Restu Yang Tak Pernah Didapat

Mentari sudah mulai tenggelam saat Ruby dan Kiran memasuki bangunan sederhana yang menjadi tempat tinggal mereka. Begitu pintu terbuka, sosok Fatimah yang semula duduk menunggu di kursi usang, sontak bangkit dan menghampiri dua putrinya.

"Assalamualaikum," sapa kedua perempuan begitu memasuki rumah.

"Waalaikumsalam. Ruby, Kiran, bagaimana hasilnya?. Nak Ruby di terima atau..?" Bukan hanya menjawab salam, Fatimah langsung memberondong pertanyaan dengan ekspresi cemas.

Ruby dan Kiran berpandangan, saling tak menunjukan reaksi apa pun, hingga Fatimah mengira jika Ruby gagal menjalani tes. Fatimah pun lekas mengusap bahu Ruby, mengusapnya perlahan seolah sedang menenangkan. Ditariknya lembut tangan Ruby dan membawanya untuk duduk.

"Nak, bersabarlah. Tidak harus sekarang, mungkin dilain waktu kau akan mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik."

"Ibu ini bicara apa?" Kiran menyela.

"Kiran, tidak baik menyela ucapan orang tua seperti itu. Lihatlah, Kakakmu sedang tidak baik-baik saja sekarang." Fatimah menatap tajam pada sang putri, ia masih mengusap bahu Ruby yang sejujurnya sudah ingin tertawa sedari tadi.

"Ibu ini bicara apa? Apa Ibu kira Kak Ruby hari ini tidak diterima kerja?".

Fatimah menatap dua gadis di hadapan kemudian menganggukkan kepala.

"Ya, bukannya seperti itu?". Fatimah memperhartikan Ruby secara teliti. Retap sama, wajah gadis itu cukup pucat dan tak menujukkan binar bahagia.

Kiran tergelak disusul Ruby, yang mana membuat Fatimah dibuat bertanya-tanta.

"Kiran, Ruby, ada apa ini? Kenapa kalian justru tertawa?".

Kiran menghentikan tawanya, gadis manis itu mengusap bahu sang Ibu. Ia sepertinta harus menjelaskan apa yang sudah terjadi hingga tak membuat sang Ibu salah faham.

"Begini Bu, atas seizin Allah Kak Ruby sudah diterima kerja. Di tempat yang sama denganku menjadi asisten Koki. Ibu pasti suka 'kan?".

Fatimah terkesiap. Didetik berikutnya ia pun mengucap syukur dan memeluk Ruby dengan perasaan haru. Tak mengira jika usaha Ruby untuk mencari pekerjaan, membuahkan hasil disaat usua kehamilannya yang menginjak tujuh bulan saat ini.

Ketiga perempuan itu saling memeluk. Mengucap syukur disertai linangan air mata.

💗💗💗💗💗

Brak.

Pintu mobil ia tutup dengan cukup kencang sampai menimbulkan suara begitu tubuhnya keluar dari kendaraan yang beberapa saat lalu menjadi teman perjalanan. Kaki panjangnya melangkah lebar menyusuri lantai marmer, hingga sampai didepan pintu utama kediamannya.

"Selamat malam, Tuan," sapa seorang pelayan berusia cukup muda saat pria itu mulai memasuki kediaman.

"Malam." Hanya satu kata itulah yang terucap dari bibir sang Tuan. Pelayan itu pun bergerak sigap, mengambil alih tas kerja dari tangan Tuannya.

Begitu si pelayan menjauh, pria bernama Sean itu menganyunkan langkah kembali untuk menaiki anak tangga menuju kamar pribadinya. Saat mendekati pintu salah satu ruangan, langkah pria itu terhenti. Lewat ekor mata, ia melirik pintu ruangan yang tertutup rapat, di mana ruang tersebut adalah kamar utama yang dulunya ia tempati dengan Ruby. Sebuah ruangan yang menjadi tempat sepasang suami istri itu melepas lelah juga berbagi hasrat. Ruangan yang pernah melukiskan sejuta kebahagiaan, namun nyatanya juga mampu melukiskan sejuta luka bagi Sean atas pengkhianatan yang dilakukan sang istri.

Sean mendesis. Amarahnya kembali tersulut. Seluruh isi kamar bahkan sudah habis dibakar, namun jua tak mampu menghapuskan jejak percintaan Ruby bersama sang selingkuhan.

"Biadab kalian," rutuk Sean sebelum beranjak dari depan ruangan untuk memasuki satu ruangan lain yang kini menjadi kamar pribadinya. Sebuah kamar yang hanya diisi dirinya seorang.

Sean melepas kasar bagian atas pakaiannya. Rasa panas mulai menjalari tubuh. Ia teguk air mineral yang tersedia di atas nakas dan meminumnya hingga menyisakannya separuh isi.

