“Sudah ayo jangan hiraukan mereka.” Andreas memeluk pinggang Naura untuk segera membeli keperluan rumah tangga mereka sehari-hari. Cukup lama berkeliling membuat mereka merasa lapar karena memang sudah waktunya untuk makan siang. Dan mereka memutuskan makan di restoran sekitar supermarket setelah sebelumnya menaruh belanjaan di dalam bagasi mobil. Saat selesai makan terdengar suara seseorang memanggil Naura.
“Naura.” Andreas dan Naura pun menoleh kearah sumber suara.
“Daniel.”
“Kau masih ingat aku.” Lelaki itu sedikit terkejut sebab terakhir mereka bertemu adalah lima tahun lalu. Dimana tubuh Daniel masih gemuk dengan kacamata bulat yang selalu ia kenakan untuk membalut kedua matanya yang minus.
“Tentu saja ingat, bagaimana mungkin aku bisa lupa dengan murid paling popular di sekolah.” Naura sedikit tertawa mengingat masa-mas sekolah yang selalu memiliki kenangan tersendiri di hati. Dia tidak menyadari kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya membuat telinga Andreas terasa panas. Karena secara tidak langsung dia telah memuji laki-laki lain di depan matanya.
“Dia siapa?” tanya Daniel.
“Dia….” Naura bingung harus mengenalkan Andreas sebagai apa. Kalo dia memperkenalkan Andreas sebagai suaminya takut jika lelaki itu tidak suka. Jadi dia melirik sekilas Andreas sebelum akhirnya dia melanjutkan ucapannya.
“Suami Naura.” Dua kata yang terucap bukan dari bibir Naura melainkan dari bibir Andreas. Membuat Daniel maupun Naura sama-sama terkejut dengan pengakuan Andreas.
“Suami?” Daniel menunjuk Andreas sambil memandang Naura seolah meminta pembenaran atau penjelasan dari ucapan Andreas.
“Kau sudah menikah?” Naura hanya menanggapi dengan senyuman yang justru membuat Andreas bertambah kesal.
“Sayang sekali, kau menikah terlalu cepat.” Daniel tanpa sadar mengungkapkan kekecewaannya saat mendengar Naura sudah menjadi istri pria lain.
“Apa maksudmu?” tatapan Andreas menajam kearah Daniel.
Lelaki itu tidak takut sama sekali dengan tatapan Andreas. Dia bukan lagi anak SMA gemuk yang insecure seperti dulu. Lima tahun Daniel melakukan hal-hal untuk menghargai dirinya dan menjadikannya seperti sekarang.
Memahami situasi yang tidak kondusif Naura segera pergi membawa Andreas dari tempat itu.
“Daniel, maaf kami harus pergi.”
“Baiklah, sampai jumpa.” Kata perpisahan yang diucapkan Daniel semakin membuat Anreas kesal.” Sampai jumpa “yang berarti lelaki itu masih ingin bertemu kembali dengan Naura. Terlebih saat Naura melempar senyum kea rah Daniel. Senyum yang dulu sering Daniel jadikan sebagai penyemangat dalam hal apapun.
Andreas berjalan dengan cepat meninggalkan Naura yang terlihat berusaha mengejarnya. Pintu mobil terbuka dan tertutup dengan kasar bahkan sang pengemudi memukul kemudi begitu keras dengan sebelah tangannya.
Meski dalam keadaan marah Andreas tidak berniat meninggalkan Naura. Dia tetap menunggu Naura di dalam mobil. Saat istrinya sudah berada di mobil dengan seatbelt yang sudah terpasang barulah Andreas melajukan mobil.
“Kak, pelan-pelan. Ini berbahaya.” Andreas seolah tuli dengan apa yang dikatakan oleh istrinya. Yang ada dalam bayangan dirinya adalah senyum Naura untuk Daniel. Dia tidak suka Naura tersenyum dengan pria lain. Kakinya terus menginjak gas untuk terus menambah kecepatan mobil.
“Kak AWAS!!!” teriak Naura saat melihat seorang bapak-bapak mendorong sebuah gerobak menyebrang jalan.
Andreas yang tidak berkonsentrasi dengan jalanan tidak menyadari lampu lalu lintas sudah berwarna merah. Sehingga penyebrang jalan bisa melintas karena semua mobil sudah berhenti terkecuali mobil Andreas yang masih melaju.
