Penolakannya

Kini sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengan Yanju. rasanya aku sangat rindu dengan bayi mungil itu. ya, karena sekarang bang Arman sudah pulih dan pulang kerumah. maka aku sudah tidak mengasuh Yanju lagi.

Siang ini aku baru saja menyelesaikan jam pelajaran. aku bersiap untuk pulang. seperti biasanya, aku pulang naik angkot karena siang ini ayah tidak bisa menjemputku, beliau sedang sibuk.

Saat aku keluar dari gerbang sekolah. aku terkesiap melihat sosok yang mulia dingin sudah berdiri disana. kembali jantungku berdebar. memang sudah beberapa hari ini aku juga tidak bertemu dengannya. tapi ada apa dia datang kesini?

Aku memperhatikannya dari jarak beberapa meter. Pria itu mesem-mesem sendiri. kenapa tuh orang? kesambet dimana dia. tumben banget bisa senyum manis begitu.

"Ngapain Abang disini? trus pakai senyum-senyum sendiri lagi?" tanyaku menyadarkan dia dari sikap anehnya

Dia menatapku dengan dalam manik matanya terlihat begitu berbeda. "Pppffft hahahaha... ada hal yang lucu. ayo sekarang kamu masuk dulu. nanti dimobil aku ceritakan.

Aku menatapnya dengan tidak mengerti. nih orang Kenapa sih? benar-benar aneh! baru kali ini aku mendengarkan dia tertawa lepas begitu. apakah ada yang begitu lucu?

"Hei, kenapa bengong? ayo masuklah." ujarnya dengan memberi kode pada tangan untuk menyuruhku masuk.

"Tidak. aku naik angkot saja," tolakku

"Fa, aku disuruh Mama untuk menjemputmu. ada sesuatu yang ingin dibicarakan."

"Bicara?"

"Iya. ayo masuk sekarang!" perintahnya

Aku terpaksa ikut masuk. jika bukan karena permintaan Bu Anggi, maka aku tidak akan mau ikut bersamanya. aku sudah malas berharap dengan perasaan ini. tidak bertemu dengannya. itu bisa membuat hati dan pikiranku sedikit tenang

*Diperjalanan*

Dia kembali menatapku dengan senyum tersungging di bibirnya. aku sedikit kesal melihat tingkah anehnya itu. aku mencoba untuk mengalihkan perhatianku dengan menatap keluar

"Kamu tidak ingin mendengar ceritaku?"

Ucapannya mengalihkan perhatianku kembali padanya. aku sedikit tertarik oleh pertanyaannya itu. aku juga penasaran dengan apa yang membuat dia berlaku aneh begitu.

"Apa sih?" tanyaku

"Kamu tahu nggak? tadi ada seorang anak ingusan yang cemburu padaku saat aku menanyakan kamu. anak itu bilang bahwa dia akan menjadi pacarmu saat sudah besar nanti. dan dia memperingati aku untuk tidak menggangumu, hahaha... itu benar-benar lucu bagiku."

Jadi itu yang membuat dia dari tadi tak berhenti tertawa dan tersenyum. begitu lucukah? ah entahlah itu hanya menurutnya saja.

"Kenapa kamu diam saja? apakah menurutmu itu tidak lucu?"

"Tidak..." jawabku spontan sehingga membuat raut wajahnya berubah

"Ck... apa sih kamu. bikin kesal deh!"

"Jadi aku harus tertawa lucu. baiklah ayo kita tertawa bersama sekarang. Hahaha.... lucu banget ya bang. benar-benar lucu. perutku sakit banget menahan tawaku, ini adalah hal terlucu dan bahkan..-"

Ucapanku terhenti saat telapak tangannya menutupi mulutku.

"Puah! Abang apaan sih. jorok ah, tangan kiri lagi!" ujarku sembari melepaskan tangannya

"Biarin. kesal aku sama kamu. udah sekarang kamu diam tidak usah tertawa. telingaku sakit!"

Kini wajah itu kembali dengan ekspresi semula yaitu datar aura dingin kembali terasa. aku merutuki kebodohanku. kenapa harus membuat moodnya berubah seperti semula.

Seharusnya aku senang bisa membuat dia tertawa dan tersenyum padaku. bukankah selama ini aku berharap dia bisa tersenyum dan dan tertawa saat bersamaku.

Ah dasar bodoh kamu Fatimah.

Kini tidak ada lagi obrolan diantara kami hingga mobil yang dikendarainya berhenti di halaman rumah keluarga Malik.

***

Setelah aku masuk. dia segera mambawaku menuju ruang tamu. aku melihat semua sudah duduk berkumpul disana. aku bingung sebenarnya ada apa? apa yang ingin dibicarakan oleh Bu Anggi dan keluarga ini.

"Duduklah,Nak," ujar Bu Anggi

"Iya, Terimakasih, Bu.

Bu Anggi mengambil posisi duduk disampingku. sementara yang mulia dingin duduk disamping Tuan Malik.

