Aku menerima perjodohan aku dengan Abang,,,

Ujang datang tepat waktu di rumah Pak Mamad. Sebuah mobil telah terparkir di depan rumah Mentari,, Ujang yakin pasti inilah mobil yang akan dipakai untuk mengantar rombongan ke wisuda Mentari di Kota.

"Masuk Bang,," ucap Mentari.

Mentari muncul dengan memakai kebaya berwarna pink,, bawahan kain songket,, Mentari juga sudah di dandan cantik,, tapi ekspresi wajah Mentari benar-benar tidak bersemangat.

Ujang pun masuk ke dalam rumah Mentari,,, Ujang lagi-lagi memakai baju batik,, baju yang sama yang dipakai Ujang ketika acara syukuran sunatan Dika adik Mentari.

"Ayo Bu,, buatkan kopi untuk Ujang," ucap Pak Mamad.

"Iya," ucap Ibu Mentari.

"Tunggu sebentar,, Tantenya Mentari belum datang-datang juga,," ucap Pak Mamad.

"Ini nih yang buat Mentari kesal Ayah,, aku harus masuk aula jam delapan tepat,, Tante Sarah ini tidak pernah berubah sama sekali,, leletnya minta ampun,," omel Mentari,, Mentari saat ini sedang memakai sepatu tinggi tumit,, sesekali Mentari kesal karena sangat tidak nyaman dengan sepatu itu,, Mentari sudah terbiasa menggunakan sendal jepit ataupun sepatu kets.

"Tenang aja Tari,, Ujang bisa sampai dengan cepat kok tidak akan terlambat,," ucap Pak Mamad mencoba menghibur anaknya itu.

"Iya kan Ujang?" ucap Pak Mamad lagi.

"Iya bisa kalau ngebut,," jawab Ujang.

Hingga tiba-tiba...

"Assalamualaikum,," ucap seseorang.

"Walaikumsalam,"

Mereka menjawab salam sekaligus serentak melihat ke arah pintu masuk,, yang datang adalah Sarah,, adik Ibu Mentari,, mereka terlihat mirip hanya kulit Sarah lebih gelap sedikit.

"Tante kok lama sih? kan janjiannya setengah enam ini sekarang udah mau jam enam Tante,," ucap Mentari sambil melihat Sarah yang sedang kerepotan mengurusi bayi nya.

"Ini Tari,, Santi susah dibangunkan makanya agak telat,," ucap Sarah.

"Kan bisa disuruh tidur lebih cepat Tante," ucap Mentari.

"Hmm kamu enak bicara seperti itu Tari,, kau coba saja nanti kalau sudah memiliki bayi,, apa bisa menyuruh anakmu tidur lebih cepat," ucap Sarah.

"Sudah,, sudah kok malah ribut,, ayo lebih baik kita berangkat sekarang nanti terlambat," ucap Ibu Mentari menengahi Mentari dan Sarah yang masih berekspresi sama-sama kesal.

"Habiskan kopi mu dulu Jang," ucap Pak Mamad.

Ujang mengangguk lalu segera menghabiskan kopinya.

Mentari duduk paling depan di samping Ujang,, orang tua Mentari dan Dika duduk di tengah sedangkan Sarah dengan bayinya duduk paling belakang.

"Tari,, nanti kalau kamu sudah kerja belikan mobil kayak gini yah untuk Ayah," ucap Pak Mamad.

"Ijazah saja belum Mentari terima Ayah," ucap Mentari.

"Kan,, Ayah bilang nanti Tari,," ucap Pak Mamad lagi.

"Ayah kan punya banyak kebun sawit,, kalau memang butuh sekali bisa kan dijual terus beli mobil," ucap Mentari lagi.

Ibu Mentari langsung menyikut suaminya.

"Jangan ajak Mentari bicara sekarang,, dia bawaan nya sedang kesal sekarang,," bisik Ibu Mentari pada Ayah Mentari.

Ayah Mentari pun angguk-angguk mengikuti perintah istrinya.

Prosesi wisuda berlangsung sangat khidmat,, hanya dua orang yang diizinkan masuk ke dalam aula yaitu Ayah dan Ibu Mentari yang lainnya menunggu di luar melihat melalui layar monitor besar yang dipajang di kanan dan kiri lapangan.

Mentari benar-benar tidak betah dengan sepatu yang dia gunakan saat ini karena itu menyakiti kaki nya,, Mentari heran pada wanita-wanita yang menganggap mereka cantik setelah menggunakan sepatu yang Mentari juga gunakan saat ini,, karena kenyataan bagi Mentari itu sangat menyiksa.

Acara prosesi selesai,, Mentari lulus dengan IPK 3,44 cukup tinggi walaupun tidak cumlaude. Mentari tidak terlalu perduli dengan nilai itu karena banyak senior Mentari yang lulus dengan IPK tinggi masih juga menganggur hingga saat ini.