Dengan cepat Andreas menginjak rem. Namun…
Brakkkkk….
Mobil bagian depan tetap menabrak gerobak yang didorong oleh bapak-bapak tersebut meskipun tidak terlalu kencang. Membuat gerobak tersebut rusak dan dagangan bapak-bapak itu jatuh berserakan di jalan raya. Naura langsung keluar untuk melihat keadaan bapak itu.
“Bapak tidak apa-apa ?”
“Bapak tidak apa-apa neng tapi dagangan bapak dan gerobak bapak rusak. Ini satu-satunya gerobak yang bapak punya untuk mencari nafkah.” Raut muka bapak itu terlihat sedih.
Naura merasa iba dengan perjuangan bapak itu. Di usia yang sudah tidak lagi muda masih semangat untuk menghidupi keluarganya. Bahkan disaat rambut yang sudah memutih kulit yang sudah berkeriput dia tidak pernah lelah untuk mencari rezeki tanpa harus meminta-minta.
“Bapak tidak perlu khawatir saya akan mengganti semua kerugian bapak termasuk gerobak itu.” ucap Andreas saat mendengar ucapan bapak penjual jagung rebus dan kacang-kacangan yang baru saja dia tabrak.
“Ayo pak kita menyingkir dulu lampu sudah berwarna hijau.” Ajak Naura yang melihat lampu lalu lintas sudah berganti warna menjadi hijau. Andreas yang melihat itu segera menepikan mobilnya agar tidak menghalangi pengendara yang lain.
“Rumah bapak dimana biar kami antar.” Bapak itu terlihat gemetar saat Naura menuntun dirinya untuk duduk di tepi jalan.
“Bapak kenapa gemetar?” tanya Naura yang terlihat khawatir.
“Bapak dari pagi belum makan neng, dagangan bapak baru laku sedikit kalau bapak gunakan buat makan nanti istri bapak tidak bisa beli beras dan lauk buat besok.” Mata Naura berkaca-kaca saat mendengar penuturan Bapak itu. Dia sungguh terharu dengan apa yang dilakukan oleh Bapak itu.
“Ayo saya ajak Bapak makan dulu supaya bapak tidak gemetar seperti ini.”
“Jangan neng nanti merepotkan.” Tolak Bapak itu karena tidak mau menjadi beban untuk Naura.
“Tidak pak ayo kita makan.” Kini Andreas yang mengajak makan si bapak itu.
Setelah makan dan mengganti semua kerugian si bapak, Andreas dan Naura pun mengantar Bapak itu sampai ke rumahnya. Dan sekaligus meminta maaf kepada keluarga Bapak atas kejadian tadi. Semua keluarga memaafkan terlebih Andreas memberikan uang yang cukup banyak untuk mereka.
Sore hari mereka baru sampai rumah. Naura langsung membuka pintu dan masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikan suaminya. Andreas hanya diam dan memperhatikan gerakan Naura hingga pintu rumah tertutup.
“Kenapa dia, bukannya disini aku yang seharusnya marah?” gumam Andreas sambil membawa semua barang belanjaan mereka tadi ke dapur.
“Naura.” Pintu kamar didorong perlahan oleh Andreas. Menyusuri seisi kamar mencari sosok yang di acari. Namun tidak tampak Naura di dalam kamar. Dia pun melangkah menuju kamar mandi namun terasa sunyi tidak ada suara apapun yang dia dengar dari dalam kamar mandi.
Karena badannya terasa lengket dan bau dia pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu baru membicarakan masalah tadi dengan Naura.
Sedangkan di dalam kamar mandi Naura sedang melepas seluruh baju yang membalut tubuhnya satu demi satu. Dia tidak mendengar sura Andreas yang memanggil dirinya sebab dia masih begitu kesal dengan tingkah Andreas yang dia rasa berlebihan dan tidak masuk akal.
Kini tidak ada sehelai benang pun yang menempel di tubuh Naura. Wanita itu melangkah untuk menyalakan shower air. Namun disaat yang bersamaan dia mendengar suara pintu kamar mandi yang dibuka oleh seseorang. Dan….
“Aaaaaaaa.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Cunani Anu Mmh
alamat belah duren nih
2024-01-18
0
Sumar Sutinah
na na apa yg terjadi jreng jreng
2024-01-15
0
Rini Musrini
hayo looo.......
2024-01-15
0