Mentari
" Sial!!! Pasti telat sampe sekolah ni gue..."
Akibat mampir di kosan Mega sepulang kerja semalam, Mentari bangun kesiangan pagi ini. Alhasil,dia harus terburu-buru untuk sampai ke sekolahnya agar tidak telat. Gadis 17 tahun itu sekarang duduk di kelas XII. Dia gadis dengan kepintaran yang biasa-biasa saja,begitupun wajahnya. Cukup cantik sebenarnya,tapi dia selalu berpenampilan sederhana dan biasa-biasa saja.
Dugh!
" Astaga!! Nabrak lagi...". Mentari shock,ia segera memundurkan sepeda motornya." Yah...lecet...mampus gue...". Bukan sepeda motornya yang lecet,melainkan mobil kinclong berwarna hitam mengkilap didepannya.
" Dikit ini,gue kabur aja deh"
Secepat kilat Mentari menyalip mobil mewah tadi. Untung jalanan pagi itu hanya padat dan tidak menimbulkan kemacetan disana. Mentari melajukan motornya di atas kecepatan rata-rata agar segera sampai di sekolahnya dan benar saja, dia sampai di sekolahnya tepat bel masuk berbunyi.Dia tak mau menyia - nyiakan waktu lagi dan segera berlari menuju kelasnya setelah memarkir asal sepeda motornya.
" Kok lo telat sih, Tar? nggak biasanya deh", celoteh Meli,teman sebangku sekaligus sahabat Mentari.
Mentari masih berusaha menetralkan degup jantungnya yang menggila akibat berlari. Jangan sampai Bu Desi,guru matematika yang galak itu datang lebih cepat darinya. Kalau sampai itu terjadi, dia bisa berdiri seharian di lapangan sebagai hukuman karena telat.
" Gueh bangunh...kesianganhh..". Mentari menjawab masih dengan ngos-ngosan.
" Nggak biasanya juga lo bangun siang", memang sebenarnya mentari selalu bangun pagi,dan sahabatnya itu tau akan hal itu." Ngapain lo semalem?nggak aneh-aneh kan lo?",selidik Meli.
" Apaan sih mel?Gue cuma nganterin mbak Meli,dia lagi sakit soalnya",
" Sorry kalau gue ikut campur,gue cuma khawatir sama lo,Tar"
Mentari tersenyum," Makasih ya Mel,lo emang sahabat terbaik gue". Mentari memeluk Meli dengan erat.Ya, setelah ayah Mentari meninggal karena kecelakaan kerja, Mentari harus hidup sendiri, kakak laki-lakinya sudah berkeluarga,bekerja dan tinggal diluar kota. Sementara,ibu Mentari meninggal saat ia berusia 15 tahun karena kanker payudara yang dideritanya.
Kakak Mentari masih berbaik hati mengirim uang untuk Mentari setiap bulan meskipun sedikit,pasalnya kakaknya juga harus menghidupi istri dan kedua anaknya,dan dia bekerja seorang diri.
Bukannya tidak bersyukur,tapi memang uang dari kakaknya tidak cukup untuk biaya sekolah dan
kehidupan sehari-harinya,karena Mentari sekolah tanpa beasiswa. Maklum, kecerdasan otaknya standar-standar saja,dan sekolah Mentari adalah sekolah swasta meskipun bukan sekolah elit.
Meli khawatir Mentari terlibat pergaulan bebas karena sepulang sekolah Mentari harus bekerja paruh waktu disebuah cafe sampai jam 10 malam. Dia takut,teman baiknya itu mengambil jalan pintas atau tergiur dunia malam karena kesulitan ekonominya.
"Hey...pengumuman!! Hari ini kita aman guys,Bu Desi nggak masuk,jadi kita nggak jadi ulangan!!teriak salah satu teman sekelas Mentari.
" Gila aja Bu Desi nggak masuk,padahal gue udah buru-buru sampai nabrak tadi", Keluh Mentari.
"hah?! Lo nabrak? tapi lo nggak apa-apa kan?", Meli khawatir sambil memeriksa seluruh badan Mentari.
" Tenang aja gue nggak apa-apa"
"Syukur deh..."
Seisi kelas ricuh dengan celotehan siswa XII IPA 3. Apalagi kalau penyebabnya kalau bukan karena jam kosong. Tak terkecuali Meli dan Mentari yang sibuk bergosip.
