Delia mulai hari itu tinggal di kontrakan, tetapi bukan kontrakan yang ditunjukan oleh bapak supir itu. Delia pergi dari tempat itu dan naik taxi lain. Lalu putar arah ke tempat yang sepi dari warga, daerah pinggiran kota. Dengan harapan tidak akan ketahuan oleh Kaisar maupun anak buahnya. Delia sampai saat ini masih marah dan kesal kalau sudah mengingat suaminya yang sedang bercinta dengan Sofia dan semua percakapan mereka seperti kaset rusak yang selalu mengganggu pikiran nya.
Delia bekerja di sebuah warung makan yang tidak jauh dari kontrakan. Supaya memudahkan dalam mobilitas kerja. Satu bulan sudah Delia menjalani hidup tanpa suami maupun keluarga. Delia meninggalkan kampus tempat dia kuliah, takut kalau Kaisar akan menemukan dirinya.
Panggilkan pengadilan untuk sidang perceraian dirinya dan Kaisar Minggu depan, Delia sudah bersiap untuk menjadi janda di usianya yang masih muda. Bukti perselingkuhan suaminya dan Sofia pada hari itu sudah dia kantongi. Ya, Delia memvideokan adegan mesum dan pembicaraan mereka, yang hanya menjadikan Delia sebagai pabrik anak demi untuk membahagiakan kekasihnya yang tidak mau melahirkan tetapi ingin punya anak. Perempuan gila!
Delia mengganti nomor ponselnya, jadi Kaisar tidak bisa melacak keberadaan dirinya. Satu hari sebelum persidangan, Delia sudah minta cuti selama dua hari kepada bos tempatnya bekerja, Delia akan tinggal sementara di tempat temannya, hanya untuk menyamarkan tempat tinggalnya yang sebenarnya. Ya, Delia tahu kalau suaminya itu pintar dan punya banyak anak buah. Jadi Delia juga harus lebih pintar untuk bermain kucing-kucingan dengan suaminya.
"Jangan pernah berharap akan bisa menemukan aku!" Delia sangat bahagia karena sudah satu bulan kepergian dan Kaisar masih belum bisa menemukan dirinya. Delia sangat bangga dengan kehebatan dirinya.
Sementara itu, di kediaman Kaisar, Kaisar langsung mewawancarai sopir taxi yang waktu itu mengantarkan Delia keluar dari rumahnya.
"Saya hanya mengantarkan dia sampai depan kost, tapi tidak tahu, apakah dia benar-benar tinggal di sana. Saya waktu itu langsung pergi, Pak!" jawab Supir taxi tersebut.
"Antarkan saya ke tempat terakhir kamu mengantarkan istri saya!" ucap Kaisar dengan wajah datar dan dingin.
"Ampun, Pak! Jangan masukan saya ke kandang buaya! Kasihan anak dan istri saya, Pak!" sopir taksi itu bukannya mengantarkan Kaisar, malah menangis tersedu-sedu, memohon-mohon di depan Kaisar. Kaisar sampe bingung.
"Apa maksud Anda?" Kaisar menatap supir itu dengan mata elangnya yang mengintimidasi.
"Istri Anda yang bilang, katanya kalau saya memberitahu keberadaan dia kepada Tuan, saya tidak akan mendapatkan imbalan, tetapi saya akan di masukkan ke dalam kandang buaya!" Pak supir itu menangis lagi.
"Kamu sudah di bohongi oleh istri saya! Kalau kamu membantu saya menemukan istri saya, maka saya akan memberikan banyak imbalan buat kamu!" bujuk Kaisar.
Hati Kaisar sudah senang karena berpikir akan segera bertemu dengan Delia lagi. Sudah sebulan dirinya tidak bertemu dengan Delia, sudah rindu rasanya.