"Bu,, pegang tangan Mentari nanti Ibu hilang,," ucap Mentari mengeraskan sedikit suaranya karena bunyi nyaring paduan suara membuat Mentari sedikit terganggu.

Ibu Mentari menuruti ucapan anaknya,, dia memegang erat tangan anaknya karena tidak mau sampai benar-benar hilang.

Mentari tersentak begitu melihat Samuel tengah berfoto dengan kedua orang tuanya,, namun bukan itu yang menggangu buat Mentari tapi kehadiran seorang wanita di samping Samuel,, gadis berambut panjang yang sedang bergelayut manja di lengan Samuel saat ini,, Mentari tau pasti wanita itu bukan adik Samuel karena Samuel anak tunggal,, dia juga bukan Aulia selingkuhan Samuel,, Mentari tau pasti wajah Aulia,, Mentari yakin wanita yang saat ini sedang bersama dengan Samuel adalah wanita lain.

Mentari mendadak muak begitu melihat itu semua karena berarti kemarin itu begitu Samuel mengatakan ingin kembali padanya berarti Samuel hanya bermain-main saja pada dirinya,, dan kenyataannya saat ini pria itu begitu mudahnya mendapatkan pacar baru,, alangkah jahatnya pria itu.

"Bu,, Tari mau ke toilet dulu yah,, Ibu ingat kan dimana posisi keluarga kita tadi?" tanya Mentari.

Mentari berucap seperti itu tanpa melihat Ibunya karena saat ini mata Mentari mulai panas melihat kejadian itu.

"Iya Ibu ingat," ucap Ibu Mentari tanpa curiga sedikitpun pada apa yang terjadi pada anaknya saat ini.

Mentari lalu berjalan tergesa-gesa untuk menghindari kerumunan orang yang sedang berfoto bersama.

Mentari sangat tau dimana tempat yang cocok untuk Mentari melepaskan tangisannya. Ketika Mentari mulai melihat keadaan sepi,, Mentari lalu melepas sepatu yang dipakainya,, Mentari lebih memilih memegang sepatu itu agar lebih leluasa jalan,, Mentari menyelinap ke gedung pemisah antara gedung rektorat dan gedung pustaka.

Hingga sampailah Mentari di sebuah gedung yang masih baru dan belum berfungsi itu,, gedung itu berada jauh dari keramaian dan menghadap langsung ke taman yang asri.

Mentari berjongkok,, tangisan yang sejak tadi Mentari tahan akhirnya keluar juga,, berulang kali Mentari yakinkan dirinya bahwa dirinya saat ini sudah move on dari Samuel,, dirinya bisa tanpa Samuel,, tapi begitu melihat Samuel bersama dengan wanita lain dan dengan mudahnya mendapatkan pengganti dirinya,, hati Mentari sakit,, Mentari cemburu.

"Menangis lagi,, Tari?" ucap pria itu.

Mentari benar-benar terkejut ternyata dia tidak sendirian di tempat itu,, pria berbaju batik yang berumur tiga puluh sembilan tahun ada di tempat itu juga,,, pria itu tampak memegang sebatang rokok.

"Bang Ujang,, kok bisa Bang Ujang ada disini?" tanya Mentari.

"Aku menghindari keramaian,, sama seperti kamu,," jawab Ujang santai,, terlihat Ujang bosan.

Mentari mendekat kepada Ujang,, bulu mata palsu yang dipakai Mentari,, dengan segera Mentari copot karena menggangu Mentari.

"Kenapa Bang Ujang menghindari keramaian? pasti ada alasannya? apa alasannya Bang?" tanya Mentari.

"Kenapa kamu menangis sendirian disini padahal ini dimana hari kamu harusnya bahagia?" tanya Ujang balik.

"Itu cukup aku saja yang tau," jawab Mentari.

"Jawaban aku sama dengan jawaban mu,," ucap Ujang.

Mereka terdiam bersama lalu tiba-tiba ide gila muncul begitu saja di otak Mentari.

"Apa menurut Abang,, aku cantik?" tanya Mentari.

"Cantik,," jawab Ujang,, Ujang tidak memandang Mentari sama sekali,, Ujang malah fokus melihat pohon di depan.

"Abang butuh istri?" tanya Mentari.

"Pertanyaan macam apa itu,, Tari?" ucap Ujang.

"Aku yakin kalau Abang pasti butuh istri," ucap Mentari lagi.

"Kamu mulai bicara ngawur," ucap Ujang.

"Aku akan katakan pada Ayah, kalau aku menerima perjodohan aku dengan Abang," ucap Mentari.

Ujang terdiam sambil memandang Mentari tak percaya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Dan sekarang kamu jd kan ujang tempat pelarian kamu Tari..

