Saat kami sedang bersenda gurau. terdengar suara ketukan pintu. aku segera bangkit dari tempat duduk dan membukakan pintu.
Setelah membuka pintu mataku bertemu dengan bola mata hitam kecoklatan itu. kembali jantungku berdegup tak ber irama. aku sedikit kaku saat tubuh tinggi semampai itu berdiri tepat dihadapanku.
"Kamu tidak mengizinkan aku masuk?" suaranya menyadarkan aku dari dunia lamunan
"Ah, maaf. silahkan masuk Tuan," aku segera mengembalikan ekspresi wajah datar. entah kenapa dilubuk hatiku yang paling dalam, sangat bahagia bisa bertemu dengannya kembali
"Assalamualaikum..." ucapan salamnya
"Wa'alaikumsalam..." aku segera menggeser posisi berdiri dan memberikan celah untuknya masuk kedalam rumah
"Eh, ada Tuan Yandra.dari mana tadi Nak?" tanya ibu yang baru saja keluar.
"Dari rumah Bu. saya sengaja datang kesini disuruh mama minta tolong pada Fatimah untuk menjaga Yanju. soalnya mama mau ke RS. dan saya juga ada pasien di RS.
"Oh, begitu... yaudah Nak, sana kamu pergi bersama Tuan Yandra." ibu memberiku izin
"Baiklah, sebentar Tuan." aku segera masuk ke kamar untuk mengganti pakaian. dan bersolek sedikit saja, tapi entah kenapa bedak yang aku poles tidak merata di wajahku, karena keringat selalu keluar dari dahi dan di hidungku.
Aku benci sekali dengan perasaan nervous ini. aku berusaha untuk tetap tenang, tetap saja aku tidak bisa. terakhir aku kembali menghapus bedak yang belepotan itu menggunakan toner. akhirnya kuputuskan hanya mengoles bibirku dengan lipgloss. sepertinya ini lebih natural
***
*Di perjalanan*
Aku hanya diam tanpa berani menatapnya. aku mengalihkan pandanganku ke luar untuk menatap gedung-gedung tinggi yang berada di sepanjang jalanan kota yang kami lewati.
"Kamu dulu kuliah dimana?"
Pertanyaannya membuat aku menatap wajahnya sekilas. "di STAIS Tuan." jawabku sedikit gemetar. ternyata beberapa Minggu tidak bertemu membuat hatiku kembali meleleh.
"Udah punya pacar?"
Kali ini pertanyaannya merubah ekspresi wajahku sedikit tegang. dan rona merah terlihat di pipiku.
"Belum." jawabku singkat sembari mengalihkan pandangan. kenapa kamu bisa seperti ini Fatimah. sadarlah jangan merasa senang dulu saat dia menanyakan hal itu. ingatlah! kamu bukanlah tipe wanitanya.
Batinku mencoba membangunkan dari dunia halu, akhirnya aku segera menyadarinya dan berusaha untuk menempatkan posisi. aku harus tahu tingginya langit. aku tak ingin mengikuti perasaan yang merusak pikiranku
Kini mobil yang dikendarainya sudah masuk ke pekarangan rumah tuan Malik. dia segera turun tanpa menoleh padaku.
*Di kediaman keluarga Malik*
"Assalamualaikum... "
"Wa'alaikumsalam... Ayo masuk Nak. jangan malu,duduklah." ucap Bu Anggi
"Iya, Terimakasih Bu." aku segera duduk di kursi ruang keluarga.
"Begini Nak. ibu minta tolong kamu jaga Yanju. ibu mau ke RS untuk menemani Lyra menantu ibu." ucap ibu Anggi
"Baik Bu. saya akan jaga Yanju. hai tampan, ayo sini sama Ante." aku mengambil bayi mungil itu dari gendongan Bu Anggi. aku menatap wajahnya yang begitu mirip dengan dokter dingin itu.
Ya tentu saja dia mirip, karena papa bayi mungil ini dan dokter dingin itu Adik Kakak. batinku
"Fa, ibu pergi dulu ya. nanti jika dia haus berikan dia ASI yang ada di kulkas. tapi hangatkan terlebih dahulu." jelas Bu Anggi sebelum dia pergi.
"Baik Bu." aku tersenyum simpul.
Setelah Bu Anggi pergi bersama dokter dingin. kini aku membawa bayi tampan itu naik ke atas. aku melihat dia sudah mengantuk. maka aku menindurkannya.
***
Sudah beberapa hari ini aku selalu mengasuh bayi tampan kesayanganku itu. ya, setelah pulang sekolah ayah selalu menjemputku,untuk membawa ke kediaman keluarga Malik.
Mungkin karena seringnya bersama, maka aku sangat menyayangi Yanju. rasanya aku sudah tidak ingin berpisah dari bayi mungil yang menggemaskan itu.
Weekend hari ini, aku habiskan waktuku untuk bersama Yanju. pagi-pagi sekali aku sudah minta di antarkan oleh ayah untuk kerumah Bu Anggi. entah kenapa aku sangat merindukannya, aku sudah seperti seorang ibu merundukan anaknya. rasanya lucu sekali
Setelah Bu Anggi pergi ke RS. aku membawa bayi mungil itu bermain, seperti biasanya tempat ternyaman adalah kamar. aku menyanyikan lagu-lagu islami, dan Yanju sudah mulai terlena matanya sudah mulai berat
Cklekk!
