Resmi Bercerai

Hari berganti minggu. Waktu seakan cepat berputar. Tak terasa, selepas menunggu beberapa kali persidangan, tepat pada hari ini vonis hakim ditentukan. Ruby menatap pantulan tubuhnya di cermin. Sengaja ia mengenakan pakaian longgar yang mampu menyamarkan bagian perutnya yang sedikit membulat begitu pun dengan tubuhnya yang mulai berisi.

Sekali lagi ia menatap pantulan tubuhnya di cermin. Memoles wajah dengan bedak tipis agar tak terlihat pucat. Pada trimester pertama kehamilan, Ruby memang mengalami mual dan pusing seperti yang kerap dikeluhkan wanita hamil pada umumnya.

Terasa begitu berat, terlebih tak ada sosok suami yang setia mendampingi. Ingin lemah, namun cobaan yang datang bertubi mengajarka Ruby untuk tetap kuat.

Ruby menunduk, mengusap perut dengan pandangan lembut hanya terfokur ke arahnya. Buah hati yang sudah dinanti namun datang disaat kedua orang tuannya akan berpisah.

Gadis dengan rambut terikat rapi itu mengingat kejadian lalu saat Sang Ibu mertua yang kerap mencekokinya dengan ramuan khusus yang membuatnya sulit hamil. Entah ramuan apa yang perempuan itu berikan, hanya saja selepas cairan itu masuk kedalam tubuh, bagian perutnya seakan diaduk. Terasa panas dan membuatnya tak nyaman.

Suatu watu Ruby berniat untuk membuang ramuan laknat tersebut, akan tetapi ibu Sean lebih dulu memergoki. Ancaman dan makian terdengar lantang menyapa indra pendengar Ruby. Nyali gadis itu pun menciut, hingga memilih diam menjadi jalan yang tepat dari pada lelah berdebat.

Ruby kembali mengusap perutnya begitu lembut. Sebesar itu lah Ibu Sean tak menginginkan dirinya menjadi seorang menantu di keluarga Suryo. Maka perceraian menjadi pilihan terakhir agar dirinya dan Sean memilih jalan sendiri untuk kebahagiaan masing-masing.

"Nak, sudah siap?" Kepala Rahayu menjembul dari pintu kamar yang sedikit terbuka.

"Em, sudah ibu." Ruby kembali merapikan penampilan. Menyampirkan tas di bahu sebelum berbalik badan untuk membuka pintu kamar lebih lebar.

Rahayu menatap Ruby lekat. Kini kedua perempuan berbeda usia itu saling berpandangan. Meski senyum di bibir Ruby terukir, namun dalam hati perempuan itu menangis.

"Ruby, kau baik-baik saja, Nak?" Sebagai perempuan yang memiliki hubungan sangat dekat dengan Ruby, tentunya dia merasakan kekhawatiran tersendiri bukan hanya dari fisik tapi mental juga mental anak asuhnya tersebut pasca perceraian.

"Tentu, seperti yang Ibu lihat. Aku baik-baik saja 'kan?" Bohong. Ruby bahkan bukan hanya membohongi orang lain tetapi dirinya sendiri akan kondisinya.

Enggan berdebat, Rahayu pun mengalah.

"Baiklah, Ibu percaya ucapanmu. Ayo, kita berangkat." Rahayu meraih pergelangan tangan Ruby. Mengandengnya untuk bergegas keluar rumah dan mencari angkutan umum untuk bisa membawanya ke tempat yang dituju.

💗💗💗💗💗

Tubuh Ruby seakan terhimpit bongkahan batu begitu menginjakan kaki di depan gedung yang sebentar lagi akan menjadi saksi dirinya dalam menyambut status baru sebagai seorang janda. Teramat sakit dan sesak. Ruby menghela nafas perlahan. Terseok ia memasuki gedung hingga menuju ruang tunggu. Rahayu siaga mendampingi. Menguatkan dan tak hentinya mengucap kata penyemangat.

Pandangan gadis itu menyapu ke sekeliling. Namun, dirinya tak menemukan Sean dimana pun.

Mungkin dia belum datang, atau bahkan tidak akan datang.

Tap

Tap

Derap langkah bertubi terdengar. Dari kejauhan beberapa pria berbadan tegap dengan langkah lebar mulai memasuki ruang tunggu.

Jantung Ruby berdetak lebih kencang. Dari ekor mata dirinya bisa melihat jika calon mantan suaminya-lah yang datang. Begitu melintas di hadapannya, Sean sedikit pun menoleh, terlebih menyapa. Berlalu begitu saja dengan sorot mata penuh kebencian.

Ruby tertunduk dalam. Bulir bening tak mampu ia bendung, hingga mengalir begitu saja dari sudut mata. Hatinya hancur, sehacur masa depannya.

Ruby terkesiap saat Rahayu menebuk bahunya. Perempuan paruh baya itu memberi isyarat jika beberapa menit ke depan persidangan akan digelar.