" Mentari,lo disuruh ke ruang kepala sekolah?". Suara teman sekelas Mentari menghentikan obrolan kedua sahabat itu.
Meli memandang Mentari,"kenapa lo dipanggil kepsek?lo udah nggak punya tunggakan kan?",selidik Meli.
" Udah gue bayar kemarin,dapet dari bang Rendy"
" Mungkin lo mau dikasih beasiswa kali Tar"
"Aamiin...",sahutnya.
Mentari bergegas menuju ruangan kepala sekolah. Sebenarnya Mentari penasaran kenapa dia dipanggil kepala sekolah.
Tok...tok...tok...
"Masuk"
Mentari membuka pintu yang semula tertutup rapat itu,dia masuk dan menghampiri kepala sekolah. Dia melihat dua laki-laki dewasa disana yang juga sedang memperhatikannya.
" Maaf pak,Bapak memanggil saya?", tanya Mentari ramah.
"Duduk dulu Mentari", Dia semakin bingung saja setelah diajak bergabung dengan kepala sekolah dan dua tamunya." Silahkan pak Awan", titah sang kepala sekolah kepada laki-laki yang bernama Awan. Mentari dapat melihat,kedua lelaki dewasa itu tampan dan sepertinya orang penting atau mungkin orang kaya.
" Kamu pemilik motor matic dengan nomor polisi B 7654 XYZ ?"
Deg,jantung Mentari seakan melompat saking gugupnya.Dia sepertinya mulai paham situasinya,mungkin mereka orang yang mobilnya dia tabrak tadi pagi.
"I...iya om", jawabnya jujur.
" Kamu tahu kesalahan kamu?", tanya lelaki tampan itu dengan mode galak.
" Apa om yang mobilnya saya tabrak tadi pagi?", tanya Mentari dengan berani. Dia tahu kalau salah,jadi memang harus berani bertanggung jawab juga.
" Kamu mau jujur juga ternyata".Awan pikir,gadis yang menabraknya akan menyangkal mengingat tadi pagi dia malah kabur.
" Maaf om,saya salah,tadi saya buru-buru,takut telat karena jam pertama ada ulangan"
" Kamu sedang ulangan sekarang?",tanya Kepala sekolah
"Tidak pak,Bu Desi tidak ada"
"Kamu harus bertanggung jawab dengan perbuatan kamu". Suara bariton itu menginterupsi obrolan Mentari dengan kepala sekolah. " Kamu harus ganti biaya berbaikan mobil saya"
" Tapi kan cuma lecet dikit om...". ucap Mentari memelas.
"Tetap saja kamu harus tanggung jawab"
" Iya om,Tari tanggung jawab,nanti om bisa kasih tau berapa biayanya". Mentari pasrah,memang dia yang salah.
"Berikan nomor ponselmu!"
Mentari terpaksa memberi nomor ponselnya kepada Awan,dan diterima oleh asistennya,Indra.
***
"Suruh anak tadi menemuiku sepulang sekolah,Ndra"
Awan sedang berada di mobil yang melaju ke kantornya yang disupiri oleh Angga sang asisten. Perusahaan Awan adalah sebuah perusahaan besar di kota ini, M&J corp. Perusahaan turun-temurun dari kakaleknya. Awan sudah setahun menjabat sebagai CEO menggantikan sang ayah.
"Baik boss". Indra nampak berpikir," Apa sebaiknya nggak dibiarin aja boss,anaknya juga udah minta maaf kan,kasihan loh boss,pasti dimarahin sama orang tuanya"
" Kamu mau belain dia?",si boss dalam mode galak. " Kamu mau ganti uang buat perbaikannya?"
"Nggak boss,makasih",jawab Indra sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Oh iya boss,dari info yang saya dapat,kontrak kerja nona Lusy di Jerman akan berakhir satu bulan lagi,kemungkinan nona akan pulang juga ke Indonesia",jelas sang asisten.
Awan menghela napas berat,menyandarkan kepalanya di sandaran jok mobil." Pasti papa akan mempercepat pernikahan gue, ,Ndra",ucapnya.
"Kenapa boss? Bukannya boss mencintai nona Lusy? Apa lo sudah sadar boss?",tanya Indra sambil fokus menyetir. Indra adalah sahabat Awan,namun karena berasal dari keluarga yang sederhana, dia bersedia mengabdi sebagai asisten Awan dengan gaji fantastis tentunya.
