membatalkan pernikahan

Awan datang ke rumah orang tuanya pada pukul 20.30. Rupanya, masalah penting yang ingin dibicarakan oleh ayahnya itu adalah sebuah acara makan malam dengan keluarga Lusi. Awan tidak tahu kalau sebenarnya Lusi lah yang merencanakan makan malam itu dengan segala dramanya kepada calon ibu mertua. Kerena dia sulit menemui Awan akhir-akhir ini.

"Malam semua",sapa Awan sambil memeluk dan mencium keluarganya. Tak lupa,ia menyalami keluarga Lusi. Kemudian ia duduk disamping sang mama.

"Malam awan",jawab Pak Johan,ayahnya Lusi."Sepertinya sang pewaris sangat sibuk ya?", Ujarnya diikuti oleh kekehan.

"Iya Om, akhir-akhir ini memang saya cukup sibuk,belum lagi dateng masalah-masalah kecil dari anak perusahaan"

"Tapi serumit apapun masalahnya,pasti seorang Awan tetep bisa mengatasi", puji pak Johan.

"Ya! Dia cukup mumpuni",itu suara pak Robi membanggakan anaknya. Lalu setelahnya terdengar tawa di penjuru ruangan itu. Suasananya hangat dan akrab. Awan hanya tersenyum untuk menanggapi,dia sudah malas basa-basi sebenarnya.

Berbeda dengan Lusi,wanita elegan itu tampak bahagia sekalu raut wajahnya.

"Gimana-gimana? Bisa kita lanjutkan pembicaraan tadi,pemeran utamanya sudah datang kan",Ujar pak Johan.

"Baiklah....Awan,kapan kamu akan menikahi Lusi?",tanya sang papa to the point."Lusi sudah kembali dari Jerman, kamu bilang kan mau nungguin Lusi dulu,usiamu sudah tak muda lagi Nak".

Awan sudah menebak tujuan pertemuan itu sejak ia menyadari kehadiran keluarga Lusi di rumah orang tuanya. Ia menghela napas,mengumpulkan kekuatan untuk mengutarakan niat awalnya ,"Maaf Om, tante, papa sama mama, Awan tidak bisa menikahi Lusi"

Semua terkejut. Tapi Awan sudah siap dengan segala konsekwensinya jika memang mereka semua menolak.

"Apa maksudmu yang?",suara Lusi terdengar agak meninggi.

"Maaf Lus, aku nggak bisa nerusin hubungan kita"

"Kenapa?",suaranya sudah mulai bergetar.

"Maaf saya tidak bisa mengatakan alasannya disini"

"Kenapa? karena kamu udah punya kekasih lagi? kekasih yang kamu simpan di apartemen kamu itu?iya?",Lusi emosi,dia ingat Awan pernah menolaknya karena keberadaan Mentari.

"Jangan suka nuduh kamu?",Awan mulai tersulut emosi.

"Buktinya, selama aku balik ke indo kamu selalu dingin ke aku,kamu juga susah ditemui,pasti gara-gara anak ingusan itu kan?"

Perkataan Lusi sukses membuat Pak Robi mengeryit. Anak ingusan siapa? Apa itu berarti Cloudya?

"Aku memang sibuk akhir-akhir ini Lusi. kalau kamu nggak percaya,bisa tanyakan ke Indra", Tak sepenuhnya Awan berkata jujur, karena selain sibuk dengan pekerjaannya,sejatinya pria itu lebih memilih menghabiskan waktu bersama Mentari.

"Kami nggak bisa seenaknya mutusin gitu aja Wan"

"Sudahlah,kita memang sudah nggak cocok lagi Lusi. Mengertilah..."

"Nggak! aku nggak terima, kamu harus bertanggung jawab,kamu sudah meniduriku Awan",Lusi mulai membuka aib hubungan mereka.

Para orang tua terkejut."Kalau gitu kamu harus bertanggung jawab Awan", perintah papanya. Pria sudah tersulut emosi, bisa-bisanya anaknya tak mau bertanggung jawab setelah seenaknya meniduri anak orang.

"Tapi pa..."

"Kami harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kamu lakukan! apapun itu!",tegas papanya.

Awan tak bisa membantah perintah papanya,karena perintah papanya adalah mutlak. Sepertinya dia tidak punya pilihan lain lagi mengatakan yang sebenarnya.

