Tembakan

...Percayalah memulai semuanya dengan orang baru bukanlah hal mudah tapi setidaknya kita mencoba untuk berjalan dengan sebuah jalan baru tanpa jatuh ke lubang yang sama. ...

...~Azzelia Qaireen...

...***...

"Jangan, Frans. Ini terlalu mahal," Bisik Zelia pelan saat mereka sudah ada di dalam suatu store yang menjual tas branded.

Frans mengajak istrinya ke salah satu mall terbesar di New York. Dirinya benar-benar ingin memanjakan istrinya itu.

"Ayo kita cari ke tempat lain!" Ajak Zelia yang benar-benar tak mau menghabiskan uang suaminya hanya karena membeli barang seperti ini.

Zelia memang suka barang branded. Namun, saya ini dia bukan gadis lagi. Dia bukan perempuan yang harus mengikuti stylish masa kini. Saat ini dirinya sudah menjadi seorang istri yang berarti dia harus pandai mengatur segalanya sekaligus pengeluaran.

"Jangan pikirkan pengeluaran apapun. Aku memberikan ini sebagai hadiah, Sayang. Jadi ayo pilih apa yang saja yang kamu mau!" Kata Frans dengan pandangan yang benar-benar penuh harap.

"Tapi… "

"Tak ada kata tapi. Ayo pilihlah, Sayang!"

Akhirnya untuk menghargai suaminya. Zelia memilih salah satu tas keluaran terbaru. Lebih tepatnya tas itu adalah tas yang sangat dia impikan. Dirinya benar-benar tak mampu menolak apapun barang branded kesukaannya.

Dia adalah perempuan mandiri sejak dulu. Apa yang dia mau maka dia membelinya. Namun, sekarang dia adalah seorang istri yang akan memakai uang suaminya dan membuatnya harus belajar hemat.

"Kamu mau kemana lagi, hmm?" Tanya Frans saat keduanya baru saja keluar dari store tas tersebut.

"Aku mau jalan-jalan. Menikmati Kota New York dengan berjalan kaki. Boleh?" Pinta Zelia menatap suaminya dengan pandangan penuh harap.

"Tentu. Apapun untukmu bisa ku wujudkan, Sayang!"

Akhirnya Frans segera membawa istrinya kembali ke mobil. Dia meletakkan belanjaan Zelia di kursi belakang lalu keduanya segera berjalan kaki dan meninggalkan kendaraan mereka disana.

Frans dengan erat menggenggam tangan Zelia. Bahkan dia melingkarkan jari-jarinya itu di antara jari-jarinya istrinya dengan begitu romantisnya. Zelia yang berjalan di sampingnya hanya mampu melihat genggaman itu.

Genggaman hangat yang saat ini akan menjadi sandaran terbaik dan rumah terbaiknya.

"Kamu mau kemana, Sayang?" Tanya Frans dengan pelan.

"Aku ingin memakan es krim. Boleh?"

"Tentu. Ayo kita cari kedai es kirim sesuai keinginan, Ibu Ratu," Kata Frans menggoda yang membuat Zelia tersenyum kecil.

...***...

Di sudut yang lain. Terlihat dua buah mobil suv hitam yang sejak tadi memperhatikan tingkah laku sepasang manusia yang sedang menikmati waktu paginya berjalan-jalan.

"Mereka menuju salah satu kedai es krim, Tuan," Kata seorang pria dengan senjata di tangannya dan mata terus menatap pergerakan lawannya.

"Terus ikuti dia! Ingat, serang disaat dia lengah!"

"Baik."

"Jangan lupa kirimkan wajah wanita itu kepadaku. Aku bisa menjadikannya santapan untuk meruntuhkan King!" Seru suara dari seberang telepon dengan diiringi tawa mengerikan seakan mendapatkan sebuah pancingan besar untuk meruntuhkan musuhnya.

"Baik, Tuan."

Akhirnya panggilan itu berakhir. Pria itu lekas mengaktifkan alat komunikasi yang sejak tadi menempel di telinganya agar tersambung dengan semua anak buah yang dia bawa.

"Tunggu semuanya aman. Lalu kita akan menyerangnya!" Kata pria itu memberikan komando dan langsung didengar oleh semua anak buahnya.

...***...

Di saat sebuah ancaman menunggu. Pasangan suami istri itu terlihat menikmati waktunya dengan tenang. Bahkan Zelia menikmati es krim di mangkuk besar itu dengan begitu antusias.

Hal itu tentu membuat Frans yang melihatnya tak kalah bahagia. Dengan hal kecil seperti ini saja mampu membuat istrinya begitu senang.