Tubuh kekar berisinya ia hempaskan ke atas ranjang, sementara pandangannya tertuju pada langit-langit ruangan. Tubuh pria itu juga terasa lelah dan letih, bukan hanya fisik namun juga mentalnya. Tuntutan sang ibu yang terus mendesaknya untuk mencari sosok penganti Ruby untuk dijadikan istri, tak ayal membuat kesabaran seorang Sean nyaris sirna. Sungguh ia tak ingin didesak apalagi dipaksa. Konyol. Apalagi perjodohan, Ck ini bahkan sudah bukan zaman siti nurbaya.

Menolak tentu tidak mungkin, namun jika dipaksa menerima, Sean pun tak akan siap.

Bukan trauma atas kegagalan pernikahan, namun Sean memang tak ingin tergesa-gesa mencari pendamping hidup terlebih di dalam hati terdalamnya masih tetap nama Ruby yang bertahta.

Ah, benarkah?

Tiba-tiba seraut wajah putus asa Ruby saat terusir dari rumah kembali terngiang. Sean masih ingat, saat Ruby tidak berniat mengelak juga tak membenarkan perselingkuhan yang tersaji begitu nyata di hadapan.

"Andai kau tak berselingkuh, pasti kita akan tetap bersama dan tidak mengalami situasi semacam ini."

Ada rasa bersalah menjalar dalam sanubari Sean saat ia mendengar penuturan dari kuasa hukum yang di tunjuk bahwa Ruby sama sekali tak mengambil sepeserpun harta yang menjadi hak atas dirinya dan justru menyumbangkannya ke badan amal dan panti asuhan di mana dirinya dibesarkan.

"****."

Sepasang mata Sean bahkan sudah berkaca-kaca walau hanya dengan membayangkannya saja. Terlebih setelah keputusan cerai di sahkan, Ruby seakan menghilang tanpa jejak. Tidak, Sean tidak berniat mencari tau tentang Ruby, hanya saja saat beberapa kali dirinya mengunjungi panti, Sean tak melihat keberadaan Ruby berbulan-bulan lamanya.

"Apa dia benar-benar menghilang atas perintahku waktu itu?". Bayangan pertemuan terakhir kalinya saat keputusan sidang, kembali memenuhi benak. Di saat kata-kata menohok itu ia tujukan pada Ruby yang hanya diam saja dengan kepala tertunduk.

"Gila, lagi pula kenapa aku harus mengingat dia yang mungkin sudah bahagia dengan pria lain yang menjadi perusak dalam rumah tanggaku. Sadar, Sean. Kau harus bangkit dan melupakan wanita yang nyata-nyata sudah mengkhianatimu." Seolah tengah berperang dengan batin. Sean ingin menjalin hubungan baru, namun ia masih belum mampu menghapus semua kenangan yang dibangun bersama Ruby selama dua tahun pernikahan.

Suka dan duka, pernah mereka lewati bersama. Restu yang sulit didapat dari sang Ibu, nyatanya tak membuat Sean patah arang. Ia begitu gigih memperjuangkan Ruby, hingga restu itu pun berhasil diperoleh sebelum pernikahan digelar. Sebuah pernikahan begitu sederhana yang hanya dihadiri keluarga terdekat. Tak ada hidangan mewah apalagi resepsi. Akan tetapi semua yang terjadi tak mengurangi sedikit pun kebahagiaan dari sepasang pengantin. Kedua insan itu terlihat begitu berbahagia, hingga melupakan seorang perempuan yang menatap mereka begitu tajam dengan dua tangan terkepal. Bibir perempuan itu bergerak tanpa suara. Merapalkan kalimat begitu lirih yang nyatanya bukan berisikan untaian doa untuk ke dua mempelai, melainkan beragam umpatan dan cacian, sebagai luapan kegeraman yang coba ia sembunyikan.

Terpopuler

Comments

paty

paty

sean lo bego selama2 th emang istri lo selingkuh harusnya lo sadar krn keluarga lo tdk suka sm istri lo sdh pasti mrk akan melakukan dan menjebak istri lo

2024-11-02

2

mardiana sari

mardiana sari

emang drmhnya ga dipasang cctv?seharusnya ad cctv tersembunyi.

2024-08-23

2

Isna Vania

Isna Vania

iya Thor, kapan terungkap kejadian sebenarnya..

