Luluh

Siang ini aku pulang lebih lama dari biasanya. sengaja ponsel kumatikan agar Dr Yoga tak menghubungiku. tugas yang seharusnya kubawa pulang, kini ku kerjakan hingga selesai di sekolah.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 dan tugasku sudah selesai. segera ku kemas semua tumpukan buku-buku yang sudah selesai dinilai dan ku simpan tumpukan buku itu dalam lemari yang ada di lokal sekolah.

Setelah semua beres aku segera keluar. saat aku sudah berada di depan gerbang sekolah, mataku menemui sosok yang sengaja ku hindari kini sedang duduk di pondok salah seorang penjual cilok yang ada di luar sekolah.

Bingung, apa yang harus aku katakan kepada Pria itu. bagaimana jika Dokter kutub itu melihatku. apakah aku abaikan saja ucapan atau ancaman dari beruang kutub itu? tapi bagaimana jika ucapannya itu benar, dia benar-benar memecat dr Yoga. tidak. aku tidak ingin itu terjadi.

Saat aku sedang larut dalam pikiranku sendiri. tiba-tiba kulihat mobil beruang kutub itu sudah terparkir di samping mobil Dr Yoga.

"Hai, Fa. kok ponsel kamu tidak aktif?" langkahku dihadang oleh Dr Yoga. saat aku ingin bicara tetapi beruang kutub itu sudah membuka kaca mobilnya dan menatapku dengan gusar.

"Maaf, Dok. aku lagi banyak kerjaan. ah, sekali lagi aku minta maaf. aku tidak bisa pulang bersama, Dokter. kalau begitu aku pulang dulu permisi!" kutundukkan kepala tanpa berani menatap wajah Dr Yoga sembari berjalan meninggalkannya.

Aku terpaksa masuk kedalam mobil beruang kutub. sekilas kutatap wajah kecewa dokter jantung itu yang masih berdiri menatap kepergianku.

*Diperjalanan pulang *

Aku diam seribu bahasa. dia juga terlihat acuh. bodo Amad, ini akan lebih baik karena aku juga sangat malas bicara dengannya. alih-alih untuk menghindari percakapan dengannya, aku menghidupkan kembali ponselku.

Saat layar ponsel menyala, kulihat banyak chat yang masuk dari Dr Yoga. sengaja chat tak kubaca aku masih merasa bersalah padanya. ini semua karena Pria aneh yang ada di sisi kanan ku ini!

"Kamu sudah makan?" celetuk Pria aneh itu

Tanpa menoleh, aku enggan menanggapi pertanyaannya. aku pura-pura tak mendengar, ponsel ditangan menjadi pusat perhatianku. kubuka aplikasi sosmed yang banyak digemari oleh kaum perempuan.

Ku secroll layar tipis itu untuk mencari video yang menarik perhatian. aku tersenyum sendiri melihat VT yang lucu. terkadang tanpa sadar aku tertawa ngakak. aku benar-benar melupakan kehadiran Dokter kutub yang nyebelin itu ada disampingku.

Saat masih fokus dengan layar tipis itu, tiba-tiba ponselku terlepas dari tangan yaitu dia mengambilnya dan menatapku dengan wajah kesal

Aku membalas tak kalah kesalnya. sebenarnya nih orang apa sih maunya? bikin muak aja!

"Tuan, apa yang anda lakukan? kembalikan ponselku!"

"Ubah panggilanmu itu!" ucapnya sembari menjauhkan benda pipih itu dari jangkauanku

"Nggak!" balasku.

"Baiklah kalau begitu." dia memasukkan ponselku dalam kantong celana jeans yang sedikit ketat.

"Tuan, anda apa-apan sih? kembalikan ponselku!"

"Ambil saja sendiri," ucapnya tersenyum.

Aku menatap kantong celana depannya dimana ponselku bersarang. seketika wajahku bersemu ya ampun apa yang aku pikirkan. dia benar-benar mengotori otakku yang masih bersih ini. Dasar Domes!

Tidak. biarkan saja ponsel itu disana. aku memalingkan wajah dan bergeser duduk merapat ke pintu mobil. kusandarkan kepala disana dan mengabaikannya. kucoba memejamkan mata untuk menghindari percakapan.

Tidak berapa lama mobil yang dikendarainya berhenti. kubuka mata untuk memastikan dia membawaku kemana, karena aku tahu ini belum sampai di kediaman keluarga Malik.

Sebuah restoran seafood. kenapa dia berhenti di sini. kenapa tidak pulang saja? aku sudah malas untuk berhadapan dengannya. ngeselin banget nih orang.

"Ayo turun!" ucapnya memerintah.

"Nggak!" aku masih menolak, lebih baik aku tidur dimobil daripada harus ikut dengannya.

"Aku katakan sekali lagi. ayo turun. kalau tidak aku akan menggendongmu!"

Seketika ucapannya membuat aku terlonjak. apaan sih nih orang. kenapa dia suka sekali memaksa!

