Setelah merasa puas dan lega hatiku, aku keluar dari toilet dan bergegas ke kelasku. Rasanya suamiku pasti sudah pergi ke kantor dia. Sejak tadi tidak ada suaranya di luar sana. Ah, benar saja, Kaisar sudah pergi dari kampus Delia.
Ada rapat penting pagi ini dengan jajaran direksi, mengenai ekspansi perusahaan ke Jepang. Perwakilan perusahaan yang akan menjadi rekanan mereka kemarin sudah datang dan menyambut rencana kerjasama yang Kaisar tawarkan. Perusahaan yang Kaisar pimpinan bergerak di bidang manufaktur dan infrastruktur. Sudah banyak proyek besar yang ditangani oleh dirinya dan berhasil. Melejitkan namanya di kancah nasional maupun internasional.
Setelah rapat selesai, Kaisar kembali ke kantornya dan menemui asistennya. Banu adalah sahabat Kaisar ketika mereka duduk di bangku SMP, jadi Banu tahu segalanya tentang Kaisar.
"Apakah ada jadwal lagi?" tanya Kaisar sambil membolak balikan berkas-berkas yang butuh tandatangan nya. Dengan seksama dibaca dan dikaji, jangan sampai ada kesalahan.
"Tidak ada, hanya nanti malam ada makan malam bersama keluarga besar Nugraha. Mereka meminta Anda untuk membawa istri Anda juga." Banu terdiam, melihat ekspresi atasannya yang juga sebagai sahabat paling dekat dengan dirinya.
"Baiklah, kamu keluar dulu, lanjutkan pekerjaanmu. Aku harus menyelesaikan ini dahulu, aku ingin menjemput istriku untuk makan siang." titah Kaisar masih fokus dengan pekerjaannya.
"Hubungi aku kalau kau butuh sesuatu!" ucap Banu sebelum keluar dari ruangan Kaisar.
"Hmmmmm!" hanya itu yang Kaisar katakan.
Selama di kantor, Kaisar memang terkenal sosok yang arogan dan dingin. Tapi insitusi bisnisnya tidak pernah meleset. Hal itulah yang membuat dirinya selalu berhasil dengan proyek maupun tender yang di tanganinya.
Setelah pekerjaan hari ini selesai, Kaisar melihat jam tangan mahalnya, "Ah, sudah jam makan siang. Istriku pasti sudah menunggu!" Kaisar mengambil ponselnya dan menelpon supirnya.
"Pak, siapkan mobil. Saya mau jemput istri saya untuk makan siang bersama!" Setelah itu Kaisar pergi dari gedung Kaisar Corp.
Kaisar menunggu istrinya di tempat parkir, matanya melotot sempurna saat di dapati Delia tengah mengobrol begitu santai dengan Raja, keponakan dia. Hati Kaisar seketika terbakar cemburu, dengan kasar dia menutup pintu mobilnya dan mendekati Amira yang masih belum menyadari kedatangan dirinya. Raja juga masih fokus dengan Delia.
"Bagus, ya! Aku mengirim kamu ke kampus untuk belajar, biar pinter, kamu malah asyik berduaan dengan bocah ingusan ini!" bentak Kaisar sambil melipat kedua tangannya. Matanya melihat dunia dua orang yang tengah asyik berdiskusi tentang kuliah mereka sambil santap roti isi yang tadi di belikan oleh raja untuk makan siang mereka berdua.
"Om, apa kabarnya?" tanya Raja.
"Gak usah sok akrab! Mau apa kamu dekat-dekat dengan istriku huh? Kamu gak bisa cari wanita lain huh? Selain mengganggu istriku?" mata Kaisar sudah nyalang menatap Raja yang saat ini malah di lindungi oleh istrinya.
"Om ngapain sih disini, udah pulang sana! Jangan bikin malu, napa sih?" ucap Delia sambil melihat ke sekeliling. Seperti tadi pagi, kini mereka bertiga jadi tontonan lagi. Delia mendesah frustasi.
"Om? Siapa Om kamu? Aku suami kamu, Delia!" ucap Kaisar mengamuk. Delia langsung membekap mulut suaminya dan membawa masuk Kaisar ke mobil.
"Jalan, Pak!" perintah Delia tegas.
"Siapa kamu, berani perintah supir saya?" hardik Kaisar sambil menyingkirkan tangan Delia yang tadi membekap mulutnya.
"Aku istrimu! Gak senang kau? Ceraikan saja!" cicit Delia sambil melotot. Kaisar sampai gugup melihat amarah sang istri.
"Ayo kita ke restoran yang sudah di resepsi oleh Banu!" perintah Kaisar akhirnya mengalah.
"Om itu maunya apa sih? Jangan bikin orang bingung, bisa gak sih?" tanya Amira dengan melipat tangannya di dada, sementara matanya mengintimidasi Kaisar.
"Kenapa kamu panggil aku Om? Aku suami kamu, loh! Panggil aku Mas atau sayang!" perintah Kaisar dengan puppy eyes nya.
