Adakah hal yang lebih menyakitkan, ketika kita mengetahui bahwa suami kita hanya memanfaatkan kita saja demi membahagiakan kekasihnya? Itulah yang saat ini Delia rasakan. Sedih, sakit, terhina dan juga cemburu.
"Akan aku tunjukkan kepadamu, apa artinya kehilangan!" ucap Delia sambil terus beberes semua barang-barang yang dia bawa dari rumahnya saat pindah ke rumah Kaisar. Hanya koper kecil saja, Delia bahkan tidak sudi membawa barang-barang mewah yang di berikan oleh Kaisar ketika dia menjadi istrinya.
"Selamat tinggal, suami bejat! Kalau pun akan ada janin dalam rahimku, anak itu hanya akan menjadi milikku, tidak akan sudi aku berikan kepada kekasihmu!" Delia lalu menarik kopernya dan pergi dari rumah Kaisar.
Tanpa air mata sama sekali, Delia meninggalkan rumah Kaisar. Semua pegawai yang bekerja tidak ada yang berani menghalangi nyonya majikan mereka, tatapan membunuh Delia, sudah membuat mereka ketakutan.
Delia pergi dengan naik taksi, hanya dengan membawa kopernya saja. Uang di sakuny hanya ada 500.000, uang jajan tadi pagi yang diberikan oleh Kaisar. Ya, Delia tadinya gengsi mau membawa uang itu, tapi dia butuh uang untuk mencari kontrakan sementara dirinya mencari pekerjaan.
"Pak, tolong carikan saya kontrakan yang murah, ya?" ucap Delia kepada bapak supir yang sudah berumur itu.
"Neng sedang berantem dengan suaminya,kah?" tanyanya.
"Kenapa, memang, Pak?" tanya Delia agak malas.
"Neng tampak suntuk wajahnya!" jawab si bapak.
"Pak, bantu saya cari kontrakannya saja. Saya cape, bangunkan saya kalau sudah sampai!" Delia langsung menutup matanya, ya, hatinya lelah lahir dan bathin.
"Si Neng, percaya saja sama orang asing, bagaimana kalau saya ini orang jahat? Membawa Neng ke rumah bordil dan menjual Neng bagaimana?" ucap supir itu.
"Jual saja, Pak! Biar suami saya tahu rasa!" ucap Delia asal saja, malah membuat si bapak supir ketakutan. Gimana tidak takut? Tadi saat Delia masuk ke taxi yang dia kemudikan, rumah yang di tinggalkan oleh gadis itu begitu mewah, banyak pria berpakaian hitam-hitam di sana.
"Saya masih sayang dengan hidup saya, Neng!" ucap Pak supir taxi yang kini memilih diam dan fokus mencarikan kontrakan untuk Delia.
'Biar aku amankan dulu, gadis ini! Sepertinya dia kabur dari rumahnya, nanti aku bisa kasih info sama pemilik rumah tadi tentang tempat tinggal dia yang baru, aku pasti akan dapat imbalan!' monolog bapak supir itu.
"Jangan berpikir mau melaporkan saya sama pemilik rumah itu, Pak! Bukan imbalan yang akan bapak terima, yang ada bapak akan di masukan ke kandang buaya oleh suami saya. Suami saya itu seorang maniak, Pak! Makanya saya kabur dari dia!" Delia mencoba menakut-nakuti bapak supir itu, agar tempat persembunyian dia aman. Ya, jaga-jaga agar bapak supir itu tidak berkhianat kepada dirinya.
'Wah, si neng pinter banget, bisa baca pikiran saya!' si bapak supir sudah bergidik ngeri.
"Saya tahu apapun yang saat ini bapak sedang pikiran!" ucap Delia sok sok jadi dukun. Hehehe, emang dasar Delia! Jahil gak ada habisnya, sampai bapak supir taksi saja dia kerjain. "Lumayan, lah! Buat senang-senang! Ngerjain si bapak! Dari pada gabut! Hehe!" bathin Delia dengan senyum smirknya, membuat si bapak supir taksi jadi diam
"Neng, itu kostnya! Neng ketemu sendiri saja dengan yang punya kost! Bapak pergi dulu, mau narik!" ucap Bapaknya setelah menurunkan Delia.
"Idih, si bapak! Main Kabur aja!" gerutu Delia.
Delia memperhatikan daerah yang di datangi saat ini. Daerah pinggiran kota, lumayan tenang dan nyaman.
"Bagus juga buat tempat sembunyi dari manusia bejat itu!" ujar Delia lalu mendekati sebuah kontrakan yang lumayan bagus dan bersih.
"Assalamualaikum!" ucap Delia sambil lihat ke kanan kirinya, tapi kontrakannya sepi, kayak tidak berpenghuni.
