Parfum

Ada bulir-bulir bening yang mengalir dari sudut mata seorang perempuan yang tengah bersembunyi di balik dinding dengan pandangan yang terarah pada lobi resto, di mana kuda besi yang membawa seseorang pria yang merupakan pemilik tempat tersebut baru saja meninggalkan bangunan berlantai tiga itu.

Ada yang sempat mengering, kini seakan menganga kembali selepas tanpa sengaja di pertemukan kembali pada sosok pembuat luka meski tanpa terencana. Ruby sadar, jika sang mantan suami tak menyadari keberadaannya. Akan tetapi selepas Ruby mengetahui jika Sean-lah yang menjadi bos besarnya, apakah ia masih berkeinginan untuk melanjutkan pekerjaannya di tempat ini lagi.

Sean pergi. Mengilang bersama kegetiran yang Ruby rasakan kini. Rasa rindu mulai menyeruak saat paras rupawan yang dulu kerap memberinya kasih sayang, kembali muncul di hadapan mata.

Lalu apakah Sean juga merasakan rindu yang sama?.

"Tidak, mana mungkin. Mas Sean pasti masih sangat membenciku." Ruby tertunduk dalam selepas mobil yang membawa tubuh Sean menghilang dari kejauhan. Ia usap lembut perut buncit yang sudah aktif menunjukan pergerakan. Mungkin janin dalam kandungannya pun bisa merasakan kehadiran Sean.

"Sabar, Sayang. Anak ibu pasti kuat." Monolog Ruby seraya mengusap kembali perut besarnya. Ia masih tak tau pasti apa yang akan ia katakan pada sang putra nanti begitu menanyakan keberadaan sang ayah, kala janin itu sudah terlahir dan bertumbuh besar. Tidak mungkin bila dirinya akan terus merahasiakan jati diri ayah kandung putranya saat bocah itu besar nanti.

Ya Allah.

Ruby menutup wajahnya dengan ke dua telapak tangan. Meratapi hidup yang menjalani takdir sepedih ini. Jika hanya durinya yang terbuang, ia masih bisa berpasrah. Akan tetapi bagaimana dengan putranya?.

Yakinlah, Ruby. Bukankah rezeki, maut dan jodoh setiap manusia sudah ditentukan sang pencipta.

"Ruby." Teriakan seseorang terdengar bersama derap langkah kaki yang semakin mendekat. Ruby pun lekas menyeka sudut mata dan pipinya yang basah kemudian berbalik badan.

"Kak," panggil Ruby begitu melihat Mario yang menghampirinya dengan nafas terengah.

"Kau ini, kenapa bersembunyi di sini? Aku sampai mencarimu kemana-mana." Mario masih menetralkan deru nafas. Sehabis berlari ia tampak kelelahan.

"Maaf, tadi aku hanya ingin mencari angin segar sebentar, tapi aku keasikan sampai lupa jika sudah saatnya bekerja kembali." Ruby meringis. Bisa tamat riwayatkan bila Mario sampai murka.

"Haduh, bukan karna itu aku mencarimu."

"Lalu?."

Rona wajah Mario kini berbinar. Cerah, teramat cerah seperti sinar matahari di siang hari.

"Kau tau? Tuan Wira bilang jika Tuan Sean menyukai desert buatanmu. Beliau bahkan memujinya, mengatakan jika rasanya pas dan segar. Wah, aku benar-benar bangga Ruby, dan semua berkat dirimu."

Ruby tertegun.

Benarkah?.

"Hei kau kenapa? Bukannya senang malah melonggo seperti itu. O aku tau. Kau pasti sedang terkagum dengan kemampuan yang kau miliki 'kan?."

Ruby tak menghiraukan lagi ucapan Mario. Entah mengapa begitu mendengar Sean memuji makanan buatannya, hati Ruby seakan semakin sakit layaknya tertusuk sembilu.

💗💗💗💗💗

"Ibu di mana?."

" ......"

"Ya, aku akan sampai sepuluh menit lagi." Sean memtuskan panggilan lebih dulu. "Pak, kita ke butik xx untuk menjemput Ibu," titah Sean pada sang sopir yang duduk di kursi kemudi.

"Baik, Tuan."

Sean menghela nafas. Menurut rencana dirinya akan menemui seorang gadis bersama Silvia, pemilik butik sekaligus putri salah seorang konglomerat di kota xx.

Demi apa pun dirinya masih belum ingin menjalin hubungan kasih dengan wanita mana pun. Apakah dirinya masih belum move on dari Ruby? Tentu saja tidak. Akan tetapi akibat pernikahannya dengan Ruby yang kandas beberapa bulan lalu rupanya cukup membuat Sean untuk lebih berhati-hati mencari pasangan.

