Teacher And Doctors Love Story
POV. Fatimah Humaira.
Siang ini cuacanya sebegitu terik.membuat moodku semakin buruk,bagaimana tidak, aku baru saja menghadapi sedikit masalah. Yaitu ada beberapa muridku yang begitu degil sehingga membuat aku kewalahan.
Dengan langkah gontai aku melenggok masuk ke dalam rumah, aku mencium aroma masakan ibu yang membuat cacing di perutku minta di kenyangkan.
"Kak minta uang jajan dong."
Suara itu menghentikan langkahku untuk masuk kedalam kamar. Aku menoleh mencari asal suara yang setiap hari menjadi tukang palak di rumah ini.
Aku merogoh kantong seragam guruku, karena aku masih ingat ada uang kembalian dari aku naik angkot tadi.
"Nih, jangan minta lagi, Kakak nggak punya uang susulan." Aku memberikan pecahan uang kertas yang berwarna abu-abu itu
"Hehe.. Terimakasih Kakak cantik yang Sholeha." ucapnya sembari mencium tanganku.
Aku tersenyum melihat tingkah adik bungsuku itu. dia memang sangat manja tetapi juga sangat pengertian. lain lagi dengan adikku yang nomor dua. dia adalah anak laki satu-satunya. sangat irit bicara tetapi begitu penyayang.
"Kamu sudah pulang Fa?" Tanya ibu dari dapur
"Iya, baru saja sampai,Bu."
"Yasudah, kamu ganti baju, habis itu makan. setelah makan ibu minta tolong kamu antarkan makan siang untuk ayah ke rumah tuan Malik."
"Kok ayah diantarkan makan siang Bu? bukanya ayah dapat jatah uang makan sama tuan Malik?" tanyaku pada ibu
"Iya, tapi kamu tahu sendiri, bahwa ayah kamu tidak mau makan diluar selain masakan ibu."
"Iya aku lupa. ternyata ayah sangat mencintai ibu. hingga makan saja ayah tidak ingin berpaling. Heheh..."
"Udah sana masuk. ibu tunggu kamu di meja makan. itu bekal ayahmu sudah ibu siapkan."
"Baiklah Ibu Kartini." aku segera masuk dan menukar pakaianku yang biasa aku gunakan sehari-hari, yaitu baju kaos panjang dan celana longgar kulot, dan tak lupa hijab instanku.
Ya, aku sedari kecil memang sudah di ajarkan ibu untuk menutup aurat, agar aku tidak memberatkan hisab ayahku di akhirat kelak.
***
Kini aku sudah sampai dirumah yang ibu beri alamat tadi. aku melihat bahwa rumah itu begitu mewah walau dipandang dari luar.
"Benar nggak ya ini alamatnya? tapi benar kok. ah lebih baik aku tanya sequrity saja." aku bicara sendiri seperti orang rada-rada mereng dikit.
"Permisi Pak," ucapku pada pak satpam yang sedang duduk di pos jaganya itu
"Ya, Adek mau cari siapa?" tanya pak satpam
"Mau ketemu sama ayah saya Pak. namanya Pak Eko."
"Oh, anaknya Pak Eko. silahkan masuk dek. pak Eko ada didalam."
"Ah, ya. terimakasih Pak." aku segera masuk kedalam
Sesampainya di depan rumah mewah itu. aku mengedarkan pandanganku untuk mencari sosok Pria yang sangat aku sayangi itu. dia adalah ayahku, yaitu cinta pertamaku. dialah yang selalu melindungi aku dari segala keburukan yang mengintai.
Halaman itu begitu luas, tetapi aku tidak menemukan sosok yang aku cari. kira2 ayah sembunyi dimana ya? tapi tunggu dulu! itu ada Ibu cantik, dari penampilannya Sederhana tapi mahal.
Kira-kira beliau siapa ya? ah daripada aku disini mati penasaran lebih baik aku tanya, mungkin saja beliau tahu dimana keberadaan ayahku.
"Assalamualaikum.... permisi Nyonya," ucapku
"Wa'alaikumsalam... mau cari siapa,Nak?"
"Saya Fatimah, anaknya Pak Eko. apakah nyonya tahu dimana ayah saya?"