"Tidak." masih dengan pendirianku. mana mungkin dia berani lakukan itu. ini kan di tempat umum.

"Baiklah!" dia segera keluar dan menggitari mobil itu dan membuka pintu bagianku

Seketika kepalanya merunduk dan tangannya sudah masuk di lipatan kakiku. aku benar-benar dibuat tak percaya oleh kelakuan beruang kutub bin Domes ini.

"Tuan! apa yang anda lakukan? nggak usah macam-macam ya! aku laporkan anda telah berlaku tindak asu$il4. bisa dipidana nanti!" ancamku.

Dia menatapku dengan dalam. dan wajahnya semakin dekat dengan wajahku. dia tersenyum "silahkan laporkan, palingan kita dinikahkan."

jawabannya membuat jantungku tidak sehat. debarannya begitu kencang. aku takut jika dia mendengarnya. "iiihh..." aku mendorong tubuhnya menjauh dariku sehingga

Dugh!

"Awwhh! sakit banget." dia meringis menahan sakit kepala karena kejedud besi pintu mobil.

"Eh,Bang. kamu nggak kenapa-kenapa? mana yang sakit?" spontan aku ikut keluar dan meraih kepalanya yang sakit kerena kudengar dentumannya cukup keras, pasti sakit sekali.

Karena tinggiku yang kurang maka aku menjinjit untuk meraba kepalanya yang sakit. dan seketika wajahku begitu dekat dengan wajahnya. dia menatap ku dengan senyum lembut.

Nih orang kenapa sih senyum-senyum begitu. benaran sakit nggak nih kepala?

Karena melihat dia selalu tersenyum. maka rasa peduliku hilang yang tadi tanganku mengusap kepalanya dengan lembut kini kuremat rambutnya yang hitam legam itu dengan kuat.

"Awwh... sakit,Fa! kamu benar-benar ingin membunuhku? kejam banget jadi perempuan. kalau aku mati kamu pasti akan menangis."

"Nggak." balasku dengan kesal

"Yakin nggak nangis?"

"Yakinlah malahan senang."

"Benarkah? terus barusan apa? padahal hanya kejedud saja tapi wajah kamu sudah begitu cemas."

Aku terperangkap oleh tindakan sendiri. entahlah aku juga tidak mengerti. aku memang tidak ingin melihat dia celaka. apakah cinta yang menjadi alasannya?

Tak ingin menanggapi ucapannya lagi. aku kembali ingin masuk kedalam mobil. tetapi tanganku segera di raih olehnya.

"Mau ngapain?" tanyanya

"Ya mau masuk ke mobil lah." jawabku ketus

"Ayo kita makan dulu, aku udah lapar banget. kamu juga belum makan siang 'kan?"

"Nggak mau. aku nggak lapar." tolakku

"Masa sih tidak lapar? padahal ini sudah jam dua lho. apakah kamu sedang diet?"

"Tidak. aku memang tidak lapar. silahkan anda makan sendiri."

"Baiklah, jika kamu tidak mau. ayo sekarang kita pulang." ujarnya terlihat kecewa. ada rasa tidak enak dia sepertinya sudah lapar tapi kenapa tidak mau makan sendiri saja. kenapa ribet banget harus membawaku segala.

"Tuan..." panggilku menghentikan langkahnya untuk masuk ke mobil. "Kenapa tidak makan, bukankah anda sudah lapar?"

"Aku tidak mau makan sendiri, sudahlah ayo pulang sekarang," ucapnya dengan nada datar.

"Baiklah, ayo kita makan sekarang." ajakku

"Kamu serius?" dia kembali menutup pintu mobil dan mendekati aku.

"Ya seriuslah. tapi ada syaratnya yaitu...-"

"Ah, gampang. sekarang ayo kita masuk aku sudah lapar banget. apapun syaratnya dari kamu akan aku penuhi." ucapnya memotong pembicaraanku yaitu untuk meminta ponselku Kembali.

Kenapa aku mudah sekali luluh oleh lelaki ini. moodku pagi tadi yang begitu berantakan karena ulahnya kini sudah mulai membaik juga karenanya.

Bersambung...

Jangan lupa dukungannya ya 🙏🥰

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Kasian dr Yoga

2024-07-26

1

Yusnita Nenvawaty Sihombing

Yusnita Nenvawaty Sihombing

kasihan yoga..

