Kehidupan Setelah Berpisah

Keheningan mengiringi perjalanan Ruby di dalam sebuah taksi yang melaju cukup kecang. Lewat jendela kaca, ia hanya melihat bangunan beserta pepohonan yang bergerak menjauh. Tubuhnya terasa lelah dan pegal setelah beberapa jam menempuh perjalanan yang tak kunjung sampai.

Dalam duduknya gadis itu termenung. Berfikir akan jalan hidup yang ia ambil selepas kepergiaannya ini. Tentu setelah dirinya akan berjuang sendiri, mencari nafkah sendiri, menabung untuk biaya persalina janin dalam perutnya kelak.

Kehangatan menelusup relung hati mana kala gadis bermata sayu itu mengusap perut bulatnya yang masih belum menunjukan pergerakan. Sekian tahun hidup dalam kesedirian, Isabel tak mampu menutupi rasa syukurnya saat sang pencipta menitipkan janin yang menjadi buah hatinya. Kini ia tak sendiri. Dia akan punya teman, untuk berbagi rasa dan kasih sayang.

"Nona, kita sudah sampai. Sesuai dengan alamat tujuan."

Ruby terkesiap saat sopir taksi memberi informasi. Tak terasa, taksi bahkan sudah terhenti di halaman sebuah rumah berukuran mungil bercat biru.

"Ya, em kita sudah sampai ya?".

"Benar, Nona. Sebentar, saya akan mengeluarkan barang-barang di bagasi lebih dulu." Pria berusia empat puluhan itu keluar dari taksi dan membuka bagasi, mengeluarkan barang-barang Ruby.

Saat Ruby menejakkan kaki ke halaman rumah itu, dua orang perempuan tergopoh. Setengah berlari menghampiri.

"Nak Ruby?" Perempuan paruh yang dengan daster bermotif batik yang membalut tubuh itu memangil kemudian mendekat pada Ruby. Sementara di belakangnya berdiri seorang gadis cantik yang mungkin saja adalah putrinya.

Ruby menatap pada dua perempuan itu saat dirinya masih berdiri di sisi taksi, menunggu sang sopir menurunkan barang di dalam bagasi.

"Bibi Fatimah?" Ruby hanya menebak, ia bahkan sudah lupa pada wajah perempuan yang merupakan kerabat dekat dari Ibu asuhnya, Rahayu.

"Iya, Nak. Ini Bibi, Bibi Fatimah." Keduanya pun berpelukan. Melepas rasa rindu setelah sekian lama tak bertemu.

"Ayo, masuk. Kiran, ayo bawa barang Kak Ruby masuk ke dalam," titah Fatimah pada Kiran, putrinya.

"Siip," jawab Kiran seraya mengacungkan kedua jari jempol.

Fatimah membimbing langkah Ruby untuk maduk ke dalam rumah sementara Kinan mengekor di belakang dengan membawa tas berisi pakaian milik Ruby.

💗💗💗💗💗

Rumah yang begitu nyaman. Hangat merasuk tubuh saat Ruby memasuki rumah berukuran mungil yang menjadi tempat tinggal Fatimah bersama Kiran. Fatimah membawa tubuh perempuan hamil itu untuk duduk. Sejenak beristirahat untuk melepas rasa lelah.

Di sudut lain Kiran tampak sibuk memasukkan koper dan tas Ruby ke dalam sebuah kamar. Wajah gadis itu terlihat senang. Ia sedikitpun tak merasa marah atau pun menolak saat Fatimah memberinya perintah ini dan itu untuk menyambut penghuni baru di kediaman mereka.

"Bagaimana kabarmu, Nak?" Rahayu bertanya dengan suara lembut. Perempuan paruh baya itu menilik penampilan Ruby lewat pandangan. Rahayu sempat mengatakan jika Ruby datang dalam keadaan hamil selepas berpisah dari suaminya.

Ya Allah.

