Aku tidak akan melepaskan kamu!

Mentari benar-benar tidak mampu untuk menghilangkan ekspresi wajah kesalnya,, mengapa pria di dekatnya saat ini begitu tidak perduli terhadap motornya sendiri,, bukankah pria ini sebenarnya punya banyak uang,, kalau bangun masjid saja Ujang mampu massa beli motor baru saja Ujang tidak mampu,, Mentari mengusap wajahnya sambil berjalan mendekat kepada Ujang.

"Koslet lagi Bang?" tanya Mentari.

"Iya Tari,," jawab Ujang.

Mentari menghembuskan nafasnya kasar.

"Maaf Tari motornya terpaksa di dorong lagi,, jadi kita sama-sama jalan kaki," ucap Ujang.

"Yah mau gimana lagi Bang? emang nggak ada pilihan lain kan, lagian Abang kenapa sih nggak beli motor baru aja, atau yang bekas juga bisa yang penting kondisinya masih bagus," ucap Mentari lagi.

"Motor ini banyak ceritanya Mentari,, banyak kenangan,, kalau motor ini dijual paling laku dengan harga satu juta," ucap Ujang.

"Segitunya Abang sama motor itu?" ucap Mentari.

Ujang tidak menyahut lagi,, mereka berjalan berdampingan di jalan Desa yang sudah sangat sepi saat ini,, para warga yang datang ke balai desa sudah pulang menggunakan motor masing-masing,, orang yang belanja pun ke warung sudah menggunakan motor tidak jalan kaki lagi sehingga jam segini sudah sangat sepi.

"Ini kedua kalinya kita jalan kaki Bang sambil mendorong motor yang mogok," ucap Mentari sambil tersenyum tapi bukan senyum bahagia.

"Iya dan ini akan menjadi beberapa kali lagi jika kita benar-benar menikah Tari," ucap Ujang,, entah kenapa ucapan itu tiba-tiba meluncur keluar begitu saja dari mulut Ujang.

Mentari terdiam sejenak lalu berusaha kembali menetralkan ekspresi wajahnya.

"Aku kalau menikah dengan Abang,, aku nggak mau naik motor itu lagi," ucap Mentari.

"Tanpa sadar kamu sudah menunjukkan bahwa kebiasaan ku tidak kamu sukai Tari," ucap Ujang.

"Kebiasaan memakai motor tua yang suka mogok sehingga rela jalan kaki tanpa mau membeli motor baru,, itu bukan kebiasaan yang harus dibanggakan Abang," ucap Mentari kesal.

"Kamu selalu saja suka berpikir melalui sudut pandang mu sendiri Tari,, tanpa mau perduli dengan sudut pandang orang lain,, motor ini milik Almarhum Ayahku,, hanya ini kenangannya yang membekas dengan motor ini kami bisa pergi kesana-kemari,, dan kenangan bersama nya itu sangat mahal,, tidak bisa dibayar dengan uang satu juta," ucap Ujang.

"Tapi Abang kan bisa beli motor baru tanpa harus menjual motor lama,, itu namanya pelit pada diri sendiri Bang," ucap Mentari.

Ujang berhenti lalu mengusap keringat nya yang jatuh di pelipis,, Ujang menatap Mentari dengan tatapan serius.

"Menyesal aku tawari tadi Tari?" tanya Ujang.

"Nggak tuh," jawab Mentari.

"Ya udah ayo lanjut jalan masih ada setengah kilo lagi perjalanan," ucap Ujang.

Mentari pun menuruti ucapan Ujang.

"Besok Ayah mengundang Abang ke rumah," ucap Mentari sambil berjalan.

"Ada acara apa? acara syukuran sunatan lagi?" tanya Ujang.

"Bukan,, adik aku itu cuma satu aja kok yaitu Dika yang kemarin syukuran sunatan nya,, Ayah mau melanjutkan perjodohan kita Bang,, aku tidak berubah pikiran sampai sekarang tentang itu Bang," ucap Mentari.