"Kamu apa-apaan, sih? Nyari perempuan udik itu, sampai lupa sama aku!" tiba-tiba Sofia datang dan langsung marah-marah, bapak sopir itu menatap perempuan yang baru datang lalu, berujar, "Pantas saja, istri Anda Kabur, Anda pria brengsek soalnya! Asal Anda tahu, selama istri Anda Kabur dari rumah ini, istri Anda bilang bahwa dia benci dengan anda setengah mati! Sudah, Pak! tidak usah di cari lagi! Kalaupun ketemu juga, saya yakin! Istri Anda tidak akan mau di ajak pulang sama Anda!" mata Kaisar sudah merah menyala dan siap membakar apapun juga.
"Hati-hati dengan ucapan Anda! Anda bisa benar-benar berakhir di kandang buaya gara-gara mulut Anda yang bicara sembarangan!" Kaisar menggeram lalu memanggil Security-nya untuk mengusir bapak supir itu.
Hatinya sudah tidak berminat lagi untuk percaya dengan keterangan bapak itu.
"Usir dia dari sini! Aku sudah tidak butuh lagi!" hardik Kaisar kesal dan marah. Sementara itu, Sofia sudah bergelayut manja di hadapan Kaisar, "Sayang, ayo kita belanja, aku gak sabar ingin beli tas yang kemarin aku lihat di Mall." Kaisar melirik malas kepada Sofia.
"Istriku hilang, apa kau pikir aku punya nafus untuk jalan-jalan dengan kamu? Semua gara-gara kedatangan kamu yang tiba-tiba! Semua jadi kacau!" Kaisar menggeram frustasi. Sofia memukul dada Kaisar lalu ******* bibir Kaisar dengan rakus. Kaisar langsung mendorong tubuh Sofia dari pangkuannya.
"Katakan padaku, apa kamu di Amsterdam juga seperti ini terhadap pria lain? Soalnya aku merasakan kalau milikmu sudah tidak greget lagi. Kamu pasti sering tidur bersama pria lain, ayo jawab! Jangan coba-coba membohongiku! Aku bukan pria bodoh yang bisa kamu tipu!" Kaisar menatap Sofia dengan sengit, wajahnya sudah memerah.
"Ya ampun sayang, aku ini perempuan cantik dan berkelas. Tentu saja aku ini banyak peminatnya. Makanya kamu harus baik sama aku, biar aku gak akan pernah meninggalkan kamu!" Sofia berkata dengan manja.
"Ckckck, bagaimana mungkin aku akan menukar istriku yang murni dan suci, dengan perempuan ****** macam kamu? Apakah kamu pikir aku sebodoh itu, huh?" mata elang Kaisar menyapu seluruh tubuh Sofia, yang sudah merinding ketakutan. Rasanya seperti ditelanjangi saja.
"Sayang, walaupun tubuhku di jamah banyakbpria, tapi cintaku hanya untukmu, sayang!" Sofia mencoba mencium Kaisar lagi namun langsung di tepis oleh Kaisar.
"Persetan dengan cinta kamu! Aku tidak butuh! Sudah, lebih baik kamu kembali ke Amsterdam, aku sedang pusing, banyak masalah di sini!" usir Kaisar tanpa melihat ke arah Sofia, yang kini mulai berderai air mata. Ya, biasanya Kaisar akan luluh dengan air matanya.
"Pergi aku bilang! Gak usah ngedrama di hadapanku! Aku sedang gak berminat membayarmu!" Kaisar lalu masuk ke kamarnya yang di lantai atas, Sofia sudah berlari mengejar Kaisar dan memeluknya dari belakang.
"Sayang, aku datang jauh-jauh dari Amsterdam, buat kamu! Tapi kok kamu jahat banget, sih? Aku sedih tahu, sayang! Hiks hiks!" Kaisar memutar bola mata malas.
"Pulanglah, Sofia! aku sedang pusing sekali! Apa kamu tahu, gara-gara kamu, istriku kabur dan bahkan menggugat aku ke pengadilan! Kamu sudah berhasil membuat aku jadi duda di usiaku sekarang!" sarkas Kaisar dengan emosi.
