Calon Suami Zelia

...Hidup itu seperti roda yang berputar. Terkadang kau akan ada di atas dan hidup bahagia tanpa air mata sedikitpun. Namun, tak sedikit banyak ada orang yang memulai semuanya dari bawah dan mencoba bangkit dari segala keterpurukan yang menimpanya di masa lalu. ...

...~Azzelia Qaireen...

...***...

"Selamat pagi, Nona," Sapa beberapa orang karyawan dengan tubuh sedikit menunduk saat seorang wanita datang dan berjalan begitu tegas memasuki sebuah perusahaan yang menjadi tempatnya bekerja selama tiga tahun ini.

"Pagi," Sahutnya dengan senyum manis dan suaranya yang begitu lembut.

Langkah kakinya terus melangkah memasuki lift. Dia menekan angka dimana ruang kerjanya berada hingga tak lama lift itu tertutup dan mulai bergerak.

Senyumannya tak pernah lepas dari kedua sudut bibirnya. Tiga tahun terberat sudah dijalani dengan begitu luar biasa. Banyak hal yang sudah merubah sosok dirinya di masa lalu.

Dia bukanlah orang yang sama. Banyak hal yang merubahnya menjadi sosok yang lebih cuek dengan keadaan sekitar. Senyum palsu sering diberikan pada siapapun yang menyapanya.

Dia lebih banyak diam. Tak ada lagi wajah ceria dan candaan seperti dulu. Tak ada lagi senyuman lepas yang selalu bertengger di kedua sudut bibirnya setelah semua kejadian yang menimpanya.

"Apa jadwal saya hari ini, Ve?" Tanyanya dengan suara tegas dan meletakkan jas yang baru saja dia lepas di sandaran kursi kebesarannya.

"Hari ini jadwal Anda hanya menandatangani semua laporan dan rapat bulanan, Nona Ze," Kata Eve dengan menatap buku harian jadwal atasannya itu.

"Bawa semua laporan itu ke mejaku dan kau boleh keluar!" Katanya dan langsung dipatuhi oleh Eve dengan cepat.

Sepeninggal Eveline. Perempuan dengan bola mata indah itu berjalan menuju jendela yang menampilkan banyaknya gedung di Kota Jakarta. Pemandangan yang selalu menemaninya selama tiga tahun disini tak pernah membuatnya bosan.

Senyuman yang sejak tadi dia berikan perlahan menyusut. Matanya menatap kosong ke depan lalu tangannya diangkat untuk menyentuh kaca itu dengan pelan.

"Tiga tahun yang telah usai," Lirihnya dengan tangan yang bergetar.

Sampai akhirnya suara pintu yang terbuka membuat dirinya tersadar dari lamunannya. Dia berbalik dan melihat sosok pria yang selalu menjadi pahlawan dalam hidupnya datang dengan senyuman yang selalu dirindukan.

"Selamat pagi, Zeliaku. Putriku yang selalu sibuk dengan pekerjaan," Ujar pria paruh baya yang usianya semakin tua dengan tubuh masih terlihat bugar.

Sapaan itu tentu membuat perempuan dengan kemeja putih dan rok pendek selutut berjalan menuju sosok ayah yang sangat dirindukannya. Dia lekas memeluk sosok ayah sekaligus ibu yang sudah dia tinggal untuk melakukan pekerjaan di luar kota selama tiga hari.

"Papa. Aku merindukanmu," kata Zelia dengan semakin mengeratkan pelukannya.

"Jika rindu Papa. Kenapa tak langsung pulang?"

Perempuan yang usianya lebih dari kepala tiga itu menyengir kuda. Dia melingkarkan tangannya ke lengan sang Papa dan membawanya duduk di sofa.

"Banyak pekerjaan yang harus Ze lakukan, Pa. Maka dari itu Ze ke kantor sebentar," Bujuknya dengan mengedipkan sebelah mata.

"Kamu memang pandai merayu Papa," Ujar Zee, Papa Zelia.

Gadis itu hanya mampu terkekeh pelan. Namun, apa yang dikatakan papanya memang benar. Zelia yang sekarang adalah wanita penggila kerja. Bahkan dia rela menggantikan posisi papanya. Menyerahkan urusan salon pada teman yang dia percaya lalu dia fokus pada perusahaan.

"Ada apa Papa kemari? Bukankah jika ada yang ingin dibicarakan Papa bisa menunggu Ze di rumah?" Ungkap gadis itu dengan jujur.

Papa Zee mengangguk. Dia melingkarkan tangannya di pundak putrinya dan membuat gadis itu bisa melihat wajah tua sosok yang dengan setia tak mau menikah lagi.

Rela memberikan ilmu perusahaan padanya. Rela mengurus dirinya sendirian.

"Kamu masih ingat soal janji kamu sama Papa?" Tanya Pala Zee dengan pelan.

"Janji?" Ulang Zelia dengan kening berkerut.

"Ya. Kamu berjanji mau menikah dengan pria pilihan Papa. Ingat?"

