Tari sudah pikirkan baik-baik Ayah,

Ujang masih memandang Mentari dengan tatapan mata tak percaya. Entah keputusan darimana itu,, Ujang tau betul Mentari tidak menyukai dirinya sama sekali,, gadis Desa tapi bergaya modern itu terlalu kekanak-kanakan,, baru saja Ujang melihatnya menangis karena patah hati tetapi saat ini malah mengatakan bahwa dirinya menerima perjodohan mereka.

Ujang bukan anak-anak yang bisa dijadikan lelucon oleh Mentari sesuka hati,, bagaimana bisa gadis patah hati itu bisa membuat keputusan sepihak tanpa bertanya dulu pada dirinya.

Gadis yang berada di dekatnya saat ini cantik bahkan sangat cantik,, gadis yang selalu menjadi buah bibir karena kecantikannya, karakternya yang sangat percaya diri tapi cuek menjadi pesona tersendiri bagi yang melihat Mentari,, tapi Ujang bukanlah anak SMA yang akan terpesona pada kecantikan bunga Desa yang emosinya jelas-jelas masih sangat labil itu,, meskipun Mentari tidak mengatakan alasannya sehingga tadi dia menangis tapi Ujang tau pasti wanita itu sedang patah hati.

Selama ini Ujang telah puas memakan asam garam nya kehidupan,, Ujang sudah lelah berharap akan memiliki istri nantinya,, Ujang bahkan sudah sangat ikhlas jika dia tidak memiliki jodoh sepanjang hidupnya,, Ujang tidak mau menuntut banyak pada Tuhan,, karena selama ini dia selalu bersyukur atas apa yang dimiliki nya.

Ujang mendekat kepada Mentari,, jika selama ini Ujang tidak terlalu memperhatikan wajah gadis itu tapi sekarang Ujang tengah menatap lekat wajah gadis itu,, Ujang tidak membiarkan matanya berkedip sedikit pun,, Ujang bukan terpesona tapi sejenis tatapan peringatan untuk Mentari,, Ujang bukan Samuel yang bisa berubah pikiran setiap saat.

"Apa kamu sadar dengan apa yang kamu katakan,, Tari?" ucap Ujang.

"Aku sadar dengan apa yang aku katakan,, aku sangat sadar dengan apa yang aku pikirkan saat ini,, aku akan menyuruh Ayah untuk melanjutkan perjodohan aku dengan Abang," ucap Mentari yang tetap pada pendiriannya,, bahkan Mentari saat ini membalas tatapan Ujang padanya dengan sedikit mendongak seolah-olah dia tidak pernah takut pada lawan bicaranya.

"Lalu,, kamu pikir aku akan menerima perjodohan itu begitu saja?" ucap Ujang lagi.

"Aku yakin Abang pasti mau menerima perjodohan ini," jawab Mentari dengan sangat percaya diri.

"Alasannya,, kamu bisa berpikiran seperti itu?" tanya Ujang lagi.

"Aku cukup layak untuk menjadi istri Abang,, aku bisa dan sangat terampil mengerjakan pekerjaan rumah tangga,, aku bisa mencuci,, memasak,, mengelola uang,," jawab Mentari lagi.

"Menikah itu bukan hanya bisa mengelola uang,, mencuci,, memasak Mentari,, usia kita itu sangat berbeda jauh Tari,, aku tidak layak untuk kamu,, percayalah kamu akan menyesal di kemudian hari," ucap Ujang.

"Itu tidak akan terjadi Abang," ucap Mentari sambil memakai kembali sepatunya,, kemudian Mentari mengecek wajahnya menggunakan kaca gedung, terlihat kacau sekali bahkan Mentari belum mengambil foto keluarga tapi make up nya telah luntur karena menangis.

"Tari, berpikirlah yang benar,, aku dan kamu tidak cocok dalam segala hal,, pikirkan masa depan kamu Mentari,, mungkin aku bisa menerima segala kekurangan kamu,, tapi kamu belum tentu bisa menerima segala kekurangan aku. Tari, aku hanya perjaka tua yang selalu menjadi buah bibir orang di kampung,, aku lebih memilih tinggal di tempat terpencil di tepi hutan, pikirkan dirimu sendiri,, kamu itu terlalu muda,, masa depan mu masih sangat panjang," ucap Ujang.

"Aku akan tetap memberitahukan Ayah melanjutkan perjodohan kita Abang," ucap Mentari lalu segera pergi meninggalkan Ujang yang belum selesai mengeluarkan isi hatinya untuk menyadarkan keputusan gadis itu.

Tekad Mentari sudah benar-benar bulat sekarang,, Mentari akan tetap memaksa Ayahnya melanjutkan perjodohan nya dengan Ujang,, Mentari tidak butuh pacar lagi,, hatinya yang sudah patah tidak mungkin untuk jatuh cinta lagi, daripada dirinya terus memikirkan Samuel,, lebih baik dirinya menikah saja,, simple bukan?

