Setelah cukup lama kami berada di acara resepsi pernikahan kak Nadia dan Dr Evan. semua acara sudah di ikuti hingga penutup yaitu keluarga besar Malik Saputra berfoto bersama kedua mempelai, termasuk aku dan keluargaku ikut berbaur di foto keluarga itu.
Ya, mungkin mereka sudah menganggap keluargaku bagian dari mereka. sikap Papa Malik dan Mama Anggi yang begitu baik dan sangat menghargai kedua orangtuaku. maka membuat aku semakin merasa berhutang Budi.
"Fa, aku antar kamu pulang,ya," Dr Yoga mensejajarkan dirinya mengiringi langkahku. saat aku sedang mengekor dibelakang Dr Yandra menuju mobil.
Sesaat langkahnya berhenti lalu menoleh kebelakang tatapan dingin dan datar. lalu kembali berjalan. sementara aku masih dalam kebingungan dengan siapakah aku harus pulang. aku dilema. haruskah aku menolak tawaran Dr Yoga? tapi kenapa bang Yandra menatapku tidak suka.
Aku berjalan pelan sembari menimbang-nimbang, tetapi hal tak terduga, bang Yandra masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan aku tanpa bicara apapun. aku semakin heran kenapa dia tiba-tiba berubah begitu, padahal tadi siang dia masih mau bicara dan suka sekali mengerjai aku.
Akhirnya tak ada pilihan lain selain menerima tawaran Dr Yoga. karena semua orang sudah pulang terlebih dulu, kak Lyra dan bang Arman juga sudah pulang sepuluh menit yang lalu. aku terlambat pulang karena menunggu dia yang masih berbincang dengan Dr Evan.
Aku heran ntah kenapa semua orang meninggalkan aku. mereka memintaku pulang bersama Pria aneh itu. tahu-tahunya apa? dia meninggalkan aku juga. ada rasa kecewa dihatiku. tapi yasudahlah, bukankah ini yang kumau yaitu untuk menjarak darinya.
Di perjalanan aku dan Dr Yoga hanya diam. ku tilik wajah Pria itu sedikit murung. ada apa sebenarnya? kenapa dua Pria ini sikapnya terlihat aneh hari ini.
Dalam keheningan suara ponsel Pria itu mengalihkan perhatian. dia segera menerima panggilan dari ponselnya.
"Ya Bik, ada apa? hah! baiklah saya akan pulang sekarang. tolong kompres menjelang saya sampai."
Ada apa ya, kenapa sepertinya dr Yoga begitu cemas, siapa yang sakit? aku hanya bertanya dalam hati.
"Fa, kita pulang kerumahku sebentar ya. aku akan mengantarkan kamu pulang, Tapi sekarang aku sedang buru-buru. kamu tidak apa-apa 'kan?"
Aku menatap Pria itu untuk mencari kesungguhan dimatanya, walau bagaimanapun aku seorang wanita tentu saja aku cemas. karena aku baru mengenali dr Yoga. dan bahkan aku belum tahu dimana tempat tinggalnya, ditambah lagi hari sudah malam
"Sudah kamu tidak perlu merasa cemas. aku akan mengantarkan kamu pulang dengan selamat. aku tidak akan berbuat macam-macam,"
Sepertinya dia tahu apa yang sedang aku pikirkan sehingga membuat aku tersenyum malu. "Baiklah Terimakasih,Dok." aku mengikuti maunya untuk pulang ke kediamannya. aku mencoba untuk membuang perasaan cemasku
Kini mobil yang aku tumpangi sudah berhenti disebuah rumah minimalis yang bercat putih. rumah itu terlihat mewah dengan aksen warna coklat sebagai tanda masuk, kemudian entrance gate memberikan suasana natural.
Setelah mobil terparkir dengan sempurna, Dr yoga bergegas untuk turun dan masuk kedalam rumah itu. aku hanya mengikuti langkah lebarnya.
