...Percayalah ketika kita menemukan rumah yang benar-benar menjadi tempat kita pulang. Disaat itulah sebesar apapun masalah mampu kita lewati bersama. ...
...~Azzelia Qaireen...
...***...
Akhirnya disinilah mereka berada. Di sebuah ruangan dimana Frans membawa istrinya ke tempat yang selalu membuatnya ingin pulang ke rumah.
Sebuah ruangan yang terlihat sudah lama tak berpenghuni. Sebuah ruangan yang terdapat kain putih untuk menutupi beberapa furniture disana.
Zelia melangkah lebih dalam. Dia berjalan ke arah sebuah dinding yang terdapat pigura besar dengan sebuah potret foto keluarga bahagia disana.
"Ini Bundaku," Lirih Frans dengan suaranya yang pelan. "Dia meninggal saat aku masih kecil, Sayang."
Jantung Zelia mencelos. Dia seakan dejavu dengan apa yang dia rasakan juga. Namun, perbedaan antara dia dan Frans benar-benar berbeda.
Jika dulu dia ditinggalkan ketika dia sudah siap menghadapi dunia. Berbeda dengan Frans yang masih kecil dan belum siap menerima semuanya.
"Bunda adalah salah satu orang yang selalu support aku di rumah. Selalu membuat rumah terlihat hidup dan hangat," Lanjut Frans dengan tanpa sadar air matanya mengalir.
"Bunda adalah orang pertama yang selalu dukung apapun yang aku mau saat kecil. Selalu membuatkan makan pagi, siang dan malam tanpa bantuan pelayan. Selalu membantuku memakai pakaian dan menemaniku bermain sampai akhirnya… " Jeda Frans dengan menundukkan wajahnya.
Hati Zelia terasa sakit saat pertama kalinya melihat Frans serapuh ini. Untuk pertama kalinya dia lihat air mata pria itu untuk orang berharga yang telah tiada dan meninggalkan Frans di dunia.
"Sampai akhirnya semuanya berubah setelah Bunda pergi," Lanjut Frans yang membuat Zelia tak tahan.
Dia lekas menarik tangan suaminya dan memeluk Frans dengan hangat. Dia tahu pelukannya tak bisa membuat sosok itu kembali muncul. dia tahu pelukannya tak mampu membuat semuanya hilang dari ingatan tapi setidaknya Zelia mampu menjadi sandaran dan siap memberikan pelukan disaat suaminya berada di posisi ini.
"Aku tak mau memiliki ratu baru di rumah. Aku hanya mau bunda menjadi satu-satunya ratu di rumah ini. Sampai akhirnya Papa membawa seorang perempuan dan seorang anak kecil yang dikenalkan sebagai calon istrinya," Lanjut Frans yang membuat Zelia ikut menangis.
Dia tak tahu bagaimana Frans kecil hidup. Dia tak tahu bagaimana hancurnya menerima orang baru menjadi sosok ibunya. Namun, yang pasti. Kehilangan seorang ibu di kehidupan mereka, pernah Zelia alami dan itu bukan hal mudah.
Dunia dan isinya seakan tak ada gunanya. Seakan nafas yang mereka hirup tak ada artinya lagi.
"Kita memiliki masa sulit yang sama, Sayang," Ujar Zelia setelah beberapa waktu memberikan Frans keheningan.
Dia melepaskan pelukan itu secara perlahan. Zelia menangkup kedua wajah Frans dengan pelan.
Dia bisa melihat air mata itu masih disana. Dia bisa melihat bekar air mata yang basah di kedua sisi wajah Frans. Dia tahu semenyakitkan apa saat mencoba mengingat masa lalu. Apalagi masa lalu soal kehilangan. Kehilangan sosok yang sangat berarti di hidup mereka.
"Sudah ada aku disini. Kamu gak sendirian lagi. Kamu bisa cerita sama aku apapun yang kamu rasain. Bunda juga pasti sudah bahagia melihat kamu sampai di titik ini sekarang," Kata Zelia dengan tatapan mata yang berbeda.
Ya, Frans bisa melihatnya. Tatapan mata yang baru kali ini dia lihat setelah selama tiga minggu mencoba mencari tatapan mata itu. Tatapan mata yang mengandung akan rasa yang sama di antara mereka.
"Apa aku juga sudah mendapatkan cintamu?" Tanya Frans secara langsung.
Entah keberanian darimana. Namun, apa yang Zelia rasakan sudah berubah. Pandangan dirinya tentang dunia, pandangan dirinya tentang hidup dan pandangan dirinya tentang cinta dan keluarga semuanya sudah teralihkan dengan sosok Frans.
Dunia yang dulu dia anggap kejam ternyata sebuah keberuntungan yang memuat tertunda. Lalu sekarang dia sudah mendapatkannya.
"Ya. Kamu sudah mendapatkannya!" Jawab Zelia dengan serius.
Air matanya mengalir. Zelia tak mau membohongi perasaannya lagi. Dirinya sudah merasa nyaman dengan keberadaan Frans disampingnya. Dia juga merasa bahagia dengan semua perhatian yang selalu suaminya berikan.
