Pagi ini, seperti biasanya aku bersiap untuk pergi ke kampus, bodyguard yang kemarin di pukuli suamiku sudah nampak di ruang tamu. Suamiku yang sudah selesai dengan sarapannya, lalu memanggil dia ke ruang kerjanya.
"Maafkan saya, saya gak bisa melanjutkan kontrak kerja kita. Kamu ambil kartu itu, di sana ada 100juta, terserah akan kamu gunakan untuk apa. Yang jelas, saya tidak mau kamu berdekatan dengan istriku lagi. Menjauh dari hidup istriku! Paham?" ucap suamiku, aku yang sedang memperhatikan interaksi mereka jadi ngeri juga. Suamiku ini manusia paling antik di dunia, bagaimana dia mengira aku punya hubungan dengan bodyguard kirimannya? Bertemu saja baru seminggu dan dia sudah kirim bogem mentah bodyguard nya gara-gara cemburu. Dasar aneh.
Saat bodyguard itu keluar, aku mendekatinya, dia tampak ketakutan melihatku.
"Maafkan aku ya, gara-gara aku kamu jadi kehilangan pekerjaan." Ucapku dengan tulus.
"Tidak apa, Nyonya! Saya sudah bisa dengan hal seperti ini. Sudah resiko pekerjaan. Ini Pak Kaisar baik sekali pada saya, baru bekerja satu Minggu di kasih pesangon 100 juta. Majikan saya yang dulu, jangankan pesangon, gaji saja tidak mau dia berikan!" ucapnya sendu. Hatiku jadi miris dengan nasib bodyguard tampan tersebut.
"Eh, nama kamu siapa? Kita udah bersama selama satu Minggu, tapi saya belum tahu nama kamu!" ucapku sambil mengulurkan tanganku.
"Namaku Delia, siapa nama kamu?" tanyaku.
"Nama saya Danang Sulistyo. Senang berkenalan dengan Nyonya! Saya permisi dulu, takutnya nanti Tuan Kaisar melihat kita, permisi Nyonya!" ucapnya dengan sopan.
"Eh, tunggu! Berikan aku kartu nama kamu. Siapa tahu suatu saat aku butuh jasa kamu!" ucapku sambil mengejar bodyguard yang bernama dengan tersebut. Dia lalu memberikan kartu namanya dan bergegas pergi dari kediaman kami.
"Maafkan aku, sudah membuat kamu kehilangan pekerjaan. Aku janji, suatu saat akan menebus ini!" janjiku dan tanpa aku sadari, suamiku sudah ada di belakangku dengan tatapan horornya.
"Aduh, Om! Kenapa suka benget bikin keget orang sih! Hampir saja aku jantungan!" sentakku dengan marah. Kesal bukan main.
"Kamu tadi bicara dengan siapa?" tanyanya tidak perduli dengan ucapanku.
"Pacarku!" jawabku asal.
Tidak aku duga, suamiku malah menarik tanganku dan mengunciku di tembok. Mata elangnya menatapku dengan tajam.
"Jangan macam-macam, kamu! Awas kalau berani kau main gila di luar dengan pria lain! Akan aku pastikan lelaki kamu menyesal mengenali kamu! Paham?" ancamnya sambil memegang rahangku. Aku melotot kepadanya.
"Tidak takut! Minggir dari jalan hidupku! Pergi saja kau ke laut sana! Biar di makan ikan hiu!" amukku.
Aku gak peduli dengan kemarahan dia. Aku sudah memutuskan akan berjuang terus sampai Om Kaisar menceraikan aku. Aku tidak mau kalau aku terperosok semakin dalam lagi. Hatiku tidak akan sanggup menahan sakitnya nanti.
Aku sudah masuk ke mobil dan siap berangkat, suamiku masih di dalam. Aku malas Menunggu dia, sehingga aku meminta supir untuk langsung berangkat saja.
"Bagaimana dengan Tuan, Nyonya?" tanyanya.
"Dia itu bukan bayi! Sudah cepat berangkat! Atau aku turun dari mobil ini!" ancamku. Hatiku sedang kesal gara-gara ancaman suamiku yang Om Om itu. 'Dasar menyebalkan!' Rutukku dalam hati.
Ponselku berdering berkali-kali, suamiku tampak menelponku, tapi aku abaikan saja. Malas berdebat dengan dia.
Tidak lama kemudian, ponsel supir yang berbunyi.
"Ya, Tuan! Baik!" Supir itu lalu memutar arah mobil, aku kesal sekali. "Turunkan saya di sini, Pak!" ucapku, aku kasihan sebenarnya dengan Pak supir yang sudah tua ini. Tapi sungguh, hatiku saat ini sedang tidak ingin satu mobil dengan suamiku.
"Turunkan saya di sini, Pak! Atau saya loncat!" ancamku kesal. Sopirku sudah pucat mukanya.
"Ya, Nyonya! Tunggu sebentar!" dia lalu menepikan mobil di tepi jalan. Aku langsung menghentikan taxi yang melintas. Tidak peduli dengan panggilan supir suamiku tersebut.
Pov Kaisar
"Maafkan Tuan, tadi Nyonya memaksa saya untuk menurunkan dia di tepi jalan. Dia mengancam akan meloncat, jadi saya tidak berdaya! Maafkan saya Tuan!" ucap supirku ketakutan.
"Sudah, tidak apa-apa, saya tahu kelakuan bar bar istri saya itu. Ayo kita ke kantor saja. Saya ada rapat penting soalnya." aku kemudian ke kantor dan membiarkan istriku ke kampus sendiri.
