Delia membuka matanya secara perlahan. Ketika dia sadar bahwa dirinya berada di rumah sakit, Delia yang merasa sedikit panik, apalagi ketika melihat Kaisar yang tertidur di samping ranjangnya sambil memegang tangannya. Delia menatap wajah kaisar yang begitu lelah dan agak sedikit pucat ada rasa kekhawatiran di wajah itu seketika hati Delia menghangat dan merasa bahagia.
"Semoga kekhawatiranmu ini, bukan hanya Kepalsuan. Semoga kekhawatiranmu ini adalah bentuk dari rasa cintamu kepadaku dan juga kepada calon anak kita. Aku sangat berharap bahwa kamu benar-benar mencintaiku seperti aku yang juga mencintaimu Aku berharap kamu tahu bahwa aku tidak ingin kehilanganmu!" tanpa terasa pipi Delia menghangat, air mata mengalir begitu saja di pelupuk matanya. Ya, benar! Ada kesedihan di hatinya Delia. Apabila mengingat perjanjian dirinya dengan Kaisar. Setelah 5 tahun pernikahannya, Kaisar akan menceraikan dirinya. Sungguh tidak ada hati yang lebih terkoyak dibandingkan hati Delia saat ini.
Perasaan terhiris itu rasanya begitu nyata, ketika menyadari bahwa mungkin saja perpisahan itu tidak akan lama lagi. Bahkan mungkin setelah dirinya melahirkan anaknya, Kaisar akan langsung menceraikannya karena yang Kaisar butuhkan hanyalah sang pewaris bukanlah sang istri. Air mata Delia terus mengalir, tanpa bisa di bendung. Kaisar yang menyadari ada pergerakan, kemudian membuka matanya.
"Sayang, kau sudah bangun? Syukurlah! Aku tadi sangat cemas!" Kaisar bangkit dari duduknya, lalu mencium kening Delia, cepat-cepat Delia menghapus air matanya, yang terus mengalir tanpa bisa di tahan.
"Kenapa kamu menangis, sayang? Apakah ada yang sakit? Tunggu, Mas panggil Dokter dulu!" Delia menggenggam tangan Kaisar, dan menggeleng pelan, "Aku gak apa-apa! Jangan mengganggu Dokter, mereka juga butuh istirahat!" ucap Delia pelan, Kaisar menurut, lalu duduk kembali di kursi tadi. Kaisar mencium tangan Delia berkali-kali.
"Terimakasih untuk bangun kembali! Terimakasih untuk baik-baik saja, sayang!" Kaisar kembali menciumi wajah Delia. Delia masih terlongong menerima semua kelembutan Kaisar, ya, hati Delia menghangat.
'Tuhan, tolonglah hamba! Jangan biarkan semua keindahan ini berlalu dari hidup hamba! Hamba mencintai pria ini sepenuh hatiku, segila-gilanya cinta. Hamba tidak akan pernah sanggup untuk kehilangan pria ini!' bathin Delia, matanya kembali berkabut. Tetes demi tetes tanpa bisa di tahan, Delia menghapus air matanya dengan susah payah. Kaisar menatap Delia dengan keheranan.
"Kenapa kamu menangis terus? Maafkan aku, sudah membuat kamu melalui segala kesakitan ini!" Tatapan tulus Kaisar benar-benar merobek-robek relung jiwa Delia.
Delia sekuatnya ingin menghindar, mencoba membentengi dirinya sendiri dengan benteng kokoh, yang bernama kebencian terhadap suaminya tersebut. Tetapi sikap Kaisar yang lembut dan tampak tulus, benar-benar telah memporak-porandakan hatinya. Pertahanan Delia runtuh.
"Katakanlah, kalau kau butuh sesuatu, aku pasti akan kabulkan!" Kaisar menatap lekat, wajah Delia. Ya, Kaisar bisa membaca kesedihan yang terdalam di hati Delia.
"Aku gak butuh apapun! Aku hanya butuh kamu! Jangan pernah tinggalkan aku! Aku tidak akan sanggup, bila tanpa kamu!" air mata Delia terus mengalir, Kaisar menghapus air mata itu, menciumnya dengan haru.
"Percayalah padaku, Aku gak akan pernah meninggalkan kamu! Aku mencintaimu, Delia! Sangat mencintai kamu!" Ucap Kaisar penuh haru, tanpa terasa Kaisar juga mulai menangis, ya, Kaisar menyadari kalau dirinya telah membuat kesalahan, dengan menyodorkan perjanjian konyol itu. "Setelah kita pulang, Mas berjanji, akan merobek perjanjian kontrak itu. Mas berjanji, bahwa kita tidak akan berpisah selamanya!" Tangisan Delia semakin kencang, Kaisar bahkan tambah panik.
