Sistem Sepakbola : Kiper Legendaris
“Oh, tidak! Apa yang terjadi! Kiper dari tim SMP Bina Karya harus kebobolan yang kelima kalinya dalam pertandingan babak pertama ini!” Sang komentator nampak merespon dengan kasihan.
Di lapangan, seorang pemuda bernomor punggung 1 dengan nama Reza Kusuma harus menatap bola yang bergulir di dalam gawangnya untuk kelima kalinya, rekan setimnya datang dengan mencaci-makinya.
“Woe! Kiper apaan kau! Ini baru pertandingan babak pertama!” Pemain bernomor punggung 4 bernama Haikal.
“Maaf, saya kurang fokus,” jawab Reza sembari menundukkan kepalanya.
“Sialan!”
Pertandingan dimulai kembali dengan kick-off oleh SMP Tunas Bangsa dengan skor yang seperti tak dapat digapai lagi, 5-0.
Beberapa menit kemudian, peluit tanda berakhirnya babak pertama dibunyikan. Semuanya turun minum, sedangkan di ruang ganti SMP Bina Karya, Reza nampak menyendiri dengan menenggak air minum sebanyak mungkin.
Pikirannya kosong, dia benar-benar menjadi beban tim sepakbolanya yang berlaga di turnamen antar SMP se-Kota Palu, Sulawesi Tengah. Reza sendiri hanya bisa menunduk lesu sementara rekan setimnya menatapnya benci.
Situasi ruang ganti SMP Bina Karya sangat suram, berbanding terbalik dengan ruang ganti SMP Tunas Bangsa. Di sana mereka tampak bahagia, bahkan pelatihnya sama sekali tak memberi arahan, dia hanya memberi mereka tiga kata saja.
“Buat gol lagi.”
15 menit istirahat, semuanya sudah berkumpul kembali di lapangan. Pelatih SMP Bina Karya hanya menginstruksikan untuk terus menyerang mau berapa banyak gol yang bersarang dibawah mistar yang dipimpin Reza.
Aura dari sisi lapangan sebelah kiri nampak menakutkan, kesuraman mereka membuat beberapa penonton dan pemain lawan merinding. Situasi tim SMP Bina Karya sudah tak ada harapan lagi setelah kiper mereka harus memungut bola yang kelima kali dari gawangnya sendiri.
Kick-off babak kedua dimulai, bola dimulai dari kaki pemain bernomor punggung 10, Ramdani dari tim SMP Bina Karya. Ramdani mengumpan ke pemain sayap kiri yang nampak berlari ke depan tanpa kawalan.
“Yusuf!” Bola melambung membentuk parabola yang indah.
Yusuf, pemain bernomor punggung 11 berlari dan meraih bola. Kontrol bola yang sangat baik dia pertunjukkan, dia berlari hingga mendekati kotak penalti lawan. Di sana dia dikawal oleh 3 orang sekaligus.
Di tengah kebuntuan pergerakan, dari sudut matanya dia melihat rekannya bernomor punggung 20 berlari di sampingnya, sontak dia melakukan umpan backheel yang langsung disambar Cipto.
“Woww! Umpan backheel yang manis dari Yusuf disambar oleh Cipto. Dia berlari menghindari tekelan dari Nabil, pemain bertahan SMP Tunas Bangsa!”
Cipto mulai memasuki kotak penalti. Ini dia, serangan cepat setelah kick-off yang hanya memanfaatkan 3 pemain saja. Cipto kemudian melakukan cutting inside dengan menggeser bola menggunakan kaki kiri bagian dalam kemudian menggiring bola menghindari tekelan berbahaya dari bek lawan.
Cipto kemudian menendang bola menggunakan kaki kanan bagian dalam, bola melengkung indah dan tepat masuk dipojok kanan atas gawang yang membuat kiper SMP Tunas Bangsa, Rey, hanya mati langkah.
Gol perayaan tak ada, Cipto langsung mengambil bola dan meletakkan di titik tengah lapangan. Gol cepat setelah kick-off membuat semuanya terkejut. Game on! 5-1.
Kick-off kemudian dilakukan oleh SMP Tunas Bangsa diawali dari kaki Fahri. Dia mengumpan ke belakang. Muncullah umpan-umpan pendek diantara pemain Tunas Bangsa, membuat pemain Bina Karya kesulitan mengambil bola.
Reno, pemain bertahan Tunas Bangsa melihat rekannya berdiri bebas jauh di depannya. Sontak dia melakukan umpan lambung yang terukur, tanpa kawalan, Ferdinan berlari bebas mendapatkan bola dan mendekati kotak penalti.
Tak mau kebobolan lagi, 3 pemain bertahan sekaligus dari Bina Karya mendekati Ferdinan. Sayang, Ferdinan dengan kelihaiannya melakukan umpan terukur ke tengah yang disambut tendangan first time oleh Bagas, penyerang Tunas Bangsa.