"Begini,Nak. kamu kan tahu bahwa kak Lyra sekarang sedang hamil kembali. dan kehamilannya beresiko, ditambah lagi dia hamil bayi kembar, jadi Lyra diharuskan untuk berhenti memberi Yanju ASI.

Kami sudah mencoba memberikan Yanju susu formula, tapi ternyata dia alergi terhadap susu formula. jadi dokter menyarankan untuk meneruskan ASI eksklusif.

"Dengan itu ibu ingin meminta kamu menjadi ibu susu untuk Yanju. tapi ibu tidak akan memaksa kamu,Nak,"

Mendengar penjelasan Bu Anggi. ada sedikit terkejut dihatiku. ya, aku seorang gadis harus menyusui bayi. apakah aku bisa? tapi ini semua demi bayi mungil kesayanganku, jadi tidak ada salahnya aku melakukannya. aku juga tidak ingin bayi itu kenapa-kenapa.

"Baiklah,Bu. aku akan menerima permintaan Ibu," jawabku

"Alhamdulillah... kalau begitu ada yang ingin ibu sampaikan lagi,Nak. karena sekarang kamu bersedia menjadi ibu susu untuk Yanju. maka untuk menghindari pertanyaan-pertanyan orang lain maka kami minta kamu dan Yandra menikah,"

"Kok menikah,Ma? ini semua tidak ada di sepakatan kita tadi malam. bukankah Mama sudah janji tidak akan menjodohkan aku dengan siapapun. aku tidak bisa menikah dengan Fatimah. karena itu hanya menyakiti salah satu diantara kami, karena kami tidak saling mencintai!" Dr dingin itu menyela ucapan Mamanya

Kata-kata itu membuat hatiku ngilu. ternyata sakit sekali saat di tolak oleh Pria yang selama ini aku cintai. begitu tidak berartikah diriku. sehingga dia begitu tega menolakku secara terang-terangan didepan keluarganya. ternyata apa yang selama ini aku takutkan sudah terbukti. ini benar-benar sakit!

"Bu, aku ikhlas untuk menjadi ibu susu buat Yanju. tetapi apa yang dikatakan oleh Dr Yandra memang benar, lebih baik tidak ada pernikahan diantara kami. ibu tenang saja, aku tidak menuntut apapun. aku ikhlas lahir bathin. semuanya aku lakukan untuk Yanju, karena aku sangat menyayanginya." aku berusaha untuk tetap tegar.

"Terimakasih ya,Nak.sekarang kamu panggil Mama dan Papa, walaupun kamu tidak menjadi menantu kami, tapi mulai sekarang kamu sudah menjadi anak kami. keluarga Malik Saputra." ujar Bu Anggi dengan tangisnya

Aku hanya mengangguk dalam pelukan Bu Anggi. air mata yang sedari tadi aku tahan akhirnya luruh juga. aku benci dengan perasaan ini. entah kenapa aku menangis,padahal sedari Awal aku menyadari bahwa dia tidak mempunyai perasaan sedikitpun padaku. tapi kenapa hatiku masih tidak mau mengerti!

Saat aku masih menangis semua mata menatapku. mungkin saja mereka juga mengetahui perasaanku tak terkecuali beruang kutub menyebalkan itu.

Ya, aku memang terlalu polos dalam sebuah perasaan. walaupun aku sudah berusaha untuk menutupinya namun orang bisa melihatnya dari mataku. karena jujur saja ini adalah cinta pertama dalam hidupku.

Dialah Pria pertama kali yang mampu membuat jantungku berdebar.karena selama ini aku tidak pernah mengenal cinta. aku hanya sibuk dengan duniaku dalam menuntut ilmu. walaupun banyak teman Pria yang mengungkapkan perasaannya, baik teman di SMA maupun kuliah, hingga sekarang teman sesama guru.

Semua aku tolak secara halus agar mereka tidak tersinggung, karena aku memang tidak mempunyai perasaan apapun. tapi sekarang kenapa rasanya sakit sekali saat dia menolakku.

Bersambung....

NB: sabar ya. tidak beberapa lagi bab baru 😊 soalnya ini POV Fatimah. jadi harus di urai lagi dari awal. harap bersabar ya para raeder 🤗 tidak berapa lama lagi novel. dokter Tampan Itu Ayah Anakku. akan tamat. jadi author akan fokus dengan novel ini 🥰🤗 jadi untuk sekarang asyik nggak asyik di asyikin aja ya