2023-04-10

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nah kamu udah lihat sendiri kan??Kemarwn aja dia bilang keadaannya sangat kacau setelah putusin kamu,tapi sekarang apa??!!Untung aja kamu gak mau nerima dia lagi,,

2023-04-10

0

dite

dite

lanangan ngono kok tangisi ae, bodo si tari

2022-09-11

1

lihat semua
Episodes
1 Cantik!!
2 Ingat wajahnya tapi tidak ingat namanya,,
3 Tidak akan pernah mau menyukai sesuatu yang tidak mungkin bisa aku miliki,,
4 Walaupun ini sudah terlambat tapi aku ucapkan terima kasih...
5 Takdir putus dengan kamu adalah takdir yang terbaik dan aku syukuri,,
6 Aku tidak pernah memikirkan orang yang tidak pernah memikirkan aku,,
7 Tidak tertarik menanggapi nya,,,
8 Sikap seperti itu sangat dibenci oleh wanita,,
9 Aku menerima perjodohan aku dengan Abang,,,
10 Tari sudah pikirkan baik-baik Ayah,
11 Aku harap setelah ini status perjaka tua mu itu hilang,,
12 Aku tidak akan melepaskan kamu!
13 Lebih cepat lebih baik,,
14 Saling diam dengan pikiran mereka masing-masing,,
15 Apa kamu bisa menerima aku apa adanya?
16 Air matamu tidak akan membuat ku menceraikan mu,,
17 Rumah Ujang...
18 Perlu bukti,, Tari?
19 Kamu terlalu kecil untuk aku,,
20 Dia baru tau makhluk bernama perempuan itu sungguh memusingkan...
21 Benci Abang,,
22 Sangat frustasi...
23 Abang marah?
24 Mood Mentari seketika memburuk...
25 Pertengkaran pengantin baru..
26 Selangkah lebih dekat...
27 Ingin cucu yang banyak...
28 Hanya tidak suka bukan cemburu,,,
29 Andaikan aku tau begini,,,
30 Bertemu mantan...
31 Melakukan hal yang iya-iya,..
32 Alergi wanita cantik...
33 Hamil muda?
34 Tidak sabar untuk menjadi Ayah...
35 Kok jadi kita yang ribut...
36 Akan banyak keanehan yang menanti..
37 Para pemuda yang iri,,,
38 Bahagia itu sederhana..
39 Buah cinta Ujang dan Mentari,,,
40 Jatuh cinta lagi...
41 Karena jodoh Ujang masih sekolah...
42 Ujang frustrasi...
43 Astagfirullah,,
44 Kepercayaan diri,,,
45 Ada yang tercecer...
46 Abang mau mati?
47 Anak kecil...
48 Manjanya minta ampun,,
49 Manfaatkan waktu,,,
50 Perubahan drastis yang tidak berarti...
51 Untung berat kalau tidak kena banting juga...
52 Salah sasaran...
53 Azis dirantai...
54 Bang Azis sekarang lagi tergila-gila berat padamu,,,
55 Jika Marni sudah gila,, aku masih waras,,
56 Marni yang tidak tau malu...
57 Tidak memenuhi perjanjian awal...
58 Wujudnya berubah....
59 Tari akan menunggu,,,
60 Cemburu lagi,,,,
61 Mentari yang sensitif...
62 Ada rasa iri,,,
63 Takut menjadi Ibu yang gagal....
64 Pikirkan matang-matang.,,
65 Tenggelam!!!
66 Indri iri...
67 Mengintip...
68 Nona sok cantik!!!
69 Membantu...
70 Sangat beruntung Mentari mendapatkan Ujang....
71 Berhasil meluluhlantahkan hati Ujang yang beku...
72 Saya ingin bertemu dengan dia!!!
73 Dengan Mentari semuanya sangat indah...
74 Ayo kita selidiki wanita itu terlebih dahulu,,,,
75 Tak perlu uang yang banyak untuk membuat dia tertawa...
76 Bertemu istri Ujang!!!
77 Berusaha keras untuk mengabaikannya...
78 Terpesona!!!
79 Andaikan Ujang adalah suaminya,,,,
80 Barang KW...
81 Uang bisa dicari, kebahagiaanmu adalah segalanya untukku!!!
82 Semuanya tidak sama lagi...
83 Kobaran api!!!
84 Apa aku bisa memegang janjimu?
85 Penyesalan Doni...
86 Bibit unggul...
87 Sudah tidak punya apa-apa lagi....
88 Lebih cepat dari apa yang aku duga,,,
89 Terdiam seribu bahasa...
90 Menginterogasi Doni....
91 Tugas,,,
92 Melakukan suatu hal yang besar,,,
93 Rencana Angelica...
94 Butuh pekerjaan...
95 Mencari nafkah,,
96 Keroyokan!!!