Terjawab sudah apa yang dipikirkan Ujang,, memang gadis satu ini Ujang tidak mengerti apa maunya. Ujang tidak bisa menerka-nerka kemauan gadis cantik satu ini.

"Tari," ucap Ujang kepada gadis cantik yang berwajah putih bersih itu,, gadis itu menatap Ujang dengan tatapan menunggu apa yang akan dikatakan Ujang padanya.

"Kamu mengenalku Tari,, aku sudah tua,, aku bahkan lebih cocok jadi om mu,, jika kamu memang ingin menikah kamu bisa mencari pemuda desa yang jauh lebih muda dan juga berpendidikan,, memaksa menikah dengan ku kamu akan menyesal di kemudian hari Tari," ucap Ujang.

"Aku tidak lagi memikirkan usia,, latar belakang,, pendidikan bahkan status sosial Bang, aku telah menyerahkan urusan jodoh ku pada Ayah,, dan Ayahku bahagia jika aku di jodohkan dengan Abang,, maka dari itu aku tidak ada rencana untuk membatalkan perjodohan kita," ucap Mentari lalu ingin segera berjalan ke samping rumah nya.

"Tari," ucap Ujang sambil memegang erat tangan Mentari membuat Mentari menghentikan langkahnya,, Mentari melihat ekspresi wajah Ujang tampak menegang,, terlihat jelas ketegasan pada ekspresi wajah Ujang.

Mentari tidak takut sama sekali,, Mentari malah mendongak menatap mata Ujang juga.

"Pernikahan itu bukan main-main,, bukan sandiwara seperti kisah mu dengan Samuel," ucap Ujang.

Mendengar itu Mentari malah semakin mendekat kepada Ujang hingga jarak mereka tersisa satu jengkal saja,, Mentari wanita dewasa yang bisa mengambil keputusan untuk hidup nya sendiri.

"Aku dan Samuel tidak pernah bersandiwara,, perasaan ku pada Samuel benar-benar tulus hanya saja Samuel mengkhianati ku," ucap Mentari.

Ujang memejamkan matanya sejenak saat aroma mint yang keluar dari mulut Mentari menyapu indra penciumannya,, gadis yang berada di depannya saat ini sangat nekat menantang laki-laki dewasa seperti Ujang,, sebelum setan yang mengambil alih Ujang dengan segera bergerak mundur sedikit.

"Dan kamu tidak memiliki rasa apapun padaku,, Tari," ucap Ujang lagi.

"Tapi Bang Ujang tidak mungkin mengkhianati aku seperti yang dilakukan Samuel,, karena Abang pilihan Ayah sudah pasti itu yang terbaik untuk ku, Ayah tidak mungkin salah menilai,, dan Ayah juga tidak mungkin memilih kan pria sembarangan untuk ku," ucap Mentari lagi.

"Tari,, lebih baik kamu berfikir lah sekali lagi," ucap Ujang.

"Pokoknya kita akan menikah Bang,, tidak ada alasan lagi untuk aku berfikir,," ucap Mentari sambil menunggu reaksi Ujang.

"Baiklah! tapi ingat satu hal Mentari,, aku tidak akan melepaskan kamu,, sampai raga dan nyawa berpisah,, besok aku akan datang ke rumah mu jam sembilan pagi, sampaikan pada Ayahmu besok aku datang melamar mu,," ucap Ujang,, Ujang tidak menunggu lagi jawaban dari Mentari,, mereka langsung berpisah di persimpangan jalan untuk ke rumah masing-masing.

Flashback on...

Pria itu mengayuh sepedanya di bawah terik matahari yang seakan membakar kulit,,, sepeda itu tampak kelelahan sama seperti orang yang mengayuh sepeda. Dua karung jagung yang di gantung memakai keranjang di belakang tampak tidak berkurang sedikit pun,, jagung itu tidak laku di pasar.

