Curhat pada ibu

Tangan lembut itu menahan tanganku yang sedang memasukkan sambal kedalam mangkok bakso. jantungku berdegup semakin tak menentu. ini kali pertama skinsip terjadi diantara aku dan dia.

Aku menatap tangan itu yang masih berada diatas punggung tanganku. dengan deru nafas sedikit berat dan kerongkongan terasa kering sehingga bakso yang aku telan itu tercekat di tenggorokan.

"Ah maaf," ucapnya melepaskan tanganku. dan wajahnya kembali ke ekspresi semula, yaitu datar, aura dingin selalu terpampang nyata di diwajahnya.

"I-iya.. tidak apa-apa." jawabku singkat sembari mengulang memasukkan sambal itu kedalam mangkok.

"Fa, udah hentikan!jangan terlalu banyak makan cabe." larangnya Kembali

"Kenapa Tuan? cabe ini mengandung vitamin C jadi tidak apa-apa," sanggah ku

"Aku tahu cabe mengandung vitamin C. tapi jika makan terlalu berlebihan juga tidak baik untuk usus dan pencernaan kamu. sudah cukup jangan ditambah lagi!"

"Ya, baiklah. apakah tuan tidak ingin pesan juga? tenang saja disini bersih kok. lagipula kotor-kotor dikit juga tidak apa-apalah. karena kita juga butuh bakteri untuk menunjang kekebalan tubuh," ucapku

"Kamu pintar juga," timpalnya menatapku sedikit senyum ia ukirkan.

"Saya tidak pintar Tuan. itu hanya sesuai ilmu yang saya pelajari. saya rasa Tuan jauh lebih tahu tentang itu, karena tuan adalah seorang dokter," balasku

"Aku memang Dokter. tapi bukan Dokter gizi. aku tuh tahunya tentang ibu melahirkan, wanita punya masalah dengan rahimnya, atau bermasalah dengan datang bulan." jelasnya kembali, sehingga membuat aku tersenyum mendengarnya

"Baiklah aku akan pesan juga."

Dia segera memesan satu mangkok bakso. dan ditambah dengan teh es manis dua. setelah pesanannya datang. aku melihat dia hanya menambahkan kecap dengan banyak, dan sedikit saos.sepertinya dia tidak menyukai pedas, karena itu terlihat ia tidak menambahkan cabe.

***

Setelah selesai makan. aku dan dokter dingin segera beranjak. dia berjalan di depanku menuju kasir bakso itu. aku berpikir pasti dapat traktiran darinya.

"Fa, kamu bayar dulu ya. soalnya aku nggak pegang uang cash," bisiknya segera berlalu dengan wajah tanpa dosa

Hah... dasar, gaya aja kren tapi bokek. pakai alasan nggak pegang uang cash lagi. ucapku dalam hati

*Diperjalanan pulang*

Dia berhenti di sebuah Bank. untuk mengambil uang. "Kamu tunggu disini. aku ambil uang tunai di ATM sebentar." ucapnya segera turun

"Berapa semua total belanjaan tadi?" tanyanya saat sudah kembali duduk di bangku kemudi

"Enam ratus lima puluh ribu dua ratus rupiah," jawabku

"Ternyata otakmu sangat cerdas ya. bisa ingat total belanjaan dengan segitu rincinya. nih aku ganti uangmu."

Dia menyerahkan beberapa uang kertas yang baru saja dia ambil di ATM. aku segera menghitung jumlah uang itu. namun sepertinya aku salah menghitungnya.maka aku kembali mengulang beberapa kali lembaran uang yang berwarna merah itu.

"Tuan, ini kebanyakan," aku mengambil jumlah uang yang aku gunakan tadi. dan selebihnya aku kembalikan padanya.

"Ambilah, itu untuk kamu," dia kembali menyerahkan uang itu kepadaku

"Tidak.saya tidak mau menerima uang itu, karena saya tidak mau hutang Budi dengan Anda Tuan Dokter!"

"Hei... kamu jangan ke GR-an. ini uang bukan dari aku. tapi ini Mama yang memberikan, karena kamu sudah bekerja hari ini, yaitu membeli semua bahan yang telah Mama catat," ucapnya.