2023-02-19

0

Buna_Qaya

Buna_Qaya

Fatimah mengalami sindrom kebucinan

2022-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Mengantar bekal ke rumah tuan Malik
2 Di omeli Ibu
3 Ikut ayah menjemput majikannya
4 Belanja
5 Curhat pada ibu
6 Di kediaman keluarga Malik
7 Jujur
8 Menukar panggilan
9 Di RS
10 Kebaikan Dokter Yoga
11 Penolakannya
12 Kembali curhat pada ibu
13 Makan siang
14 Membeli kado
15 Di Pesta
16 Putri Dokter Yoga
17 Ada apa dengannya
18 Sikapnya yang menyakitkan
19 Luluh
20 Ungkapan perasaan
21 Ayah masuk RS
22 Kembali berdebat
23 Cari makan
24 Bicara dari hati ke hati
25 Di Taman
26 Ungkapan perasaan Yandra
27 Fatimah diantar pulang
28 Acara lamaran
29 Menerima lamaran
30 Sampai ditujuan
31 Fatimah syok
32 Permintaan maaf
33 Salah paham
34 Trauma
35 Kekecewaan Dr Yoga
36 Melahirkan
37 Tabrakan
38 Patah tulang
39 Yandra mumet
40 Baikan
41 Prihal kado
42 Zahra pergi
43 Gosip tetangga
44 Kebahagiaan
45 Menerima tawaran sang dokter
46 POV Dr Yoga
47 POV Dr Yoga 2
48 Sah jadi pasangan suami istri
49 Menuju Hari H
50 Sah menjadi pasangan suami istri 2
51 Resepsi
52 First kiss
53 MP
54 Kekecewaan Zahra
55 Memaafkan
56 Rencana liburan
57 Dirumah Ibu
58 Mobil pick up untuk Ayah
59 Mengetahui yang sebenarnya
60 Kejutan di RS
61 Bertemu mantan
62 Bertemu mantan 2
63 Ujian selesai
64 Berangkat liburan
65 Kejadian tak terduga
66 Minta maaf
67 Menghindari
68 Capek membujuk
69 Siapakah pasien suaminya itu?
70 Sama-sama posesif
71 Ziarah ke makam Arif
72 Rencana Caesar Lyra
73 Dugaan Yandra
74 Kondisi Lyra memburuk
75 Mengetahui tentang Yoga
76 kecemasan Zahra
77 Perubahan sikap Fatimah
78 Positif
79 Memberi kabar Ibu
80 Kemarahan Yoga
81 Nasehat sang istri
82 Hadiah untuk Fatimah
83 Kepergian Mama
84 Fatimah kontraksi
85 Melahirkan
86 Kebahagiaan orangtua
87 Kecurigaan Yoga
88 Ending
89 Pengumuman
90 Novel baru. (Kutukar diriku Demi Sebuah Keadilan
91 Karya baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Mengantar bekal ke rumah tuan Malik
2
Di omeli Ibu
3
Ikut ayah menjemput majikannya
4
Belanja
5
Curhat pada ibu
6
Di kediaman keluarga Malik
7
Jujur
8
Menukar panggilan
9
Di RS
10
Kebaikan Dokter Yoga
11
Penolakannya
12
Kembali curhat pada ibu
13
Makan siang
14
Membeli kado
15
Di Pesta
16
Putri Dokter Yoga
17
Ada apa dengannya
18
Sikapnya yang menyakitkan
19
Luluh
20
Ungkapan perasaan
21
Ayah masuk RS
22
Kembali berdebat
23
Cari makan
24
Bicara dari hati ke hati
25
Di Taman
26
Ungkapan perasaan Yandra
27
Fatimah diantar pulang
28
Acara lamaran
29
Menerima lamaran
30
Sampai ditujuan
31
Fatimah syok
32
Permintaan maaf
33
Salah paham
34
Trauma
35
Kekecewaan Dr Yoga
36
Melahirkan
37
Tabrakan
38
Patah tulang
39
Yandra mumet
40
Baikan
41
Prihal kado
42
Zahra pergi
43
Gosip tetangga
44
Kebahagiaan
45
Menerima tawaran sang dokter
46
POV Dr Yoga
47
POV Dr Yoga 2
48
Sah jadi pasangan suami istri
49
Menuju Hari H
50
Sah menjadi pasangan suami istri 2
51
Resepsi
52
First kiss
53
MP
54
Kekecewaan Zahra
55
Memaafkan
56
Rencana liburan
57
Dirumah Ibu
58
Mobil pick up untuk Ayah
59
Mengetahui yang sebenarnya
60
Kejutan di RS
61
Bertemu mantan
62
Bertemu mantan 2
63
Ujian selesai
64
Berangkat liburan
65
Kejadian tak terduga
66
Minta maaf
67
Menghindari
68
Capek membujuk
69
Siapakah pasien suaminya itu?
70
Sama-sama posesif
71
Ziarah ke makam Arif
72
Rencana Caesar Lyra
73
Dugaan Yandra
74
Kondisi Lyra memburuk
75
Mengetahui tentang Yoga
76
kecemasan Zahra
77
Perubahan sikap Fatimah
78
Positif
79
Memberi kabar Ibu
80
Kemarahan Yoga
81
Nasehat sang istri
82
Hadiah untuk Fatimah
83
Kepergian Mama
84
Fatimah kontraksi
85
Melahirkan
86
Kebahagiaan orangtua
87
Kecurigaan Yoga
88
Ending
89
Pengumuman
90
Novel baru. (Kutukar diriku Demi Sebuah Keadilan
91
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!