Kaisar keluar dari kamar dengan kemarahan yang membuncah, hatinya terbakar emosi. "BI, panggil kepala keamanan kesini!" perintah Kaisar.
"Ada apa, sayang? Kenapa kamu marah begitu?" tanya Sofia bergelayut manja di lengan Kaisar. Tapi Kaisar sama sekali tidak menggubris wanita itu, pikirannya saat ini sedang kalut. Tidak mood bermesraan dengan Sofia.
"Kamu pulanglah, aku sibuk saat ini!" ucap Kaisar dengan nada dingin. Sofia merajuk manja. "Ya udah, lah! Kita cari perempuan lain saja untuk melahirkan anak kita! Kenapa sih, kamu harus heboh dan pusing gara-gara istri bodoh kamu itu?" ucap Sofia dengan suara manjanya dan mengelus rahang tegas Kaisar yang saat ini sedang marah besar.
"Dasar nenek Lampir, hobby sekali merusak rumah tangga orang lain!" ceplos si bibi dan itu terdengar oleh Kaisar dan Sofia. Mata Sofia sudah melotot, marah dan tidak terima.
"Sayang, pecat wanita lancang itu!" tunjuk Sofia dengan kemarahan yang siap melahap apa saja yang ada dihadapannya. Si Bibi sudah mundur-mundur, mengambil ancang-ancang kalau saja dirinya di serang.
"Kamu pulang, saja ke rumahmu! Aku sedang pusing saat ini, memikirkan istriku! Kamu jangan menambah beban pikiranku!" hardik Kaisar mulai emosi.
"Kok kamu kayak gitu sih, sayang? Aku jauh-jauh datang dari Amsterdam demi kamu! Kamu malah perlakuan aku kayak gini!" rajut Sofia memanyunkan bibirnya. Biasanya jurus itu paling ampuh untuk menaklukkan hati Kaisar.
"BI, tolong antar Nona Sofia ke depan. Minta supir untuk mengantarkan dia!" perintah Kaisar tegas, tidak mau di bantah lagi. "Kamu jahat, Kaisar!" Sofia menghentak kakinya dengan kesal, lalu pergi dari rumah Kaisar dengan kemarahan yang memuncak.
"Awas, saja! Aku gak akan memaafkan kamu, walaupun kamu bersujud di kakiku!" ancam Sofia, lalu pergi di antarkan oleh sopirnya Kaisar, Burhan.
"Mana kepala keamanan? Kenapa lama sekali? Apa dia sudah bosan hidup, huh?" ucap Kaisar dengan kesal.
"Ya, Tuan, saya panggil lagi!" si bibi sangat senang, karena Tuannya lebih memilih mengusir kekasihnya dari pada memencet dirinya. Dengan semangat 45 si bibi berlari ke depan, untuk mencari kepala keamanan yang di minta oleh Tuannya. Bian ternyata sedang tidur enak-enakan. Dasar!
"Bian! Cepat bangun! Itu di cari sama Tuan!" si bibi mengguncang bahu Bian. Ya, Bian dan Bono memang gantian tidurnya, supaya kalau malam selalu ada orang yang terjaga untuk menjaga rumah majikannya.
"Ada apa, bi?" tanya Bian masih dengan raut muka ngantuk.
"Di panggil sama Tuan! Ayo, cepat! Tuan sedang mengamuk! Kamu kalau tidak mau di pecat, ayo ikut saya!" Bian langsung kaget mendengar kata-kata di pecat.
"Jangan nakut-nakutin saya BI!" Bian lalu mengikuti si bibi untuk memenuhi panggilan majikannya.
"Ya, Tuan! Ada apa mencari saya?" tanya Bian dengan wajah yang masih mengantuk.
"Apa yang kamu lakukan di rumah ini, huh? kenapa kamu biarkan begitu saja, istri saya kabur dari rumah, huh?" amarah sudah membuncah di hati Kaisar.
"Maaf, Tuan! Tadi pagi, saat Nyonya minta izin untuk keluar, katanya disuruh Tuan membawakan koper, karena Tuan mau ada acara keluar kota. Kalau tuan tidak percaya, ayo kita ke ruangan CCTV, kita akan tahu kemana Nyonya arah perginya!" saran Bian sudah ketakutan.
"Lain kali, kalau apa-apa itu, konfirmasi sama saya dulu! Jangan asal saja! Kamu sudah membuat istri saya jadi kabur sekarang! Katakan, apa hukuman buat kamu?" Kaisar masih menatap dingin bawahannya yang sudah ceroboh dalam bekerja.
"Saya akan mencari Nyonya, Tuan! Saya ingat, Nyonya pergi dengan sebuah Taxi, nanti di CCTV kita bisa mencari nomor plat taxi tersebut, kita bisa bertanya sama dia. Mengantarkan Nyonya ke mana!" ucap Bian cerdas.
Seketika senyum sumringah terbit di bibir tipis Kaisar, "Segera kamu cari plat mobil taxi itu, kamu harus bisa membawa istri saya kembali! Kalau gagal, jangan harap kamu akan terus bekerja di rumah ini!" ancam Kaisar.