Kepala Zelia mengangguk. Apa yang dikatakan papanya memang benar.

"Ya. Ze masih ingat," Jawab Zelia dengan jujur.

"Papa sudah menemukan pria terbaik untukmu, Nak. Pria yang akan menggantikan Papa untuk menjagamu. Pria yang akan menemani perjalananmu selanjutnya," Ujar Papa Zee dengan mantap.

Zelia termangu. Bahkan dia merasa jantungnya seakan berhenti berdetak. Dia tak menyangka jika waktunya telah tiba.

"Bagaimana? " Tanya Papa Zee dengan serius.

Zelia seakan bingung. Namun, matanya menatap wajah tua yang tak pernah lelah mengurusnya. Dia bisa melihat bagaimana papanya yang terlihat menunggu dan berharap padanya.

"Baiklah, Pa. Zelia mau," Jawabnya dengan serius dan membuat senyuman muncul di kedua sudut bibir Papa Zee.

"Terima kasih, Nak. Pulanglah tepat waktu. Nanti malam dia akan makan malam di rumah kita."

...***...

Tak terasa waktu terus bergulir. Siang kini mulai berganti malam. Seorang perempuan tengah berdiri di depan cermin dengan sebuah gaun indah baru yang dibelikan oleh Papanya. Wajahnya terlihat berhias tipis yang tentu mampu menambah kecantikan seorang Azzelia Qaireen.

"Do'ain Zelia dari atas sana ya, Ma. Semoga pilihan Papa yang terbaik," Lirihnya dalam hati saat melihat foto mamanya yang tergantung di dinding sebelum dia keluar dari kamarnya.

Zelia akhirnya mulai menapaki tangga. Melangkah satu per satu hingga ruang tamu rumahnya mulai terlihat. Dari jaraknya berjalan, dia bisa melihat seorang pria tengah berbincang dengan sosok papanya. Dia memang membelakangi dirinya tapi wanita itu bisa melihat bahu besar dan kekar. Rambut yang hampir mullet berwarna hitam dan juga jas yang melekat di tubuhnya semakin menambah sosok jiwa penasaran dalam diri Zelia.

"Nah itu putriku datang," Kata Papa Zee saat jarak Zelia hampir sampai.

Zelia menghentikan langkahnya bersamaan dengan pria itu membalikkan tubuhnya hingga wakaf keduanya bertemu pandang. Spontan mata Zelia terbelalak tak percaya dengan wajah yang sudah lama sekali tak pernah ditemui.

"Frans?"

"Hai, Baby. Long Time No See," Sapa Frans dengan senyuman manis di kedua sudut bibirnya.

Zelia mendelikkan matanya tak percaya. Bisa-bisanya pria yang pernah mengatakan cinta padanya saat ini berdiri di depannya dan menjadi kandidat calon suami dari pilihan papanya sendiri.

Takdir macam apa yang tengah datang padanya saat ini.

"Kalian saling kenal?" Tanya Papa Zee dengan bingung.

"Nggak, Pa. "

"Iya, Pa,"

Keduanya saling menjawab bersamaan. Namun, hal yang membuat Zelia terkejut adalah jawaban dan panggilan Frans pada papanya.

Tingkah keduanya tentu membuat Papa Zee tersenyum sendiri. Sepertinya pilihan dirinya kali ini tak salah.

"Duduklah, Sayang!"

Zelia memilih duduk di samping papanya. Sedangkan Frans, pria itu duduk di depan mereka berhalangan meja.

"Sepertinya kalian saling kenal. Jadi Papa tak mau berbasa basi lagi," Ujar Papa Zee yang membuat Zelia menatap papanya dan menunggu perkataan apa lagi yang akan dikatakan.

"Pa. Jangan bilang… " Jeda Zelia tertahan saat kepala Papa Zee mengangguk.

"Iya, Nak. Ini Frans, calon suami kamu yang Papa pilihkan dan Papa jodohkan denganmu."

~Bersambung

Avvv ternyata banyak juga yang antusias sama kisah Zelia. Perlu diingat ini kisah pemeran utama Zelia oke guys. Alurnya tentunya akan membuat perasaan pembaca jungkir balik, hihi.

Ikuti terus alurnya yah. Ingat bakalan banyak kejutan di dalam novel ini. Banyak plot twist yang bakalan bikin kalian terkejut hehe.

Jangan lupa selalu dukung aku dengan klik like, komen dan vote. Biar author semangat ngetiknya.

Terpopuler

Comments

Nor Hikmah

Nor Hikmah

masih penasaran

2022-12-21

0

⁹⁴

⁹⁴

ikuti dulu alur nya. seperti nya menarik 🤭

2022-11-07

1

☠༄༅⃟𝐐🧡 𝐌ɪ𝐌ɪᵇᵒʳⁿᵉᵒ㋛ᵗⓂ

☠༄༅⃟𝐐🧡 𝐌ɪ𝐌ɪᵇᵒʳⁿᵉᵒ㋛ᵗⓂ

minyimak dulu thor
salken dengan MiMi yaa

2022-10-21

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!