Pria itu sekitar berusia empat puluh tahun lebih,, wajahnya terlihat kuyu,, istrinya di rumah pasti sedang menunggunya pulang dan berharap membawa beras.

Pria itu berteduh di bawah pohon,, dia tidak sendirian ada seorang anak laki-laki tampan yang ikut berteduh di bawah pohon memakai seragam SMA,, anak laki-laki itu adalah Ujang.

"Darimana pak?" tanya Ujang kepada laki-laki yang sudah terlihat tua dan juga kecapean,, laki-laki itu adalah Pak Mamad,, Ayah Mentari.

Pak Mamad kenal anak laki-laki berseragam SMA itu adalah anak juragan kayu yang tinggal di bukit.

"Dari pasar nak mau jual jagung tapi tidak laku," ucap Pak Mamad.

"Itu berapa kilo pak?" tanya Ujang.

"Maksud mu nak?" tanya Pak Mamad.

"Berapa kilo semuanya pak? aku akan beli semuanya," ucap Ujang.

"Apa kamu sungguh-sungguh?" tanya Pak Mamad seakan tidak percaya.

"Iya pak,, berapa sekilo?" tanya Ujang lagi.

"Aku jualnya perkarung nak bukan perkilo," ucap Pak Mamad.

"Begini apa cukup pak?" tanya anak laki-laki tampan itu sambil mengeluarkan uangnya.

Pak Mamad menganggukan kepala dengan perasaan bahagia.

"Rumah bapak dimana? biar aku saja yang jemput pak,, tidak usah diantar,," ucap Ujang yang mengerti pasti Pak Mamad akan kesusahan jika mengantar di rumah nya yang berada di bukit.

Pak Mamad benar-benar takjub pada kebaikan anak laki-laki tampan berseragam SMA yang berada di hadapannya saat ini.

Flashback off...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Tgu kamu jd bini nya kamu mintak bli motor deh Tari,pasti ujang akan membelikan mu,buat apa duit banyak cuman di simpan doan fak ke pake..😃😃😃

2023-04-10

1

Devi Handayani

Devi Handayani

hmm begitu ceritanya... oke deh... lanjuttt😍😍😍

2023-02-15

0

dite

dite

ujang pernah tampan, aseeekkk
😂
nanti kalo udah di kerok di dandani jg tampannya kliatan lagi ya wkwkwkw