Kegigihan sang ibu dalam mencarikannya sosok calon istri yang tepat, membuatnya pusing tujuh keliling. Seperti saat ini. Begitu kuda besi yang membawanya mulai memasuki area parkir sebuah butik. Tubuh sang ibu sudah berdiri di depan pintu maduk dengan satu tangan melambai ke arahnya.

"Ya tuhan Ibu. Kenapa kau sesemangat ini untuk menjodohkanku dengan gadis pilihanmu?." Sean tak habis fikir. Kenapa sang ibu teramat sangat mencarikannya calon istri sedangkan dirinya sendiri masih belum siap.

Setengah malas Sean keluar dari mobil. Tak lupa ia menyimpan sapu tangan dan beberapa lembar tisu dalam saku jas jika diperlukan.

"Sean, kemarilah," panggil Margareth begitu antusias.

Sean mendekat yang mana Margareth langsung menariknya untuk masuk ke dalam butik.

"Ibu akan memperkenalkanmu pada seseorang. Gadis cantik dengan karir cemerlang, dan yang pasti dia setia pada pasangan." Ucapan Margareth seakan menyidir Ruby, mantan istri Sean yang tertangkap basah berselingkuh di kediaman putranya sendiri.

Margareth menampakan senyum bahagiannya. Ia pun lantas membawa sang putra ke hadapan seorang gadis yang juga sudah menunggunya. Gadis anggun itu lantas bangkit begitu mengetahui Margareth kembali dengan membawa serta putranya.

"Sean, ini dia seseorang yang tadi ibu ceritakan. Ayo, kenalan," titah Margareth pada Sean.

Sean yang masih berdiri di belakang sang Ibu, tak memberi respon. Ia terdiam dan justru terlihat sedang menahan sesuatu.

Gadis cantik dengan rambut terburai indah itu tersenyum senang. Wajah tampan dan postur tubuh yang dimiliki Sean, rupanya sudah membuatnya terpukau. Tanpa sungkan ia pun maju beberapa langkah untuk mendekati Sean.

"Perkenalkan, aku Silvia," ucap Silvia seraya mengulurkan tangannya ke hadapan Sean.

"Stop! Jangan mendekat!." Wajah Sean mulai pucat. Ia lantas merogoh sesuatu dalam saku jas yang sudadah terlebih dahulu disiapkan.

Margareth terkesiap begitu pun dengan Silvia. Langkah gadis itu terhenti dengan raut wajah penuh kecewa.

"Sean, kau ini bicara apa?."

Bukannya menjawab, Sean justru menutup hidung dengan sapu tangan kemudian berlari untuk mencari keberadaan toilet.

Margareth menelan salivanya berat. Tak menyangka jika keanahen yang dialami sang putra semakin hari semakin memusingkan. Sean mual ketika mencium parfum wanita, termasuk dirinya.

Ia tak segan mengeluarkan seluruh isi perut saat mencium aroma parfum dari rekan kerja perempuan atau pun bawahan perempuannya. Dan lebih parahnya lagi, Sean sampai melarang Margareth memakai parfum jika ingin bertemu dengannya.

Mungkin saat ini parfum dari Silvia-lah yang membuat Sean mual.

Tbc.

Sean mual kalo cium parfum cewek. Itu tandanya dia ga bisa deket-deket sama cewek lain sebelum Ruby lahiran😁😁