Tendangannya melesat bagai roket menghujam gawang Bina Karya sekali lagi, Reza yang tak bisa apa-apa hanya mencoba melompat dengan merentangkan tangan kanannya. Namun, usahanya sia-sia, bola lebih cepat dari refleksnya.
Hat-trick bagi Bagas!
Penonton berseru, pertandingan kali ini dihujani oleh banyaknya gol tercipta. Tak lepas dari ketidakpiawaian seorang Reza di bawah mistar gawang.
Bagas melakukan selebrasi bersama rekan-rekannya. Kali ini, Bina Karya benar-benar tamat riwayatnya.
Menjadi tim Underdogs, tim lemah diantara tim kuat lainnya. Binar Karya sendiri berada di dalam grup neraka bersama 3 tim kuat lainnya. Turnamen ini sudah tak ada harganya bagi SMP Bina Karya.
“Nampaknya Bina Karya telah berakhir, pertandingan ini hanyalah pertandingan mengecewakan bagi mereka. Tak ada harapan lagi untuk masuk enam-belas besar, Bina Karya bertengger di posisi terbawah dengan delapan belas kebobolan dan hanya dua mencetak gol, tentunya tiga kekalahan beruntun.”
...……...
Pertandingan telah usai, dengan skor telak 8-1. Benar-benar hari sial bagi SMP Bina Karya. Turnamen yang menurut mereka sebagai acara sebelum kelulusan harus berakhir menyedihkan.
Reza Kusuma, seorang kiper yang harus kebobolan 20 gol selama turnamen ini diselenggarakan, sekaligus dicap sebagai kiper gagal oleh banyak orang.
“Sana kau! Lebih baik kau berhenti sebagai kiper.” Haikal membuka suara di tengah keheningan ruang ganti SMP Bina Karya.
Sebagai tuan rumah, tentu mereka sangat malu. Apalagi di lapangan mereka sendiri, tak ada lagi tim tuan rumah dibabak 16 besar.
“Tapi 'kan sa–”
Bug!
Tinjuan mendarat di wajahnya yang tertekuk lesu itu, membuatnya terhempas ke belakang seraya meringis kesakitan.
“Kelulusan kali ini, awas aja kau nunjukin wajah!”
Semuanya bubar begitu saja, bahkan pelatih kiper yang susah payah melatih Reza pergi begitu saja sembari menggelengkan kepalanya dengan kecewa. Ternyata hasil anak didiknya tak membuahkan hasil, malah memperburuk nama SMP Bina Karya dikancah sepakbola.
Tertinggallah Reza sendirian di sana dengan air mata yang mengalir tanpa henti. Cita-citanya untuk menjadi kiper legendaris harus pupus baginya, setelah dicap sebagai Kiper Gagal.
“Maafkan saya, inspirasiku, Tuan Lev.”
Reza berdiri dengan gontai kemudian menuju pintu keluar, sebelum dia membukanya, Reza menatap ke belakang. Mengingat kembali awal kedatangannya sebagai kiper yang digadang-gadang akan bersinar di SMP Bina Karya.
Namun, itu semua pupus setelah matanya memiliki gangguan penglihatan, alias rabun jauh. Dia semakin buruk ketika dia sebagai kiper utama di kelas 3 SMP.
“Reza, cita-citamu berakhir.” Hanya itu yang dia ucapkan.
Reza membuka pintu dan berjalan gontai tak memerdulikan sekitarnya. Beberapa siswa sekolahnya menatapnya benci. Sekarang, siapa yang tak tahu Reza? Kiper Gagal.
Reza berjalan menuju kelasnya, di sana, meja belajarnya habis dikotori oleh teman sekelasnya. Dia bahkan dilempari sampah oleh temannya yang masih berada di sana.
“Kiper gagal!”
“Huuu! Beban!”
Reza hanya bisa berdiam diri tak dapat membantahnya. Diawali dia disegani karena mereka yakin Reza akan meneruskan kehebatan kiper terdahulu SMP Bina Karya, tetapi harapan itu hilang ketika Reza terpilih sebagai tim utama.
Reza mengambil tasnya, kemudian berjalan keluar kelas begitu saja. Sepertinya, hari kelulusannya besok tak akan dia hadiri, ketika dia hadiri, kemungkinan besar dia akan dipermalukan di depan banyak orang dengan dicap sebagai Kiper Gagal ciptaan SMP Bina Karya!
...……...
Dalam perjalanan pulangnya dengan berjalan kaki, dia hanya menunduk lesu. Reza bahkan tak melihat motor yang hendak menabraknya. Alhasil, Reza terserempet dan menghantam kerasnya aspal.
Kepalanya terbentur. Rasa sakit tak terbendung, langit menjadi gelap dan akhirnya Reza tak sadarkan diri ditinggalkan si penabrak.
...----------------...
...Arc 1 Start...
...Youth Tournament Sesi I...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
WIILLZyy. Will.R
keren👍
2024-06-18
1
WIILLZyy. Will.R
keren 👍
2024-06-18
1
nurvaizatul karimah
😄😄😄
2024-01-09
2