"Mama,Papa!" dia tak kalah kaget melihat kedua orangtuanya sudah berdiri tidak jauh dari meja makan itu. dengan sendok yang masih menggantung aku segera berdiri
"Tidak apa-apa... lanjutkan saja, Mama mau kedalam dulu." bu anggi segera mengikuti langkah suaminya yang menuju kamarnya.
"Aaa... ayo buka mulut kamu!" kembali dia memintaku untuk memakan nasi goreng itu. aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran dokter aneh ini. ingin sekali rasanya aku meremat wajahnya yang selalu merasa tanpa dosa itu
Aku menatapnya dengan kesal, dan segera berdiri meninggalkan dia di meja makan itu. aku membawa Yanju naik ke atas.
Aku duduk di sofa sembari memeluk bayi mungil itu. namun perasaanku masih tidak tenang. betapa malunya aku saat perlakuan dokter dingin itu di ketahui oleh kedua orangtuanya.
Bagaimana jika Bu Anggi berpikir negatif padaku? bagaimana jika beliau mengira aku sengaja mencari kesempatan dengan alih-alih memomong bayi kecil ini, padahal aku mendekati putranya. Ah... ya Allah, tolong hilangkan pikiran itu pada Bu Anggi. Do'aku dalam hati
Aku masih larut dalam pikiranku sendiri. banyak "Andai" yang aku bayangkan. aku hanya berharap Bu Anggi tidak berpikir buruk atas diriku. semoga ayah tidak mendapatkan imbas dari kelakuanku tadi. seharusnya aku tidak menerima keinginan dokter dingin itu.
Cklekk....
Kembali pintu kamar itu terbuka, siapa lagi orangnya yang masuk tanpa mengetuk pintu dulu, kalau bukan dokter sumber masalah itu. aku berusaha tetap tenang tanpa menghiraukan dia.
Dia berjalan dan berhenti didepanku, lalu menaruh sepiring nasi goreng dan segelas air putih di atas meja. "ayo sarapan. udah nggak usah dipikirkan masalah itu!" dia ingin mengambil Yanju dariku tetapi aku tidak ingin memberikan bayi mungil itu.
"Hei... bawa kesini anakku!" ucapnya yang masih mengulurkan kedua tangannya untuk meminta bayi mungil itu.
"Tidak.. biarkan dia bersama saya.saya tidak mau sarapan, selera makan saya sudah hilang. ini semua karena anda Tuan!" kesalku padanya
"Kenapa aku yang disalahkan? emang apa yang aku lakukan?" ucapnya yang membuat aku benar-benar gemas mendengarnya
"Apa?! Anda masih menanyakan apa salah anda. bukankah tadi anda menuduh saya memberikan sesuatu pada nasi goreng itu. padahal saya sudah bilang jika saya tidak menaruh apapun. Anda tahu nggak bagaimana saya takut jika Bu Anggi salah paham pada saya!" aku harus menjelaskan semua peristiwa itu agar otaknya tidak menjadi amnesia dini.
"Fatimah... aku sudah bilang kamu jangan pikirkan soal itu lagi. mama tidak akan salah paham." sanggahnya
"Bagaimana anda tahu? itu kan hanya pemikiran anda saja Tuan. tapi bagaimana jika benar Bu Anggi salah paham dengan saya."
"Siapa yang salah paham,Nak?"
Tiba-tiba Bu Anggi masuk sembari membawa botol susu yang sudah terisi. mungkin itu titipan dari kak Lyra.
"Bu, saya benar-benar minta maaf. ta-tadi itu tak seperti yang ibu bayangkan," jelasku dengan gugup
"Sudahlah,Nak. ibu tidak ada salah paham apapun. kamu jangan merasa seperti itu. jika benar pun ibu tidak akan marah."
Ucapan Bu Anggi membuat wajahku bersemu. ah aku benci sekali dengan perasaan tak tahu diri ini. kenapa dia mudah sekali terpancing jika mengarah ke dokter itu.
"Berikan Yanju sama ibu. kamu sekarang sarapan ya. kasihan Yandra sudah capek bawain kamu sarapan." kembali ucapan Bu Anggi membuat aku salah tingkah.