Terdengar suara pintu dibuka. aku begitu kaget saat melihat siapa orang yang membuka pintu kamar itu. tubuhku sedikit kaku, tetapi aku segera memasang wajah sedikit garang.
"Tuan! kenapa tidak ketuk pintu dulu. ngagetin aja!" aku membuat nada kesal
"Kok kamu yang marah? seharusnya aku yang tanyain, kenapa pagi-pagi begini kamu sudah ada disini?" tanyanya
"Tadi malam Bu Anggi yang telpon, meminta saya datang pagi-pagi. karena beliau mau ke RS, dan hari ini juga libur, maka saya sangat senang sekali bisa bermain dengan sitampan ini. benarkan Sayang," jelasku sembari mencium wajah bayi mungil itu
"Udah nggak usah keseringan di cium, nanti tampannya hilang." ucapnya cuek sembari mengambil Yanju dari gendonganku
Dia mengecup seluruh wajah bayi mungil itu. "Lihatlah. dia sangat tampan seperti diriku,kan?" tanyanya untuk meminta pengakuanku
"Ya, sangat tampan. tapi hanya untuk Yanju. Anda tidak!" ketusku Kembali berpura-pura
Saat mendengar pernyataanku. dia menatap dengan dalam dan mendekati aku, sehingga jarak kami begitu dekat, hembusan nafasnya menyapu wajahku, sehingga membuat aku kelabakan
"Apa yang ingin anda lakukan? Anda mesum ya!" ucapku segera menjauhkan diri darinya
"Hahaha... nggak usah tegang begitu wajahnya. atau kamu memang berharap aku menyentuh bibirmu yang mungil itu. hmm?" ucapnya amoral
"Dengar ya Tuan! walaupun anda Pria tampan sedunia, saya tidak sudi di sentuh oleh Anda!" geramku
"Hahaha... akhirnya kamu mengakui bahwa aku ini tampan." kekehnya
Dengan kesal aku meninggalkan dirinya di kamar itu.aku tidak ingin meladeni dia lagi. aku benar-benar kesal. lebih baik aku mengisi perut. aku segera turun untuk membuat sarapan
Aku menuju dapur yang begitu ekstensif.segera mengambil bahan di dalam lemari pendingin. aku ingin membuat nasi goreng teri Medan.
"Eh, Mbak Fatimah ingin buat sarapan? biar bibik saja yang membuatkan,Mbak," ucap bibik
"Tidak usah Bik. biar aku saja yang membuatnya. Oya, Bik. apakah tuan Dokter itu sudah sarapan?" tanyaku
"Belum Mbak. tadi bibik mau sediakan tetapi tuan menolak, nanti saja katanya," jelas bibik
"Baiklah Bik. biar aku saja yang membuatkan sarapan untuknya." balasku
"Baik, Mbak. kalau begitu bibik lanjut pekerjaan yang lain ya Mbak." bibik segera meninggalkan aku
Aku segera memasak semua bahan yang telah aku sediakan. tapi kenapa aku bisa memikirkan Pria aneh itu? kenapa aku berinisiatif untuk membuatkan dia sarapan juga. ah dasar Fatimah otakmu benar2 kacau.
***
Setelah masak. segera aku menata hidangan itu di atas meja makan. aku memasukkan beberapa sendok nasi goreng itu kedalam piring, dan mengambil posisi duduk yang nyaman
"Wih... sepertinya enak banget tuh nasi gorengnya," Pria nyebelin itu sudah berada dihadapanku
"Tuan ingin sarapan? ayo duduklah, biar Yanju saya yang pegang. tanyaku yang tiba-tiba saja melunak
Dia mengeryitkan keningnya. mungkin dia tidak percaya dengan tawaranku "kamu serius?" tanyanya masih tidak percaya
"Iya aku serius,Tuan."
"Baiklah. ayo duduk sini!" titahnya
Kini giliran aku yang sedikit curiga. kenapa dia meminta aku duduk disisinya? dengan perasaan ragu aku duduk sembari memeluk Yanju
"Tuan, makanlah. nanti keburu dingin," ucapku
Dia mengambil satu sendok nasi goreng "ayo buka mulut kamu! aku curiga ada sesuatu di dalam nasi goreng ini." titahnya mengarahkan sendok itu ke mulutku
"Tidak, aku tidak mau.." tolakku
"Kalau begitu benar bahwa nasi goreng ini ada sesuatunya!" ucapnya curiga
"Ya Allah, tidak ada apa-apanya, Tuan. itu hanya ada ikan teri dan bumbu yang lainnya.baiklah aku akan memakannya terlebih dahulu."
"Gitu dong, ayo buka mulut kamu!" dia mengarahkan sendok yang telah berisi nasi gorengan itu.
Aku terpaksa membuka mulut, sembari menahan debaran jantungku, dan mengalihkan pandangan dari wajahnya."
"Ehem..."
Aku terkesiap melihat Bu Anggi dan Tuan Malik sudah berdiri dihadapan kami. tubuhku terasa kaku. perasaanku tercampur aduk. malu, takut, cemas. semua jadi satu.
Bersambung...
NB: masih merangkak ya☺️
Happy reading 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Yani
Eng ingeng santai Fatimah
2024-07-25
1
Vita Zhao
next kak dewi
2022-09-20
0
Sania aja
Lanjut kak Wi. ceritanya masih asyik di baca ☺️
2022-09-16
0