Wira

Kiran mengurungkan niat untuk mencari angkutan umum di dekat trotoar begitu melihat Wira masih berdiri di area parkir Baby shop. Pria itu berdiri, dengan tubuh bersandar pada badan mobil. Kiran sontak berbalik arah, kembali menghampiri Ruby.

"Sudah dapat?." Tanya Ruby begitu Kiran kembali.

"Belum," jawab Kiran setengah meringis.

"Lalu kenapa kembali? Kau takut?." Mungkin Kira takut jika mencari angkutan umum seorang diri, begitu fikir Ruby.

"Bukan, bukan seperti itu, Kak."

"Lalu?."

Kiran lebih dulu melirik ke arah Wira yang masih bertahan di posisinya semula.

"Itu," tunjuk Kiran dengan dagu. "Rupanya Tuan Wira masih ada di sini."

Ruby menatap kearah yang ditunjukan Kiran. Ya, benar. Atasannya itu juga masih berada di tempat ini.

"Lalu kenapa, kau malu?."

Kiran hanya menggeleng.

"Kau takut?."

Kini Kiran menggangguk.

"Ya, Tuhan. Apa yang kau takutkan, dia juga manusia biasa seperti kita, bukan hantu." Ruby berdecak. Ia menepuk bahu Kiran sebelum melangkah ke arah trotoar.

Baru saja Ruby menginjakkan kaki di Trotoar sementara pandangannya menyapu sekitar mencari-cari keberadaan taksi, seseorang menegurnya dari arah belakang yang membuatnya terlonjak kaget.

"Kalian belum pulang?." Tanya seseorang. Ruby yang terkesiap sontak menatap wajah seseorang yang berada di balik punggungnya.

Tuan Wira.

"Belum, Tuan. Kami sedang mencari angkutan umum."

Wira menatap ke arah sekitar, kemudia melihat arloji di pergelangan tangan.

"Ayo, ikut denganku," ajak Wira yang spontan membalik badan. Menuju ke arah mobil yang masih berada di area parkir.

"Tapi, Tuan."

"Ini sudah pukul 11 malam dan tidak ada taksi melintas. Kalian akan menunggu sampai kapan?." Suara Wira kian lirih terdengar seiring tubuhnya yang perlahan menjauh. Pria itu kini sudah memasuki mobil berwarna putih itu dan mulai menghidupkan mesin.

Bagaimana ini.

Ruby setengah berlari menghampiri Kiran yang menatapnya penuh tanya. Gadis itu sempat melihat Wira menghampiri Ruby, hingga keduanya saling berbicara. Tak pelak hal tersebut menjadi sebuah pertanyaan di benak sang gadis yang membutuhkan penjelasan.

"Kak, ada apa?."

Ruby belum menjawab namun kendaraan Wira sudah mendekat.

"Loh, Kak. Ada apa?." Wajah Kiran sudah cemas, dan Ruby hanya menempelkan telunjuknya di bibir, meminta Kiran untuk diam.

"Tapi barang-barang kami cukup banyak, Tuan." Ruby ingin menolak, begitu Wira keluar dari kendaraan untuk menyapa mereka.

"Bagasi mobil akan muat menampungnya." Wira tak banyak bicara. Ia bergerak membuka pintu bagasi dan memasukkan barang. Kiran dan Ruby melonggo hingga tak sempat membantu.

"Ayo, naik," titah Wira yang kemudian juga ikut masuk ke dalam mobil. Duduk di kursi kemudi. Sementara Ruby dan Kiran membuka pintu belakang dan dua-duanya duduk di kursi penumpang.

"Kalian fikir aku sopir."

Glek. Dua perempuan itu menelan salivanya berat. Kiran mendorong Ruby untuk pindah ke depan sementara Ruby pun melakukan hal serupa. Mendorong Kiran untuk pindah ke kursi depan. Terjadilah adegan dorong mendorong, hingga terdengar deheman dari Wira yang sontak membuat dua perempuan itu terdiam.

"Kakak, kau saja yang pindah," gumam Kiran yang mana membuat Ruby tak kuasa menolak.

💗💗💗💗💗

"Apa suami kalian tidak menjemput?." Mobil sudah melaju, memecah jalanan malam yang mulai sepi kendaraan. Mengingat malam kian merangkak.

"Saya belum menikah, Tuan." Jawaban Kiran membuat Wira terdiam sejenak.

"Ini sudah malam, akan sangat berbaya jika kalian pulang tanpa pengawalan seperti ini." Ruby memilih menjadi pendengar. Meski posisi duduknya tepat di samping Wira, Ruby memilih menatap ke arah jendela yang menyuguhkan pandangan sekitar.