"Cih! Dalam mimpimu! Minta kekasih kamu saja buat panggil kayak gitu sama kamu! Aku gak sudi panggil kamu begitu! Pak, berhenti!" perintah Delia sambil berteriak.
Kaisar sampai menutup telinganya sangking kagetnya. Pak supir bahkan sampai ngerem mendadak. Delia memang bar bar tingkat dewa. Bikin Kaisar tambah gemes.
"Mau apa kau?" tanyanya mulai gugup.
"Aku mau pergi, ada janji dengan teman! Bye.. Om jelek!" Delia lalu keluar dengan bonus memeletkan lidahnya ke arah Kaisar yang gugup karenanya.
"Eh, kita akan makan siang bersama, kenapa kau pergi?" tanya Kaisar, lalu mengikuti langkah Delia.
"Bodo! Aku udah punya janji dengan temanku! Udah pergi sana, jangan buntutin aku. Aku gak butuh pengawal!" ucap Delia dengan sombongnya. Kaisar auto melotot melihat kelakuan istri kecilnya. Yang sudah melampaui titik kesabaran.
"Aku perintahkan kamu untuk kembali ke mobil! Atau kamu akan tahu akibatnya!" ancam Kaisar.
"Makanya, Om! Kalau mau janjiaan itu, bikin janji temu dulu. Jangan asal ngajak aja! Gak sopan tahu!" ucap Delia dengan santainya malah melenggang pergi meninggalkan Kaisar yang masih bengong di tempat.
Ketika melihat Delia cipika cipiki dengan seorang pria, Kaisar sungguh marah. Hatinya sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi. Dengan langkah lebar. Kaisar langsung menggamit tangan Delia dan menariknya ke mobil.
"Lepaskan! Apa yang kau lakukan?" Delia terus berontak sementara teman Delia tadi hanya bengong melihat temannya di seret paksa oleh pria tampan berpenampilan parlente. Nyalinya sudah menciut ketika berhadapan dengan Kaisar. Aura membunuh kentara sekali menguar dari tubuh Kaisar yang sedang marah.
"Jalan, Pak! Kita cari hotel sekitar sini! Istri nakalku ini harus di kasih hukuman agar tidak banyak tingkah!" perintah Kaisar dengan mata melotot ke arah Delia.
Demi mendengar kata hotel dan hukuman, Delia menjadi gemetar. "Ma.. Ma... mau apa kau?" tanya Delia gemetaran. Kaisar menatap Delia dengan seringai liciknya. Delia mundur-mundur saaat suaminya semakin mendekat ke arahnya.
"Aku sudah bilang, kalau kamu membuat aku marah, aku pasti akan kasih hukuman buat kamu! Sehingga kamu tidak akan melupakan hal tersebut dan menjadi istri yang patuh!" ucap Kaisar lalu ******* bibir istrinya yang gemetaran.
Supir yang tahu apa yang akan dilakukan atasannya, langsung menaikan penyekat di antara kursi depan dan belakang. Tidak mau melihat aksi mesum majikannya. Yang entah kenapa sejak menikah meningkat 1000%, bikin dirinya jadi panas dingin saja. Karena harus jadi penonton!
Delia yang gugup menerima serangan dadakan sang suami hanya bisa melotot saja, berusaha mengeratkan bibirnya, tapi bukan Kaisar namanya kalau tidak bisa menaklukkan sang istri kecilnya. Hingga akhirnya Delia pasrah dan membalas ciuman darinya. Sampai mendesah keenakan.
"Dasar Delia bodoh!" rutuk Delia saat suaminya berhasil menaklukkan dirinya lagi. Setelah ***** ***** badan Delia dan ciuman panas mereka berakhir, Kaisar menjauh dari Delia yang sudah berantakan pakaiannya.
"Dasar suami mesum!" cicit Delia dengan wajah merah Semerah tomat busuk. Menahan malu yang luar biasa. 'Kenapa dia semahir itu, ya? Aku gak berdaya dengan pesona dia!' rutuk Delia dalam hatinya. Delia menatap ke luar, tidak mau melihat tatapan Kaisar yang begitu sendu.
"Please jangan lakukan hal itu lagi! Aku gak sanggup lihat kamu bersama pria lain!" ucap Kaisar dengan membawa Delia ke dalam pelukannya. Mencium pucuk kepala istrinya.
Entah sejak kapan, Kaisar rasanya sudah bucin tingkat akut pada istri kecilnya tersebut. "Aku kayaknya sudah tidak bisa tertolong lagi, aku seperti nya sudah jatuh cinta sama kamu!" cicit Kaisar tak berdaya. Delia hanya menitikan air matanya, mendengar pengakuan suaminya.
"Percuma kamu jatuh cinta sama aku juga, lima tahun lagi kita juga akan bercerai. Jangan saling menyiksa satu sama lain. Ayo kita bercerai saja!" isal Delia dalam pelukan suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Nur hapidoh
itu ciuman kak
2022-09-27
0
Nur hapidoh
tanya editor Kak.hehehehe
2022-09-27
0
MAY.s
Nah, yg ini arti bintangnya aq kepo. Apaan Kak?😄
2022-09-26
1