Zelia VS Laura

...Kau tau apa yang menyakitkan di dunia ini setelah kehilangan. Saya sebuah rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman berubah menjadi neraka kematian. ...

...~Azzelia Qaireen...

...***...

Spontan ucapan Laura membuat jantung Zelia terasa berhenti berdetak. Bahkan dia hampir membelalakkan matanya tak percaya dengan kebenaran yang dia dengar secara langsung. Apa yang dikatakan oleh wanita di depannya ini membuat Zelia tanpa sadar menoleh ke samping.

Dia menatap ekspresi wajah suaminya yang terlihat tegang. Bahkan otot leher Frans terlihat yang membuatnya tahu jika sepertinya suaminya ini tengah mengatur emosinya sebaik mungkin.

Entah kekuatan dari mana dan keberanian dari mana. Zelia menggenggam tangan suaminya dengan erat. Dia semakin mengencangkan genggam tangan itu dan membuat Frans tersadar dari tatapannya.

"Terima kasih penyambutannya, Ma. Salam kenal aku Zelia, istri Frans," Kata Zelia dengan tersenyum semanis mungkin.

Zelia bersikap seakan ucapan Laura tadi tak menjadi masalah untuknya. Toh memang itu benar adanya. Meski dia tahu Laura bukan ibu kandung, apa yang bisa merubah semuanya.

Dia menikah dengan Frans dan hidup berdua dengannya. Jadi urusan keluarga Frans atau yang lain, dia bisa melewatinya bersama suaminya itu.

"Apa kau sudah tahu tentang ini? Waw biasanya putraku tak mau mengenalkanku pada siapapun," Kata Laura dengan tatapan mata yang seakan kecewa karena rencananya tak berhasil.

Zelia mengangguk. Dia melingkarkan tangannya di lengan Frans dan menatap wajah pria itu dengan lekat.

"Ya. Frans tak pernah menutupi semuanya. Tentang keluarganya, semua dia ceritakan kepadaku, Ma."

Frans menatap kedua bola mata istrinya dengan lekat. Dia tak menyangka istrinya setenang itu menghadapi ibu tirinya ini. Tak ada ketakutan, tak ada kebingungan di wajahnya.

Zelia melakukan semuanya dengan tenang. Seakan apa yang dia katakan benar adanya.

"Silahkan masuk! Papamu sudah menunggu kehadiran kalian, Frans," Ujar Laura dengan tatapan yang seakan tak enak lalu pergi duluan.

"Sayang," Panggil Frans saat Zelia hendak melangkah.

Perempuan itu menutup mulut Frans dengan telunjuk jarinya. Lalu dia mengusap sisi wajah itu dengan tangannya dan tersenyum.

"Kita akan membahasnya nanti di rumah," Kata Zelia dengan wajah yang benar-benar sesantai mungkin.

Dia tak marah pada Frans. Dia yakin Frans memiliki alasan sampai menyembunyikan semuanya. Sampai pria itu tak memberitahu soal keluarga dan ibu tiri yang dia punya.

"Akhirnya putraku tau jalan pulang ke rumah. Selamat datang," Kata Tuan Federick dengan beranjak berdiri.

Frans terlihat malas. Namun, tak mau semakin membuat istrinya curiga akhirnya dia memberikan pelukan hangat pada papanya.

"Jagalah sikap istri Papa, jika tak mau kulenyapkan!" Bisik Frans lalu melepaskan pelukannya dengan tatapan tajam.

Dia tak main-main. Tuan Federick juga tahu bagaimana sikap dan ucapan Frans yang tak pernah main-main.

"Selamat datang, Menantu. Semoga kamu senang berada disini," Kata Tuan Federick lalu memeluk Zelia dengan hangat.

"Terima kasih, Pa. Zelia bakalan senang karena Frans juga ada disini," Jawab Zelia dengan jujur.

Apa yang dia katakan buka gimmick. Zelia sudah memiliki rasa nyaman dan tentram ketika berada di dekat Frans. Dia merasa tak ada hal yang harus ditakutkan ketika bersama Frans.

Seakan hidup akan terus berjalan manis dan bahagia ketika kita bersama orang yang mencintai kita. Awal yang benar-benar membuatnya yakin akan keputusannya itu. Awal yang mampu membawanya ke kehidupan yang luar biasa.

Dicintai, dihargai, diprioritaskan, disanjung dan selalu dimanjakan. Hal hal yang dulu dia inginkan ketika bersama orang lama ternyata Tuhan kabulkan dengan orang baru dan orang baru itu berhasil menembus segalanya.

"Silahkan duduk. Papa sudah siapkan cemilan enak sebelum kita makan bersama," Kata Tuan Federick meminta putra dan istrinya untuk duduk.

Akhirnya tak lama para pelayan datang menyajikan beberapa makanan cemilan disana.