Saat ini Mentari sengaja mencari pria yang membuatnya patah hati itu,, Mentari melihat Samuel sedang duduk di bawah pohon mangga.

Mentari berusaha tersenyum dan mencoba terlihat seanggun mungkin,, Samuel sempat tergagap saat melihat siapa saat ini yang tengah menghampiri dirinya,, Samuel segera melepaskan tangan gadis yang sedang bergelayut manja pada lengannya sejak tadi,, Mentari langsung mencibir.

"Hai Samuel,," sapa Mentari pada Samuel,, Mentari juga mengulurkan tangannya pada gadis yang tengah menatap Mentari saat ini seperti tatapan mata menilai,, Mentari ikut menilai gadis itu lumayan cantik hanya sedikit gemuk.

"Hai," ucap Samuel juga sambil tersenyum kikuk.

"Selamat yah Samuel,, akhirnya sarjana juga," ucap Mentari lagi.

"Iya kamu juga Tari selamat yah," ucap Samuel juga sambil menggaruk tengkuknya,, kebiasaan pria jika sedang gugup.

"Pacar baru yah Samuel? Aulia mana?" ucap Mentari.

"Dia..," ucap Samuel sambil melirik ke wanita di sampingnya yang saat ini seperti tengah menunggu jawaban dari dirinya,, Mentari bahagia di dalam hatinya,, setidaknya hiburan kali ini lumayan untuk hukuman Samuel karena telah membuat dirinya menangis.

"Aulia itu siapa?" tanya wanita itu,, Mentari yakin sebentar lagi akan ada perang diantara mereka.

"Aulia itu mantan ku,," jawab Samuel.

"Aku juga mantannya Samuel loh," ucap Mentari sambil menahan tawa.

"Tari," ucap Samuel dengan ekspresi wajah menahan emosi.

"Jadi, kamu mantan Samuel juga?" ucap wanita itu sambil memandang Mentari dengan tatapan mata penuh permusuhan.

"Iya, kami pacaran lumayan lama tiga tahun lebih,, kami putus karena dia selingkuh di belakang ku,, hati-hati saja yah,, aku hanya mengingatkan saja sebagai sesama wanita,," ucap Mentari dengan santai.

Setelah itu Mentari lalu pamit sambil tersenyum menang,, Mentari samar-samar mendengar Samuel tengah membujuk gadis yang sedang cemburu dan merajuk itu.

Malam harinya Pak Mamad tengah duduk dengan kipas sate yang dipegangnya,, malam itu terasa panas.

"Ayah," ucap Mentari sambil duduk di dekat Ayahnya,, mereka sampai di kampung tadi sore dan Ujang langsung pamit pulang setelah itu.

"Tari,, mau bicara serius sama Ayah," ucap Mentari.

Pak Mamad melirik sebentar pada anak gadisnya itu.

"Bicaralah Tari," ucap Pak Mamad.

"Ayah begitu menyukai Bang Ujang kan?" tanya Mentari.

"Kamu sendiri sudah tau Tari jawabannya," ucap Pak Mamad.

"Aku setuju dijodohkan dengan Bang Ujang,, Ayah," ucap Mentari dengan sangat lancar tanpa hambatan sedikit pun.

Ekspresi wajah Pak Mamad mendadak heran.

"Kok bisa mendadak?" tanya Pak Mamad.

"Tari sudah pikirkan baik-baik Ayah," jawab Mentari.

"Apa kamu yakin Tari? bukannya selama ini kamu tidak tertarik sama sekali pada Ujang?" tanya Pak Mamad.

"Sekarang pun Tari tidak tertarik Ayah," jawab Mentari.

"Loh? terus apa alasannya kamu menerima perjodohan?" tanya Pak Mamad.

"Karena Tari sudah bosan pacaran lebih baik nikah saja,, kalau menurut Ayah Bang Ujang yang terbaik untuk Tari,,, maka Tari menurut saja apa kata Ayah,, dulu Ayah dan Ibu juga dijodohkan dan langgeng juga,," ucap Mentari.

Pak Mamad segera menghabiskan kopinya lalu duduk menghadap ke Mentari.

"Tari,, Ayah memang menyukai Ujang karena akhlaknya sangat baik,, tapi itu bukan berarti Ayah juga akan memaksa kamu," ucap Pak Mamad lagi.

"Tari tidak terpaksa sama sekali kok Ayah," ucap Mentari.

"Ini sangat aneh Tari,, sangat mendadak,," ucap Pak Mamad.