"Kan bagus sayang, kamu ceraikan dia, jadi kita bisa mencari wanita lain, yang akan melahirkan anak untuk kita berdua!" Sofia mulai merayap lagi, tangannya sudah menggoda Kaisar agar mau menyerah. Ya, sudah seminggu ini Kaisar selalu menghindari dirinya, sudah gatal Sofia, Kaisar sangat paham itu. Tapi Kaisar sedang tidak mood, dan malas berurusan dengan Sofia. Saat ini hatinya sedang kesal karena Delia benar-benar menggugat dirinya ke pengadilan. Undangan pengadilan untuk sidang saja sudah datang. Mana punya mood buat bermain gila dengan Sofia? Yang Kaisar tahu, bahwa tubuhnya milik berjamaah para pria hidung belang.
"Pulanglah! Kau cari pria lain untuk memuaskan kebutuhan kamu! Aku lelah!" Kaisar lalu masuk ke kamarnya dan menguncinya. Di kamar, Kaisar menatap lekat foto pernikahan dirinya dengan Delia.
"Sayang, apakah kamu serius, ingin meninggalkan aku?" Kaisar tidur sambil memeluk foto pernikahan dirinya dan Delia, hatinya sangat merindukan Delia.
Keesokan harinya, Kaisar bangun kesiangan, dengan kelimpungan Kaisar mandi dan bersiap untuk pergi ke pengadilan. Karena Kaisar berharap akan bertemu dengan Delia di sana! Kaisar sudah menggunakan pakaian terbaik, dandan berlebihan, semata-mata untuk terlihat sempurna di mata Delia, Istrinya yang sudah sangat dia rindukan.
"Apakah, aku sudah tampan?" tanya Kaisar kepada pengacara yang hari ini akan mendampingi dirinya.
"Anda selalu perfect, Tuan!" jawab pengacara yang cantik tersebut, matanya sudah jelalatan melihat Kaisar.
"Kamu harus ingat! Aku tidak akan pernah menceraikan istriku! Kalau kamu berhasil menggagalkan gugatan tersebut, aku akan memberikan banyak bonus buat kamu!" janji Kaisar dengan menatap mata pengacaranya.
"Bapak jangan khawatir! Saya pasti akan memenangkan kasus ini, dan membawa istri Anda kembali ke sisi Anda!" Pengacara itu sudah memandang Kaisar dengan sendu.
Kaisar mulai jengah dengan tatapan wanita itu. 'Setelah masalah ini selesai, aku akan menggantikan dia sebagai pengacataku!' bathin Kaisar, merasa jengah dengan tatapan nakal pengacaranya.
Delia sudah hadir di pengadilan, begitu juga dengan kedua orang tua Delia, yang saat ini sedang bersimpuh di hadapan Delia! "Nak, Papah mohon, cabut gugatan perceraian kamu, tolonglah kami, Nak! Perusahaan Ayah jadi bangkrut gara-gara suami kamu mencabut semua investasinya. Tolonglah, kami! Hiks hiks!" Kaisar menatap mata Delia yang menetap dirinya dengan tatapan jijik.
Hati Kaisar merasa pedih, tidak ada lagi, tatapan cinta dan memuja diata Delia. "Ayah mohon, Delia! Selamat kan perusahaan yang sudah susah payah Ayah bangun! Hiks hiks!" hati Delia bagai diremas rasanya, melihat ayahnya kini bersujud di kakinya dan memohon agar dirinya membantunya menyelamatkan perusahaannya.
"Anda memang Pria hina!" ujar Delia dengan tatapan sinis.
"Kamu cukup kasih saya Anak Laki-laki! Maka perusahaan ayah kamu akan aku pindahkan namanya atas nama kamu!" Kaisar menatap Delia dengan tatapan penuh kerinduan. Tapi hati Delia saat ini sedang marah dan kesal.
"Anda menang, saya mengaku kalah!" jawab Delia lalu meninggalkan persidangan, mewakilkan ke pada pengacaranya. Kaisar mengikuti kepergian Delia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
MAY.s
Hiss.... kenapa gampang nyerah sih , Del....
2022-10-06
1