"Bagaimana keadaannya,Bik?" tanya dr yoga dengan wajah panik. sebenarnya siapa sih yang sakit? aku masih belum mendapat jawaban masih mode penasaran
"Sudah mulai turun suhunya. tapi dia masih mengigau, Tuan." jelas wanita paruh baya yang kutaksir art di rumah ini.
Dia segera masuk kedalam kamar yang bernuansa pink. itu dapat terlihat setelah pintu dibiarkan terbuka. rasa penasaran semakin besar, sebelum ikut masuk aku bertanya kepada ART yang masih berdiri disana.
"Maaf, Bu. kalau boleh tahu siapa yang sakit?" tanyaku
"Itu,Non Rara. putrinya Tuan Yoga,"
"Putri Dokter Yoga?" tanyaku belum percaya
"Iya,Neng. sejak tadi siang demamnya belum turun,"
"Oh, Terimakasih ya,Bu." ucapku. ternyata Dr Yoga sudah mempunyai anak. berarti dia sudah punya istri. tapi mana istrinya ya?kenapa aku tidak melihatnya.
Aku ingin masuk tapi segan. karena takut jika istrinya nanti salah paham melihat aku ada dikamar putrinya bersama Dr Yoga. aku hanya berdiri di pintu netraku mencari keberadaan putrinya itu dan ingin memastikan bahwa dia baik-baik saja.
Saat aku masih fokus mencari keberadaan putrinya. tiba-tiba Dr Yoga keluar dengan tergesa-gesa, sepertinya ada sesuatu yang ingin dia cari.
"Fa, kenapa kamu berdiri disini? masuk saja," ucapnya yang ingin keluar
"Apakah aku boleh masuk?"
"Tentu saja,Fa. masuklah! aku akan mengambil infus di ruangan ku dulu." dia segera berlalu
Aku masuk dengan pelan, takut mengganggu istirahat putrinya. saat aku melihat seorang gadis kecil yang sedang tertidur. tapi ada yang menarik perhatianku, gadis itu terlihat kurus dan maaf, fisiknya seperti tidak normal.
Apakah dia seorang ABK? aku masih memperhatikan gadis kecil itu dengan seksama. aku duduk di sisi ranjangnya dan mengelus tangannya. seketika matanya terbuka.
Dia tersenyum kepadaku dan berceloteh tidak jelas. dan ternyata dugaanku tidak salah. dia memang anak spesial yang Allah titipkan. aku tersenyum kepadanya. entah kenapa aku terenyuh saat gadis kecil itu ikut menggenggam tanganku.
"Hai, siapa nama kamu sayang? nama Ante Fatimah. kamu cantik sekali," aku mencoba membawanya bicara tetapi dia hanya tertawa kegirangan.
Saat aku sedang bicara dengan gadis cantik istimewa itu. kudengar ada suara derap langkah masuk. aku menoleh, ternyata Dr Yoga masuk dengan beberapa obat di tangannya dan botol infus.
Aku segera berdiri tetapi dia menahanku agar tetap duduk. "Duduklah, aku hanya memasangkan infus. kamu tidak perlu beranjak." ucapnya sembari fokus dengan pekerjaannya.
Setelah selesai dia di duduk kursi samping ranjang putrinya itu. tangannya membelai gadis kecil itu dan memberi kecupan berulang kali pada dahinya.
"Rara udah kenalan sama Ante itu?" tunjuknya ke arahku. "Itu Ante Fatimah namanya,Sayang. dia teman Dady." dia masih membawa gadis kecil itu bicara dan gadis itu hanya tertawa dengan agresifnya menanggapi ucapan sang ayah.
Setelah cukup lama aku berada dikamar, gadis itu sudah tertidur. mungkin Dadynya sudah memberikan obat, sehingga membuatnya kembali ceria dan tertidur lelap.
"Fa, kita pulang sekarang?" suara dokter yoga membuyarkan lamunanku saat menatap wajah damai Rara sigadis istimewa.