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Yang sabar Fatimah

2024-07-26

1

Maura

Maura

ditunggu visualnya thor

2023-11-24

0

Adhe Triapsariie

Adhe Triapsariie

semangat thor,,, selalu nunggu kelanjutannya

2022-09-25

1

lihat semua
Episodes
1 Mengantar bekal ke rumah tuan Malik
2 Di omeli Ibu
3 Ikut ayah menjemput majikannya
4 Belanja
5 Curhat pada ibu
6 Di kediaman keluarga Malik
7 Jujur
8 Menukar panggilan
9 Di RS
10 Kebaikan Dokter Yoga
11 Penolakannya
12 Kembali curhat pada ibu
13 Makan siang
14 Membeli kado
15 Di Pesta
16 Putri Dokter Yoga
17 Ada apa dengannya
18 Sikapnya yang menyakitkan
19 Luluh
20 Ungkapan perasaan
21 Ayah masuk RS
22 Kembali berdebat
23 Cari makan
24 Bicara dari hati ke hati
25 Di Taman
26 Ungkapan perasaan Yandra
27 Fatimah diantar pulang
28 Acara lamaran
29 Menerima lamaran
30 Sampai ditujuan
31 Fatimah syok
32 Permintaan maaf
33 Salah paham
34 Trauma
35 Kekecewaan Dr Yoga
36 Melahirkan
37 Tabrakan
38 Patah tulang
39 Yandra mumet
40 Baikan
41 Prihal kado
42 Zahra pergi
43 Gosip tetangga
44 Kebahagiaan
45 Menerima tawaran sang dokter
46 POV Dr Yoga
47 POV Dr Yoga 2
48 Sah jadi pasangan suami istri
49 Menuju Hari H
50 Sah menjadi pasangan suami istri 2
51 Resepsi
52 First kiss
53 MP
54 Kekecewaan Zahra
55 Memaafkan
56 Rencana liburan
57 Dirumah Ibu
58 Mobil pick up untuk Ayah
59 Mengetahui yang sebenarnya
60 Kejutan di RS
61 Bertemu mantan
62 Bertemu mantan 2
63 Ujian selesai
64 Berangkat liburan
65 Kejadian tak terduga
66 Minta maaf
67 Menghindari
68 Capek membujuk
69 Siapakah pasien suaminya itu?
70 Sama-sama posesif
71 Ziarah ke makam Arif
72 Rencana Caesar Lyra
73 Dugaan Yandra
74 Kondisi Lyra memburuk
75 Mengetahui tentang Yoga
76 kecemasan Zahra
77 Perubahan sikap Fatimah
78 Positif
79 Memberi kabar Ibu
80 Kemarahan Yoga
81 Nasehat sang istri
82 Hadiah untuk Fatimah
83 Kepergian Mama
84 Fatimah kontraksi
85 Melahirkan
86 Kebahagiaan orangtua
87 Kecurigaan Yoga
88 Ending
89 Pengumuman
90 Novel baru. (Kutukar diriku Demi Sebuah Keadilan
91 Karya baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Mengantar bekal ke rumah tuan Malik
2
Di omeli Ibu
3
Ikut ayah menjemput majikannya
4
Belanja
5
Curhat pada ibu
6
Di kediaman keluarga Malik
7
Jujur
8
Menukar panggilan
9
Di RS
10
Kebaikan Dokter Yoga
11
Penolakannya
12
Kembali curhat pada ibu
13
Makan siang
14
Membeli kado
15
Di Pesta
16
Putri Dokter Yoga
17
Ada apa dengannya
18
Sikapnya yang menyakitkan
19
Luluh
20
Ungkapan perasaan
21
Ayah masuk RS
22
Kembali berdebat
23
Cari makan
24
Bicara dari hati ke hati
25
Di Taman
26
Ungkapan perasaan Yandra
27
Fatimah diantar pulang
28
Acara lamaran
29
Menerima lamaran
30
Sampai ditujuan
31
Fatimah syok
32
Permintaan maaf
33
Salah paham
34
Trauma
35
Kekecewaan Dr Yoga
36
Melahirkan
37
Tabrakan
38
Patah tulang
39
Yandra mumet
40
Baikan
41
Prihal kado
42
Zahra pergi
43
Gosip tetangga
44
Kebahagiaan
45
Menerima tawaran sang dokter
46
POV Dr Yoga
47
POV Dr Yoga 2
48
Sah jadi pasangan suami istri
49
Menuju Hari H
50
Sah menjadi pasangan suami istri 2
51
Resepsi
52
First kiss
53
MP
54
Kekecewaan Zahra
55
Memaafkan
56
Rencana liburan
57
Dirumah Ibu
58
Mobil pick up untuk Ayah
59
Mengetahui yang sebenarnya
60
Kejutan di RS
61
Bertemu mantan
62
Bertemu mantan 2
63
Ujian selesai
64
Berangkat liburan
65
Kejadian tak terduga
66
Minta maaf
67
Menghindari
68
Capek membujuk
69
Siapakah pasien suaminya itu?
70
Sama-sama posesif
71
Ziarah ke makam Arif
72
Rencana Caesar Lyra
73
Dugaan Yandra
74
Kondisi Lyra memburuk
75
Mengetahui tentang Yoga
76
kecemasan Zahra
77
Perubahan sikap Fatimah
78
Positif
79
Memberi kabar Ibu
80
Kemarahan Yoga
81
Nasehat sang istri
82
Hadiah untuk Fatimah
83
Kepergian Mama
84
Fatimah kontraksi
85
Melahirkan
86
Kebahagiaan orangtua
87
Kecurigaan Yoga
88
Ending
89
Pengumuman
90
Novel baru. (Kutukar diriku Demi Sebuah Keadilan
91
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!