"Tari sudah pikirkan baik-baik Ayah," ucap Mentari.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwk SKAK MATT buat Samuel👏🏻👏🏻👏🏻👎🏻👎🏻👎🏻

2023-04-10

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻👍🏻🤣🤣🤣

2023-04-10

0

Devi Handayani

Devi Handayani

widdihhh manttap tari gaeskeun to halal lahhhh😅😅😅😅

2023-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Cantik!!
2 Ingat wajahnya tapi tidak ingat namanya,,
3 Tidak akan pernah mau menyukai sesuatu yang tidak mungkin bisa aku miliki,,
4 Walaupun ini sudah terlambat tapi aku ucapkan terima kasih...
5 Takdir putus dengan kamu adalah takdir yang terbaik dan aku syukuri,,
6 Aku tidak pernah memikirkan orang yang tidak pernah memikirkan aku,,
7 Tidak tertarik menanggapi nya,,,
8 Sikap seperti itu sangat dibenci oleh wanita,,
9 Aku menerima perjodohan aku dengan Abang,,,
10 Tari sudah pikirkan baik-baik Ayah,
11 Aku harap setelah ini status perjaka tua mu itu hilang,,
12 Aku tidak akan melepaskan kamu!
13 Lebih cepat lebih baik,,
14 Saling diam dengan pikiran mereka masing-masing,,
15 Apa kamu bisa menerima aku apa adanya?
16 Air matamu tidak akan membuat ku menceraikan mu,,
17 Rumah Ujang...
18 Perlu bukti,, Tari?
19 Kamu terlalu kecil untuk aku,,
20 Dia baru tau makhluk bernama perempuan itu sungguh memusingkan...
21 Benci Abang,,
22 Sangat frustasi...
23 Abang marah?
24 Mood Mentari seketika memburuk...
25 Pertengkaran pengantin baru..
26 Selangkah lebih dekat...
27 Ingin cucu yang banyak...
28 Hanya tidak suka bukan cemburu,,,
29 Andaikan aku tau begini,,,
30 Bertemu mantan...
31 Melakukan hal yang iya-iya,..
32 Alergi wanita cantik...
33 Hamil muda?
34 Tidak sabar untuk menjadi Ayah...
35 Kok jadi kita yang ribut...
36 Akan banyak keanehan yang menanti..
37 Para pemuda yang iri,,,
38 Bahagia itu sederhana..
39 Buah cinta Ujang dan Mentari,,,
40 Jatuh cinta lagi...
41 Karena jodoh Ujang masih sekolah...
42 Ujang frustrasi...
43 Astagfirullah,,
44 Kepercayaan diri,,,
45 Ada yang tercecer...
46 Abang mau mati?
47 Anak kecil...
48 Manjanya minta ampun,,
49 Manfaatkan waktu,,,
50 Perubahan drastis yang tidak berarti...
51 Untung berat kalau tidak kena banting juga...
52 Salah sasaran...
53 Azis dirantai...
54 Bang Azis sekarang lagi tergila-gila berat padamu,,,
55 Jika Marni sudah gila,, aku masih waras,,
56 Marni yang tidak tau malu...
57 Tidak memenuhi perjanjian awal...
58 Wujudnya berubah....
59 Tari akan menunggu,,,
60 Cemburu lagi,,,,
61 Mentari yang sensitif...
62 Ada rasa iri,,,
63 Takut menjadi Ibu yang gagal....
64 Pikirkan matang-matang.,,
65 Tenggelam!!!
66 Indri iri...
67 Mengintip...
68 Nona sok cantik!!!
69 Membantu...
70 Sangat beruntung Mentari mendapatkan Ujang....
71 Berhasil meluluhlantahkan hati Ujang yang beku...
72 Saya ingin bertemu dengan dia!!!
73 Dengan Mentari semuanya sangat indah...
74 Ayo kita selidiki wanita itu terlebih dahulu,,,,
75 Tak perlu uang yang banyak untuk membuat dia tertawa...
76 Bertemu istri Ujang!!!
77 Berusaha keras untuk mengabaikannya...
78 Terpesona!!!
79 Andaikan Ujang adalah suaminya,,,,
80 Barang KW...
81 Uang bisa dicari, kebahagiaanmu adalah segalanya untukku!!!
82 Semuanya tidak sama lagi...
83 Kobaran api!!!
84 Apa aku bisa memegang janjimu?
85 Penyesalan Doni...
86 Bibit unggul...
87 Sudah tidak punya apa-apa lagi....
88 Lebih cepat dari apa yang aku duga,,,
89 Terdiam seribu bahasa...
90 Menginterogasi Doni....
91 Tugas,,,
92 Melakukan suatu hal yang besar,,,
93 Rencana Angelica...
94 Butuh pekerjaan...
95 Mencari nafkah,,
96 Keroyokan!!!