"Baik, Tuan! Saya permisi!" ucap Bian.
Bian lalu berusaha mengutak-atik layar CCTV yang ada di hadapannya. Memutar tayangan pada saat Delia kabur dari rumah majikannya.
"Begini banget, ya? Nasib seorang bawahannya orang kaya ! Istrinya kabur gara-gara perbuatan dia, kita yang repot kayak gini?!" gerutu Bian kepada Si Bibi.
"Bagaimana Nyonya tidak kabur, lah, tuan selingkuh kayak gitu?! Saya juga kalau punya suami kayak gitu, mending saya buang ke laut saja!" ucap Si Bibi dengan gemas.
"Memang kelakuan orang-orang kaya itu pada minus! Pada gak punya akhlak! Seenaknya saja nginjek-nginjek harga diri orang lain!" ucap Bian penuh dengan kemarahan.
"Kalian kalau sudah bosan kerja di sini, katakan saja! Pasti akan saya pecat!" hardik Kaisar dengan kesal, ya, dirinya mendengar semua yang di katakan oleh mereka.
'Apakah Delia tahu kedatangan Sofia? Apakah mungkin Delia kabur karena cemburu?' bathin Kaisar, tiba-tiba hati Kaisar menjadi hangat, karena memikirkan kemungkinan Delia cemburu kepada dirinya.
"Kabari saya kalau kamu sudah ada info! Saya dengar kalian menggunjing saya lagi, saya pecat kalian tanpa pesangon satu rupiah juga!" ancam Kaisar lalu dia masuk kembali ke kamarnya.
Kaisar mengambil ponsel, kemudian mencari nomor sekretarisnya. "Hello, apa tadi siang, ada Nyonya datang ke kantor?" tanya Kaisar dengan nada dinginnya.
"Ya, Tuan! Pas Tuan sedang mantap mantap dengan Kekasih Anda, istri Anda hendak masuk, tetapi tidak jadi, karena katanya takut mengganggu kesenangan Anda. Nyonya hanya membuka pintu sedikit, mendengarkan apa yang kalian bicarakan. Setelah itu Nyonya pulang dengan kemarahan, Tuan!" terang sekretarisnya kepada Kaisar.
"Kamu sebagai sekretaris sangat bodoh! Kenapa kamu tidak bisa mencegah untuk istri saya mengintip apa yang saya lakukan di dalam kantor saya, huh?" ucap Kaisar marah besar, mengetahui fakta bahwa Delia sudah tahu niat dirinya dan Sofia.
Seketika hati Kaisar merasa ketakutan. "Apakah Delia akan meninggalkan aku?" Hati Kaisar sungguh kalut sekali.
Setelah semalaman tidak bisa tidur, hati Kaisar semakin marah, ketika pada jam 10, saat akan bersiap ke kantor, Bian datang dengan membawa sepucuk surat.
"Surat dari pengadilan, Tuan!" Hati Kaisar sudah mencelos, tidak enak perasaannya. Dengan tangan gemetar, Kaisar akhirnya membuka kop surat. "Gugatan perceraian! Delia menggugat saya? Berani sekali wanita itu!" Geram Kaisar.
Kaisar lalu mengambil ponselnya, menelepon asistennya.
"Hallo, segera cabut semua investasi saya di perusahaan Adiguna! Buat perusahaan itu bankrut hari ini juga!" perintah Kaisar, lalu membanting ponselnya karena emosi yang tidak tertahan lagi.
"Berani kamu menggugat cerai seorang Kaisar? Jangan pernah bermimpi!" mata Kaisar sudah memerah. Matanya nyalang ketika melihat foto pernikahan dirinya dengan Delia, yang tergantung manis di dinding kamarnya.
"Kamu di mana, sayang? Aku rindu sama kamu! Kembalilah! Aku akan menuruti apapun yang kamu mau! Jangan tinggalkan aku, hiks hiks!" Tanpa terasa air mata Kaisar mulai berderai. Dipeluknya foto pernikahan tersebut. Kaisar memilih mengurung dirinya di kamar, membatalkan semua meeting yang sudah di jadwalkan oleh sekretaris nya. Bahkan kedatangan Sofia ke rumah tidak dia gubris sama sekali. Seharian, Kaisar hanya meringkuk di kasurnya sambil memeluk foto pernikahan dirinya dan Delia. Dengan air mata yang terus menetes.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Nailah
delia kmu hrs pindah dr kos kosan itu...
buat kaisar bucin beneran ma kmu .dan buat tdr nya kaisar gak nyenyak..
hak nya istri sah tu lbh besar dr pada pcr nya .
wlwpun pacaran bertahun tahun .tpi klw istri sah suda bertindak .tak ada yg larang...
ttp sembunyi delia...
tpi gmn nasib ortu kmu ya.. akh... pikir keri aja lah .
ortu kmu aja gak mikiri prasaan kmu .hahahahha
2022-09-22
2