2022-09-11

2

lihat semua
Episodes
1 Cantik!!
2 Ingat wajahnya tapi tidak ingat namanya,,
3 Tidak akan pernah mau menyukai sesuatu yang tidak mungkin bisa aku miliki,,
4 Walaupun ini sudah terlambat tapi aku ucapkan terima kasih...
5 Takdir putus dengan kamu adalah takdir yang terbaik dan aku syukuri,,
6 Aku tidak pernah memikirkan orang yang tidak pernah memikirkan aku,,
7 Tidak tertarik menanggapi nya,,,
8 Sikap seperti itu sangat dibenci oleh wanita,,
9 Aku menerima perjodohan aku dengan Abang,,,
10 Tari sudah pikirkan baik-baik Ayah,
11 Aku harap setelah ini status perjaka tua mu itu hilang,,
12 Aku tidak akan melepaskan kamu!
13 Lebih cepat lebih baik,,
14 Saling diam dengan pikiran mereka masing-masing,,
15 Apa kamu bisa menerima aku apa adanya?
16 Air matamu tidak akan membuat ku menceraikan mu,,
17 Rumah Ujang...
18 Perlu bukti,, Tari?
19 Kamu terlalu kecil untuk aku,,
20 Dia baru tau makhluk bernama perempuan itu sungguh memusingkan...
21 Benci Abang,,
22 Sangat frustasi...
23 Abang marah?
24 Mood Mentari seketika memburuk...
25 Pertengkaran pengantin baru..
26 Selangkah lebih dekat...
27 Ingin cucu yang banyak...
28 Hanya tidak suka bukan cemburu,,,
29 Andaikan aku tau begini,,,
30 Bertemu mantan...
31 Melakukan hal yang iya-iya,..
32 Alergi wanita cantik...
33 Hamil muda?
34 Tidak sabar untuk menjadi Ayah...
35 Kok jadi kita yang ribut...
36 Akan banyak keanehan yang menanti..
37 Para pemuda yang iri,,,
38 Bahagia itu sederhana..
39 Buah cinta Ujang dan Mentari,,,
40 Jatuh cinta lagi...
41 Karena jodoh Ujang masih sekolah...
42 Ujang frustrasi...
43 Astagfirullah,,
44 Kepercayaan diri,,,
45 Ada yang tercecer...
46 Abang mau mati?
47 Anak kecil...
48 Manjanya minta ampun,,
49 Manfaatkan waktu,,,
50 Perubahan drastis yang tidak berarti...
51 Untung berat kalau tidak kena banting juga...
52 Salah sasaran...
53 Azis dirantai...
54 Bang Azis sekarang lagi tergila-gila berat padamu,,,
55 Jika Marni sudah gila,, aku masih waras,,
56 Marni yang tidak tau malu...
57 Tidak memenuhi perjanjian awal...
58 Wujudnya berubah....
59 Tari akan menunggu,,,
60 Cemburu lagi,,,,
61 Mentari yang sensitif...
62 Ada rasa iri,,,
63 Takut menjadi Ibu yang gagal....
64 Pikirkan matang-matang.,,
65 Tenggelam!!!
66 Indri iri...
67 Mengintip...
68 Nona sok cantik!!!
69 Membantu...
70 Sangat beruntung Mentari mendapatkan Ujang....
71 Berhasil meluluhlantahkan hati Ujang yang beku...
72 Saya ingin bertemu dengan dia!!!
73 Dengan Mentari semuanya sangat indah...
74 Ayo kita selidiki wanita itu terlebih dahulu,,,,
75 Tak perlu uang yang banyak untuk membuat dia tertawa...
76 Bertemu istri Ujang!!!
77 Berusaha keras untuk mengabaikannya...
78 Terpesona!!!
79 Andaikan Ujang adalah suaminya,,,,
80 Barang KW...
81 Uang bisa dicari, kebahagiaanmu adalah segalanya untukku!!!
82 Semuanya tidak sama lagi...
83 Kobaran api!!!
84 Apa aku bisa memegang janjimu?
85 Penyesalan Doni...
86 Bibit unggul...
87 Sudah tidak punya apa-apa lagi....
88 Lebih cepat dari apa yang aku duga,,,
89 Terdiam seribu bahasa...
90 Menginterogasi Doni....
91 Tugas,,,
92 Melakukan suatu hal yang besar,,,
93 Rencana Angelica...
94 Butuh pekerjaan...
95 Mencari nafkah,,
96 Keroyokan!!!
97 Berprasangka buruk pada suaminya sepanjang hari,,,,
98 Kebimbangan Doni...
99 Aku mencintaimu...
100 Memulai semuanya dari awal!
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Cantik!!