Aku memberikan Yanju pada nyonya Malik. dan terpaksa memakan nasi goreng yang dibawakan oleh tuan dokter yang nyebelin tapi ngangenin.... astaghfirullah. aduh otak ayo jernih!
Sementara dua orang yang ada dihadapanku sedang adu argumen untuk merebut bayi mungil itu.
"Ma, biarin aku yang memberinya susu itu.dia anakku...Ma,"
"Dia memang anakmu. tapi dia cucu Mama! nggak boleh biar Mama!"
Aku sedikit ternganga saat mendengar pengakuan dokter dingin itu. apa maksudnya mengatakan jika Yanju adalah anaknya? bukankah Yanju anaknya kak Lyra dan bang Arman?
"Sudah sana kamu dipanggil Papa. katanya ada sesuatu yang ingin Papa sampaikan sebelum dia berangkat ke Singapura hari ini,"
"Baiklah, nanti aku akan kembali lagi." ucapnya masih belum terima. dia segera keluar dari kamar itu.
Kini tinggal aku dan Bu Anggi di kamar itu. aku secepatnya menghabiskan sarapanku. aku melihat Bu Anggi menatapku seperti ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.
"Fa, kita duduk di balkon yuk," ajaknya
"Baik Bu." aku mengikuti langkah wanita yang begitu baik itu.
"Duduklah Nak." dia menggeser tempat duduknya.
Dengan ragu aku duduk disampingnya. perasaanku merasa tidak enak. apakah Bu Anggi akan membahas masalah tadi? apakah Bu Anggi akan memarahiku.
"Fa, ibu ingin memberitahu sesuatu padamu. mungkin tadi saat ibu bicara dengan Yandra, kamu merasa heran atau bertanya-tanya saat Yandra mengatakan bahwa Yanju adalah anaknya," dia menatapku sehingga membuat aku menjadi gugup karena beliau begitu tahu dengan pikiranku
"Ah, maaf Bu. ta-tapi saya tidak memikirkan yang aneh-aneh kok Bu," balasku dengan senyum sedikit aku sunggingkan
"Ya, ibu tahu kamu wanita baik, mana mungkin kamu mikir yang aneh-aneh. tapi ibu juga ingin memberitahukan kepadamu. bahwa Yanju memang anak Lyra dan Yandra," jelasnya yang membuat reaksi tubuhku berubah, bahkan tanpa sadar mataku membulat sempurna.
"Fa, sebenarnya jika orang yang tidak tahu sekandal kisah mereka. maka orang akan berpikir negatif. tapi semua tidak seburuk yang orang pikir jika tidak tahu kisah yang sebenarnya.
"Dulu Lyra adalah seorang pegawai di RS kami. dia bekerja sebagai CS. wanita itu jatuh cinta pada Yandra. tetapi saat itu Yandra sudah mempunyai tunangan. yaitu tunangannya adalah anak teman ibu.
Yandra sebenarnya tidak mencintai tunangannya itu. tetapi dia tidak ingin membuat ibu kecewa maka dia berusaha menerima wanita itu. namun pertemuannya dan Lyra mengukir cinta satu malam. yang mana sebenarnya sangat dilarang oleh agama.
Lyra yang baru saja jatuh cinta pada seorang Pria. mungkin bisa dikatakan bahwa Yandra adalah lelaki yang pertama dia cintai. maka dia terbuai oleh perlakuan Yandra.
Sebenarnya ibu sangat marah sekali saat mendengar penjelasannya. ibu rasanya ingin sekali memukulnya,karena dia telah tega mengambil keuntungan dari gadis polos itu.tetapi ibu berusaha untuk menerima segala alasan anak itu. ternyata dia mengakui perasaannya pada Lyra, bahwa dia juga sangat mencintai Lyra. peristiwa cinta satu malam itu terjadi, ternyata mereka lakukan karena saling mencintai.
Namun Yandra tidak bisa mengakui perasaannya di depan gadis itu. karena dia tidak ingin membuat ibu kecewa. dia tega membiarkan gadis itu menderita. hingga pada akhirnya Lyra pergi dari kota ini. ya, mungkin ini memang sudah rencana Tuhan juga,Nak. tanpa di duga dan disangka Lyra bertemu dengan Arman. yaitu putra ibu yang hilang. sehingga takdir mempertemukan kami kembali disaat mereka sudah menikah.