Hati Fatimah berdesir, perih. Sebagai wanita yang pernah ditinggalkan sang suami saat dalam keadaan mengandung, tentu Fatimah bisa merasakan apa yang dirasakan Ruby saat. Sejatinya seorang perempuan pada umumnya yang butuh sandaran dan tempat bermanja ketika mengandung si buah hati, kini justru harus terpaksa berjuang sendiri. Menafkahi diri sendiri sekaligus menjaga janin yang dikandung tetap sehat dan selamat hingga dilahirkan.

Sepasang mata Fatimah berkabut. Kehidupan yang Ruby jalani kini sungguh tak berbeda jauh dengan yang dialaminya dulu. Namun, satu keberuntungan banginya adalah masih memiliki sanak saudara yang bisa membantunya. Sedangkan Ruby?.

"Kak, Ruby. Ayo diminum, Kiran sudah buatkan teh hangat khusus untuk Kakak." Kiran sudah berdiri dengan membawa nampan berisi dua cangkir teh hangat yang diberikan kepada Ruby dan Ibunya.

"Terimakasih banyak, Karin. Maaf, sudah merepotkan."

"Tidak, Kak. Kami tidak merasa direpotkan. Justru sebaliknya, kami sangat senang dengan kehadiran Kakak di antara kami."

Ucapan Kiran sontak membuat Ruby haru. Tak mengira Ia dapat diterima dan diperlakukan dengan baik secepat ini. Gadis itu bersyukur, mungkin ini cara tuhan untuk meringankan penderitannya. Ia usap perut bulatnya. Bibir perempuan itu tersenyum seraya menatap bagian perut, di mana janin mungilnya sedang bertumbuh.

💗💗💗💗💗

Seorang pria tampak sibuk megoreskan pena di atas lembaran kertas di ruang kerjanya saat seorang perempuan paruh baya berpenampilan anggun masuk dan menjstuhkan bobot tubuh disebuah kursi yang letaknya tepat berhadapan dengan sang pria.

"Sean," panggil sang Ibu pada putranya.

"Hem." Pria yang dipanggil menjawab sekenanya. Ia juga tak mengalihkan pandangan dari pekerjaannya.

"Lihatlah." Bibir Margaret tersenyum. Ia mengambil beberapa lembar foto dari dalam tas dan mejajarkannya di meja, tepat di pandangan sang putra. "Mereka putri dari geng sosialita Ibu. Cantik, berpendidikan dan yang pasti bisa menjaga harkat dan martabat suami." Margaret tersenyum tipis. Ia begitu bangga menunjukan beberapa gadis putri teman-temannya untuk dijodohkan dengan putranya.

Sean menghela nafas dalam. Ia hanya melirik sekilas pada lembaran foto sebelum mengalihkan pandangannya pada sang Ibu.

"Ibu, berhentilah untuk menjodohkanku dengan gadis mana pun. Aku belum siap. Aku masih butuh waktu untuk sendiri."

Margareth tersenyum sinis dengan sepasang alis yang bertaut. Rupanya Sean masih masih enggan untuk memulai percintaan baru selepas berpisah dari Ruby. Dasar bodoh, guman Margareth dalam hati.

"Jangan katakan jika kau masih mencintai Ruby, hingga selalu menolak gadis-gadis yang ibu sodorkan. Kau tentu ingat, ini bukan sekali dua kali Ibu melakukan hal demikian, tapi apa jawabanmu? Kau selalu menolak gadis-gadis yang Ibu tawarkan tanpa lebih dulu ingin menemuinya." Margareth menarik nafas berulang. Ia mulai tersulut emosi. Entah mengapa saat mendengar kata penolakan dari bibir sang putra begitu ia merencanakan perjodohan, Margareth benar-benar murka dan tak tahan untuk membentak sang putra yang ia lahirka 27 tahun silam.

"Maaf, Ibu. Bukan maksudku untuk menolak, jujur aku masih butuh waktu untuk menyembuhkan luka lamaku hingga sembuh seperti semula."

