Delia yang tidak tega melihat kebangkrutan kedua orang tuanya akhirnya mengaku kalah terhadap Kaisar, Delia mencabut gugatan perceraian yang dia layangkan ke pengadilan agama, dan kembali ke rumah Kaisar. Menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang Kaisar.
"Tidak usah jumawa! Kamu tidak menang! Kamu hanya beruntung karena aku memiliki kedua orang tua yang tergantung kepada uangmu itulah nilaimu di mataku tidak kurang dan tidak lebih!" Delia kemudian menutup pintu kamarnya dengan keras, suara kedebug mengagetkan Kaisar sehingga dia mengelus dadanya.
"Punya istri masih muda, tapi kelakuannya Masya Allah bikin jantungan terus!" ucap Kaisar sambil masuk ke dalam kamar mereka berdua. Kaisar mendekati Delia ada banyak Kerinduan di matanya setelah hampir beberapa bulan tidak bertemu. Ya Delia sekarang tambah matang, walaupun kulitnya agak kehitaman mungkin karena kehidupan keras yang dialami di luar sana, ketika pergi dari rumahnya. Tapi itu justru menambah pesona seorang Delia dia di mata Kaisar, yang masih belum menyadari bahwa dirinya telah jatuh cinta kepada Delia.
"Aku heran deh! Kenapa sih, kamu selalu marah-marah terus kalau lihat aku? Memangnya aku punya salah apa sama kamu? Aku sudah berusaha loh jadi suami yang baik buat kamu, tapi kok kamu kayaknya musuh banget sama aku? Coba katakan apa salahku sama kamu sehingga kamu begitu?" Kaisar memeluk Delia dari belakang, tapi Delia sama sekali tidak menggubris kata-kata Kaisar.
" Kapan kamu akan mengembalikan investasimu di perusahaan kedua orang tuaku?" tanya Delia datar.
"Ketika kamu melayaniku dengan sepenuh hati, dan memberikan aku keturunan! Kamu harus memberikan aku janji kamu, bahwa kamu mulai saat ini, tidak mengkonsumsi pil kontrasepsi sialan itu!" ucap Kaisar dengan nada tinggi, kesal hatinya, karena mengingat Delia pernah diam-diam mengkonsumsi pil itu tanpa seijin dirinya. Kaisar merasa marah, bibit unggul dan berkualitas miliknya di bunuh oleh Delia tanpa sepengetahuan dirinya.
Kaisar sendiri merasa bingung dengan perasaannya sendiri. Kenapa dia sangat marah ketika mengetahui Delia mengkonsumsi pil kontrasepsi. Padahal selama ini, Sofia selalu menggunakan itu juga, tapi Kaisar tidak ada rasa marah ataupun kecewa sama sekali. Berbeda ketika Delia yang melakukan. Kaisar amat terluka dan sedih. Kaisar sangat ingin memiliki anak yang lahir dari rahim Delia.
"Masalah pelayanan secara sukarela, itu tergantung dari performamu sebagai seorang suami! Walaupun kamu bikin kedua orang tuaku bangkrut ataupun mati sekalipun, aku tidak akan pernah menyerah selama kamu masih bikin aku kesal dan jengkel dengan kekasihmu yang kurang ajar itu, pahami itu!" ucap Delia dengan mata penuh amarah.
"Apakah kamu cemburu dengan Sofia? Katakan padaku kalau kau memang cemburu, maka aku tidak akan pernah menemui Sofia lagi! Aku janji padamu!" janji Kaisar sambil menarik wajah Delia agar mendekat kearahnya.
"GR!" ucap Delia mulai salah tingkah karena Kaisar kini mulai ngusel ngusel dan tangannya mulai bergerilya menyusuri setiap lekuk tubuh sang istri. Kerinduan jelas terpatri di mata kedua insan yang sebenarnya saling jatuh cinta itu, yang masih gengsi untuk saling mengakui.
Kaisar ******* bibir Delia, ya, Delia selalu takluk dengan ciuman maut Kaisar, tetapi ketika Delia mengingat cumbuan Kaisar dengan Sofia di kantornya siang itu, Delia langsung menarik tubuhnya dan menjauh dari Kaisar. Kaisar yang sudah terpancing gairahnya, merasa kaget menerima penolakan sang istri.
Kaisar tidak menyerah, dia tarik tubuh istrinya lalu mengunci tubuh Delia dengan tangan kekarnya, sehingga Delia tidak bisa lari lagi. "Lepaskan! Cari sana pacar kamu! Jangan sentuh aku!" Delia sudah lepas kontrol, di pukulnya dada Kaisar yang sudah terbuka, entah dia lempar ke mana tadi kemeja kerjanya. Tapi Kaisar tidak mempedulikan pukulan Delia, dia fokus menjelajahi tubub istrinya yang amat sangat dia rindukan.
"Aku akan meninggalkan Sofia, jadi tenanglah! Aku jadi gak bisa fokus buat bercinta dengan kamu!" ucap Kaisar di sela aktivitasnya mengekspor tubuh Istrinya yang makin montok dan menggemaskan baginya.
