku. Om Om yang tadi siang telah resmi menjadi suamiku saat ini tengah menatapku dengan tatapan mengintimidasi.
"Kenapa Om melakukan pernikahan dadakan seperti ini? Kita gak kenal sebelumnya!" ucap Delia berharap pernikahan itu hanya sebatas mimpi.
"Kamu nanti bisa bertanya kepada kedua orang tua kamu, perihal pernikahan kita!" jawab pria asing yang kini berstatus sebagai suamiku.
Kepalaku rasanya pusing, gak percaya dengan apa yang terjadi dalam hidupku saat ini. Bagaimana mungkin, dirinya yang baru berusia 18 tahun, menikah dengan Om Om berusia 35 tahun? Walaupun tidak di pungkiri pria itu sangat tampan sekali. Tapi tetap saja, Aku syock dengan menikah dadakan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Rossemarry
Lanjut🥳
kak rose mampir 🥰
salam dari "my lovely Bodyguard"😘
2022-10-03
1
Non LuLu Shela YayatBerod
aku mmpir.. awal yg bgus
2022-10-01
1
Rilla Efendi
mampir thor, kykny cerita bagus
2022-09-30
1