Sajian Untuk Sang Tuan

Seiring detak jantung yang bertalu tak menentu, Ruby lekas menundukan wajah. Menyembunyikan wajah terlebih saat sosok pria yang merupakan pemilik resto, sedang menatap ke arahnya.

Ruby memejamkan mata. Ia tak mengira jika bos besar di tempat kerjanya adalah mantan suaminya. Di balik masker, gadis berparas ayu itu menggigit bibir bawah, menahan rasa pedih yang tanpa diduga mulai merambat disekujur tubuh.

Mas Sean, rupanya ditempat usahamulah selama ini aku mengadu nasib.

Tubuh sean bergerak, meninggalkan para pekerja yang memberi sambutan untuk masuk ke dalam resto. Tubuh tinggi sempurna itu menjauh, bahkan sudah menghilang dari pandangan Ruby.

Satu titik bulir bening, gugur. Tubuh perempuan dengan perut membuncit itu terpaku. Terdiam, bahkan saat karyawan lain sibuk membubarkan diri. Ruby tetap tak bergerak. Menatap ke arah pintu masuk yang sempat dilalui sang mantan suami beberapa saat lalu.

"Kak." Lembut Kiran memanggil Ruby, kemudian menepuk bahunya.

Ruby terperanjat. Ia lekas mengusap sisa bulir bening yang sesuka hati muncul tanpa mampu dicegah.

"Kakak kenapa, Sakit? Atau lelah?." Kiran menempelkan telapak tangannya di kening Ruby, mengecek suhu tubuh namun Ruby buru-buru menangkisnya.

"Kiran, Tidak. Kakak tidak apa-apa."

Kiran kembali menelik penampilan dan paras Ruby. Tak ada yang aneh, hanya saja..

"Kakak menangis?."

Ruby terkejut, bagaimana Kiran bisa tau jika dirinya menangis.

"Hei, kau tanya kakak menangis? Menangis dari mananya. Aku tidak menangis, justru senang setelah bertemu dengan pemilik resto yang kau bilang tampan itu." Ruby tergelak, menutupi kesedihan dengan berpur-pura bahagia.

"Mata Kakak merah, apa Kakak yakin baik-baik saja?." Kiran setengah curiga menemukan sepatang mata Ruby yang memerah dan berkaca-kaca seperti habis menangis.

"Menangis apanya, Kakak hanya kelilipan. Sudahlah, ayo masuk. Sebelum Tuan Wira memergoki kita dan marah-marah." Ruby lekas menarik tangan Kiran untuk masuk kembali ke dalam resto mengikuti langkah pekerja lain. Meski sejatinya tenaga Ruby seperti tersedot habis selepas melihat seseorang yang ia rindukan namun tak ingin ia temui.

💗💗💗💗💗

Seluruh karyawan kembali beraktifitas setelah penyambutan sang bos besar resto. Disepanjang itu pulalah perasaan Ruby dibuat tak tenang. Berkali-kali ia memasuki toilet. Menangis dan meredam rasa kram dibagian perut yang datang secara tiba-tiba. Gadis yang masih tak melepaskan masker yang menutupi sebagian wajah itu mengusap lembut perut buncitnya. Mengirim rasa nyaman dan melindungi bagi calon sang buah hati.

Ada yang teriris perih saat Ruby menyadari jika sang janin kini berada dijarak cukup dengan sang Ayah, namun tak dapat pria itu sadari. Dua tahun hidup bersama, Ruby memang tak terlalu banyak mengetahui bisnis yang dijalani suaminya. Gadis itu hanya tau jika Sean memang memiliki sebuah kafe namun berada di kota yang sama dengan tempat tinggalnya dulu. Sean tergolong pria yang tertutup jika membahas perihal pekerjaan kepada Ruby. Saat sudah memasuki rumah, fikiran dan tenaga Sean hanya untuk Ruby. Bermanja dan berbagi cerita bersama hingga terlelap di pembaringan.

Dan kini, kenapa harus ada kejadian seperti ini?. Buru-buru Ruby menghapus lelehan bulir bening yang membasahi kedua pipi. Sadar jika sudah cukup lama ia mengurung diri di tempat ini, ia pun lekas keluar dari toilet untuk kembali berkutat dengan pekerjaan.

Ruby terkesiap saat mendapati Wira berdiri tepat di samping Mario dengan kedua tangan terlipat di dada. Pria datar itu tengah menatapnya.

"Tetaplah berada di dapur, kondisimu sedang hamil besar sekarang. Akan menjadi perkara besar jika sampai Tuan Sean mendapati pekerjannya telah berbadan dua. Aku hanya melindungimu agar kau bisa tetap bekerja di tempat ini, maka dari itu jangan sekali-kali kau menampakkan diri di hadapan Tuan Sean."

Ruby tercekat. Ia melan salivanya berat lantas menganggukan kepala.

"Baik, Tuan. Saya janji akan tetap berada di tempat ini."