"Tapi saya tidak bisa terima. bilang sama ibu Anggi bahwa saya ikhlas melakukannya, saya tidak berharap imbalan apapun." jelasku

"Ambilah ini perintah ibu negara. kamu tahu kan, tidak ada bantahan jika ibu negara yang memerintah!" tegasnya kembali.

Dengan berat hati aku menerimanya. "Baiklah, sampaikan terimakasih ku pada Bu Anggi. sebenarnya beliau tidak perlu memberi begini, karena saya ikhlas."

"Sudahlah kamu jangan pikirkan soal itu. karena mama juga ikhlas memberimu." dia kembali menjalankan mobilnya

***

"Terimakasih Tuan." aku segera turun dari mobilnya. aku mengira setelah mengantarkan aku pulang dia akan segera pergi. tetapi dia juga ikut turun bersamaku.

Aku berdiri memperhatikan apa yang akan dia lakukan. apakah dia akan masuk untuk menemui ibu? kulirik dia dengan ekor mata. ekspresi wajahnya datar. dia melenggang masuk dan meninggalkan aku yang masih seperti orang bingung

"Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumsalam... eh ada tuan Yandra. silahkan masuk, Nak,"

"Iya Terimakasih Bu." dia segera masuk dan duduk. "Yusuf mana Bu?" tanyanya lagi.

"Tadi ibu suruh ke warung sebentar." jawab ibu

Aku yang baru masuk menatapnya sedikit heran. apakah dia sudah terbiasa datang ke rumah ini. ibu sepertinya sudah sangat mengenal dirinya. ya, tentu saja ibu mengenal dirinya, ayah kan sudah lama bekerja sebagai supir di keluarga Malik Saputra.

Mungkin aku tidak terlalu mengenal kedekatannya dengan keluargaku. karena dalam tiga tahun ini waktuku habis di kampus dan aku juga hidup terpisah dengan keluarga, karena aku ngekost, kampusku lumayan jauh dari kediaman keluarga. maka ayah dan ibu menyarankan aku agar ngekost saja, agar irit biaya, dan aku bisa datang tepat waktu

"Loh, kamu pulang bersama tuan Yandra?" tanya ibu padaku

"Iya, maaf Bu, Fatimah terlambat pulang. karena tadi Mama minta tolong untuk belanja di swalayan," sahutnya tidak membiarkan aku yang menjawab pertanyaan Ibu

"Oh.. iya tidak apa-apa Nak." ucap Ibu

"Eh, ada bang Yandra. kapan datang bang?" ucap Yusuf adikku yang nomor dua

"Baru saja datang. kamu darimana Suf? gimana nanti sore jadi ikut turnamen futsal kan?"

"Jadi dong Bang. kita pergi jam berapa bang?"

"Nanti Abang jemput kamu setengah empat ya."

"Oke, Bang."

Oh mereka sudah dekat. ternyata dia tidak terlalu kaku dan datar. nyatanya adikku begitu dekat dengannya. batinku. aku tersenyum segera masuk kedalam kamar

Aku segera menukar seragam guruku dengan baju Santai. sayup-sayup terdengar suara canda tawa dua Pria yang beda usia Itu. sepertinya mereka sedang membicarakan seputaran dunia olahraga.

Setelah cukup lama, dia segera pamit kepada ibu dan juga Yusuf. aku sengaja tidak keluar kamar. karena ini cukup baik untuk kesehatan jantungku, jika bisa aku tidak perlu bertemu dengannya lagi.

***

Kini sudah beberapa Minggu aku tidak bertemu dengan Pria aneh menurutku itu. ada sedikit rindu terselip direlung hatiku. ah ya Allah, kenapa aku ini?

"Fa, kamu kenapa bengong begitu?" tiba-tiba ibu sudah duduk disampingku

"Eh, Ibu. ti-tidak. aku tidak bengong kok. Oya, Bu. apakah Yusuf sudah lama dekat dengan Tuan Dokter itu?" tiba-tiba tanpa sadar bibirku menanyakan itu kepada ibu

"Sudah. mungkin karena mereka mempunyai hobi yang sama.jadi setiap ada waktu luang mereka akan pergi ke GOR, untuk latihan bersama." jelas ibu.

