...Ketika aku sudah menjatuhkan perasaanku padamu maka jangan harap bahwa kau bisa pergi dariku....
...~Frans Federick Knight...
...***...
"Apa kamu setuju?" Tanya Papa Zee secara langsung.
Zelia tak menyangka takdir sekecil ini jatuh kepadanya. 3 tahun dia mencoba memulai semuanya, mengubur tentang masa lalunya. Ternyata sosok yang akan menjadi suaminya adalah orang yang pernah menyelamatkannya di masa lalu.
Pria yang pernah mengungkapkan perasaan kepadanya, pria yang menangkapnya ketika dia hampir jatuh ke jurang, pria yang tak pernah ia kenal datang dan masuk dalam hidupnya tanpa bisa dicegah.
"Bisakah Ze bicara dengan Frans sebentar, Pa. Hanya sebentar?" Pinta Zelia dengan pelan.
Dia tak mau membuat Papanya tersinggung. Bagaimanapun dia ingin tahu motif Frans apa kepadanya dan kepada keluarganya.
"Boleh, Nak. Bicaralah kalian berdua. Setelah itu mari kita makan malam bersama," Ujar Papa Zee mengizinkan.
Akhirnya Zelia beranjak dari duduknya. Dia mengajak Frans pergi ke taman samping rumahnya. Entahlah wanita itu ingin tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Frans.
Bagaimana pria itu bisa masuk dan berdiri di depannya. Bagaimana pria itu tahu tentang Papa dan kedekatannya.
"Apa yang sebenarnya kau mau dariku, Tuan Frans?" Tanya Zelia secara tegas tanpa ada senyum lagi di bibirnya.
"Dirimu," Jawab Frans langsung tanpa ragu.
Mata pria itu menatap lekat kedua bola mata Zelia. Apa yang dia katakan tak main-main.
"Bukankah aku pernah bilang pada pertemuan terakhir kita. Bahwa aku akan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku!"
"Tapi aku bukan barang yang bisa seenaknya kau ambil!" Sela Zelia dengan matanya yang tajam menusuk bola mata Frans. "Aku bukan benda yang bisa kau lempar kesana kemari, Frans!"
"Tapi aku tak menganggapmu sebagai sebuah barang, Ze," Sahut Frans mendekat.
Dia melangkah satu langkah lebih dekat. Tubuh keduanya saling berhadapan. Frans sedikit menunduk karena memang tinggi tubuhnya lebih tinggi dari wanitanya ini.
Sedangkan Zelia, perempuan itu mendongak. Entah kenapa bola mata tajam itu seakan membuatnya tak bisa mengalihkan tatapannya sedikitpun.
"Percayalah padaku, Ze," Kata Frans pelan sambil menyentuh pipi Zelia dengan telapak tangannya.. "Aku tak akan menyakitimu. Aku benar-benar jatuh cinta padamu sejak pertemuan pertama kita."
Usapan tangan Frans di pipinya membuat matanya terpejam. Sudah sejak lama dia tak pernah bersentuhan dengan pria. Hingga usapan dan nafas Frans yang menerpa wajahnya membuat gadis itu membuka matanya secara pelan.
"Aku tak percaya pada janji siapapun. Semua orang pandai berkata manis tapi mereka akan berakhir meninggalkanku sendirian," Kata Zelia secara langsung.
Frans bisa melihat luka itu masih menganga begitu dalam. Dia bisa melihat kesedihan di kedua bola mata wanita yang sampai saat ini menduduki hatinya.
"Aku tak akan berjanji untuk mencintaimu sampai akhir tapi berikan aku kesempatan untuk membuktikan semua ucapanku!" pinta Frans dengan yakin.
"Tapi aku tak mencintaimu," balas Zelia dengan jujur.
"Maka izinkan aku untuk masuk dan membuatmu jatuh cinta kepadaku," kata Frans tanpa ragu.
Tangan pria itu ikut terangkat yang lain. Kedua tangan Frans menangkup kedua sisi wajah Zelia hingga tatapan keduanya semakin dalam.
"Izinkan aku menyembuhkan lukamu. Izinkan aku mencintaimu dengan caraku dan membuatmu membalas cintaku, Ze," ucap Frans dengan tatapan penuh cinta.
Entah kenapa kedua mata tajam itu seakan menembus jantung Zelia. Setiap kata yang keluar dari Frans mampu menggetarkan dirinya. Dia bisa melihat keseriusan di kedua bola matanya. Dia bisa melihat bagaimana Frans yang berbicara dengan yakin dan tanpa ragu sedikitpun.
"Jadilah istriku dan akan kutunjukkan bagaimana cintaku yang besar untukmu," ungkap Frans pelan lalu dia menjatuhkan dirinya.