"Kamu beneran gak mau?" Tanya Zelia dengan menunjukkan sendok yang berisi es krim di hadapan suaminya itu.

"Aku tak suka makanan terlalu manis."

"Tapi ini sangat enak. Ayo buka mulutmu sedikit!"

Frans menggeleng. Dia memang tak suka es krim dan jujur ini adalah pertama kalinya dia masuk ke sebuah kedai es krim selama hidupnya. Pengalaman baru yang dia dapat dari wanita yang ia cintai.

Frans merasa hidup seperti orang lain apda umumnya. Jalan-jalan, belanja dan menikmati waktunya dengan hal santai seperti ini.

Maklum kehidupan Frans yang kelam tak mampu membuatnya bisa sesantai ini. Dia hanya bisa bekerja, bekerja dan bekerja demi tujuan ayahnya sendiri.

"Sayang, plis!" Bujuk Zelia dengan rayuan.

Mendengar kata sayang dengan wajah imut membuat Frans tak bisa menolak keinginan istrinya. Akhirnya dia mulai membuka mulut dan menerima suapan es krim dari Zelia.

"Enak kan?"

"Enak, Sayang."

Zelia tersenyum. Dia akhirnya mulai menghabiskan es krim itu dengan cepat. Dia tak mau membuat waktu suaminya semakin habis untuk menemaninua jalan-jalan.

"Ayo kita pulang!" Ajak Zelia setelah selesai.

Frans mengangguk. Di segera membayar es krim istrinya lalu keduanya segera keluar dari kedai. Frans menarik pinggang istrinya dan keduanya berjalan bersamaan.

Sampai akhirnya tatapan Frans tertuju pada dua buah suv hitam yang sangat dikenali. Tangannya mengepal saat salah satu jendela mengarah ke arahnya dan membuat Frans mampu melihat siapa yang ada di dalamnya.

"Oh ****!" Umpat Frans dalam hati dan segera menunduk melihat wajah istrinya yang terlihat bagaimana.

"Kenapa kita lewat sini?" Tanya Zelia saat Frans tiba-tiba menarik tangannya dan membawanya berbelok ke sebuah gang.

"Kamu percaya padaku, kan?" Tanya Frans dengan langkah cepat.

"Ya," Sahut Zelia dengan bingung.

"Pegang terus tanganku dan jangan pernah menatap ke belakang. Dalam hitungan ketiga, berlari sekuat yang kamu bisa, Sayang. Bisa?"

Jantung Zelia berdetak kencang. Dia bisa melihat pandangan Frans yang berbeda. Namun, Zelia tak tahu apa yang saat ini dipikirkan suaminya tapi yang pasti dia percaya apapun yang Frans lakukan.

"Bisa."

"Ingat jangan lihat ke belakang apapun yang terjadi, Sayang."

Kepala Zelia mengangguk. Dia seakan paham apa yang diminta suaminya.

"Satu… Dua… Tiga… Lari!"

Dor dor.

Bersamaan dengan suara peluru yang ditembakkan, langkah kaki keduanya bersamaan berlari dengan kencang. Genggaman tangan Frans dan Zelia semakin erat. Wanita itu merasa dejavu.

Suara tembakan dan situasi seperti ini mengingatkan dirinya akan masa lalu tentangnya dan dia. Namun, Zelia lekas menepis pikiran itu dan segera berlari mengikuti langkah kaki suaminya juga.

"Berhenti kalian!" Teriak suara seorang laki-laki pada keduanya.

Zelia menelan ludahnya kasar. Dia tak tahu apa yang terjadi tapi dia yakin Frans akan menjaganya.

"Teruslah lari, Sayang. Ayo!" Kata Frans dengan cepat.

Sampai akhirnya keduanya berbelok ke kanan. Sebuah dinding sebatas dada Frans terlihat disana.

"Ayo panjat!"

Zelia yang bukan wanita manja tentu lekas menaikinya. Untung saja dia memakai celana pendek di balik dress pendek selutut dan membuatnya tenang.

Frans juga membantu istrinya naik sampai akhirnya saat giliran Frans hampir sampai menaiki dinding itu. Sebuah tembakan tepat mengenai lengan Frans membuat Zelia menjerit.

"Frans!"

~Bersambung

Akhh mulai tegang yakan. Jujur udah suka sama adegan gini aku tuh. hehe. Yang penting bareng ayang.

Terpopuler

Comments

Nor Hikmah

Nor Hikmah

Zeliaaa...berjuanglah brsama Frans

2022-12-21

0

⁹⁴

⁹⁴

tegang , terasa aku ikutan di kejar" 🤣

2022-11-08

1

verawati

verawati

waduh jd keingt saat bia di culik dl ya Thor ....

2022-10-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!