Margareth berdecak. Tak habos fikir dengan sang putra yang terkesan berlebihan.

"Setidaknya temuilah gadis-gadis itu lebih dulu, Kenalilah mereka dan setelah kau mengenal, pasti ada salah satu dari mereka yang bisa menyembuhkan lukamu dari gadis rendahan itu. Ingat Sean, lukamu tidak bisa sembuh dengan sendirinya tanpa ada obat yang bisa menyembuhkan. Dan cara yang ibu ambil adalah obat paling ampuh untuk bisa menyembuhkan lukamu. Kau faham?".

Sean terdiam. Tak membenarkan juga tak ingin meyalahkan ucapan sang Ibu.

"Kali ini Ibu mohon, fikirkan kembali kata-kata ibu. Jika dalam satu bulan kedepan kau belum bisa memutuskan, maka Ibu sendiri yang akan turun tangan. Jika kau tak ingin memilih, maka biarkan Ibu yang memilih seorang gadis untuk kau nikahi. Ibu harap kau mengerti Sean, usia Ibu kian bertambah dan Ibu merindukan kehadiran cucu di dalam keluarga kita. Tolong, fikirkan kembali ucapan Ibu, setidaknya jangan hanya memikirkan dirimu dan tentangmu, fikirkan juga tentang diriku." Margareth memungut lembaran foto gadis yang terserak di meja. Ia pun bangkit dan meninggalkan sang putra yang tengah bergelut dalam kegamangan.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

ibu ibu ratunya tega margareth. anak disuruh liat istrinya telanjang sama cowok lain. sakitnya itu dalem, sembuhnya lama. tanpa perasaan, anak madih luka dalam, berdarah darah disuruh milih cewek lain, supaya cepwt menikah lagi. pake ngancem lagi. ini ibu kandung apa ibu jelmaan iblis?

2024-12-13

0

Zizie Malek

Zizie Malek

terlalu sering tertukar namanya Thor. lebih hati2 kedepannya 👌🏻

2024-11-26

2

3sna

3sna

brrti masih 1 kota,krn prjlnn naik taxi,kalo keluar kota gk mungkin,,mau habis brp dwt itu taxi