"Bagus." Selepas berucap Wira berbalik badan, meninggalkan dapur dengan langkah lebar. Sementara Mario menatap Iba pada Ruby yang kini tertunduk dalam. Memang seperti itulah prosedur perusahaan. Tak mengizinkan wanita hamil untuk bekerja dan itu pun sudah tertera dalam lembaran kontrak kerja yang disepakati oleh ke dua belah pihak.

"Ruby, sudahlah. Jangan terlalu ditanggapi ucapannya. Fokuslah pada tujuan utamu. Mencari uang dan uang, untuk masa depan juga bayi dalam kandunganmu." Mario menyemangati.

Benar. Ruby tersenyum haru. Setidaknya, selain Kiran masih ada satu rekan yang perduli akan nasibnya.

"Ayo, bantu aku. Tuan Wira memerintahkan para koki untuk mempersiapkan jamuan makan untuk bos besar. Kita harus bekerja keras, setidaknya cita rasa masakan yang kita hidangkan tidak akan mengecewakan penikmatnya."

Ruby menganguk. Ia lekas kembali memasang apron, berdiri di samping Mario dan mengerjakan setiap perintah yang pria itu ucapkan.

Ada beberapa menu yang dibagi untuk beberapa koki. Mario dan Ruby mendapat bagian untuk menyajikan hidangan penutup.

Mario berfikir sejenak. Wira sendiri tak mengucapkan secara detail menu yang diinginkan oleh Sean. Wira hanya mengucap jika harus mempersiapkan jamuan untuk sang bos besar dari makan pembuka, makanan utama dan juga penutup. Mario menggaruk kulit kepalanya yang tak gatal. Kepalanya mendadak pening. Dibuat pusing tujuh keliling saat dibenaknya tak terbesit sedikit pun ingatan tentang menu penutup penggugah selera yang mungkin saja disukai oleh Sean. Konsentrasinya buyar. Semua menu makanan yang ia kuasai seolah terhapus dari memori, saat sang bos besar datang secara mendadak.

"Kak, kenapa?." Ruby menautkan alis, bingung menatap Mario justru tak melakukan apa pun saat koki lain mulai ribut menyajikan makan terbaik untuk sang atasan.

"Aku bingung, aku seperti amnesia mendadak. Semua menu makanan penutup yang aku kuasai, mendadak hilang dimemori otakku."

Ruby meringis. Cemas sekaligus terkikik geli. Bagaimana bisa Mario mengalami kejadian seperti ini. Apa tadi dia bilang? Mendadak amnesia.

"Ruby, ayo carilah ide atau setidaknya buka mbah gogle untuk mencari referensi sajian penutup yang mengugah selera." Mario mulai panik. Panik dan semakin panik. Tak tau hendak mengerjakan apa lebih dulu.

"Kakak kan bisa membuat apa saja, ya seperto yanh kerap kakak buat untuk pelanggan Vip."

"Iya, kau benar, tapi apa? Andai Tuan Wira menjelaskan makanan-makanan apa saja yang disukai oleh Tuan Sean, pasti aku tak kebingungan seperti ini."

Iya, benar juga.

"Ayo Ruby, kau juga harus ikut berfikir."

"Bagaimana jika kita buat desert dengan bahan utama mangga. Selain segar, warna dari buah mangga juga cantik dan bisa menggugah selera. Bagaimana?."

Mario sejenak berfikir. Membayangkan tentang mangga. Buah ranum dengan warna kuning segar serta memiliki aroma yang khas.

"Baiklah, ayo kita coba. Kau tau kan bagaimana proses pembuatannya?."

"Tentu."

"Siip." Mario mengacungkan jari jempol. Mengiring Ruby untuk mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan dalam lemari pendingi untuk membuat desert yang sudah ditentukan.

Sesungguhnya bukan tanpa alasan Ruby menggunakan buah mangga segar sebagai menu utama desert. Selain rasa yang enak, Manggo regal dessert juga merupakan hidangan penutup yang paling disukai Sean, dan tentunya Ruby yang paling tau akan hal itu.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Sachiro Hafizh

Sachiro Hafizh

semangat bumil, semoga sean nyesel sdh nyerein ruby

2024-11-29

0

Kamiem sag

Kamiem sag

semangat Ruby

2024-08-13

0

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Y iyalah... mantan istri pasti tau selera... mantan suami nya