"Lo tau sendiri kan apa yang sudah dia lakuin di Jerman?", tanyanya sambil menerawang saat kehancurannya 6 bulan yang lalu ketika mengetahui sang kekasih hati berselingkuh di Jerman.
Selama ini,Awan diam saja dengan kelakuan kekasih hatinya itu, dia masih sangat mencintai Lusy dan berharap wanita itu bisa berubah setelah kembali ke Indonesia,mengingat hubungan mereka telah berlangsung selama 2 tahun.
Selang 10 menit saja mereka sampai di gedung M&J corp.," Jangan lupa bilang sama anak SMA itu,temuin gue di sini", Awan mengingatkan.
" Siap boss",jawabnya dengan gerakan tangan hormat.
"Bagus,kerjakan tugasmu". Awan melenggang menuju ruangannya.
***
"Sorry ya Mel,gue nggak bisa nemenin lo nungguin sopir. Gue mau ke M&J corp. dulu soalnya,abis itu langsung kerja". Mentari sudah menceritakan masalahnya kepada Meli. Meli merasa iba,dan dia berniat membantu sedikit uang untuk temannya itu. Tapi Mentari menolak. Ayah Meli seorang manager,jadi hidupnya lebih baik dibanding Mentari.
"Iya....bawel, lo hati-hati ya"
Setelah itu Mentari melajukan motornya ke alamat yang sudah diberitahu oleh Indra sebelumnya.Sesampainya di depan gedung tinggi itu,Mentari nampak takjub.
" Bisa nggak ya gue kerja di sini setelah lulus?,gede banget perusahaannya", Mentari masih terkagum-kagum."Hmmmmh...pasti yang kerja di sini juga sarjana semua,mana ada orang kaya gue",cibirnya ke iri sendiri.
"Ngapain dek?",tanya seorang sekuriti yang sedang berjaga.Dia merasa aneh dengan kedatangan Mentari didepan gerbang.
"Saya mau ketemu pak Awan,Pak. Tapi nggak tau kerja di bagian apa"
Sekuriti itu melongo,dia pikir yang namanya Awan cuma CEO,masa iya gadis SMA ini mencari bosnya?
"Sebentar,saya konfirmasi dulu".Sekuriti masuk ke dalam pos dan nampak sedang menghubungi seseorang.
"Dek,kamu masuk aja,nanti tanya resepsionis ya..." Ujar sekuriti itu setelah mengakhiri panggilan intetkomnya." Motornya taruh sini aja, tenang....nggak bakal ilang",katanya sambil menunjuk tempat di samping pos satpam.
"Makasih pak".
Mentari memasuki gedung tinggi itu. sesampainya di lobby,dia bertanya kepada perempuan cantik di balik meja resepsionis." Maaf mbak,saya mau ketemu pak Awan,di mana saya bisa ketemu beliau mbak?"
Resepsionis itu sama reaksinya dengan sekuriti tadi," Pak Awan siapa dek?"
"Nggak tahu mbak nama lengkapnya siapa,tapi orangnya ganteng mbak",jawaban yang absurd dari Mentari membuat resepsionis itu tertawa.
"Mentari"
Mentari menoleh mencari sumber suara,ah...itu suara pak Indra rupanya,Mentari berbinar,akhirnya ketemu juga orangnya,setidaknya lebih mudah mencari Awan meskipun yang datang Indra.
"Pak Indra!" Pekiknya berbinar."Akhirnya... Dari tadi Tari dicurigain melulu tiap bilang mau ketemu pak Awan". Celotehnya seperti anak kecil yang sedang mengadu.
Indra tersenyum,merasa lucu dengan tingkah Tari." Ayo ikut saya". Resepsionis itu cuma bisa melongo,jadi benar anak SMA tadi nyari pak Awan?
Mentari mengikuti Indra berjalan ke ruangan sang CEO.
"Masuklah...".Indra memberi perintah.
Mentari malah melihat tulisan di hadapannya,kemudian menoleh ke Indra." Pak Indra nggak salah?".Pasalnya yang di depannya ini adalah ruangan CEO.
"Kenapa memangnya?"
"Tari tu mau ketemu pak Awan bukan CEO perusahaan ini",Mentari seolah mengingatkan kalau Indra salah.
"Kan memang pak Awan CEO disini",jelasnya santai.
"Apa?!".Mentari masih mematung,masalah besar kalau berurusan dengan CEO begini,batinnya menjerit pilu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Secret Partner
jadi inget senengnya gajadi ujian waktu SMA dulu 😅😅
2022-09-25
0