Tak ada yang lebih menyedihkan dari hubungan pernikahan saat ketukan palu sebagai isyarat terputusnya ikatan.

Tak ada drama atau pun negosiasi alot saat kedua belah pihak mempermudahnya. Sean memberikan sejumlah harta yang memang menjadi hak bagi Ruby sebagai harta gono gini, meski pun Ruby sudah berjanji pada diri sendiri untuk tak mengambil sepeserpun harta benda pemberian Sean meski pun sudah sah menjadi miliknya.

Dia tak gila harta dan cintanya tidak bisa disetarakan dengan uang. Begitulah adanya, jika Ruby tulus mencintai Sean.

Selepas ketukan palu terdengar, sepasang suami istri yang kini menjadi mantan itu terdiam. Duduk dengan hanya berjarak satu meter membuat kedua insan itu saling menormalkan degub jantung masing-masing. Ruby tetap tertunduk sementara Sean menatap lurus kedepan.

Saat melihat wajah Sean beberapa saat lalu, Ruby meyakini jika kondisi suaminya tak jauh berbeda dari saat mereka masih bersama. Tetap tampan dengan rambut dan jambang yang tercukur rapi.

Gadis itu menghela nafas lega sekaligus menitikkan air mata. Sean tetap bisa hidup dengan baik meski tanpanya. Ternya keputusan cerai yang mereka ambil memang benar. Setidaknya Ruby tak perlu dihantui rasa bersalah selepas memastikan dengan mata kepala sendiri jika Sean hidup dengan baik, bahkan jauh lebih baik selepas kepergiannya.

"Ruby." Suara lantang dan penuh penekanan sedang memangil nama seorang perempuan yang tengah duduk tak jauh darinya dengan menundukan kepala.

Perlahan gadis bernama Ruby itu menegakkan kepala, hingga menoleh ke arah suara seseorang yang memangillnya.

Padangan sepasng insan itu bertemu. Tak ingin menjawab, gadis itu memilih diam hingga Sang pria melanjutkan ucapan yang sempat terjeda.

"Selamat. Selamat kau sudah berhasil menghancur leburkan kepercayaanku. Selamat, kau juga berhasil menginjak-injak harga diriku sebagai seorang suami. Enyahlah selamanya dari pandanganku dan setelah peristiwa ini aku harap kau tak akan pernah menunjukan wajah tubuh kotormu itu di hadapanku. Kau sungguh perempuan menjijikkan yang pernah aku kenal, Ruby."

Bagai sambaran petir yang menyengat dan membakar tubuh, hingga mampu membuat Ruby menegang hanya dengan mendengar kalimat pedas yang terlontar dari bibir Sean, seorang pria yang sampai detik ini pun masih merajai hati.

Sean bangkit selepas mengucap kalimat perpisahan yang begitu menohok hati Ruby. Tak ada pandangan lembut apalagi jabatan tangan. Sean seakan jijik jika menyentuh seinci pun kulit tubuhnya.

Rasa rindu yang menggunung tak mampu mencegah Ruby untuk tidak menatap kepergian sang mantan suami. Punggug lebar pria yang ia cinta menjauh, dikawal beberapa pria yang mengekor di belakang.

"Ya, kau benar, Sean. Aku memang menjijikan. Sudah pantasnya aku menghilang dari pandanganmu juga dari kota ini," gumam Ruby dengan bibir bergetar menahan tangis. Mengikuti jejak Sean, Ruby pun mulai menyeret langkah untuk keluar dari ruang persidangan dengan dibimbing oleh Rahayu.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Sachiro Hafizh

Sachiro Hafizh

sedihnya kasian ruby,
semoga sean menemukan bukti kl ruby di jebak

2024-11-29

0

Evy

Evy

Sedihnya Thor....

2024-10-12

0

Elisah Elisah

Elisah Elisah

yg di lakukan ruby benar karna penjelasan apapun tk aka di tetima bila sudah tak ada kepercayaan ...hanya waktu yg akan membuktikan dia tak bersalah...

