Mulai saat ini, kemana-mana aku harus selalu di dampingi seorang bodyguard suamiku. Ya, suamiku yang konglomerat itu memiliki beberapa orang bodyguard, dan dia memberikan satu untuk mengawasi ku selama ada di luar. Menyebalkan!
Segala gerak gerikku selalu di awasi dan di laporkan kepada suamiku. Bahkan aku duduk makan bersama Raja di kantin saja di laporkan eh bodyguard sialan itu. Alhasil, Kaisar datang jauh-jauh dari kantornya hanya untuk menarik diriku pulang dan aku di larang bergaul lagi dengan Raja.
Nih Om Om satu ini sudah kelewatan menurut ku, padahal aku tidak pernah melarang dia bergaul dengan siapapun juga. Aku bertekad untuk mengusir bodyguard itu dalam hiudpku. Aku punya ide yang pasti sangat manjur.
Seperti biasa, pagi ini aku akan berangkat bersama bodyguard yang dikirim oleh suamiku. Aku sudah memperhitungkan bahwa suamiku akan datang di saat jam makan siang.
Dengan santai aku memanggil bodyguard ku, untuk mendekatiku, dari jauh aku sudah melihat mobil suamiku mulai mendekati kami. Aku tiba-tiba menjatuhkan tubuhku dalam pelukannya.
"Nyonya, Anda tidak apa-apa?" tanyanya cemas.
Aku memegang tengkuknya, kalau dari jauh pasti terlihat seperti sedang berciuman. Ah, sudah bersorak hatiku, bersiap menerima kemarahan suamiku yang posesif. Sampai 10 menit aku berada dalam posisi ini, dalam pangkuan seorang bodyguard. "Kepalaku pusing, tolong gendong aku ke kursi itu!" tunjukku ke arah sebuah kursi.
Tanpa menunggu lama, bodyguard itu menggendongku ala Bridal style, aku mengalungkan tanganku ke tengkuknya, dan merebahkan kepalaku di dadanya. Aku mulai menghitung dalam hatiku. Saat-saat suamiku mengamuk. Dan..
Bug
Sebuah pukulan telak di layangkan ke rahang bodyguard tampan tersebut. Untung saja tubuh ku sudah di letakkan di kursi. Jadi aku tidak ikut terjatuh. 'Maafkan aku wahai bodyguard tampan, siapa suruh kamu rese jadi orang, semoga kamu dapat pekerjaan yang lebih bagus!' bathinku.
"Kurang ajar! Apa yang kau lakukan terhadap istri ku? Jangan macam-macam, kamu!" suamiku sudah menatap horor bodyguard nya yang kini dari bibirnya sudah mengalir darah segar.
"Om, dia gak salah Om! Tadi kepalaku sakit, jadi aku minta tolong sama dia! Jangan marah, Om!" ucapku dengan panik, tapi dalam hati aku bersorak melihat suamiku yang sudah mengamuk, aku cepat lari ke arah suamiku. Bahaya juga kalau sampai kenapa-kenapa sama Mas bodyguard nya, anak orang itu oy....!
"Mas, sudah, jangan pukul lagi! Kan aku sudah bilang, gak usah pakai bodyguard, pasti kaya gini terus nantinya. Kamu cemburu dengan hal-hal kecil seperti ini kan? Udah, Mas!!!!" Teriakku berusaha menghentikan suamiku dari memukul bodyguard yang sebenarnya baik sih, tapi dia terlalu profesional, sehingga selalu melaporkan apapun kepada suamiku. Hidupku jadi seperti di mata-matai, gak nyaman jadinya.
"Awas kalau kamu berani melakukan itu lagi! Aku gak akan pernah memaafkan kamu!" ancam suamiku dan menjauh darinya. Bodyguard itu menatap pasrah ke arahku. Aku jadi merasa tidak enak sama dia. Gara-gara keusilanku, dia jadi babak belur wajahnya. Wajah tampannya jadi bengkak gara-gara kena hajar suamiku.
"Mas, kamu itu aneh sih, ah! Ngirim bodyguard buat jaga aku, pas dia nolongin aku yang sedang sakit, kamu malah ngamuk kaya gini. Kamu jadi bikin aku pusing, tahu gak sih?" sungutku kesal.
"Tapi dia kurang ajar! Aku gak suka dia berani pegang-pegang kamu! Cuma aku yang boleh pegang-pegang kamu!" cicit suamiku emosi.
"Mas, cepat pulang sana, ini ambil buat ke rumah sakit!" aku memberikan uang 5 juta buat dia. Aku sangat tidak enak karena keusilanku, dia jadi korban bogem mentah suamiku. Semoga uang itu bisa bermanfaat untuk keluarga dia.
"Terima kasih, Nyonya! Saya permisi!" tanpa menatap suamiku, bodyguard yang bahkan tidak aku ketahui namanya itu, kini bangkit dengan tertatih-tatih, aku jadi merasa bersalah sama dia.
'Duh, Om Kaisar kalau marah bikin ngeri! Aku harus hati-hati ini, lain kali. Kasihan juga ini anak orang, semoga gak kenapa-kenapa, ya Allah! Maafkan kenakalan hamba ini!' doaku dalam hati.
Suamiku diam saja saat aku menyuruh bodyguard kirimannya pergi. "Ayo kita pulang, sayang! Kamu bikin heboh terus di kampusku! Duh, lama-lama aku di keluarkan dari kampus ini! Gara-gara kamu!" cicitku sambil menarik tangan suamiku ke mobil.
