Kekecewaan Ruby

Dalam waktu satu bulan kerja, pihak resto memberikan seluruh karyawannya untuk libur selama dua hari secara bergantian. Hari ini Ruby mendapat giliran waktunya untuk libur. Ia pun harus memanfaatkan dua harinya itu dengan sebaik mungkin. Memeriksakan kehamilan juga masuk dalam agendanya hari ini.

Selepas membuat menu sarapan, Ruby menyempatkan diri untuk berjalan kaki secara ringan di samping kediaman Fatimah seraya menikmati udara segar pagi hari saat matahari mulai terbit.

Janin dalam perutnya bergerak aktif. Seakan bisa merasakan suasa hati sang ibu yang kembali bahagia selepas dirundung pilu oleh kehadiran pria yang merupakan ayah kandung dari sang calon bayi.

Ruby kembali berfikir positif. Kini tujuannya untuk bangkit dan membesarkan calon buah hatinya seorang diri kembali muncul. Toh meski bertemu pun, untuk keduanya bisa kembali serasa tak mungkin. Mereka sudah bercerai dan memiliki tujuan hidup masing-masing.

Saat kakinya terasa lelah, Ruby pun kembali je rumah Fatimah untuk beristirahat sekaligus membersihkan diri. Bersiap menuju klinik dokter kandungan yang berada di area pusat kota.

Ruby sudah berpakaian rapi. Rencananya ia akan mengajak Fatimah untuk menemani perjalanannya. Kiran sendiri beberapa waktu lalu sudah berangkat bekerja, sebab jadwal libur kedua perempuan itu yak tak bersamaan.

"Nak Ruby, kau sudah siap," tanya Fatimah seraya mengetuk pintu kamar Ruby yang masih tertutup rapat.

"Iya, sebentar lagi Bibi."

Tak berselang lama pintu kamar Ruby terbuka. Sesosok tubuh muncul di balik pintu. Fatimah tersenyum lebar kala mendapati Ruby yang sudah terlihat cantik dengan pakaian hamil berwarna lembut yang membukus tubuh berisinya. Fatimah merasa di kehamilan Ruby yang kian membesar, paras perempuan itu tambah cantik setiap harinya.

"Ruby, kau cantik sekali Nak," puji Fatimah sepenuh hati. Tangannya pun bergerak untuk mengusap perut bucit Ruby dan mengelusnya lembut.

"Bibi bisa saja," jawab Ruby tersipu malu.

"Benar, Bibi tidak berbohong. Kau semakin bertambah cantik setiap harinya."

Ruby tersenyum tipis. Merasa bersyukur saat masih ada orang yang secara terang-terangan memujinya. Selepas kejadian di malam kepergiannya dari rumah Sean, Ruby tak lagi memperdulikan penampilan dan tubuhnya. Ia tak lagi memakai riasan, terlebih dalam kondisi berbadan dua seperti ini. Beruntung Ruby yang memang dianugrahi paras jelita dan juga kulit tubuh yang cerah, membuatnya tetap terlihat cantik meski tanpil seadanya.

Keduanya pun bergegas, mencari angkutan umum yang akan membawanya ke klinik dokter kandungan yang berada di pusat kota.

💗💗💗💗💗

Selepas menempuh perjalanan selama kurang lebih enam puluh menit, Ruby dan Fatimah kini sampai di depan klinik yang direkomendasikan oleh bidan di daerah tempat tinggal Fatimah. Selama kehamilan Ruby memang hanya memeriksanya pada seorang bidan, sebab Ruby tak punya cukup uang untuk bisa memeriksanya pada dokter spesialis setiap bulannya.

"Hati-hati, Nak." Fatimah membimbing langkah Ruby saat menuruni angkutan umum. Perut yang membesar cukup membuatnya sulit bergerak.

"Bagaimana jika selepas ini kau berhenti bekerja lebih dulu. Kau sudah mulai kepayahan," ucap Fatimah begitu mengandeng tangan Ruby saat menyusuri lobi klinik.

"Nanti akan Ruby fikirkan, Bibi. Lagi pula kita tidak bisa mengambil cuti sembarangan. Takut jika dipecat tiba-tiba. Ruby masih butuh biaya untuk persalinan dedek bayi."

Fatimah menghela nafas. Pasrah. Jika Ruby sudah berbicara demikian, maka ia pun bisa apa.

Mereka lebih dulu mengantri di meja administrasi. Mendaftar dan mendapat nomor urut sesuai antrian. Di kursi tunggu Fatimah senantiasa menggengam tangan Ruby. Selain Rahayu, Fatimah pun menyayangi Ruby layaknya putri sendiri. Ia sama sekali tak pernah membedakan dalam memperlakukan Kiran dan Ruby. Kasih sayang dan perhatiannya disama ratakan.

Selepas beberapa waktu menunggu, nama Ruby pun terpanggil. Fatimah ikut serta menemani hingga masuk ke dalam ruangan. Dokter perempuan dengan kepala tertutup jilbab menyambut keduanya.