"Oh..." hanya itu jawabku.

"Kenapa kamu tiba-tiba tanyain itu?" tanya ibu

"Ah, tidak apa-apa Bu." aku tersenyum tipis dan memalingkan muka dari tatapan curiga ibu

"Apakah kamu menyukai Dokter tampan itu?"

Deg!

Jantungku berdegup saat pertanyaan ibu mengunci. aku tidak bisa mengelak. aku tidak bisa menyembunyikan dari ibu.ya, kuakui bahwa ini kali pertama aku menyukai seseorang dalam hidupku. aku terlalu polos untuk sebuah perasaan.

"Bu, apakah aku salah menaruh perasaan pada seseorang yang tidak sepadan dengan kehidupan kita?" aku harus jujur dengan ibu. karena ibu adalah teman yang paling bisa aku percaya

Ibu memegang tanganku. dan tangan sebelahnya membelai pipiku. "Nak, cinta itu tidak pernah salah. cintailah dalam diam. karena itu lebih baik. jika belum mampu mencintai atau dicintai dalam ikatan pernikahan,maka cinta dalam diam merupakan jawaban atas segala kegalauan hati."

Kata-kata ibu begitu melegakan perasaanku. aku memeluk wanita hebat dan pahlawanku. "Terimakasih ya Bu,"

"Sama-sama Nak. udah nggak usah bengong. jangan terlalu fokus. karena mencintai terlalu dalam akan menyakiti kamu. maka cintailah sewajarnya dan berdo'alah Semoga Allah mendengarkan keinginanmu. Allah tahu mana yang terbaik bagi hambanya." ibu membelai rambutku dan mencium pipiku dengan gemas bak anak kecil sehingga aku tertawa lucu

"Curang... aku juga pengen di cium kayak kakak. aku kan masih kecil. kakak udah besar masih manja.." ucap Najwa adik bungsuku yang juga ikut berhambur di tengah-tengah aku dan ibu. sehingga aku dan ibu tertawa bersama

NB: Maaf ya ceritanya masih ngulang. untuk lebih tahu perjalanan kisah Fatimah dan Dokter Yandra.

Jangan lupa dukungannya 🙏🥰🤗

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Baca sampai sini dulu thor..
Nyicil baca nya..
5 like mendarat buatmu..
semangat terus ya.
Salam dari "Anakku bukan anakku".