2024-08-17

2

lihat semua
Episodes
1 Fitnah Berujung Talak
2 Garis Dua
3 Resmi Bercerai
4 Pergi
5 Kehidupan Setelah Berpisah
6 Segengam Asa
7 Diterima Bekerja
8 Restu Yang Tak Pernah Didapat
9 Hari Pertama Bekerja
10 Membuka Kenangan
11 Dia...
12 Sajian Untuk Sang Tuan
13 Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14 Parfum
15 Kekecewaan Ruby
16 Berhak Bahagia
17 Nyidam
18 Baby Shop
19 Wira
20 Takdir
21 Pergulatan Batin
22 Tangis Dan Untaian Doa
23 Silvia
24 Status Ruby
25 Lingkungan Pertemanan Margareth
26 Pertemuan Tak Terduga
27 Tirai Yang Tersibak
28 Penelusuran Sean
29 Naik Jabatan
30 Pertemuan
31 Pertemuan Part 2
32 Mengikuti Ruby
33 Ruby Resto & Cafe
34 Celia, Putriku
35 Bersama Wira
36 Kedatangan Sean
37 Mengulang Masa Lalu
38 Jangan Dekat Dengannya
39 Tentang Wira
40 Reaksi Margareth
41 Keinginan Sean
42 Keputusan Ruby
43 Kembali Bersama
44 Rencana Sean
45 Rencana Sean Part. 2
46 Kegalauan Wira
47 Tentang Selena
48 Perubahan Ruby
49 Berkunjung Ke Rumah Ruby
50 Margareth Diusir
51 Akal Bulus Leo
52 Perdebatan Selena Dan Margareth
53 Penyesalan Selena
54 Adik Dan Kakak
55 Ulah Margareth
56 Siapa Yang Pantas
57 Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58 Wira Bersama Kiran
59 Wira Bersama Kiran Part. 2
60 Kedatangan Rio
61 Kedatangan Rio Part. 2
62 Tekad Seorang Pria
63 Meminta Pendapat Sean
64 Tekad Seorang Pria Part. 2
65 Melamar Selena
66 Sean Menemui Margareth
67 Sean Menemui Margareth Part. 2
68 Sean Menemui Margareth Part. 3
69 Rengekan Willy
70 Kedekatan Kiran Dan Willy
71 Bentuk Perhatian
72 Membujuk Selena
73 Rio Bagaskara
74 Penjelasan Rio
75 Kejutan Untuk Margareth
76 Titik Lemah Seorang Margareth
77 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78 Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79 Gengsi Menjadi Petaka
80 Margareth Terluka
81 Celia, Cucuku.
82 Restu Untuk Selena
83 Permintaan Willy
84 Usaha Wira
85 Bundanya Willy
86 Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87 Extra Part Kiran Dan Wira
88 Extra Part Kiran Dan Wira
89 Extra Part Kiran Dan Wira
90 Extra Part Kiran Dan Wira.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Fitnah Berujung Talak
2
Garis Dua
3
Resmi Bercerai
4
Pergi
5
Kehidupan Setelah Berpisah
6
Segengam Asa
7
Diterima Bekerja
8
Restu Yang Tak Pernah Didapat
9
Hari Pertama Bekerja
10
Membuka Kenangan
11
Dia...
12
Sajian Untuk Sang Tuan
13
Kenangan Yang Tak Dapat Terlupakan
14
Parfum
15
Kekecewaan Ruby
16
Berhak Bahagia
17
Nyidam
18
Baby Shop
19
Wira
20
Takdir
21
Pergulatan Batin
22
Tangis Dan Untaian Doa
23
Silvia
24
Status Ruby
25
Lingkungan Pertemanan Margareth
26
Pertemuan Tak Terduga
27
Tirai Yang Tersibak
28
Penelusuran Sean
29
Naik Jabatan
30
Pertemuan
31
Pertemuan Part 2
32
Mengikuti Ruby
33
Ruby Resto & Cafe
34
Celia, Putriku
35
Bersama Wira
36
Kedatangan Sean
37
Mengulang Masa Lalu
38
Jangan Dekat Dengannya
39
Tentang Wira
40
Reaksi Margareth
41
Keinginan Sean
42
Keputusan Ruby
43
Kembali Bersama
44
Rencana Sean
45
Rencana Sean Part. 2
46
Kegalauan Wira
47
Tentang Selena
48
Perubahan Ruby
49
Berkunjung Ke Rumah Ruby
50
Margareth Diusir
51
Akal Bulus Leo
52
Perdebatan Selena Dan Margareth
53
Penyesalan Selena
54
Adik Dan Kakak
55
Ulah Margareth
56
Siapa Yang Pantas
57
Karna Kau Pantas Untukku Perjuangkan
58
Wira Bersama Kiran
59
Wira Bersama Kiran Part. 2
60
Kedatangan Rio
61
Kedatangan Rio Part. 2
62
Tekad Seorang Pria
63
Meminta Pendapat Sean
64
Tekad Seorang Pria Part. 2
65
Melamar Selena
66
Sean Menemui Margareth
67
Sean Menemui Margareth Part. 2
68
Sean Menemui Margareth Part. 3
69
Rengekan Willy
70
Kedekatan Kiran Dan Willy
71
Bentuk Perhatian
72
Membujuk Selena
73
Rio Bagaskara
74
Penjelasan Rio
75
Kejutan Untuk Margareth
76
Titik Lemah Seorang Margareth
77
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran.
78
Willy Berkunjung Ke Rumah Kiran Part. 2
79
Gengsi Menjadi Petaka
80
Margareth Terluka
81
Celia, Cucuku.
82
Restu Untuk Selena
83
Permintaan Willy
84
Usaha Wira
85
Bundanya Willy
86
Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (END)
87
Extra Part Kiran Dan Wira
88
Extra Part Kiran Dan Wira
89
Extra Part Kiran Dan Wira
90
Extra Part Kiran Dan Wira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!