2
Ingat wajahnya tapi tidak ingat namanya,,
3
Tidak akan pernah mau menyukai sesuatu yang tidak mungkin bisa aku miliki,,
4
Walaupun ini sudah terlambat tapi aku ucapkan terima kasih...
5
Takdir putus dengan kamu adalah takdir yang terbaik dan aku syukuri,,
6
Aku tidak pernah memikirkan orang yang tidak pernah memikirkan aku,,
7
Tidak tertarik menanggapi nya,,,
8
Sikap seperti itu sangat dibenci oleh wanita,,
9
Aku menerima perjodohan aku dengan Abang,,,
10
Tari sudah pikirkan baik-baik Ayah,
11
Aku harap setelah ini status perjaka tua mu itu hilang,,
12
Aku tidak akan melepaskan kamu!
13
Lebih cepat lebih baik,,
14
Saling diam dengan pikiran mereka masing-masing,,
15
Apa kamu bisa menerima aku apa adanya?
16
Air matamu tidak akan membuat ku menceraikan mu,,
17
Rumah Ujang...
18
Perlu bukti,, Tari?
19
Kamu terlalu kecil untuk aku,,
20
Dia baru tau makhluk bernama perempuan itu sungguh memusingkan...
21
Benci Abang,,
22
Sangat frustasi...
23
Abang marah?
24
Mood Mentari seketika memburuk...
25
Pertengkaran pengantin baru..
26
Selangkah lebih dekat...
27
Ingin cucu yang banyak...
28
Hanya tidak suka bukan cemburu,,,
29
Andaikan aku tau begini,,,
30
Bertemu mantan...
31
Melakukan hal yang iya-iya,..
32
Alergi wanita cantik...
33
Hamil muda?
34
Tidak sabar untuk menjadi Ayah...
35
Kok jadi kita yang ribut...
36
Akan banyak keanehan yang menanti..
37
Para pemuda yang iri,,,
38
Bahagia itu sederhana..
39
Buah cinta Ujang dan Mentari,,,
40
Jatuh cinta lagi...
41
Karena jodoh Ujang masih sekolah...
42
Ujang frustrasi...
43
Astagfirullah,,
44
Kepercayaan diri,,,
45
Ada yang tercecer...
46
Abang mau mati?
47
Anak kecil...
48
Manjanya minta ampun,,
49
Manfaatkan waktu,,,
50
Perubahan drastis yang tidak berarti...
51
Untung berat kalau tidak kena banting juga...
52
Salah sasaran...
53
Azis dirantai...
54
Bang Azis sekarang lagi tergila-gila berat padamu,,,
55
Jika Marni sudah gila,, aku masih waras,,
56
Marni yang tidak tau malu...
57
Tidak memenuhi perjanjian awal...
58
Wujudnya berubah....
59
Tari akan menunggu,,,
60
Cemburu lagi,,,,
61
Mentari yang sensitif...
62
Ada rasa iri,,,
63
Takut menjadi Ibu yang gagal....
64
Pikirkan matang-matang.,,
65
Tenggelam!!!
66
Indri iri...
67
Mengintip...
68
Nona sok cantik!!!
69
Membantu...
70
Sangat beruntung Mentari mendapatkan Ujang....
71
Berhasil meluluhlantahkan hati Ujang yang beku...
72
Saya ingin bertemu dengan dia!!!
73
Dengan Mentari semuanya sangat indah...
74
Ayo kita selidiki wanita itu terlebih dahulu,,,,
75
Tak perlu uang yang banyak untuk membuat dia tertawa...
76
Bertemu istri Ujang!!!
77
Berusaha keras untuk mengabaikannya...
78
Terpesona!!!
79
Andaikan Ujang adalah suaminya,,,,
80
Barang KW...
81
Uang bisa dicari, kebahagiaanmu adalah segalanya untukku!!!
82
Semuanya tidak sama lagi...
83
Kobaran api!!!
84
Apa aku bisa memegang janjimu?
85
Penyesalan Doni...
86
Bibit unggul...
87
Sudah tidak punya apa-apa lagi....
88
Lebih cepat dari apa yang aku duga,,,
89
Terdiam seribu bahasa...
90
Menginterogasi Doni....
91
Tugas,,,
92
Melakukan suatu hal yang besar,,,
93
Rencana Angelica...
94
Butuh pekerjaan...
95
Mencari nafkah,,
96
Keroyokan!!!
97
Berprasangka buruk pada suaminya sepanjang hari,,,,
98
Kebimbangan Doni...
99
Aku mencintaimu...
100
Memulai semuanya dari awal!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!