"Ah ya. mari,Dok." aku segera mengiyakan, aku juga tidak enak pulang terlalu malam sangat segan karena aku tinggal di kediaman keluarga Malik. beruntung hari ini libur induksi laktasinya
***
"Maaf ya,Fa. kamu telat pulang. nanti aku akan bicara pada Tante Anggi," ucapnya yang begitu bertanggung jawab.
"Tidak apa-apa,Dok.," aku penasaran sekali tentang kehidupan Dr jantung ini. rasanya aku ingin sekali menanyakan tentang Rara. dan dimanakah istrinya kenapa tadi aku tidak melihatnya. apakah istrinya seorang wanita karir juga?
"Dok, umur Rara sudah berapa tahun?" akhirnya jiwa wanitaku meronta. aku beranikan diri untuk membuka pertanyaan,
"Sudah tiga tahun. dia diagnosa cerebral palsi masih menjalani fisioterapi," terangnya datar
"Apakah sudah dari lahir seperti itu,Dok?"
"Ya, semenjak dalam kandungan. dokter menyarankan agar kami mengeluarkan janin itu karena sudah terdeteksi bahwa janin tidak normal, ada gen yang rusak. tetapi aku bersikeras untuk mempertahankan janin itu. namun mantan istriku bersikeras untuk mengeluarkannya.
Aku tetap pada pendirianku. hingga akhirnya bayi itu lahir terbukti tidak normal. dan ibunya tidak menerima kehadirannya. maka dia memberikan bayi itu padaku dan memilih untuk pergi." jelasnya dengan lirih
Akhirnya dia menjawab segala rasa penasaranku. aku mendengarkan penjelasannya dengan baik. ternyata dia seorang Dokter dan ayah yang tangguh dalam merawat putrinya yang berkelainan khusus.
"Dok, kalau boleh aku tahu. apa alasan dokter mempertahankan janin itu dan mengorbankan pernikahan dokter?"
"Karena anak adalah anugerah dari Allah untuk hambanya. jadi apapun bentuk dan dan fisiknya, itu adalah pemberian Allah. bagaimanapun keadaannya kita harus menerima, bisa jadi itu ujian dari Allah untuk melatih rasa sabar kita dalam merawatnya."
Jawabannya benar-benar membuat aku kagum. dia seorang ayah yang begitu tulus menyayangi darah dagingnya. aku tidak menyangka begitu banyak sisi baik dari seorang Dokter jantung ini.
Aku tersenyum menatapnya. "Dokter hebat ya. semoga Allah selalu memberikan rasa sabar yang luas,memudahkan segala urusan Dokter dalam merawat Rara. dan semoga lelah Dokter akan menjadi lillah."
"Aamiin ya rabbal Alamin. terimakasih do'anya,Fa. aku berharap kamu tidak ilfil berteman denganku setelah mengetahui yang sebenarnya,"
"Astaghfirullah, kenapa Dokter berpikir seperti itu. mana mungkin aku ilfil. malahan aku sangat bangga mempunyai teman seperti dokter Yoga. dan aku masih boleh bertemu dengan Rara kan,Dok?"
"Hmm, tentu saja. terimakasih ya,Fa. kamu sudah mau bermain dengan putriku dan membuat dia tersenyum,"
"Sama-sama,Dok. dia gadis yang lucu dan periang."
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🙏🥰🤗
Happy reading 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Yani
Hebat dr Yoga mengurus anak yang butuh perhatian husus seorang diri di temani art
2024-07-26
1
Vita Zhao
Kasian dokter yoga, dia benar-benar ayah yang bertanggung jawab.
2022-10-02
1
Nora♡~
Aduuh...kasihan yaa.. tak sangka rupa2nya Doktor Yoga yang sentiasa gembira rupa2nya menghadapi kisah hidup yang menyedihkan...Doktor Yoga sosok Yang penyayang...haha...Yandra saingan anda sangat berat baik awak cepat2 mempersuntingkan Fatimah sebagai isterimu secepatnya...Lagi pun Cikgu Fatimah tuu.. nan cantik rupawan... penyayang pula tuu... lanjut..
2022-10-02
0