Begitulah hubungan rumit itu Nak. ibu berharap kamu bisa memahami kisah mereka. ibu tahu bahwa dulu cinta Lyra begitu besar untuk Yandra, tapi kini ia berikan sepenuhnya untuk Arman. sekarang tidak ada hubungan apapun diantara mereka, hanya sebatas ipar saja. namun tidak bisa dipungkiri bahwa Yanju tetaplah putra Yandra.
Mungkin kamu masih sulit untuk menerima kenyataan ini. dan mungkin juga ini kali pertama kamu menemukan kisah yang seperti ini.ya, begitulah takdir, Nak. terkadang berada diluar nalar kita." beliau mencurahkan semuanya padaku.
Aku masih terpaku. benar yang dikatakan oleh Bu Anggi. aku masih belum mengerti sepenuhnya. masih banyak pertanyaan yang ingin aku lontarkan, tetapi aku menahannya, semua pertanyaan itu aku simpan di memory otakku. rasanya aku tidak berhak menanyakan hal itu. apa urusannya denganku.
"Fa, boleh ibu tanya sesuatu?"
Aku sedikit terlonjak dari lamunan saat mendengar pertanyaan Bu Anggi. "ah, ya boleh Bu,"
"Apakah kamu mencintai Yandra?" kembali pertanyaan yang membuat aku terperanjat dan merubah ekspresi wajahku yang tak menentu.
"A-apa maksud Ibu?" aku mencoba menanyakan kembali, walau dengan gugup
"Nak, mungkin ibu salah. tapi ibu ingin mendengarkan kejujuranmu. ibu melihat dari matamu, bahwa kamu mempunyai perasaan pada putra ibu itu, apakah benar? atau dugaan ibu ini benar-benar sok tahu dan salah besar?"
Aku bingung harus jawab apa pada beliau. karena apa yang Bu Anggi duga itu adalah yang sebenarnya. apakah aku harus berbohong? tapi aku tidak mampu. lebih baik aku mengakui perasaanku. aku tidak peduli beliau akan marah atau kecewa atas kejujuranku ini.
"Bu, maafkan aku... maaf jika aku sudah lancang mencintai putra Ibu. aku tahu bahwa aku sudah mempermalukan diriku sendiri dan juga ayahku. tapi aku janji Bu. aku tidak akan mengusik ketenangan tuan Yandra. aku mohon biarkan aku menyimpan perasaan ini Bu. aku berjanji akan segera menghapusnya!"
Entah kenapa rasa haru tiba. aku menundukkan wajahku, cairan bening itu sudah menetes begitu saja. aku tidak berani menatap wajah Bu Anggi. aku tahu pasti wajah itu sudah memancarkan kilat kemarahan,karena mendengar pengakuanku.
Aku merasakan kedua bahuku diraih dan beliau membawaku kedalam pelukannya. tubuhku tiba-tiba kaku saat menerima perlakuan ibu dari Pria yang aku cintai itu.
"Nak, apakah kamu tahu bagaimana senangnya ibu mendengar kejujuranmu. ibu sangat berharap kamu menjadi menantu kami." Bu Anggi merenggangkan pelukannya dan merangkum kedua pipiku. "Nak, ibu berharap kamu bersabar untuk menghadapi sikap Yandra. semoga kalian berjodoh. tetaplah pertahankan perasaan itu untuknya hingga dia membalasnya," semburat senyum beliau ukirkan kepadaku.
Ya Allah... apakah ini mimpi? Alhamdulillah.. ya Rabb.
Aku masih belum bisa berkata apa-apa. rasanya aku belum percaya dengan jawaban dan perlakuan Bu Anggi.
"Terimakasih Bu..." hanya itu yang mampu aku ucapkan
Bersambung....
NB:Masih merangkak ya😀 alon-alon 🤗 jangan lupa tinggalkan jejak 🙏
Happy reading 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Yani
Oh...ternyata dr Yandra udah punya anak berarti bujangan bukan duda bukan apa ya 🤔
2024-07-25
1
Vita Zhao
next kak dewi, aku menunggumu
2022-09-20
0
Buna_Qaya
siap menanti kak
2022-09-17
0