"Pencet bell warna merah untuk berkunjung ke penghuni kost, pencet warna biru untuk berkunjung ke orang paling ganteng di kost ini! ckckck!" Delia berdecak kesal, membacanya. "Orang gila dari mana yang kasih peringatan kayak gini, sih?" Delia heran dengan orang yang menulis itu. Geli hatinya ketika membaca tulisan itu.
"Permisi, Mba! Mau cari siapa?" tanya seorang ibu-ibu, yang kebetulan melintas di sana.
"Saya mau bertemu dengan pemilik kost ini, Bu!" ucap Delia sambil tersenyum manis.
"Pencet saja bell yang warnanya biru. Kalau orang nya ada, dia akan keluar nanti!" ucap Ibu-ibu tersebut.
"Ya, Bu! Terimakasih Infonya!" ucapku sambil menunggu jawaban dari pemilik kost tersebut.
Sementara itu, Kaisar yang sudah pulang dari kantor, langsung mencari keberadaan Delia. Dia mencari kemana-mana tapi tidak juga ketemu. Padahal kata dosen Delia yang dia tugaskan untuk mengawasi Delia, katanya Delia sudah pulang dari kampus, sejak tadi. Kaisar pulang bersama dengan Sofia. Niatnya akan memperkenalkan keduanya, istri dan kekasihnya.
"BI, kemana Nyonya?" tanya Kaisar keheranan.
"Nyonya Delia?" tanya si bibi.
"Iya, siapa lagi? Kan dirumah ini istri saya cuma dia!" ujar Kaisar mulai kesal. Sofia yang mendengar hal itu merasa tidak suka. "Dia hanya istri kontrak kamu, sayang! Yang berfungsi untuk melahirkan anak untuk kita berdua!" ucap Sofia dengan nada tinggi.
"Iya, sayang! Maafkan, ya?" Kaisar lalu mengecup bibir kekasihnya. Si bibi yang melihat hal itu jadi kesal sama majikannya."Pantesan saja, Nyonya kabur, punya suami bejat kaya gitu!" ceplos si bibi tanpa sadar.
"Apa bibi bilang?" tanya Kaisar dengan marah.
"Tidak apa-apa, Tuan! Bibi permisi!" si bibi mau lari.
"Tadi bibi bilang, kalau istri saya kabur? Apa maksud perkataan bibi?" perasaan Kaisar sudah mulai terlihat galau. Itu sangat tidak disukai oleh Sofia.
"Kabur? Bagaimana wanita itu bisa kabur, sementara dia belum kasih anak buat kita. Dasar perempuan kurang ajar!" Sofia tampak geram mendengar kalau Delia kabur
"Sejak kapan, Nyonya kabur?" tanya Kaisar mulai khawatir.
"Sejak siang, Tuan! Nyonya membawa kopernya, dan pergi dengan wajah kesal dan marah!" si bibi menerangkan kejadian tadi siang, waktu Delia pergi dengan wajah memerah karena marah.
"Kamu tunggu disini!" Kaisar lalu masuk ke dalam kamar, mencari sesuatu sebagai petunjuk, dia melihat semuanya masih sama, sejak dia tinggalkan tadi pagi. Bahkan tas dan sepatu branded yang dirinya beli untuk sang istri tidak ada satupun yang di bawa.
"Kemana dia pergi? Apa dia punya uang yang bisa dia gunakan?" tanya Kaisar pada dirinya sendiri.
Tanpa sengaja, Kaisar membuka laci meja rias milik Delia. Mata Kaisar memerah ketika dia mendapatkan kotak pil kontrasepsi. Hati Kaisar marah bukan main.
"Kurang ajar! Dia ternyata selama ini memakai pil kontrasepsi, pantas saja, sudah menikah hampir tiga bulan, tapi belum hamil juga. Dasar Delia, awas kamu!" Kaisar mengepal erat tangannya.
Entah kenapa, hati Kaisar sangat marah ketika mengetahui Delia menggunakan pil kontrasepsi. "Apakah kamu segitu bencinya sama aku? Sampai kamu tidak mau punya anak dariku! Padahal aku sangat ingin, punya anak dari kamu, Delia! Tapi kenapa kamu tidak mau hamil anak aku? Kamu bahkan meminum pil kontrasepsil, sialan ini!" Kaisar merasa hatinya sakit, tapi tidak tahu alasannya. Karena kesal, Kaisar melemparkan pil kontrasepsi itu ke lantai lalu menginjaknya sampai hancur semuanya.
"Awas, Delia! Aku akan menghukum kamu, kalau sampai ketemu nanti!" geram sekali hati Kaisar gara-gara kelakuan Delia yang minum pil kontrasepsi tanpa seijin dirinya.
'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
MAY.s
Setimpal dg perbuatanmu itu
2022-10-01
1
MAY.s
Iya, aku juga merasa sakit, Del🙁
2022-10-01
0