2024-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 Fitnah Berujung Talak
2 Garis Dua
3 Resmi Bercerai
4 Pergi
5 Kehidupan Setelah Berpisah
6 Segengam Asa
7 Diterima Bekerja
8 Restu Yang Tak Pernah Didapat
9 Hari Pertama Bekerja
10 Membuka Kenangan
11 Dia...
12 Sajian Untuk Sang Tuan
13 Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14 Parfum
15 Kekecewaan Ruby
16 Berhak Bahagia
17 Nyidam
18 Baby Shop
19 Wira
20 Takdir
21 Pergulatan Batin
22 Tangis Dan Untaian Doa
23 Silvia
24 Status Ruby
25 Lingkungan Pertemanan Margareth
26 Pertemuan Tak Terduga
27 Tirai Yang Tersibak
28 Penelusuran Sean
29 Naik Jabatan
30 Pertemuan
31 Pertemuan Part 2
32 Mengikuti Ruby
33 Ruby Resto & Cafe
34 Celia, Putriku
35 Bersama Wira
36 Kedatangan Sean
37 Mengulang Masa Lalu
38 Jangan Dekat Dengannya
39 Tentang Wira
40 Reaksi Margareth
41 Keinginan Sean
42 Keputusan Ruby
43 Kembali Bersama
44 Rencana Sean
45 Rencana Sean Part. 2
46 Kegalauan Wira
47 Tentang Selena
48 Perubahan Ruby
49 Berkunjung Ke Rumah Ruby
50 Margareth Diusir
51 Akal Bulus Leo
52 Perdebatan Selena Dan Margareth
53 Penyesalan Selena
54 Adik Dan Kakak
55 Ulah Margareth
56 Siapa Yang Pantas
57 Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58 Wira Bersama Kiran
59 Wira Bersama Kiran Part. 2
60 Kedatangan Rio
61 Kedatangan Rio Part. 2
62 Tekad Seorang Pria
63 Meminta Pendapat Sean
64 Tekad Seorang Pria Part. 2
65 Melamar Selena
66 Sean Menemui Margareth
67 Sean Menemui Margareth Part. 2
68 Sean Menemui Margareth Part. 3
69 Rengekan Willy
70 Kedekatan Kiran Dan Willy
71 Bentuk Perhatian
72 Membujuk Selena
73 Rio Bagaskara
74 Penjelasan Rio
75 Kejutan Untuk Margareth
76 Titik Lemah Seorang Margareth
77 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79 Gengsi Menjadi Petaka
80 Margareth Terluka
81 Celia, Cucuku.
82 Restu Untuk Selena
83 Permintaan Willy
84 Usaha Wira
85 Bundanya Willy
86 Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87 Extra Part Kiran Dan Wira
88 Extra Part Kiran Dan Wira
89 Extra Part Kiran Dan Wira
90 Extra Part Kiran Dan Wira.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Fitnah Berujung Talak
2
Garis Dua
3
Resmi Bercerai
4
Pergi
5
Kehidupan Setelah Berpisah
6
Segengam Asa
7
Diterima Bekerja
8
Restu Yang Tak Pernah Didapat
9
Hari Pertama Bekerja
10
Membuka Kenangan
11
Dia...
12
Sajian Untuk Sang Tuan
13
Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14
Parfum
15
Kekecewaan Ruby
16
Berhak Bahagia
17
Nyidam
18
Baby Shop
19
Wira
20
Takdir
21
Pergulatan Batin
22
Tangis Dan Untaian Doa
23
Silvia
24
Status Ruby
25
Lingkungan Pertemanan Margareth
26
Pertemuan Tak Terduga
27
Tirai Yang Tersibak
28
Penelusuran Sean
29
Naik Jabatan
30
Pertemuan
31
Pertemuan Part 2
32
Mengikuti Ruby
33
Ruby Resto & Cafe
34
Celia, Putriku
35
Bersama Wira
36
Kedatangan Sean
37
Mengulang Masa Lalu
38
Jangan Dekat Dengannya
39
Tentang Wira
40
Reaksi Margareth
41
Keinginan Sean
42
Keputusan Ruby
43
Kembali Bersama
44
Rencana Sean
45
Rencana Sean Part. 2
46
Kegalauan Wira
47
Tentang Selena
48
Perubahan Ruby
49
Berkunjung Ke Rumah Ruby
50
Margareth Diusir
51
Akal Bulus Leo
52
Perdebatan Selena Dan Margareth
53
Penyesalan Selena
54
Adik Dan Kakak
55
Ulah Margareth
56
Siapa Yang Pantas
57
Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58
Wira Bersama Kiran
59
Wira Bersama Kiran Part. 2
60
Kedatangan Rio
61
Kedatangan Rio Part. 2
62
Tekad Seorang Pria
63
Meminta Pendapat Sean
64
Tekad Seorang Pria Part. 2
65
Melamar Selena
66
Sean Menemui Margareth
67
Sean Menemui Margareth Part. 2
68
Sean Menemui Margareth Part. 3
69
Rengekan Willy
70
Kedekatan Kiran Dan Willy
71
Bentuk Perhatian
72
Membujuk Selena
73
Rio Bagaskara
74
Penjelasan Rio
75
Kejutan Untuk Margareth
76
Titik Lemah Seorang Margareth
77
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79
Gengsi Menjadi Petaka
80
Margareth Terluka
81
Celia, Cucuku.
82
Restu Untuk Selena
83
Permintaan Willy
84
Usaha Wira
85
Bundanya Willy
86
Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87
Extra Part Kiran Dan Wira
88
Extra Part Kiran Dan Wira
89
Extra Part Kiran Dan Wira
90
Extra Part Kiran Dan Wira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!