"Hallo, Pak! Saya mau Anda mengawasi istri saya yang bernama Alisha Delia Paramitha. Laporkan semua aktivitas dia di kampus! Nanti saya akan berikan bonus untuk Anda!" ucapku menghubungi salah satu dosen di kampus istriku, setelah mendapatkan persetujuan, aku lalu menutup panggilanku. Aku lega rasanya.
"Tuan menghubungi siapa?" tanya Pak Burhan.
"Dosennya istriku, aku minta dia agar mengawasi istriku selama di kampus." Aku lalu memejamkan mataku. Tadi malam kekasihku, Sofi, yang sekarang ada di Amsterdam menghubungiku, katanya dia sedang liburan dan akan pulang untuk bertemu dengan ku. Dia ingin bertemu dengan Istriku, wanita yang akan mengandung anak kami.
Sofia ingin memastikan sendiri bahwa istri yang Aku pilih adalah terbaik dan kelak akan memberikan anak yang sehat dan pintar. Aneh memang pikiran kekasihku. Tapi aku memang mencintai dia. Rasanya cintaku untuk dia teramat besar, sehingga aku rela melakukan apapun demi kebahagiaan dia.
Aku bodoh ya? Tapi begitulah adanya. Aku dan Sofia sudah mengetahui segala hal tentang diri kami masing-masing. Sofia adalah cinta pertama dan terakhir bagiku.
Sementara itu, di kantor, Sofia sudah datang dan kini menungguku di ruanganku. Aku terkejut saat mendapati Sofia yang menyambut ku dengan senyum manisnya. Aku langsung memeluknya.
"I Miss you, honey!" ucap Sofia sambil mencium bibirku. Aku sungguh merindukan kekasihku ini.
"Miss you more, my sweet heart!" Aku membawa sofia ke sofa dan melepaskan kerinduan kami karena telah lama berpisah. Sudah satu bulan lamanya sejak kami terakhir bertemu di Amsterdam dulu, saat aku ada perjalanan bisnis ke sana. Sofia semakin cantik dan seksi. Aku makin cinta saja rasanya.
Setelah puas bercumbu dan bercinta dengan sofia, aku melepaskan Sofia dalam pelukanku. Ini bukan kali pertama kami melakukan hal itu, Sofia selalu berhasil membuat libidoku naik tinggi. Sofia pro dalam menaklukkan diriku.
"Sayang, istri kamu sudah hamil atau belum? Setelah melahirkan, kamu ceraikan dia saja. Tidak usah menunggu lima tahun! Kita langsung menikah dan aku akan merawat anak itu seperti anakku sendiri." Ucap Sofia sambil mengelus pipiku. Sofia selalu bisa membuatku menuruti maunya.
"Aku gak tahu, sayang! Aku belum ngecek apakah istriku sudah hamil atau belum. Besok pagi aku akan cek, kamu yang sabar ya!" ucapku sambil mencium bibirnya. Dia selalu membuat aku candu dengannya. Semua pekerjaan hari ini di panding gara-gara kedatangan Sofia ke kantor yang tiba-tiba. Asisten ku sampai misuh misuh gara-gara ketidak profesional ku saat ini.
Biarlah, toh tidak setiap hari, Sofia hanya berkunjung selama satu hari. Dia hanya ingin bertemu dengan istriku. Ingin memastikan bahwa wanita yang mengandung anak kami adalah wanita yang berkualitas baik. Setelah itu Sofia akan pulang.
Pov Delia
"Dasar Om Om gila! Setelah memecat bodyguard, sekarang dia malah mengirim dosenku untuk jadi mata-mataku! Apa itu coba tadi? Dosenku sampai melaporkan segalanya pada suamiku! Awas saja! Akan aku habisi penjahat satu itu!" dengan emosi aku mendatangi kantor suamiku. Tetapi saat aku akan membuka pintu, aku mendapatkan suara ******* dan erangan di sana.
"Siapa yang di dalam?" tanyaku pada sekertaris suamiku. Aku penasaran, tapi tidak mau mengganggu aktivitas manusia di dalam sana yang sedang mantap mantap.
"Pacarnya Tuan Kaisar dari Amsterdam sedang berkunjung, Nyonya!" jawab sekretaris suamiku dengan menundukkan kepalanya.
"Oooooo, pacarnya dia yang tinggal di Amsterdam ya?" aku manggut-manggut. Tanpa terasa, seperti ada duri yang menusuk hatiku.
Dengan diam-diam aku membuka sedikit pintu, agar bisa mendengarkan percakapan mereka. Kenapa aku merasa mereka berdua sedang membicarakan aku ya?
"Sayang, istri kamu sudah hamil atau belum? Setelah melahirkan, kamu ceraikan dia saja. Tidak usah menunggu lima tahun! Kita langsung menikah dan aku akan merawat anak itu seperti anakku sendiri." hatiku seketika sakit, ketika mendengar kekasih suamiku mengatakan hal itu.
'Jangan pernah bermimpi kalian berdua akan punya anak dariku! Aku tidak akan sudi di jadikan pabrik anak oleh manusia laknat macam kalian!' Rutukku dalam hati. Kebencianku terhadap suamiku semakin besar, mulai saat ini, aku akan menjaga hatiku dari penjahat kelamin tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
MAY.s
Oh... ternyata Kaisar😲
2022-10-01
0
Dewi Dewi
lanjut
2022-09-21
1