Terpopuler

Comments

Nabila hasir

Nabila hasir

sean mengalami kehamilan simpatik.
karena ruby hamil sean yg ngidam

2024-12-05

1

Nabila hasir

Nabila hasir

greget kapan kejahatan margaret dan adeknya sean terbongkar

2024-12-05

1

Bunda

Bunda

bawaan janin,Sean yg mual😄😄

2024-12-03

1

lihat semua
Episodes
1 Fitnah Berujung Talak
2 Garis Dua
3 Resmi Bercerai
4 Pergi
5 Kehidupan Setelah Berpisah
6 Segengam Asa
7 Diterima Bekerja
8 Restu Yang Tak Pernah Didapat
9 Hari Pertama Bekerja
10 Membuka Kenangan
11 Dia...
12 Sajian Untuk Sang Tuan
13 Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14 Parfum
15 Kekecewaan Ruby
16 Berhak Bahagia
17 Nyidam
18 Baby Shop
19 Wira
20 Takdir
21 Pergulatan Batin
22 Tangis Dan Untaian Doa
23 Silvia
24 Status Ruby
25 Lingkungan Pertemanan Margareth
26 Pertemuan Tak Terduga
27 Tirai Yang Tersibak
28 Penelusuran Sean
29 Naik Jabatan
30 Pertemuan
31 Pertemuan Part 2
32 Mengikuti Ruby
33 Ruby Resto & Cafe
34 Celia, Putriku
35 Bersama Wira
36 Kedatangan Sean
37 Mengulang Masa Lalu
38 Jangan Dekat Dengannya
39 Tentang Wira
40 Reaksi Margareth
41 Keinginan Sean
42 Keputusan Ruby
43 Kembali Bersama
44 Rencana Sean
45 Rencana Sean Part. 2
46 Kegalauan Wira
47 Tentang Selena
48 Perubahan Ruby
49 Berkunjung Ke Rumah Ruby
50 Margareth Diusir
51 Akal Bulus Leo
52 Perdebatan Selena Dan Margareth
53 Penyesalan Selena
54 Adik Dan Kakak
55 Ulah Margareth
56 Siapa Yang Pantas
57 Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58 Wira Bersama Kiran
59 Wira Bersama Kiran Part. 2
60 Kedatangan Rio
61 Kedatangan Rio Part. 2
62 Tekad Seorang Pria
63 Meminta Pendapat Sean
64 Tekad Seorang Pria Part. 2
65 Melamar Selena
66 Sean Menemui Margareth
67 Sean Menemui Margareth Part. 2
68 Sean Menemui Margareth Part. 3
69 Rengekan Willy
70 Kedekatan Kiran Dan Willy
71 Bentuk Perhatian
72 Membujuk Selena
73 Rio Bagaskara
74 Penjelasan Rio
75 Kejutan Untuk Margareth
76 Titik Lemah Seorang Margareth
77 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79 Gengsi Menjadi Petaka
80 Margareth Terluka
81 Celia, Cucuku.
82 Restu Untuk Selena
83 Permintaan Willy
84 Usaha Wira
85 Bundanya Willy
86 Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87 Extra Part Kiran Dan Wira
88 Extra Part Kiran Dan Wira
89 Extra Part Kiran Dan Wira
90 Extra Part Kiran Dan Wira.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Fitnah Berujung Talak
2
Garis Dua
3
Resmi Bercerai
4
Pergi
5
Kehidupan Setelah Berpisah
6
Segengam Asa
7
Diterima Bekerja
8
Restu Yang Tak Pernah Didapat
9
Hari Pertama Bekerja
10
Membuka Kenangan
11
Dia...
12
Sajian Untuk Sang Tuan
13
Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14
Parfum
15
Kekecewaan Ruby
16
Berhak Bahagia
17
Nyidam
18
Baby Shop
19
Wira
20
Takdir
21
Pergulatan Batin
22
Tangis Dan Untaian Doa
23
Silvia
24
Status Ruby
25
Lingkungan Pertemanan Margareth
26
Pertemuan Tak Terduga
27
Tirai Yang Tersibak
28
Penelusuran Sean
29
Naik Jabatan
30
Pertemuan
31
Pertemuan Part 2
32
Mengikuti Ruby
33
Ruby Resto & Cafe
34
Celia, Putriku
35
Bersama Wira
36
Kedatangan Sean
37
Mengulang Masa Lalu
38
Jangan Dekat Dengannya
39
Tentang Wira
40
Reaksi Margareth
41
Keinginan Sean
42
Keputusan Ruby
43
Kembali Bersama
44
Rencana Sean
45
Rencana Sean Part. 2
46
Kegalauan Wira
47
Tentang Selena
48
Perubahan Ruby
49
Berkunjung Ke Rumah Ruby
50
Margareth Diusir
51
Akal Bulus Leo
52
Perdebatan Selena Dan Margareth
53
Penyesalan Selena
54
Adik Dan Kakak
55
Ulah Margareth
56
Siapa Yang Pantas
57
Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58
Wira Bersama Kiran
59
Wira Bersama Kiran Part. 2
60
Kedatangan Rio
61
Kedatangan Rio Part. 2
62
Tekad Seorang Pria
63
Meminta Pendapat Sean
64
Tekad Seorang Pria Part. 2
65
Melamar Selena
66
Sean Menemui Margareth
67
Sean Menemui Margareth Part. 2
68
Sean Menemui Margareth Part. 3
69
Rengekan Willy
70
Kedekatan Kiran Dan Willy
71
Bentuk Perhatian
72
Membujuk Selena
73
Rio Bagaskara
74
Penjelasan Rio
75
Kejutan Untuk Margareth
76
Titik Lemah Seorang Margareth
77
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79
Gengsi Menjadi Petaka
80
Margareth Terluka
81
Celia, Cucuku.
82
Restu Untuk Selena
83
Permintaan Willy
84
Usaha Wira
85
Bundanya Willy
86
Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87
Extra Part Kiran Dan Wira
88
Extra Part Kiran Dan Wira
89
Extra Part Kiran Dan Wira
90
Extra Part Kiran Dan Wira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!