Kabar Buruk

...Ujian pernikahan bukan terletak hanya dari dua belah pihak tapi bisa saja orang lain menjadi jembatan ujian kalian untuk menjalani pernikahan yang seutuhnya. ...

...~JBlack...

...***...

"Kamu sangat nakal, Sayang," Kata Frans sambil mengusap keringat yang ada di dahi Zelia.

Keduanya sudah keluar dari mobil. Berjalan bersama bergandengan tangan memasuki mansion utama milik Frans.

"Kamu juga sangat nikmat," Kata Zelia centil sambil mengedipkan sebelah matanya.

Frans terkekeh geli. Rasanya dia tak menginginkan apapun lagi di dunia ini. Harta sudah dia miliki, istri yang cantik ada di sampingnya.. Cintanya yang besar sudah berbalas dan hanya tinggal satu penantian, kehadiran seorang bayi kecil di antara mereka berdua.

"Apa kamu ingin mengulanginya lagi?" Goda Frans yang membuat Zelia tertawa tanpa bisa ditahan.

"Apa kamu ingin membuatku tak bisa jalan?"

Frans menggeleng. Dia lebih mendekatkan dirinya lalu merangkul pundak Zelia agar menempel dengan tubuhnya.

"Aku tak mau kamu terlalu lelah melayaniku, Sayang. Katakan padaku dan jangan pernah memaksa. Oke?"

"Oke," Balas Zelia yang langsung mendapatkan kecupan di dahinya.

Saat langkah kaki keduanya hampir sampai di lift. Sebuah suara pria yang sangat familiar membuat keduanya menghentikan langkah kakinya.

Baik Zelia maupun Frans berbalik dan melihat sosok Anthony yang muncul dengan wajah panik.

"Ada apa, Thony?" Tanya Frans yang mulai curiga.

Anthony, pria berwajah dingin itu tak menjawab. Namun, matanya melirik ke arah Zelia dan membuat Frans sadar bahwa mereka tak bisa mengatakan segalanya di depan wanita cantik itu.

"Apa ini tentang perusahaan?"

"Ya, Tuan," Sahut Anthony cepat.

"Baiklah. Tunggu aku di ruang kerja. Aku akan segera kesana!" Kata Frans yang membuat Anthony segera pergi dari keduanya setelah memberikan salam pada mereka.

Zelia memalingkan wajahnya. Dia menatap ke arah suaminya yang juga tengah menatapnya.

"Pergilah ke kamar dulu yah. Aku akan membahas masalah perusahaan dengan Anthony. Boleh?" Pamit Frans yang benar-benar selalu memikirkan Zelia.

Pria itu selalu memprioritaskan istrinya. Apa yang ingin dia lakukan, apa yang ingin dia kerjakan selalu dia laporkan pada Zelia.

Hal itulah yang membuat lambat laun dinding besar di hati Zelia bisa didobrak. Pertahanan yang selama itu Zelia kuatkan ternyata goyah akan perhatian dan tingkah laku Frans.

"Boleh tapi ingat! Kamu harus segera ke kamar untuk mandi, Sayang," Ujar Zelia sebelum dia melangkah memasuki lift dan memberikan lambaian tangan ke arah Frans yang berdiri tegak dan tersenyum di depan pintu lift.

Setelah pintu besi itu tertutup. Wajah istrinya juga tak terlihat. Senyuman itu mulai surut dari kedua sudut bibirnya.

Aura dominan mulai keluar dari sosok Frans Federick Knight. Wajah tegas, rahang kokoh dan langkah kaki tanpa ragu mulai berjalan membuat siapapun yang melihatnya tentu bisa merasakan bagaimana berkuasanya seorang Frans.

...***...

"Katakan, Thony!" Seru Frans setelah dia duduk di kursi kerjanya dengang tenang.

"Terdapat kebobolan di kasino barat, Tuan Frans. Dua polisi berhasil meringkus barang haram yang diperjual belikan di Kasino!" Kata Anthony mengatakan permasalahan apa yang sedang menimpa mereka.

"Kasino akhirnya ditutup dan uang Kasino dicuri orang!" Lanjutnya yang membuat Frans mengepalkan kedua tangannya.

"Bagaimana dengan CCTV kasino?" Tanya Frans yang benar-benar sudah menyiapkan segalanya dengan sangat amat teliti.

Semua usahanya baik itu dunia kerja ataupun dunia hitam. Frans selalu tak mau membuat kesalahan. Dia selalu berpikir luas dan apa saja yang akan terjadi ke depannya.

"Tentu berhasil, Tuan. Kita tahu siapa takut kecil yang berkhianat di antara kita!" Kata Anthony yang membuat Frans menatap tangan kanannya itu dengan lekat.

"Aku ingin menyelesaikan semuanya nanti malam. Buat tikus kecil itu keluar dan kita akan melenyapkannya!" Kata Frans dengan tegas.

"Baik, Tuan!"