Awan menyeringai,"Maaf om,tante saya tahu saya sudah salah karena sudah melewati batas saat kami pacaran, tapi mungkin saya bukan satu-satunya laki-laki yang meniduri Lusi", ada jeda beberapa detik sambil mengamati reaksi dari masing-masing wajah disana."Saya menemukan Lusi dalam keadaan sudah tidak suci lagi"

Para orang tua terlihat kaget, terlebih ibunda Lusi yang tampak malu dengan kelakuan putrinya. Ia kecewa dengan putrinya. Sementara Lusi salah tingkah, malu sekaligus bingung harus menjelaskan apa.

"Sepertinya bukti ini cukup kuat menjadi alasan saya membatalkan pernikahan dengan Lusi". Awan mengeluarkan ponselnya lalu menunjukan beberapa foto bukti perselingkuhan Lusi di Jerman." Itu foto Lusi saat di Jerman. Ya,.Lusi sudah selingkuh dari saya selama di Jerman".

Semua melihat foto-foto itu secara bergantian. Mereka semua masih terkejut, mendapati kenyataan di depan mata mereka.

"Aku bisa jelasin itu semua Awan",kata Lusi memelas." Itu nggak seperti yang kamu pikirkan". Dia gelagapan sendiri.

"Sepertinya foto-foto itu sudah cukup menjelaskan apa yang terjadi",Tukas Awan tegas. "Maaf Om, kalau saya mengecewakan, saya permisi". Awan berdiri dan memasukkan ponselnya ke kantong celana. Membungkuk sedikit,kemudian beranjak meninggalkan pertemuan keluarga itu menuju kamarnya. Dia lelah dan ingin segera istirahat.

"Awan!! Awan!!!",panggil Lusi. Dia berdiri untuk mengejar Awan namun di tahan oleh ibundanya. Ibunya tak ingin Lusi semakin mempermalukan dirinya sendiri.

"Sudahlah Lusi....", pinta ibunya.

Akhirnya, semua orang mau tak mau menyetujui pembatalan pernikahan itu. Awan sangat lega bisa terlepas dari Lusi,sehingga ia bebas menjalin kasih dengan Mentari sekarang.

***

Masih jam setengah enam tapi Mentari sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Dia berniat pergi ke apartemen Awan terlebih dahulu untuk mengambil buku-buku pelajaran untuk hari ini. Dia membuka gerbang ingin memanasi motornya terlebih dahulu sambil dia bersiap dengan segala keperluannya.

"Loh,om Awan!!",terkejut ketika mendapati sosok tampan itu berada di depan rumahnya,menyandar pada bodi mobil dan memainkan ponselnya. Dia sudah rapi juga dengan setelan jasnya.

Awan mendongak,tersenyum sambil memasukkan ponselnya ke kantong celananya lalu mendekati Mentari.

"Kok udah disini? masih pagi loh ini. Aku aja mau ke apartemen dulu ngambil buku"

"Masuk dulu yuk!!",itu suara Awan. Dia menarik Mentari seperti tuan rumah yang mempersilahkan tamunya. Dan dengan polosnya Mentari malah mengikutinya.

Awan mengamati rumah Mentari setelah keduanya duduk di sofa panjang yang tak terlalu besar itu."Jadi kamu tinggal disini sebelum tinggal sama aku?"

Mentari mengangguk," Tadinya sama ayah,tapi lima bulan yang lalu ayah meninggal, jadi ya begini, aku tinggal sendiri dan bertahan hidup sendiri",Mentari bangga dengan dirinya.

"Bukannya kamu ada kakak?"

"Om tahu juga ternyata aku punya kakak?", Mentari tak heran,ia pikir apa sih yang nggak bisa dilakukan penguasa seperti Awan. "Dia tinggal di Bogor sama keluarganya, tapi dia masih sering kasih duit ke aku meskipun nggak banyak. Bang Rendy itu cuma karyawan biasa, dia harus menghidupi istri dan dua anaknya yang masih kecil-kecil".

Awan manggut-manggut menanggapi mentari.

""Oh ya, Om ngapain pagi pagi udah disini? ini belum jam enam loh"

"Aku punya kejutan buat kamu"

"Kejutan? Apa?". Dia mengernyitkan alisnya.

"Aku sudah batalin pernikahan aku dengan Lusi dan mereka setuju",Ucap Awan antusias.