"Kamu gak akan di keluarkan, nanti aku beli saja universitas ini. Kamu jangan khawatir!" ucapnya tanpa merasa bersalah.
"Buat apa kamu beli universitas?" tanyaku heran.
"Biar aku bebas bikin heboh di kampus, dong!" jawab suamiku sambil memegang tanganku.
"Gak usah gila, deh! Udah kita pulang aja! Aku udah gak mood buat kuliah lagi! Kamu emang menyebalkan!" rajutku, pura-pura marah, padahal dalam hati aku bersorak kegirangan, melihat suamiku yang mengamuk, lebih membahagiakan dari pada dapat lotre 1 Milyaran!
"Buat kamu, aku rela beli apa aja, beneran sayang!" Suamiku dengan puppy eyesnya lalu mengecup bibirku dengan lembut. Ah, dasar Om Om! Hoby sekali bikin aku sport jantung.
Berlama-lama dekat dia bikin jantungku tidak sehat. Aku sebenarnya gak paham dengan suamiku ini, dia menjeratku dalam pusaran cinta dia yang nampak indah dan menjanjikan surga, tapi di ujung sana, dia telah menyediakan neraka untuk menguburkan hatiku dalam penderitaan tak berujung. Sungguh bikin galau hati saja.
"Udah pulang, ayo! Aku lapar tahu! Om bukannya harus kembali ke kantor ya?" aku menjauhkan diri darinya. Aku gak mau hatiku terpesona dengan fatamorgana yang suamiku ciptakan. Aku akan membuat benteng yang tinggi dalam hatiku, agar saat perpisahan itu tiba, hatiku tidak terasa sakit.
"Kita beli makan di restoran saja, ya? Kamu temani Mas aja ke kantor. Mas rasanya gak tenang ninggalin kamu lama-lama tanpa pengawasan!" ucap suamiku menatapku intens.
"Gak usah berlebihan! Buat apa juga kamu awasin aku? Kamu aneh banget!" ucapku menoleh ke jendela. Tanpa terasa air mataku lolos dari pelupuk mataku. 'Duh, cinta yang dia tawarkan begitu manis, tapi sayang, diujung sana sudah tersedia racun yang mematikan! Kuatkan hati hamba, ya Allah!' doaku syahdu. Aku segera menghapus air mataku, aku gak mau pria jumawa itu melihat saat terlemah dalam diriku.
"Aku takut kehilangan kamu, sayang! Kamu ikut aja ke kantor, ok? Sepulang kuliah, kamu akan menemani aku. Bagaimana kalau kamu kerja aja sebagai sekretaris aku?" tanyanya.
"Gak usah gila, deh?! Malas banget aku harus lihat muka jelek Om di mana-mana!" sungutku kesal.
"Sayang, jangan panggil Om lagi dong! Mas takut orang-orang berpikir kamu sebagai sugar Baby, kita ini suami istri, loh!" ucapnya mulai kesal.
"Udah, gak usah kebanyakan drama! Kita mau makan gak ini? Aku udah mau mati karena lapar!" aku lalu membuang mukaku ke jendela.
"Pak, kita ke restoran kita yang di Kemang!" ucap suamiku kemudian. Ah, sesultan apakah suamiku? hingga kemanapun pergi selalu ke tempat berlabel "Kita" hatiku mulai gusar bukan kepalang.
"Ya Allah, selalu lindungi hatiku agar tidak sampai jatuh cinta dengan penjahat kelamin satu ini! Amien!" lirihku dengan pelan, lalu meraup wajahku dengan khusuk. Berharap doaku akan dikabulkan.
"Kamu bicara apa, sayang?" tanya suamiku
"Gak bicara sama kamu!" jawabku ketus.
"Lalu bicara sama siapa?" tanyanya lagi.
"Bukan urusan kamu!" aku kemudian memilih untuk memejamkan mata saja. Malas bicara berlama-lama dengan suamiku. Gak faedah juga!
"Kamu ngantuk, ya? Sini tidur dalam pelukan Mas!" lalu dia menarik kepadaku untuk masuk ke dalam pelukannya. 'Duh, badan dia wangi banget! Pelukan dia juga hangat banget! Ya Allah, boleh gak sih, kalau hamba serakah? Ingin memiliki suamiku selamanya!' bathinku, tanpa terasa air mata lolos lagi dalam pelupuk mataku.
Dia mengelus pucuk kepalaku dengan lembut, aku tanpa terasa telah lelap dalam pelukan hangatnya. Semoga semua ini gak akan pernah berakhir. Aku ingin dia menjadi milikku selamanya! Amien!
Dukung author terus ya, jangan lupa buat baca karya author yang lain
Apa kabar sayang
Lurah Pondokku calon suamiku
Thanks FOR Always be here with me
Assalamualaikum ustadz ku
Terpaksa menikah dengan anak Kiai
Penghuni sekolah lama
Mohon bersabar ya, nungu update, karena author harus update ketujuh novel on going ini setiap hari, kadang tangan sampai gemetar karena terlalu banyak mengetik dalam ponselku. Doakan author selalu sehat juga, biar lancar update semua novelnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
guntur 1609
masa delia tamatan pondok. kok tingkahnya gak mencerminkan sorangbcalon hafidzah. walupun dia kecewa terhadap suaminya. paling tdk dia mash tetap menjaga harga diri nya
2023-06-26
0
Sus Susyla
ga suka gaya bahasa delia ngomong..ga sesuai
2023-01-19
0
MAY.s
Semangat terus kak...
Btw, kk produktif sekali sampe ada 7 novel yg in going. 😊
2022-09-29
1