"Kita sudah terbiasa, Tuan. Pulang dan pergi bekerja berdua seperti ini." Kiran terus meladeni pertanyaan Wira. Satu hal yang kini kedua perempuan itu sadari, Wira rupanya menjadi banyak bicara ketika berada di luar Resto.

"Kalian bersaudara?."

"Ya, Tuan. Kami bersaudara dan juga tinggal di rumah yang sama." Kini fakta baru Wira dapat. Rupanya Ruby dan Kiran adalah saudara.

Wira terus bertanya ini dan itu, Kiran pun menjawab meski terkadang ngelantur dan membuat Ruby yang duduk di depan menggigit bibir, menahan tawa. Hingga tanpa terasa kuda besi yang mereka tumpangi sudah terhenti di halaman rumah.

"Ini tempat tinggal kalian?."

"Benar, Tuan." Lagi-lagi hanya Kuran yang menjawab. Ketiganya lantas turun dan mengeluarkan barang dari bagasi mobil. Begitu mendengar suara-suara di depan, Fatimah yang sedang menonton televisi, keluar. Raut wajah penuh tanya tergambar jelas di wajah patu baya itu, begitu melihat sebuah mobil beserta pria asing yang mengantar pulang ke dua putrinya.

Saat barang-barang sudah mendarat di lantai teras pun pandangan Fatimah hanya tertuju pada wajah pria yang sebelumnya tak pernah dilihat itu.

Kiran dan Ruby mengucap salam, Fatimah hanya menjawab sekenanya karna pandangannya cukup banyak tertuju pada Wira.

"Ruby, Kiran, kalian pulang dengan siapa?." Fatimah kini menatap ke dua putrinya seolah meminta penjelasan. Sementara ke dua perempuan itu saling senggol. Saling tunjuk untuk memberikan jawab.

"Perkenalkan, Bu. Saya Wira, teman kerja ke dua putri anda," jawab Wira yang tanpa sungkan menghampiri Fatimah. Ia pun mengulurkan tangan pada perempuan paruh baya tersebut setelah selesai menurunkan barang.

"O, jadi teman kerja anak-anak saya," jawab Fatimah antusias yang sontak mendapat anggukan dari Wira. "Kalau begitu terimakasih banyak, Nak Wira atas tumpangannya. Mari, silakan masuk," ucap Fatimah seraya mempersilahkan Wira untuk masuk ke dalam rumah.

" Terimakasih, Bu. Saya langsung pamit mengingat waktu sudah semakin malam," tolak Wira dengan nada suara tenang dan tegas.

Fatimah menganggukkan kepala. Perempuan paruh baya itu tampak menyukai keramahan Wira.

"Baiklah, saya permisi. Selamat malam." Wira menundukan kepala sopan pada Fatimah, yang mana membuat paruh baya itu pun melakukan hal yang sama.

"Sekali lagi terimakasih banyak Nak Wira."

Wira hanya menganggukan kepala lantas menutup pintu mobil dan mengendarainya. Hingga kendaraan itu menghilang ditelan pekatnya malam, Fatimah masih terus memperhatikan. Sementara tak jauh dari posisinya, dua orang perempuan yang sedari tadi menyaksikan interaksi Fatimah dan Wira, dibuat mengangga. Tak menyangka jika Wira mempunyai sisi lain yang tak pernah dibayangkan oleh ke duanya.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Sachiro Hafizh

Sachiro Hafizh

thor, biar wira sm kiran aja yaa 😍

2024-11-29

0

Paramita Dewi

Paramita Dewi

ayolah wira sama kiran ajaaa

2024-08-25

0

Shoey Ahmad

Shoey Ahmad

wira ganteng gak sih thor?