97 Berprasangka buruk pada suaminya sepanjang hari,,,,
98 Kebimbangan Doni...
99 Aku mencintaimu...
100 Memulai semuanya dari awal!
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Cantik!!
2
Ingat wajahnya tapi tidak ingat namanya,,
3
Tidak akan pernah mau menyukai sesuatu yang tidak mungkin bisa aku miliki,,
4
Walaupun ini sudah terlambat tapi aku ucapkan terima kasih...
5
Takdir putus dengan kamu adalah takdir yang terbaik dan aku syukuri,,
6
Aku tidak pernah memikirkan orang yang tidak pernah memikirkan aku,,
7
Tidak tertarik menanggapi nya,,,
8
Sikap seperti itu sangat dibenci oleh wanita,,
9
Aku menerima perjodohan aku dengan Abang,,,
10
Tari sudah pikirkan baik-baik Ayah,
11
Aku harap setelah ini status perjaka tua mu itu hilang,,
12
Aku tidak akan melepaskan kamu!
13
Lebih cepat lebih baik,,
14
Saling diam dengan pikiran mereka masing-masing,,
15
Apa kamu bisa menerima aku apa adanya?
16
Air matamu tidak akan membuat ku menceraikan mu,,
17
Rumah Ujang...
18
Perlu bukti,, Tari?
19
Kamu terlalu kecil untuk aku,,
20
Dia baru tau makhluk bernama perempuan itu sungguh memusingkan...
21
Benci Abang,,
22
Sangat frustasi...
23
Abang marah?
24
Mood Mentari seketika memburuk...
25
Pertengkaran pengantin baru..
26
Selangkah lebih dekat...
27
Ingin cucu yang banyak...
28
Hanya tidak suka bukan cemburu,,,
29
Andaikan aku tau begini,,,
30
Bertemu mantan...
31
Melakukan hal yang iya-iya,..
32
Alergi wanita cantik...
33
Hamil muda?
34
Tidak sabar untuk menjadi Ayah...
35
Kok jadi kita yang ribut...
36
Akan banyak keanehan yang menanti..
37
Para pemuda yang iri,,,
38
Bahagia itu sederhana..
39
Buah cinta Ujang dan Mentari,,,
40
Jatuh cinta lagi...
41
Karena jodoh Ujang masih sekolah...
42
Ujang frustrasi...
43
Astagfirullah,,
44
Kepercayaan diri,,,
45
Ada yang tercecer...
46
Abang mau mati?
47
Anak kecil...
48
Manjanya minta ampun,,
49
Manfaatkan waktu,,,
50
Perubahan drastis yang tidak berarti...
51
Untung berat kalau tidak kena banting juga...
52
Salah sasaran...
53
Azis dirantai...
54
Bang Azis sekarang lagi tergila-gila berat padamu,,,
55
Jika Marni sudah gila,, aku masih waras,,
56
Marni yang tidak tau malu...
57
Tidak memenuhi perjanjian awal...
58
Wujudnya berubah....
59
Tari akan menunggu,,,
60
Cemburu lagi,,,,
61
Mentari yang sensitif...
62
Ada rasa iri,,,
63
Takut menjadi Ibu yang gagal....
64
Pikirkan matang-matang.,,
65
Tenggelam!!!
66
Indri iri...
67
Mengintip...
68
Nona sok cantik!!!
69
Membantu...
70
Sangat beruntung Mentari mendapatkan Ujang....
71
Berhasil meluluhlantahkan hati Ujang yang beku...
72
Saya ingin bertemu dengan dia!!!
73
Dengan Mentari semuanya sangat indah...
74
Ayo kita selidiki wanita itu terlebih dahulu,,,,
75
Tak perlu uang yang banyak untuk membuat dia tertawa...
76
Bertemu istri Ujang!!!
77
Berusaha keras untuk mengabaikannya...
78
Terpesona!!!
79
Andaikan Ujang adalah suaminya,,,,
80
Barang KW...
81
Uang bisa dicari, kebahagiaanmu adalah segalanya untukku!!!
82
Semuanya tidak sama lagi...
83
Kobaran api!!!
84
Apa aku bisa memegang janjimu?
85
Penyesalan Doni...
86
Bibit unggul...
87
Sudah tidak punya apa-apa lagi....
88
Lebih cepat dari apa yang aku duga,,,
89
Terdiam seribu bahasa...
90
Menginterogasi Doni....
91
Tugas,,,
92
Melakukan suatu hal yang besar,,,
93
Rencana Angelica...
94
Butuh pekerjaan...
95
Mencari nafkah,,
96
Keroyokan!!!
97
Berprasangka buruk pada suaminya sepanjang hari,,,,
98
Kebimbangan Doni...
99
Aku mencintaimu...
100
Memulai semuanya dari awal!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!