2022-11-10

0

Vita Zhao

Vita Zhao

semoga sikutub cepat mencair😅

2022-09-20

0

Nci

Nci

Cinta dalam diam.. diam diam mencintai

2022-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 Mengantar bekal ke rumah tuan Malik
2 Di omeli Ibu
3 Ikut ayah menjemput majikannya
4 Belanja
5 Curhat pada ibu
6 Di kediaman keluarga Malik
7 Jujur
8 Menukar panggilan
9 Di RS
10 Kebaikan Dokter Yoga
11 Penolakannya
12 Kembali curhat pada ibu
13 Makan siang
14 Membeli kado
15 Di Pesta
16 Putri Dokter Yoga
17 Ada apa dengannya
18 Sikapnya yang menyakitkan
19 Luluh
20 Ungkapan perasaan
21 Ayah masuk RS
22 Kembali berdebat
23 Cari makan
24 Bicara dari hati ke hati
25 Di Taman
26 Ungkapan perasaan Yandra
27 Fatimah diantar pulang
28 Acara lamaran
29 Menerima lamaran
30 Sampai ditujuan
31 Fatimah syok
32 Permintaan maaf
33 Salah paham
34 Trauma
35 Kekecewaan Dr Yoga
36 Melahirkan
37 Tabrakan
38 Patah tulang
39 Yandra mumet
40 Baikan
41 Prihal kado
42 Zahra pergi
43 Gosip tetangga
44 Kebahagiaan
45 Menerima tawaran sang dokter
46 POV Dr Yoga
47 POV Dr Yoga 2
48 Sah jadi pasangan suami istri
49 Menuju Hari H
50 Sah menjadi pasangan suami istri 2
51 Resepsi
52 First kiss
53 MP
54 Kekecewaan Zahra
55 Memaafkan
56 Rencana liburan
57 Dirumah Ibu
58 Mobil pick up untuk Ayah
59 Mengetahui yang sebenarnya
60 Kejutan di RS
61 Bertemu mantan
62 Bertemu mantan 2
63 Ujian selesai
64 Berangkat liburan
65 Kejadian tak terduga
66 Minta maaf
67 Menghindari
68 Capek membujuk
69 Siapakah pasien suaminya itu?
70 Sama-sama posesif
71 Ziarah ke makam Arif
72 Rencana Caesar Lyra
73 Dugaan Yandra
74 Kondisi Lyra memburuk
75 Mengetahui tentang Yoga
76 kecemasan Zahra
77 Perubahan sikap Fatimah
78 Positif
79 Memberi kabar Ibu
80 Kemarahan Yoga
81 Nasehat sang istri
82 Hadiah untuk Fatimah
83 Kepergian Mama
84 Fatimah kontraksi
85 Melahirkan
86 Kebahagiaan orangtua
87 Kecurigaan Yoga
88 Ending
89 Pengumuman
90 Novel baru. (Kutukar diriku Demi Sebuah Keadilan
91 Karya baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Mengantar bekal ke rumah tuan Malik
2
Di omeli Ibu
3
Ikut ayah menjemput majikannya
4
Belanja
5
Curhat pada ibu
6
Di kediaman keluarga Malik
7
Jujur
8
Menukar panggilan
9
Di RS
10
Kebaikan Dokter Yoga
11
Penolakannya
12
Kembali curhat pada ibu
13
Makan siang
14
Membeli kado
15
Di Pesta
16
Putri Dokter Yoga
17
Ada apa dengannya
18
Sikapnya yang menyakitkan
19
Luluh
20
Ungkapan perasaan
21
Ayah masuk RS
22
Kembali berdebat
23
Cari makan
24
Bicara dari hati ke hati
25
Di Taman
26
Ungkapan perasaan Yandra
27
Fatimah diantar pulang
28
Acara lamaran
29
Menerima lamaran
30
Sampai ditujuan
31
Fatimah syok
32
Permintaan maaf
33
Salah paham
34
Trauma
35
Kekecewaan Dr Yoga
36
Melahirkan
37
Tabrakan
38
Patah tulang
39
Yandra mumet
40
Baikan
41
Prihal kado
42
Zahra pergi
43
Gosip tetangga
44
Kebahagiaan
45
Menerima tawaran sang dokter
46
POV Dr Yoga
47
POV Dr Yoga 2
48
Sah jadi pasangan suami istri
49
Menuju Hari H
50
Sah menjadi pasangan suami istri 2
51
Resepsi
52
First kiss
53
MP
54
Kekecewaan Zahra
55
Memaafkan
56
Rencana liburan
57
Dirumah Ibu
58
Mobil pick up untuk Ayah
59
Mengetahui yang sebenarnya
60
Kejutan di RS
61
Bertemu mantan
62
Bertemu mantan 2
63
Ujian selesai
64
Berangkat liburan
65
Kejadian tak terduga
66
Minta maaf
67
Menghindari
68
Capek membujuk
69
Siapakah pasien suaminya itu?
70
Sama-sama posesif
71
Ziarah ke makam Arif
72
Rencana Caesar Lyra
73
Dugaan Yandra
74
Kondisi Lyra memburuk
75
Mengetahui tentang Yoga
76
kecemasan Zahra
77
Perubahan sikap Fatimah
78
Positif
79
Memberi kabar Ibu
80
Kemarahan Yoga
81
Nasehat sang istri
82
Hadiah untuk Fatimah
83
Kepergian Mama
84
Fatimah kontraksi
85
Melahirkan
86
Kebahagiaan orangtua
87
Kecurigaan Yoga
88
Ending
89
Pengumuman
90
Novel baru. (Kutukar diriku Demi Sebuah Keadilan
91
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!