Lihatlah masa lalu apa yang sudah membuat Frans benar-benar tak takut akan hal apapun. Sudah sejak lama dia berkecimung di dunia hitam. Tentang tembakan, senjata api, barang haram dan saling membunuh.

Semua telah pria itu lewati dengan berat. Hingga akhirnya dia menemukan cinta yang besar. Cinta yang mampu membuat hatinya setelah sekian lama mati akhirnya kembali hidup.

Dia bisa merasakan kasih sayang, cinta dan perhatian yang besar. Dia bisa merasakan dirinya tak sedingin dulu ketika bersama istrinya.

"Baik, Tuan!"

"Satu lagi, Thony! Kirimkan sebuah hadiah untuk Mama Laura. Aku ingin berterima kasih padanya karena sudah berhasil membuat istriku hampir jatuh dari tangga," Kata Frans yang membuat Anthony terkejut bukan main.

"Tuan!"

"Ya. Jika aku tak datang tepat waktu. Mungkin istriku telah jatuh dari tangga setinggi itu!" Seru Frans dengan aura kemarahan yang sangat amat kentara. "Berikan hadiah yang pantas untuk seorang wanita yang mencoba menjadi pembunuh."

"Baik, Tuan."

"Tak ada lagi yang ingin kau katakan, Thony? " Tanya Frans dengan suara yang sedikit rendah.

"Tak ada, Tuan."

"Baiklah. Siapkan untuk nanti malam dan aku akan mencari alasan agar bisa keluar rumah!"

...***...

Sedangkan di kamar lain. Terlihat seorang perempuan tengah berdiri di pinggiran kaca pembatas antara balkon kamar dengan ruang kamar. Wanita itu terlihat tengah melakukan panggilan dengan seseorang melalui telepon.

Jangan lupakan rambutnya yang digelung oleh handuk dan tubuhnya yang masih berbalut handuk menandakan bahwa dirinya baru saja selesai mandi.

"Kau serius, Va? Sejak kapan kau ada disini?" Tanya wanita itu dengan nada tak percaya.

"Aku baru datang tadi pagi," Balas Adeeva tak kalah heboh dari seberang telepon. "Sebenarnya aku ingin mengatakannya besok tapi aku sudah tak sabar untuk bertemu denganmu, Sahabatku!"

Zelia terkekeh geli. Adeeva adalah sosok satu-satunya sahabat yang saat ini masih dekat dengannya. Ah jika mengingat ini, membuatnya ingat akan satu orang yang sama selalu mendukungnya.

Namun, permasalahan di masa lalu, membuat semuanya terputus tak berbekas. Membuat semua hal yang berkaitan dengan keluarganya seakan tak ada lagi jejak.

"Aku memang selalu dirindukan," Kata Zelia dengan tertawa.

"Siapa yang merindukanmu, hmmm?" Tanya suara pria yang mengejutkan Zelia sampai wanita itu menurunkan ponsel dari telinganya.

"Astaga, Sayang. Kamu ngagetin tau gak!" Seru Zelia mengomel.

Sang oknum hanya terkekeh geli. Namun, tangan Frans masih setia melingkar indah di pinggang Zelia dan memeluknya dari belakang.

"Siapa, Ze? Frans? Ah suara suamimu…"

"Jangan merayu! Dia milikku!" Kata Zelia yang membuat Adeeva terkekeh geli disana. "Jangan lupa nanti sore, oke. Kita bertemu di depan hotelmu!"

Akhirnya panggilan itu berakhir dan Zelia meletakkan benda pipih miliknya di atas nakas.

"Mau kemana hmm?" Tanya Frans lalu membalikkan tubuh istrinya itu agar berhadapan dengannya.

"Aku ingin bertemu dengan sahabatku, Sayang. Adeeva, wanita yang hadir di pernikahan kita. Dia baru saja datang tadi pagi dan mengajakku untuk bertemu. Boleh?"

Zelia pamit. Dia benar-benar menjelma menjadi istri yang baik. Cinta yang ada di antara keduanya membuat hubungan antara satu dengan yang lainnya semakin dekat.

"Tentu, Sayang. Tapi aku tak bisa mengantarmu. Aku ada pekerjaan dengan Anthony," Kata Frans yang sama-sama berpamitan.

Zelia mengangguk. Dia sendiri juga menebak jika pasti ada masalah dari ekspresi wajah Anthony tadi.

"Apa itu berurusan dengan masalah yang dibawa oleh Anthony?" Tanya Zelia dengan pelan.

"Iya. Jadi nanti malam kamu ditemani oleh supir yah? Gapapa kan?"

Kepala Zelia mengangguk. Dia mendekat lalu melingkarkan tangannya di leher Frans dengan mesra.

"Iya gak papa. Kamu hati-hati kerjanya yah. Jangan lupa kabarin aku nanti dan jangan pulang malam!"

"Siap, Sayangku?"

~Bersambung

SIAPIN HATI DAN JANTUNG OKE. OTW KONFLIK NIH. MULAI MASUK NIH HUHU.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***