Tanpa diduga, pria itu berlutut di hadapan Zelia lalu mengambil sebuah kotak beludru berwarna hitam lalu menyodorkan pada sosok wanita yang selama ini dia tunggu untuk menjadi istrinya.
Zelia merasa tak bisa mengatakan apapun. Dia merasa hatinya masih belum tertata rapi. Sampai akhirnya kedua matanya tak sengaja menatap sosok papanya yang berdiri berjarak beberapa langkah dengannya.
Kepalanya mengangguk seakan sosok papanya benar-benar percaya pada Frans. Seakan sosok papanya benar-benar telah yakin bahwa Frans mampu menggantikan dirinya.
"Izinkan aku masuk dan mengobati lukamu, Ze. Aku tak akan berjanji banyak hal tapi berikan aku kesempatan untuk menjadi suamimu dan membuktikan bagaimana cintaku yang besar untukmu," kata Frans lagi dengan menatap Zelia penuh cinta.
"Ya. Aku mau!"
Jawaban itu membuat Frans tersenyum lebar. Namun, mata Zelia lebih tertuju pada sosok Papanya yang tertawa padanya dengan menghapus air mata yang menetes.
Zelia hanya mampu membuat papanya bahagia dengan cara ini. Dia tak mungkin membuat papanya kembali kecewa dengan jawabannya. Mungkin memberikan kesempatan pada Frans dan percaya dengan perjodohan oleh Papanya dia bisa meraih kebahagiaannya.
"Terima kasih. Terima kasih banyak, Ze," Sahut Frans lalu beranjak berdiri dan dengan pelan meraih tangan Zelia untuk memasangkan cincin itu di jari manisnya.
"Cantik," Kata Zelia saat cincin itu sudah bertengger manis di jarinya.
"Tapi tak bisa melebihi kecantikanmu," ujar Frans merayu.
"Si perayu handal," Cibir Zelia dengan menyipitkan kedua bola matanya.
...***...
Akhirnya acara makan malam berlangsung dengan lancar. Papa Zee dengan Frans terlihat begitu sangat akrab. Bahkan tak ada kecanggungan di antara keduanya. Dari sana juga, Zelia bisa tahu jika Frans adalah rekan kerja papanya.
"Kapan pernikahan kalian dilaksanakan?" Tanya Papa Zee saat acara makan malam mereka selesai.
"Satu minggu lagi, Pa," kata Frans dengan serius.
"Apa!" Balas Zelia terkejut. "Apa itu… "
"Apa kamu tak siap, Nak?" Tanya Papa Zee yang membuat bibir Zelia bungkam.
"Bukan begitu, Pa," Balas Zelia dengan gugup. "Apa semua persiapan akan selesai dalam waktu satu minggu?"
"Tenanglah, Baby. Katakan pernikahan apa yang kamu inginkan dan semuanya pasti aku wujudkan!"
Zelia benar-benar tak tahu seberapa berkuasanya Frans. Bahkan pria itu terlihat begitu tertutup. Namun, dibalik semua itu, wajah dan tingkah laku Frans benar-benar membuat Zelia merasa mampu memberikan kepercayaan pada pria yang sudah lama sekali tak ia temui.
"Apa kamu memiliki permintaan, Nak? Pernikahan impian seperti apa yang kamu inginkan?"
"Tak ada, Pa. Ze tak memiliki pernikahan impian seperti apapun," Ungkapnya dengan sekelebat bayangan yang mengingatkan dirinya akan masa lalu.
"Jadi kamu setuju jika satu minggu lagi, kalian akan menikah?"
Zelia menarik nafasnya begitu dalam. Ini adalah akhir dari kesendiriannya. Setelah ini dia akan menjadi istri orang. Namun, demi kebahagiaan sang Papa dia rela melakukan apapun meski harus mengorbankan hatinya sendiri.
Frans juga menunggu. Dia menatap wanita yang ia cintai dengan lekat. Dirinya bisa melihat keraguan disana. Namun, tak lama wajah wanita itu terangkat lalu menatap ke arahnya. Padangan keduanya beradu pandang.
Frans bisa melihat bagaimana banyak perubahan di wajah cantik itu. Tak ada lagi senyum ceria yang dulu pernah dia lihat.
"Ya, Pa. Zelia setuju!"
~Bersambung
Siapin baju oke guys. Mbak Ze mau nikah sama si Frans Bucin federick hahaha. Awal yang indah, dari terpaksa paksa dulu ini mah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nor Hikmah
semoga Zee n Frans bisa bertahan hingga akhir
2022-12-21
0
⁹⁴
aku juga suka di paksa" Thor 🤣🤣🤣 akankah Frans beneran pangeran zee
2022-11-07
2
Angspoer
beuh, rayuannya massive 😎🤣
2022-10-11
1