"Ooo... jadi kamu anaknya Pak Eko. ternyata pak Eko mempunyai anak gadis yang cantik. maklum ayah kamu tidak terlalu suka bicara tentang keluarganya," jelas nyonya baik dan cantik itu.
Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan nyonya Malik, eh bener nggak sih ibu ini istrinya tuan Malik? jangan sampai aku salah kaprah, tenang. aku akan cari tahu sendiri
"Maaf nyonya, apakah saya bisa bertemu dengan ayah saya?"
"Oh iya. ayah kamu ada di halaman belakang di doorsmeer, sedang mencuci mobil. kamu masuk dari sini saja, lurus kebelakang nanti ada pintu sebelah kanan nanti tembus ke garasi mobil."
Nyonya cantik nan ramah itu menjelaskan secara rinci. aku segera masuk namun otakku yang mempunyai internal yang kurang dari setengah GB.
Saat melihat isi rumah itu, seakan petunjuk nyonya itu hilang secara spontan. aku hanya fokus melihat isi dalam ruangan itu.mulutku sedikit ternganga melihat kemewahan benda2 yang terpajang di setiap ruangan.
Aku juga melihat ada foto keluarga mereka. dan akhirnya aku tidak salah menebak bahwa wanita cantik yang sedang menyiram tanaman itu adalah nyonya Malik.
Tanpa sadar mataku terbentur oleh foto yang ada di tengah2 mereka, seorang Pria tampan yang masih menggunakan jas dokternya. aku mengamati foto itu sedetik, dua detik, tiga detik, sambil meneruskan jalanku tetapi mataku tidak terlepas dari gambar pria tampan itu. hingga akhirnya aku merasakan.
Bruuggh!
Aku sedikit oleng karena terbentur oleh tubuh seseorang, sehingga bekal yang aku bawa jatuh berserakan dilantai granit yang putih bersih itu.
Aku benar-benar merutuki kebodohanku. aku juga melihat ada beberapa berkas yang juga ikut berserakan bersamaan dengan bekal makan untuk ayah.
Ya Allah, tamatlah sudah riwayatku
Tanpa berani menatap wajah orang yang aku tabrak. aku segera memunguti berkas itu. aku berpikir bagaimana caranya bisa membersihkan berkas yang sudah terkena minyak sayur dari bekal ayah. saat aku berusaha membersihkannya, aku mengendus aroma parfum yang begitu mengena di Indra penciumanku.
Wangi parfum itu begitu dekat. dan aku melihat sebuah tangan putih bersih dan halus ikut membantu memunguti berkas-berkas itu. ingin sekali aku menatap wajah orang itu
, tapi rasa takutku membuat nyaliku ciut
"Maafkan saya Tuan," hanya itu yang keluar dari bibirku yang mungil ini.
"Ah, tidak apa-apa. apakah kamu ART baru di rumah ini?"
Hah! ART? apakah penampilanku memang seperti art ya?
Ah sudahlah tidak penting dia mau melihatku seperti art. setidaknya aku masih bisa bernafas lega. dia tidak marah padaku. aku segera menatap wajah pria yang mengatakan aku art itu
MasyaAllah... tampan sekali makhluk ciptaan engkau ya Allah.
Aku sedikit ternganga,namun aku segera mengembalikan ekspresi wajahku se normal mungkin, agar tak ketahuan bagaimana aku mengagumi ketampanan raut wajah Pria yang ada di hadapanku saat ini.
"Ada apa ini?"
Suara itu mengagetkan aku, sehingga aku semakin gelagapan. aku takut nyonya yang tadi begitu ramah, dia akan marah dengan kecerobohanku
"Ya ampun Yan! kenapa kamu menumpahkan makanan itu. apa kamu tidak tahu bahwa itu adalah bekal makan siang untuk pak Eko."
Hah? apakah aku tidak salah dengar. kenapa si tampan ini yang dimarahi? padahal ini adalah kesalahan aku!
Bersambung...
NB: yang ingin kisah mereka berlanjut tolong dukungannya ya 🤗 jangan lupa tekan vav dan juga dukungannya yang lain. Terimakasih 🙏🥰
Happy reading 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Yani
Mampir ah....
2024-07-25
1
Yunita aristya
mampir mak, liat si yandra
2023-02-20
0
Rhenii RA
Masih banyak typo dipenulisannya kak. Tanda titik dan komanya gak sesuai dengan penempatannya
2022-12-19
0