2024-08-20

0

lihat semua
Episodes
1 Fitnah Berujung Talak
2 Garis Dua
3 Resmi Bercerai
4 Pergi
5 Kehidupan Setelah Berpisah
6 Segengam Asa
7 Diterima Bekerja
8 Restu Yang Tak Pernah Didapat
9 Hari Pertama Bekerja
10 Membuka Kenangan
11 Dia...
12 Sajian Untuk Sang Tuan
13 Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14 Parfum
15 Kekecewaan Ruby
16 Berhak Bahagia
17 Nyidam
18 Baby Shop
19 Wira
20 Takdir
21 Pergulatan Batin
22 Tangis Dan Untaian Doa
23 Silvia
24 Status Ruby
25 Lingkungan Pertemanan Margareth
26 Pertemuan Tak Terduga
27 Tirai Yang Tersibak
28 Penelusuran Sean
29 Naik Jabatan
30 Pertemuan
31 Pertemuan Part 2
32 Mengikuti Ruby
33 Ruby Resto & Cafe
34 Celia, Putriku
35 Bersama Wira
36 Kedatangan Sean
37 Mengulang Masa Lalu
38 Jangan Dekat Dengannya
39 Tentang Wira
40 Reaksi Margareth
41 Keinginan Sean
42 Keputusan Ruby
43 Kembali Bersama
44 Rencana Sean
45 Rencana Sean Part. 2
46 Kegalauan Wira
47 Tentang Selena
48 Perubahan Ruby
49 Berkunjung Ke Rumah Ruby
50 Margareth Diusir
51 Akal Bulus Leo
52 Perdebatan Selena Dan Margareth
53 Penyesalan Selena
54 Adik Dan Kakak
55 Ulah Margareth
56 Siapa Yang Pantas
57 Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58 Wira Bersama Kiran
59 Wira Bersama Kiran Part. 2
60 Kedatangan Rio
61 Kedatangan Rio Part. 2
62 Tekad Seorang Pria
63 Meminta Pendapat Sean
64 Tekad Seorang Pria Part. 2
65 Melamar Selena
66 Sean Menemui Margareth
67 Sean Menemui Margareth Part. 2
68 Sean Menemui Margareth Part. 3
69 Rengekan Willy
70 Kedekatan Kiran Dan Willy
71 Bentuk Perhatian
72 Membujuk Selena
73 Rio Bagaskara
74 Penjelasan Rio
75 Kejutan Untuk Margareth
76 Titik Lemah Seorang Margareth
77 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79 Gengsi Menjadi Petaka
80 Margareth Terluka
81 Celia, Cucuku.
82 Restu Untuk Selena
83 Permintaan Willy
84 Usaha Wira
85 Bundanya Willy
86 Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87 Extra Part Kiran Dan Wira
88 Extra Part Kiran Dan Wira
89 Extra Part Kiran Dan Wira
90 Extra Part Kiran Dan Wira.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Fitnah Berujung Talak
2
Garis Dua
3
Resmi Bercerai
4
Pergi
5
Kehidupan Setelah Berpisah
6
Segengam Asa
7
Diterima Bekerja
8
Restu Yang Tak Pernah Didapat
9
Hari Pertama Bekerja
10
Membuka Kenangan
11
Dia...
12
Sajian Untuk Sang Tuan
13
Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14
Parfum
15
Kekecewaan Ruby
16
Berhak Bahagia
17
Nyidam
18
Baby Shop
19
Wira
20
Takdir
21
Pergulatan Batin
22
Tangis Dan Untaian Doa
23
Silvia
24
Status Ruby
25
Lingkungan Pertemanan Margareth
26
Pertemuan Tak Terduga
27
Tirai Yang Tersibak
28
Penelusuran Sean
29
Naik Jabatan
30
Pertemuan
31
Pertemuan Part 2
32
Mengikuti Ruby
33
Ruby Resto & Cafe
34
Celia, Putriku
35
Bersama Wira
36
Kedatangan Sean
37
Mengulang Masa Lalu
38
Jangan Dekat Dengannya
39
Tentang Wira
40
Reaksi Margareth
41
Keinginan Sean
42
Keputusan Ruby
43
Kembali Bersama
44
Rencana Sean
45
Rencana Sean Part. 2
46
Kegalauan Wira
47
Tentang Selena
48
Perubahan Ruby
49
Berkunjung Ke Rumah Ruby
50
Margareth Diusir
51
Akal Bulus Leo
52
Perdebatan Selena Dan Margareth
53
Penyesalan Selena
54
Adik Dan Kakak
55
Ulah Margareth
56
Siapa Yang Pantas
57
Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58
Wira Bersama Kiran
59
Wira Bersama Kiran Part. 2
60
Kedatangan Rio
61
Kedatangan Rio Part. 2
62
Tekad Seorang Pria
63
Meminta Pendapat Sean
64
Tekad Seorang Pria Part. 2
65
Melamar Selena
66
Sean Menemui Margareth
67
Sean Menemui Margareth Part. 2
68
Sean Menemui Margareth Part. 3
69
Rengekan Willy
70
Kedekatan Kiran Dan Willy
71
Bentuk Perhatian
72
Membujuk Selena
73
Rio Bagaskara
74
Penjelasan Rio
75
Kejutan Untuk Margareth
76
Titik Lemah Seorang Margareth
77
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79
Gengsi Menjadi Petaka
80
Margareth Terluka
81
Celia, Cucuku.
82
Restu Untuk Selena
83
Permintaan Willy
84
Usaha Wira
85
Bundanya Willy
86
Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87
Extra Part Kiran Dan Wira
88
Extra Part Kiran Dan Wira
89
Extra Part Kiran Dan Wira
90
Extra Part Kiran Dan Wira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!