2024-08-13

3

lihat semua
Episodes
1 Fitnah Berujung Talak
2 Garis Dua
3 Resmi Bercerai
4 Pergi
5 Kehidupan Setelah Berpisah
6 Segengam Asa
7 Diterima Bekerja
8 Restu Yang Tak Pernah Didapat
9 Hari Pertama Bekerja
10 Membuka Kenangan
11 Dia...
12 Sajian Untuk Sang Tuan
13 Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14 Parfum
15 Kekecewaan Ruby
16 Berhak Bahagia
17 Nyidam
18 Baby Shop
19 Wira
20 Takdir
21 Pergulatan Batin
22 Tangis Dan Untaian Doa
23 Silvia
24 Status Ruby
25 Lingkungan Pertemanan Margareth
26 Pertemuan Tak Terduga
27 Tirai Yang Tersibak
28 Penelusuran Sean
29 Naik Jabatan
30 Pertemuan
31 Pertemuan Part 2
32 Mengikuti Ruby
33 Ruby Resto & Cafe
34 Celia, Putriku
35 Bersama Wira
36 Kedatangan Sean
37 Mengulang Masa Lalu
38 Jangan Dekat Dengannya
39 Tentang Wira
40 Reaksi Margareth
41 Keinginan Sean
42 Keputusan Ruby
43 Kembali Bersama
44 Rencana Sean
45 Rencana Sean Part. 2
46 Kegalauan Wira
47 Tentang Selena
48 Perubahan Ruby
49 Berkunjung Ke Rumah Ruby
50 Margareth Diusir
51 Akal Bulus Leo
52 Perdebatan Selena Dan Margareth
53 Penyesalan Selena
54 Adik Dan Kakak
55 Ulah Margareth
56 Siapa Yang Pantas
57 Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58 Wira Bersama Kiran
59 Wira Bersama Kiran Part. 2
60 Kedatangan Rio
61 Kedatangan Rio Part. 2
62 Tekad Seorang Pria
63 Meminta Pendapat Sean
64 Tekad Seorang Pria Part. 2
65 Melamar Selena
66 Sean Menemui Margareth
67 Sean Menemui Margareth Part. 2
68 Sean Menemui Margareth Part. 3
69 Rengekan Willy
70 Kedekatan Kiran Dan Willy
71 Bentuk Perhatian
72 Membujuk Selena
73 Rio Bagaskara
74 Penjelasan Rio
75 Kejutan Untuk Margareth
76 Titik Lemah Seorang Margareth
77 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79 Gengsi Menjadi Petaka
80 Margareth Terluka
81 Celia, Cucuku.
82 Restu Untuk Selena
83 Permintaan Willy
84 Usaha Wira
85 Bundanya Willy
86 Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87 Extra Part Kiran Dan Wira
88 Extra Part Kiran Dan Wira
89 Extra Part Kiran Dan Wira
90 Extra Part Kiran Dan Wira.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Fitnah Berujung Talak
2
Garis Dua
3
Resmi Bercerai
4
Pergi
5
Kehidupan Setelah Berpisah
6
Segengam Asa
7
Diterima Bekerja
8
Restu Yang Tak Pernah Didapat
9
Hari Pertama Bekerja
10
Membuka Kenangan
11
Dia...
12
Sajian Untuk Sang Tuan
13
Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14
Parfum
15
Kekecewaan Ruby
16
Berhak Bahagia
17
Nyidam
18
Baby Shop
19
Wira
20
Takdir
21
Pergulatan Batin
22
Tangis Dan Untaian Doa
23
Silvia
24
Status Ruby
25
Lingkungan Pertemanan Margareth
26
Pertemuan Tak Terduga
27
Tirai Yang Tersibak
28
Penelusuran Sean
29
Naik Jabatan
30
Pertemuan
31
Pertemuan Part 2
32
Mengikuti Ruby
33
Ruby Resto & Cafe
34
Celia, Putriku
35
Bersama Wira
36
Kedatangan Sean
37
Mengulang Masa Lalu
38
Jangan Dekat Dengannya
39
Tentang Wira
40
Reaksi Margareth
41
Keinginan Sean
42
Keputusan Ruby
43
Kembali Bersama
44
Rencana Sean
45
Rencana Sean Part. 2
46
Kegalauan Wira
47
Tentang Selena
48
Perubahan Ruby
49
Berkunjung Ke Rumah Ruby
50
Margareth Diusir
51
Akal Bulus Leo
52
Perdebatan Selena Dan Margareth
53
Penyesalan Selena
54
Adik Dan Kakak
55
Ulah Margareth
56
Siapa Yang Pantas
57
Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58
Wira Bersama Kiran
59
Wira Bersama Kiran Part. 2
60
Kedatangan Rio
61
Kedatangan Rio Part. 2
62
Tekad Seorang Pria
63
Meminta Pendapat Sean
64
Tekad Seorang Pria Part. 2
65
Melamar Selena
66
Sean Menemui Margareth
67
Sean Menemui Margareth Part. 2
68
Sean Menemui Margareth Part. 3
69
Rengekan Willy
70
Kedekatan Kiran Dan Willy
71
Bentuk Perhatian
72
Membujuk Selena
73
Rio Bagaskara
74
Penjelasan Rio
75
Kejutan Untuk Margareth
76
Titik Lemah Seorang Margareth
77
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79
Gengsi Menjadi Petaka
80
Margareth Terluka
81
Celia, Cucuku.
82
Restu Untuk Selena
83
Permintaan Willy
84
Usaha Wira
85
Bundanya Willy
86
Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87
Extra Part Kiran Dan Wira
88
Extra Part Kiran Dan Wira
89
Extra Part Kiran Dan Wira
90
Extra Part Kiran Dan Wira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!