Mentari kaget, tapi kemudian senyum manisnya tersungging di bibirnya." Om serius?"

Awan mengangguk sambil terus mengembangkan senyumnya.

"Oh..",Mentari bingung harus berkata apa, dia juga merasa bersalah sudah jadi orang ketiga meskipun sejatinya hubungan Awan dan Lusi memang sudah rusak.

"Kok cuma oh?",Awan menaikkan alisnya." Nggak mau kasih pelukan?",Awan merentangkan tangan.

Seketika Mentari menubruk dada kekar Awan,menenggelamkan kepalanya di dada bidang itu. Mereka berpelukan erat menyalurkan rasa suka cita yang luar biasa.

Awan melepas pelukan,memandang sejenak kedalam manik indah Mentari. Detik selanjutnya Awan mengikis jarak,mempertemukan bibirnya dengan bibir Mentari. Sedang Mentari dengan senang hati menyambut ciuman sang Awan.

Ciuman Awan mulai mulai turun ke leher Mentari, memberi jejak disana,dan mencumbu hingga ke dada. Mentari masih sedikit waras, ketika dia ingat waktu terus berputar. Dia lantas mendorong Awan perlahan,melepas cumbuan dari pujaan hati.

"Kenapa?",tanya Awan dengan suara berat menahan gairah.

"Udah siang om,nanti telat!", Mentari mengingatkan.

Awan mengusap wajahnya kasar, dia harus selalu menahan gejolak birahinya ketika dengan Mentari. Dia tersiksa,biasanya dia selalu mendapatkan apa maunya. Tapi dengan Mentari nampaknya ia harus bersabar. Ia berniat akan mempersunting Mentari setelah gadis itu lulus SMA.

"Aku rapiin baju dulu ya om",Mentari pamit membenarkan pakaian dan juga rambutnya di kamar. Pasalnya pakaian keduanya sudah sangat kusut akibat bercumbu di sofa sempit itu.

"Astaga! Apa ini?",Mentari membulatkan matanya saat melihat satu tanda merah di lehernya akibat ulah Awan saat bercermin,padahal dia sudah sering memperingati Awan untuk tidak membuat tanda di tempat terbuka.

Mentari lekas keluar,berniat memarahi Awan. "Om kenapa bikin kaya gini,kan aku udah bilang jangan bikin di tempat terbuka"

Awan hanya tersenyum tanpa membalas ocehan Mentari. Dia mendekati Mentari,lalu dengan santainya menarik ikatan rambut Mentari sehingga surai lembut itu tergerai dengan indahnya.

"Nggak usah bawel!",Tukasnya.

Mentari cemberut," Padahal aku mau sarapan bubur dulu di depan apartemen, tapi nggak jadi gara-gara om bikin aku kesiangan.terus buku-bukuku buat jadwal sekarang gimana? aku pasti telat kalau ke apartemen dulu",Mentari terus mengomel dengan bibir mengerucut. Apartemen Awan lebih jauh dari sekolah Mentari.

"Nggak usah masuk aja gimana?kita cuddling seharian", Otak mesum Awan memberi saran.

"Aku bentar lagi ujian om, nggak bisa enak-enakan lagi",sungut Mentari." Lagian om nggak kerja apa?"

"Itu bisa diatur"

Mentari merotasi bola matanya. Awan sama sekali tak memberi solusi.

"Gimana? mau tetep sekolah apa cuddling aja?", menaik turunkan alisnya menggoda Mentari.

"Dasar mesum! Aku mau sekolah lah...",jawabnya dengan sewot. "Lagian otakku ini terbatas om,jadi aku harus rajin-rajin sekolah biar pinter"

"Ya udah kalau mau sekolah,jangan ngomel aja", dia mencubit gemas hidung Mentari. "Ayo aku anterin"

"Lama kalau pake mobil,lagian nanti aku harus kesini lagi ngambil motor"

"Nggak apa-apa,nanti aku kasih ongkos taksi", ujar Awan enteng sekali.

Tapi Mentari kekeh berangkat sekolah dengan motornya. Dia harus cepat kalau tidak mau terlambat. Sial!! gara-gara terbuai sentuhan Awan jadi telat dan nggak sempat sarapan. Lebih parahnya lagi, dia harus repot-repot menyalin pelajaran hari ini karena jadwalnya tak terbawa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!