"Kapan kalian datang ke New York?" Tanya Laura dengan menaikkan salah satu kakinya di kaki yang lain dengan wajah angkuh.

"Sekitar tiga minggu yang lalu, Ma," sahut Zelia pada akhirnya.

"Wah sudah lama dan kalian baru datang sekarang?" Tanya Laura dengan geleng-geleng kepala.

"Ma!"

"Apa sih, Pa. Mama cuma tanya aja karena sudah rindu sangat dengan putra pertama Mama ini," Ujar Laura menatap Frans dengan tatapan semanis mungkin.

"Maafkan kami, Ma," Sahut Zelia lalu melingkarkan tangannya di lengan suaminya dengan mudah.

Meski keduanya duduk bersama. Jarak antara Frans dan Zelia sangat menempel satu dengan yang lain.

"Kami sedang menikmati bulan madu waktu itu. Kami ingin segera memberikan cucu yang lucu untuk kalian," Kata Zelia dengan manis.

Frans tak bisa berkata apapun. Istrinya benar-benar luar biasa menjawab semuanya dengan tenang.

"Cucu yah," Sahut Laura mengangguk. "Seingatku Frans pernah bilang bahwa dia tak menyukai seorang anak kecil."

"Ma!" Tegur Tuan Federick yang tak digubris oleh Laura.

"Aku memang tak menyukai anak kecil jika itu anak kalian berdua," Sahut Frans yang sejak tadi diam.

Zelia terkejut. Dia sampai menelan ludahnya saat mendengar suara Frans yang berbeda dari biasanya. Bahkan aura pria itu juga terlihat lebih dominan dari biasanya.

"Tapi jika itu anakku dengan istriku, aku ingin memiliki banyak anak," Lanjutnya yang membuat Zelia mengangguk.

Dia benar-benar berhasil membuat dirinya tenang. Meski Zelia sadar banyak kejutan di depan matanya dan dia mulai menarik benang merah mencari alasan dan menebak kenapa Frans belum pernah menceritakan tentang keluarganya padanya.

"Tentu, Sayang. Kita akan memberikan banyak cucu untuk Mama dan Papa," Sahut Zelia dengan menatap wajah Frans yang sayu.

Tangan Laura mengepal. Dia mulai memutar otaknya dengan sebaik mungkin.

"Mama izin ke dapur dulu yah. Mama ingin melihat persiapan di belakang," Kata Laura yang sebenarnya sedang merencanakan sesuatu.

Perempuan gila itu akhirnya pergi meninggalkan Zelia, Frans dan Tuan Federick. Dia berjalan dengan cepat dan menuju ke belakang.

"Kau tau, Frans. Papamu tak mau menyerahkan perusahaan itu pada Charly maka aku merebutnya dengan caraku sendiri," Ujar Laura dengan mengambil botol minyak goreng dan menariknya dengan wajah penuh misteri.

Matanya menatap air kuning itu dengan bibir smirk. Seakan saat ini dia sudah mendapatkan cara yang akan membuat semua jalannya mulus.

...***...

Sedangkan di ruang tamu. Tuan Federick akhirnya meminta putra dan menantunya pergi ke kamar selagi menunggu makanan siap.

"Ayo, Sayang!" Ajak Frans yang mulai berjalan menggandeng tangan Zelia dan pergi dari ruang tamu.

Zelia terus menatap wajah Frans yang tak menatapnya. Dia tahu jika ada sesuatu yang sedang ditutupi oleh suaminya itu.

"Jangan pernah menutup masalahmu dariku, Sayang," Kata Zelia yang membuat langkah Frans berhenti.

Saat ini mereka berada di dekat tangga menuju ke lantai dua. Frans menoleh, dia menatap kedua bola mata istrinya dengan lekat.

"Bukankah kamu pernah bilang. Jika salah satu di antara kita memiliki masalah makan yang lain akan memberikan pelukan hangat sebagai pendengar dan penenang?"

~Bersambung

Akhh siapin bantal yah. Next bab bakalan ada adegan kesemsem ehh kabur.

Terpopuler

Comments

Nor Hikmah

Nor Hikmah

perjuangan akan dimulai

2022-12-21

0

☠༄༅⃟𝐐🧡 𝐌ɪ𝐌ɪᵇᵒʳⁿᵉᵒ㋛ᵗⓂ

☠༄༅⃟𝐐🧡 𝐌ɪ𝐌ɪᵇᵒʳⁿᵉᵒ㋛ᵗⓂ

yang ditunggu² tentunya, hehehe 🤭🤭

2022-10-23

0

Desi Hes

Desi Hes

masak mafia ngk tau wanita seperti apa yg jadi istrinya...mafia nya bodoh donk karna cinta tutup mata...

2022-10-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!