Ruby mengangsur buku bersampul merah muda yang ia bawa untuk diberikan pada sang dokter. Selepas mengamati data dalam buku tersebut, Dokter itu meminta Ruby untuk berbaring, terlentang di atas ranjang dengan melakukan beberapa pemeriksaan.

Usia kandungan Ruby kini sudah menginjak 31 minggu. Untuk pertama kalinya Ruby melakukan tes Ultrasonografi. Menurut Dokter posisi kepala bayi masih berada di atas, tepatnya dekat tulang rusuk ibu, namun bisa saja berubah-ubah.

Ruby tak mampu menutupi gemuruh suka cita yang menyebar dalam tubuhnya saat sosok mungil itu tampak di layar kaca. Dia masih kecil namun bergerak begitu aktif di dalam sana.

"Menurut pemeriksaan, janin Ibu perempuan. Akan tetapi hasilnya pun bisa berubah."

Fatimah lekas mendekap Ruby yang mulai sepasang matanya mulai berkaca-kaca akibat rasa haru yang membuncah. Sedangkan Dokter yang memeriksa, bisa saja kebingungan. Mereka bahagia, atau terlalu bahagianya hingga sampai menangis.

Selepas pemeriksaan Dokter meresepkan beberapa vitamin untuk ditebus. Tak ada masalah yang berarti di kehamilan Ruby ditrimester ke 3 ini. Hanya saja Dokter menyarankan Ruby untuk lebih banyak istirahat. Ruby sendiri sempat menuturkan jika kerap merasakan kram atau pun kontraksi palsu saat dirinya tengah dilanda stres atau pun kelelahan. Maka dari itu Dokter meminta pada Ruby untuk meminimalisir aktifitas gerak yang menyita banyak tenaga demi kondisi janin beserta sang Ibu.

💗💗💗💗💗

"Terimakasih." Ruby menerima beberapa tablet vitamin sesuai resep Dokter. Ia akan kembali menempuh perjalan pulang bersama dengan Fatimah dengan angkutan umum. Fatimah senantiasa mengandeng tangan Ruby. Terlebih di pusat kota yang cukup banyak kendaraan seperti ini.

Guna melepas lelah Ruby dan Fatimah kembali beristirahat di sebuah kursi yang tersedia di depan klinik. Bangunan klinik tersebut letaknya berdampingan dengan sebuah butik, di mana gaun-gaun mahal terpajang indah di balik dinding kaca.

Ruby menyandarkan tubuh pada punggung kursi. Menghirup udara dalam-dalam sejenak kemudian membuangnya perlahan.

Lengkung tipisnya mengurai senyum saat sepasang matanya tertuju pada perut buncit yang menendang-nendang. Ia usap perut itu dengan gerakan melingkar.

Hay baby girl.

Senyum dibibirnya mulai merekah. Rasanya ia sudah tak sabar untuk mengendong bayi perempuan mungil yang akan senantiasa menemani hari-harinya.

Tetaplah sehat, Sayang. Doa Ibu selalu menyertaimu.

"Ruby, kau kenapa."

Ruby yang semula tertunduk itu mengangkat wajah saat Fatimah melempar tanya. Ia pun hanya menggeleng dan tersenyum tipis sebagai jawaban. Tanpa sengaja pandangan Ruby tertuju ke arah Butik yang letaknya berdampingan dengan klinik, dan ia justru melihat seorang pria yang beberapa hari lalu sempat dilihatnya.

Mas Sean.

Kali ini bukan hanya Sean, pria itu tak sendiri. Sean keluar dari butik bersama dua orang wanita.

Ibu Margareth dan...

Ruby lekas memalingkan wajah. Sering bulir bening menitik tanpa mampu dicegah. Buru-buru Ruby mendekap mulut dan cepat menarik fatimah dari kursi klinik untuk lekas pergi.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

ya pergilah
menjauh dari orang sombong(Margareth) dan orang bodoh(Sean) akan lebih baik lebih aman