2024-08-18

0

lihat semua
Episodes
1 Fitnah Berujung Talak
2 Garis Dua
3 Resmi Bercerai
4 Pergi
5 Kehidupan Setelah Berpisah
6 Segengam Asa
7 Diterima Bekerja
8 Restu Yang Tak Pernah Didapat
9 Hari Pertama Bekerja
10 Membuka Kenangan
11 Dia...
12 Sajian Untuk Sang Tuan
13 Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14 Parfum
15 Kekecewaan Ruby
16 Berhak Bahagia
17 Nyidam
18 Baby Shop
19 Wira
20 Takdir
21 Pergulatan Batin
22 Tangis Dan Untaian Doa
23 Silvia
24 Status Ruby
25 Lingkungan Pertemanan Margareth
26 Pertemuan Tak Terduga
27 Tirai Yang Tersibak
28 Penelusuran Sean
29 Naik Jabatan
30 Pertemuan
31 Pertemuan Part 2
32 Mengikuti Ruby
33 Ruby Resto & Cafe
34 Celia, Putriku
35 Bersama Wira
36 Kedatangan Sean
37 Mengulang Masa Lalu
38 Jangan Dekat Dengannya
39 Tentang Wira
40 Reaksi Margareth
41 Keinginan Sean
42 Keputusan Ruby
43 Kembali Bersama
44 Rencana Sean
45 Rencana Sean Part. 2
46 Kegalauan Wira
47 Tentang Selena
48 Perubahan Ruby
49 Berkunjung Ke Rumah Ruby
50 Margareth Diusir
51 Akal Bulus Leo
52 Perdebatan Selena Dan Margareth
53 Penyesalan Selena
54 Adik Dan Kakak
55 Ulah Margareth
56 Siapa Yang Pantas
57 Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58 Wira Bersama Kiran
59 Wira Bersama Kiran Part. 2
60 Kedatangan Rio
61 Kedatangan Rio Part. 2
62 Tekad Seorang Pria
63 Meminta Pendapat Sean
64 Tekad Seorang Pria Part. 2
65 Melamar Selena
66 Sean Menemui Margareth
67 Sean Menemui Margareth Part. 2
68 Sean Menemui Margareth Part. 3
69 Rengekan Willy
70 Kedekatan Kiran Dan Willy
71 Bentuk Perhatian
72 Membujuk Selena
73 Rio Bagaskara
74 Penjelasan Rio
75 Kejutan Untuk Margareth
76 Titik Lemah Seorang Margareth
77 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79 Gengsi Menjadi Petaka
80 Margareth Terluka
81 Celia, Cucuku.
82 Restu Untuk Selena
83 Permintaan Willy
84 Usaha Wira
85 Bundanya Willy
86 Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87 Extra Part Kiran Dan Wira
88 Extra Part Kiran Dan Wira
89 Extra Part Kiran Dan Wira
90 Extra Part Kiran Dan Wira.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Fitnah Berujung Talak
2
Garis Dua
3
Resmi Bercerai
4
Pergi
5
Kehidupan Setelah Berpisah
6
Segengam Asa
7
Diterima Bekerja
8
Restu Yang Tak Pernah Didapat
9
Hari Pertama Bekerja
10
Membuka Kenangan
11
Dia...
12
Sajian Untuk Sang Tuan
13
Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14
Parfum
15
Kekecewaan Ruby
16
Berhak Bahagia
17
Nyidam
18
Baby Shop
19
Wira
20
Takdir
21
Pergulatan Batin
22
Tangis Dan Untaian Doa
23
Silvia
24
Status Ruby
25
Lingkungan Pertemanan Margareth
26
Pertemuan Tak Terduga
27
Tirai Yang Tersibak
28
Penelusuran Sean
29
Naik Jabatan
30
Pertemuan
31
Pertemuan Part 2
32
Mengikuti Ruby
33
Ruby Resto & Cafe
34
Celia, Putriku
35
Bersama Wira
36
Kedatangan Sean
37
Mengulang Masa Lalu
38
Jangan Dekat Dengannya
39
Tentang Wira
40
Reaksi Margareth
41
Keinginan Sean
42
Keputusan Ruby
43
Kembali Bersama
44
Rencana Sean
45
Rencana Sean Part. 2
46
Kegalauan Wira
47
Tentang Selena
48
Perubahan Ruby
49
Berkunjung Ke Rumah Ruby
50
Margareth Diusir
51
Akal Bulus Leo
52
Perdebatan Selena Dan Margareth
53
Penyesalan Selena
54
Adik Dan Kakak
55
Ulah Margareth
56
Siapa Yang Pantas
57
Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58
Wira Bersama Kiran
59
Wira Bersama Kiran Part. 2
60
Kedatangan Rio
61
Kedatangan Rio Part. 2
62
Tekad Seorang Pria
63
Meminta Pendapat Sean
64
Tekad Seorang Pria Part. 2
65
Melamar Selena
66
Sean Menemui Margareth
67
Sean Menemui Margareth Part. 2
68
Sean Menemui Margareth Part. 3
69
Rengekan Willy
70
Kedekatan Kiran Dan Willy
71
Bentuk Perhatian
72
Membujuk Selena
73
Rio Bagaskara
74
Penjelasan Rio
75
Kejutan Untuk Margareth
76
Titik Lemah Seorang Margareth
77
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79
Gengsi Menjadi Petaka
80
Margareth Terluka
81
Celia, Cucuku.
82
Restu Untuk Selena
83
Permintaan Willy
84
Usaha Wira
85
Bundanya Willy
86
Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87
Extra Part Kiran Dan Wira
88
Extra Part Kiran Dan Wira
89
Extra Part Kiran Dan Wira
90
Extra Part Kiran Dan Wira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!