"Sayang, maafkan, Mas! Kalau Mas sudah membuatmu sedih. Maafkanlah, Sayang! Jangan nangis lagi ya, Mas sungguh tidak sanggup melihat air matamu!" Kaisar kemudian naik ke ranjang Delia, memeluk istrinya yang tiba-tiba menjadi cengeng, seperti anak kecil yang terus merengek dan menangis.
"Akunya berharap, semoga saat-saat seperti ini tidak akan pernah berlalu dalam hidup kita. Aku berharap kebersamaan kita bukanlah hanya sekedar mimpi semata. Aku sungguh-sungguh tidak ingin kehilangan kamu, Mas! Aku sangat mencintai kamu, hanya memikirkanmu bersama dengan perempuan lain, sudah membuatku semakin gila rasanya!" ucap Delia di antara Isak tangisnya.
" Iya sayang Mas janji! Mas tidak akan pernah melakukan itu lagi! Mas janji bahwa Mas hanya akan setia sama kamu! Mas juga janji tidak akan pernah meninggalkan kamu demi wanita lain. Percayalah cinta Maa hanya untuk kamu!" Kaisar lalu mencium ubun-ubun Delia dengan lembut. Mencurahkan segala isi hatinya. Delia semakin mengeratkan pelukannya.
"Ya udah, kita tidur lagi, ya? Hmmm?" Kaisar menatap mata Delia dengan lembut.
"Bagaimana dengan anak kita?" tanya Delia takut-takut.
"Alhamdulillah, anak kita baik-baik saja. Untung kita tidak terlambat, Dokter langsung melakukan penyelamatan! Kita bisa bernafas lega, anak kita jagoan yang hebat!" Kaisar kembali mencium bibir istrinya. Delia terhanyut semakin dalam. Dunia rasanya seakan berhenti.
Debur jantungnya semakin kencang, ciumannya benar-benar memabukkan, Delia sampai di buat kelimpungan olehnya. Saat Delia kehabisan pasokan oksigen, Kaisar tersenyum dan mengelus lembut bibir istrinya.
"Kau sudah menjadi canduku!" ucap Kaisar, Delia tersipu malu. Ya, kuda liar itu telah takluk oleh bagalnya. Hati Delia sepenuhnya mengaku kalah oleh cinta Kaisar yang bertubi-tubi menyerang dirinya.
"Aku menggilaimu seperti lautan yang tak bertepi, aku mencintaimu seperti awan yang berarak di langit yang biru. Walaupun akan habis terkikis oleh hujan, tetapi tetap tidak menyerah juga!" Bisik Delia penuh rasa haru.
"Jangan pernah menyerah untuk mencintai aku! Karena aku juga tidak akan pernah menyerah untuk mencintai kamu! Besok aku akan mengatasnamakan semua sahamku di perusahaan ayahmu. Itu sebagai hadiah kehamilan kami, sayang!" ucap Kaisar, lalu memeluk tubuh Delia semakin erat. Delia bisa merasakan debur jantung Kaisar yang begitu kencang.
"Apakah ada namaku di dalam hatimu?" tanya Delia tiba-tiba. Kaisar melihat Delia dengan intens.
"Percayalah, di setiap hembusan nafasku, aku selalu memanggil namamu. Sumpah mati, aku selalu merindukan kamu. Aku tidak sanggup bila tanpa kamu. Apa kamu tahu? Hari-hari yang aku lalui, di saat kamu menghilang? Aku hanya seperti robot yang gila kerja. Hidupnya hanya sibuk mencari keberadaan kamu!" ucap Kaisar.
"Kamu kehilangan pabrik anak kamu! Bukan kehilangan orang yang kami cintai, kenapa begitu panik?" cicit Delia.
"Siapa bilang? Bagiku kamu begitu berharga, artimu dalam hidupku lebih dari itu. Aku sungguh-sungguh, sayang! Aku mencintaimu dengan sederhana, aku hanya ingin kita menua bersama." Kaisar kembali mencium Delia.
Delia memang tidak bisa menolak pesona Om Om Tampan nya itu, 'Biarpun Om Om, tetapi Om Om kualitas premium. Limited edition. Hanya tercipta untukku!' hati Delia bersorak gembira, ya, Om Om Tampan ini adalah miliknya.
Hati Delia sangat bahagia. Tidak ada yang lebih membahagiakan hatinya saat ini, selain mendapatkan cinta dari seorang Kaisar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Nur hapidoh
ya kak, KLO udah bucin, semuanya jadi mungkin kak
2022-10-13
0
MAY.s
Wuiiih.... puitis amat😍
2022-10-12
1