2024-08-13

3

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

kuat ruby

2024-08-13

0

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

Hade ketemu mantan suami 😄😄😄 kabooooooooorrr

2024-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 Fitnah Berujung Talak
2 Garis Dua
3 Resmi Bercerai
4 Pergi
5 Kehidupan Setelah Berpisah
6 Segengam Asa
7 Diterima Bekerja
8 Restu Yang Tak Pernah Didapat
9 Hari Pertama Bekerja
10 Membuka Kenangan
11 Dia...
12 Sajian Untuk Sang Tuan
13 Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14 Parfum
15 Kekecewaan Ruby
16 Berhak Bahagia
17 Nyidam
18 Baby Shop
19 Wira
20 Takdir
21 Pergulatan Batin
22 Tangis Dan Untaian Doa
23 Silvia
24 Status Ruby
25 Lingkungan Pertemanan Margareth
26 Pertemuan Tak Terduga
27 Tirai Yang Tersibak
28 Penelusuran Sean
29 Naik Jabatan
30 Pertemuan
31 Pertemuan Part 2
32 Mengikuti Ruby
33 Ruby Resto & Cafe
34 Celia, Putriku
35 Bersama Wira
36 Kedatangan Sean
37 Mengulang Masa Lalu
38 Jangan Dekat Dengannya
39 Tentang Wira
40 Reaksi Margareth
41 Keinginan Sean
42 Keputusan Ruby
43 Kembali Bersama
44 Rencana Sean
45 Rencana Sean Part. 2
46 Kegalauan Wira
47 Tentang Selena
48 Perubahan Ruby
49 Berkunjung Ke Rumah Ruby
50 Margareth Diusir
51 Akal Bulus Leo
52 Perdebatan Selena Dan Margareth
53 Penyesalan Selena
54 Adik Dan Kakak
55 Ulah Margareth
56 Siapa Yang Pantas
57 Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58 Wira Bersama Kiran
59 Wira Bersama Kiran Part. 2
60 Kedatangan Rio
61 Kedatangan Rio Part. 2
62 Tekad Seorang Pria
63 Meminta Pendapat Sean
64 Tekad Seorang Pria Part. 2
65 Melamar Selena
66 Sean Menemui Margareth
67 Sean Menemui Margareth Part. 2
68 Sean Menemui Margareth Part. 3
69 Rengekan Willy
70 Kedekatan Kiran Dan Willy
71 Bentuk Perhatian
72 Membujuk Selena
73 Rio Bagaskara
74 Penjelasan Rio
75 Kejutan Untuk Margareth
76 Titik Lemah Seorang Margareth
77 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79 Gengsi Menjadi Petaka
80 Margareth Terluka
81 Celia, Cucuku.
82 Restu Untuk Selena
83 Permintaan Willy
84 Usaha Wira
85 Bundanya Willy
86 Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87 Extra Part Kiran Dan Wira
88 Extra Part Kiran Dan Wira
89 Extra Part Kiran Dan Wira
90 Extra Part Kiran Dan Wira.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Fitnah Berujung Talak
2
Garis Dua
3
Resmi Bercerai
4
Pergi
5
Kehidupan Setelah Berpisah
6
Segengam Asa
7
Diterima Bekerja
8
Restu Yang Tak Pernah Didapat
9
Hari Pertama Bekerja
10
Membuka Kenangan
11
Dia...
12
Sajian Untuk Sang Tuan
13
Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14
Parfum
15
Kekecewaan Ruby
16
Berhak Bahagia
17
Nyidam
18
Baby Shop
19
Wira
20
Takdir
21
Pergulatan Batin
22
Tangis Dan Untaian Doa
23
Silvia
24
Status Ruby
25
Lingkungan Pertemanan Margareth
26
Pertemuan Tak Terduga
27
Tirai Yang Tersibak
28
Penelusuran Sean
29
Naik Jabatan
30
Pertemuan
31
Pertemuan Part 2
32
Mengikuti Ruby
33
Ruby Resto & Cafe
34
Celia, Putriku
35
Bersama Wira
36
Kedatangan Sean
37
Mengulang Masa Lalu
38
Jangan Dekat Dengannya
39
Tentang Wira
40
Reaksi Margareth
41
Keinginan Sean
42
Keputusan Ruby
43
Kembali Bersama
44
Rencana Sean
45
Rencana Sean Part. 2
46
Kegalauan Wira
47
Tentang Selena
48
Perubahan Ruby
49
Berkunjung Ke Rumah Ruby
50
Margareth Diusir
51
Akal Bulus Leo
52
Perdebatan Selena Dan Margareth
53
Penyesalan Selena
54
Adik Dan Kakak
55
Ulah Margareth
56
Siapa Yang Pantas
57
Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58
Wira Bersama Kiran
59
Wira Bersama Kiran Part. 2
60
Kedatangan Rio
61
Kedatangan Rio Part. 2
62
Tekad Seorang Pria
63
Meminta Pendapat Sean
64
Tekad Seorang Pria Part. 2
65
Melamar Selena
66
Sean Menemui Margareth
67
Sean Menemui Margareth Part. 2
68
Sean Menemui Margareth Part. 3
69
Rengekan Willy
70
Kedekatan Kiran Dan Willy
71
Bentuk Perhatian
72
Membujuk Selena
73
Rio Bagaskara
74
Penjelasan Rio
75
Kejutan Untuk Margareth
76
Titik Lemah Seorang Margareth
77
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79
Gengsi Menjadi Petaka
80
Margareth Terluka
81
Celia, Cucuku.
82
Restu Untuk Selena
83
Permintaan Willy
84
Usaha Wira
85
Bundanya Willy
86
Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87
Extra Part Kiran Dan Wira
88
Extra Part Kiran Dan Wira
89
Extra Part Kiran Dan Wira
90
Extra Part Kiran Dan Wira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!