"Sayang, gak ketemu beberapa bulan saja, kenapa tubuh kamu semontok ini, kamu sengaja ya, mau menggodaku, supaya aku gak bisa melarikan diri dari kamu!" ucap Kaisar dengan nafas memburu karena gairah yang sudah di ubun-ubun, tetapi Delia masih memberontak dan tidak mau melayani dirinya, Kaisar mulai frustasi, "Sayang, ayolah! Mas janji, Mas akan meninggalkan Sofia! Mas janji, ayolah, kamu jangan bikin Mas frustasi kayak gini!" Kaisar menjambak rambutnya sendiri.
Karena perlawanan Delia yang sudah membuahkan beberapa cakaran di dada dan juga tangannya. Istri bar-barnya ini, gak punya perasaan sama sekali. Tidak tahu apa, gara-gara dia, tubuh Kaisar jadi perih dan pedes.
"Buktikan!" ucap Delia, dengan tatapan membunuh.
"Baiklah!" Kaisar lalu mengambil ponselnya, mencari nomor Sofia, lalu menelpon kekasihnya tersebut
"Hallo, sayang! Akhirnya kamu menghubungi aku, aku rindu sama kamu, sayang! Kapan kita ke hotel lagi?" Sofia terus nyerocos gak jelas, Delia sudah merah matanya, mendengar ucapan Sofia yang membahas hotel segala.
"Dasar brengsek!" Delia langsung menghajar Kaisar, Kaisar yang panik langsung menarik tubuh Delia dan mengungkung Delia di bawah kuasanya.
"Sofia! Mulia saat ini kita putus! Lebih baik kamu segera kembali ke Amsterdam, jangan pernah kembali ke Indonesia demi aku! Aku tidak mau bertemu dengan kamu lagi!" Tanpa menunggu jawaban Sofia, Kaisar langsung menutup panggilannya dan memblokir nomor Sofia di hadapan Delia, tapi hati Delia yang terlanjur sakit tidak peduli dengan yang di lakukan oleh Kaisar saat ini.
"Drama!" cibir Delia sambil menolehkan wajahnya ke samping, Kaisar yang gemes dengan kelakuan istri kecilnya, tanpa aba-aba langsung mencium bibir istrinya dan menyelesaikan hasrtanya yang tertunda begitu lama. Setelah selesai, Kaisar menghadiahkan ciuman mesra di kening Delia. Ya, Delia takluk dengan pesona seorang Kiaar yang gagah dan perkasa.
Mulai hari itu, Delia tidak pernah mengkonsumsi pil kontrasepsi lagi, aktivitas sehari-hari mereka juga sudah normal seperti suami istri kebanyakan. Olahraga ranjang selalu rutin mereka lakukan setiap malam, ya, Kaisar sekarang sudah tidak malu-malu lagi, mengekspresikan cinta dan sayangnya kepada Delia.
Pengalaman di tinggalkan selama beberapa bulan lalu, mengajarkan Kaisar betapa pentingnya Delia dalam hidupnya. Kaisar sudah lama tidak bertemu dengan Sofia, sehingga membuat Sofia kelimpungan dan selalu mencari celah untuk bisa menemui Kaisar. Tapi Kaisar selalu berhasil menghindar dari Sofia.
huwek.. ( ceritanya suara orang muntah ya.. )
Pagi itu Delia tampak pucat sekali wajahnya, Kaisar yang sudah bersiap untuk berangkat kerja, jadi terheran-heran, "Sayang, wajah kamu ko pucat banget sih? Kamu sudah sarapan belum?" tanya Kaisar lalu membimbing Istrinya ke kasur, tapi belum apa-apa, Delia sudah lari lagi ke kamar mandi, Kaisar yang merasa kasihan dengan istrinya, lalu pergi keluar, mencari si Bibi pelayan di rumahnya.
"BI, buatkan teh hangat untuk Nyonya! Jangan lupa, sarapan Nyonya di bawa saja ke kamar, dari tadi Nyonya muntah-muntah terus, wajahnya juga pucat. Saya khawatir dengan keadaan Nyonya!" ucap Kaisar.
"Jangan-jangan, Nyonya sedang hamil Tuan!" ucap si Bibi sangat bahagia. Ya, kehamilan Delia sudah ditunggu eh banyak orang di dalam kediaman Kaisar.
"Apa betul bi?" Kaisar matanya berbinar, lalu segera masuk ke kamarnya, mencium kening istrinya dengan penuh cinta dan kebahagiaan. "Kamu kenapa, sih? Sana jauh-jauh! Mencium wangi kanu, bikin aku jadi mual?" Delia mengusir Kaisar untuk tidak mendekati dirinya.
Tapi Kaisar tidak marah sama sekali. Kasiar malah bersujud syukur di lantai sampai membuat Delia keheranan. "Kamu kenapa, Mas? Kayak orang gila! Istrinya sakit, kamu malah bersujud syukur kayak gitu! Jangan-jangan nanti kalau aku mati. Kamu langsung pesta tujuh hari tujuh malam ya?" sarkas Delia karena kesal dan marah. Kaisar malah tertawa mendengar ucapan istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
MAY.s
Wah, selamat ya kalo beneran dah hamil
2022-10-06
2