Bahkan dirinya juga merasa perasaan dan jantungnya terus berdegup kencang setiap kali Frans mengatakan cinta padanya. Rasa dan suasana yang dulu pernah dia rasakan pada orang lama. Akhirnya bisa dirasakan lagi oleh Zelia.
Jantung yang sempat mati rasa kini mampu kembali berdegup kencang karena usaha Frans yang tak mau menyerah.
"Serius? Kamu gak bercanda, Sayang? Kamu mengatakan itu buka untuk menghiburku?" Tanya Frans dengan mata yang berbinar cerah.
Zelia mengangguk. Ya dia sudah sepenuhnya menyerahkan segalanya untuk Frans. Dari tubuhnya, dirinya dan sekarang hatinya. Ya semua sudah dia berikan seutuhnya untuk sang suami.
"Ya. Aku mencintaimu, Sayang. Aku mencintai Frans," Kata Zelia dengan berteriak di depan wajah Frans.
Pria itu mengepalkan tangannya ke atas. Dia juga melompat bahagia dan selanjutnya. Frans mengangkat tubuh istrinya dan berputar bak anak kecil yang mendapatkan hadiah luar biasa.
"Aku bahagia, Sayang. Aku bahagia," Kata Frans saat pelukan itu terlepas.
Zelia mengangguk. Dia juga tak kalah bahagia. Frans mampu menghapus semua memori kesakitan dan menggantinua dengan banyak cinta yang dia miliki.
"Terima kasih, Sayang. Terima kasih karena selalu membuktikan bahwa kamu yang terbaik."
...***...
Terlihat seorang perempuan baru saja keluar dari sebuah kamar yang menjadi saksi bisu cinta mereka bersatu dalam keringat yang sama. Ya, setelah pernyataan cinta antara Zelia dan Frans. Pria itu membawa istrinya ke kamar yang berada di samping kamar almarhum bundanya.
Disana terjadi lagi pergelutan di antara mereka. Namun, berbeda dari biasanya. Kali ini Zelia juga tak kalah aktif. Seakan pernyataan cinta itu mampu membuat mereka semakin terbuka antara satu dengan yang lain.
Bahkan Zelia melakukannya dengan semakin ikhlas dari hati. Jika dulu dia seakan terpaksa untuk sebuah kewajiban. Namun, kali ini dia menyerahkan semuanya karena cintanya pada Frans.
Wajahnya tersenyum begitu cerah saat dia baru saja keluar dari kamar. Dirinya terpaksa meninggalkan Frans di dalam kamar karena merasa haus.
Meski merasa asing, Zelia terus berjalan menuju arah tangga yang akan membawanya ke lantai pertama. Matanya terus menatap ke kanan dan ke kiri.
Pigura dan foto yang ada di lantai dua benar-benar tak berbekas sosok walah bunda dari suaminya. Ya, tak ada wajah ibunda Frans. Semuanya terganti oleh sebuah lukisan mahal dan wajah mama serta keluarga baru ayahnya.
"Dimana foto Frans?" Gumam Zelia saat dia menghentikan langkahnya sejenak.
Dia mengusap beberapa deret pigura yang ada di meja di sebuah ruang tamu di lantai dua.
"Mungkin ini alasan dia tak mau tinggal disini," Gumam Zelia sebelum akhirnya dia melangkah lebih lanjut.
Semakin dekat dengan tangga, tanpa Zelia tahu ada sosok perempuan yang melihat pergerakannya dari sudut ruangan. Bibirnya menyunggingkan senyum miring untuk melihat pemandangan indah yang sebentar lagi terjadi.
"Mati kau dan Frans. Kau akan ikut mati ketika melihat wanita yang kau cintai bertemu dengan wanita yang melahirkanmu!"
Saat Zelia mulai melangkahkan kakinya di tangga pertama. Sepatu yang Zelia pakai memiliki hak tinggi itu terpeleset dan suara teriakan tentu terdengar.
"Akhhh!"
~Bersambung
Setelah dibuat baper sekarang berakhir tegang. Maafkan aku yang memang selalu suka bikin orang jantungan. Kabur
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nor Hikmah
heeyyy BuTIR hati2 dgn akibat dr perbuatanmu
2022-12-21
0
☠༄༅⃟𝐐🧡 𝐌ɪ𝐌ɪᵇᵒʳⁿᵉᵒ㋛ᵗⓂ
astaga 🙄🙄🙄🤦🏻
dia si Mak Lampir pasti menumpahkan minyak goreng di tangga untuk mencelakai zelia...
semoga zelia tak kenapa-napa...
2022-10-23
0
☠༄༅⃟𝐐🧡 𝐌ɪ𝐌ɪᵇᵒʳⁿᵉᵒ㋛ᵗⓂ
setidaknya pelukan hangat bisa membuat hati menjadi tenang... apalagi pelukan hangat sang kekasih hati...
2022-10-23
0