97 Berprasangka buruk pada suaminya sepanjang hari,,,,
98 Kebimbangan Doni...
99 Aku mencintaimu...
100 Memulai semuanya dari awal!
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Cantik!!
2
Ingat wajahnya tapi tidak ingat namanya,,
3
Tidak akan pernah mau menyukai sesuatu yang tidak mungkin bisa aku miliki,,
4
Walaupun ini sudah terlambat tapi aku ucapkan terima kasih...
5
Takdir putus dengan kamu adalah takdir yang terbaik dan aku syukuri,,
6
Aku tidak pernah memikirkan orang yang tidak pernah memikirkan aku,,
7
Tidak tertarik menanggapi nya,,,
8
Sikap seperti itu sangat dibenci oleh wanita,,
9
Aku menerima perjodohan aku dengan Abang,,,
10
Tari sudah pikirkan baik-baik Ayah,
11
Aku harap setelah ini status perjaka tua mu itu hilang,,
12
Aku tidak akan melepaskan kamu!
13
Lebih cepat lebih baik,,
14
Saling diam dengan pikiran mereka masing-masing,,
15
Apa kamu bisa menerima aku apa adanya?
16
Air matamu tidak akan membuat ku menceraikan mu,,
17
Rumah Ujang...
18
Perlu bukti,, Tari?
19
Kamu terlalu kecil untuk aku,,
20
Dia baru tau makhluk bernama perempuan itu sungguh memusingkan...
21
Benci Abang,,
22
Sangat frustasi...
23
Abang marah?
24
Mood Mentari seketika memburuk...
25
Pertengkaran pengantin baru..
26
Selangkah lebih dekat...
27
Ingin cucu yang banyak...
28
Hanya tidak suka bukan cemburu,,,
29
Andaikan aku tau begini,,,
30
Bertemu mantan...
31
Melakukan hal yang iya-iya,..
32
Alergi wanita cantik...
33
Hamil muda?
34
Tidak sabar untuk menjadi Ayah...
35
Kok jadi kita yang ribut...
36
Akan banyak keanehan yang menanti..
37
Para pemuda yang iri,,,
38
Bahagia itu sederhana..
39
Buah cinta Ujang dan Mentari,,,
40
Jatuh cinta lagi...
41
Karena jodoh Ujang masih sekolah...
42
Ujang frustrasi...
43
Astagfirullah,,
44
Kepercayaan diri,,,
45
Ada yang tercecer...
46
Abang mau mati?
47
Anak kecil...
48
Manjanya minta ampun,,
49
Manfaatkan waktu,,,
50
Perubahan drastis yang tidak berarti...
51
Untung berat kalau tidak kena banting juga...
52
Salah sasaran...
53
Azis dirantai...
54
Bang Azis sekarang lagi tergila-gila berat padamu,,,
55
Jika Marni sudah gila,, aku masih waras,,
56
Marni yang tidak tau malu...
57
Tidak memenuhi perjanjian awal...
58
Wujudnya berubah....
59
Tari akan menunggu,,,
60
Cemburu lagi,,,,
61
Mentari yang sensitif...
62
Ada rasa iri,,,
63
Takut menjadi Ibu yang gagal....
64
Pikirkan matang-matang.,,
65
Tenggelam!!!
66
Indri iri...
67
Mengintip...
68
Nona sok cantik!!!
69
Membantu...
70
Sangat beruntung Mentari mendapatkan Ujang....
71
Berhasil meluluhlantahkan hati Ujang yang beku...
72
Saya ingin bertemu dengan dia!!!
73
Dengan Mentari semuanya sangat indah...
74
Ayo kita selidiki wanita itu terlebih dahulu,,,,
75
Tak perlu uang yang banyak untuk membuat dia tertawa...
76
Bertemu istri Ujang!!!
77
Berusaha keras untuk mengabaikannya...
78
Terpesona!!!
79
Andaikan Ujang adalah suaminya,,,,
80
Barang KW...
81
Uang bisa dicari, kebahagiaanmu adalah segalanya untukku!!!
82
Semuanya tidak sama lagi...
83
Kobaran api!!!
84
Apa aku bisa memegang janjimu?
85
Penyesalan Doni...
86
Bibit unggul...
87
Sudah tidak punya apa-apa lagi....
88
Lebih cepat dari apa yang aku duga,,,
89
Terdiam seribu bahasa...
90
Menginterogasi Doni....
91
Tugas,,,
92
Melakukan suatu hal yang besar,,,
93
Rencana Angelica...
94
Butuh pekerjaan...
95
Mencari nafkah,,
96
Keroyokan!!!
97
Berprasangka buruk pada suaminya sepanjang hari,,,,
98
Kebimbangan Doni...
99
Aku mencintaimu...
100
Memulai semuanya dari awal!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!