“Tanda tangan!”
Naura berjalan mendekat mengambil map yang berisi selembar kertas putih dengan tinta hitam yang berjajar rapi di atas sana membentuk sebuah barisan yang indah. Naura membaca point demi point yang tertera di kontrak pernikahan mereka. Baginya itu hanya sebuah kontrak yang tidak saling menguntungkan dan tidak saling merugikan.
“Ada yang ingin kau tambahkan, apa kompensasinya kurang?” tanya Andreas, Naura hanya menggeleng pelan.
Andreas memberikan pulpen yang sedari tadi dia pegang. Tanpa banyak bertanya Naura membubuhkan tanda tangan di atas materai di pojok kanan bawah.
“Sudah.” Naura memberikan kembali kertas tersebut kepada Andreas namun sebelum itu terlebih dahulu dia mencoret point terakhir yang tertulis bahwa Naura akan menerima kompensasi sebesar 1 M setelah mereka bercerai.
Andreas kembali memasukkan kertas tersebut kedalam map tanpa melihatnya. Merasa sudah tidak ada lagi urusan Naura pun berjalan keluar meninggalkan Andreas. Naura menatap sesosok wanita cantik berambut panjang setinggi dirinya tengah bersiap mengetuk pintu bertepatan saat dirinya membuka pintu. Mungkin dia wanita idaman yang Andreas maksud semalam. Naura berusaha untuk tidak peduli dengan urusan pribadi Andreas.
Wanita itu melewati Naura begitu saja.
“Sayang.” kata itu membuat langkahku terhenti. Kutolehkan kepalaku menatap Andreas yang tengah menatapku juga. Kulihat wanita itu mencium pipi Andreas secara bergantian. Kemudian memeluk manja lengan calon suaminya.
“Siapa dia?” tanya wanita itu saat melihat Naura masih berdiri di dekat pintu.
“Dia calon istriku.”
“Jadi dia wanita itu. Wanita yang dijodohkan denganmu.” wanita itu mendekati Naura kemudian memutarinya melihat dari ujung kaki hingga ujung kepala. Naura hanya diam berdiri di tempat.
“Kau boleh menikah dengan kekasihku tapi hanya enam bulan, setelah itu kalian bercerai karena nyonya Andreas yang sesungguhnya adalah aku.” wanita itu berbisik dengan penuh kesombongan. Naura tersenyum tipis mendengar ucapan dari kekasih calon suaminya.
“Dan satu lagi jangan pernah coba-coba merayu Andreas karena dia tidak akan tergoda oleh wanita sepertimu.” ancamnya sambil menunjuk wajah Naura.
Naura mendekati wanita yang berstatus sebagai kekasih Andreas. Kemudian menepuk pundak wanita itu dan membisikkan sesuatu di dekat daun telinganya. “Kita lihat saja nanti, akan kubuat Andreas jatuh cinta padaku dalam waktu enam bulan.”
“Kau.”
“Andreas jangan lupa siang ini kita ada fitting baju dan memilih cincin.” Naura melambaikan tangan kearah Andreas kemudian wanita itu juga memberikan senyum mengejek pada kekasih Andreas yang sudah dipacarinya selama ini.
“Sayang.” Celine begitu kesal dengan Naura kemudian wanita itu mendekati Andreas dengan gerakan manja dan penuh sensual. Memberikan kesan menggoda seperti yang biasa dia lakukan jika ada maunya. Duduk diatas pangkuan Andreas dan melingkarkan tangan dileher kekasihnya kemudian mencium sekilas bibir Andreas.
“Kamu tidak akan pergi kan dengan wanita itu?” Andreas menatap Celine. Kali ini dia tidak bisa menuruti permintaan Celine.
“Tidak bisa sayang, aku harus pergi kalau tidak kamu tahu kan bagaimana papa.” Celine bertambah kesal dia turun dari pangkuan Andreas mengambil tas yang sempat dia letakkan diatas meja. Kemudian keluar meninggalkan ruangan Andreas. “Menyebalkan.”
Andreas hendak mengejar Celine yang marah. Namun bertepatan dengan itu ponselnya berdering. Andreas pun menggeser icon berwarna hijau dan menempelkan benda pipih tersebut di dekat daun telinganya.
“Halo.”
Setelah menutup pintu ruangan Andreas dengan kasar Celine berhenti beberapa detik di depan pintu berharap Andreas akan mengejarnya seperti biasanya. Namun sayang beberapa menit berlalu tidak terdengar bunyi handle pintu diputar. Itu artinya Andreaas tidak mengejar dirinya.” Sial!! Kenapa dia tidak mengejarku!!!” Celine pun menghentak hentakkan kaki di depan pintu. Membuat Melinda sekretaris Andreas menahan tawa melihat tingkah konyol Celine.
“Apa kamu!!” teriak Celine pada Melinda. Tidak ingin menjadi bahan tawaan sekretaris Andreas, Celine pun memilih untuk pergi meninggalkan perusahaan.
Siang hari
Di salah satu pusat perbelanjaan Andreas dan Naura sudah berada di dalam sebuah butik untuk mencoba baju pengantin mereka. Andreas tidak ambil pusing, dia lebih memilih memainkan ponselnya sambil menunggu Naura yang sedang mencoba beberapa baju.
“Andreas, bagaimana?” Naura berdiri tidak jauh dari tempat Andreas duduk. Merasa dipanggil lelaki itu mengalihkan pandangan dari ponselnya. Menatap wanita dengan ball gown wedding dress berwarna putih dengan belahan dada yang sedikit rendah membuat sesuatu yang padat terlihat sedikit menyembul.
Andreas menatap Naura tanpa berkedip. Kemudian berdehem melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya. “Biasa saja.” ucap Andreas datar.
“Jika tuan tidak menyukainya kami memiliki gaun yang lain. Mari nona Anda bisa mencobanya.” ucap pelayan butik dengan ramah.
Naura terdiam dia menunggu jawaban Andreas. Karena sejujurnya dia sangat menyukai gaun yang dia kenakan saat ini.
“Tidak perlu. Bungkus saja yang ini.” Andreas melihat senyum terbit di wajah Naura kemudian menarik salah satu sudut bibirnya.
“Bagaimana kalau yang ini?” tanya Naura pada Andreas memperlihatkan sepasang cincin pernikahan yang baru saja dia lihat di salah satu toko perhiasan yang mereka kunjungi beberapa menit yang lalu.
“Ini limited edition tuan, hanya ada satu di toko kami?”
Andreas melihat sekilas cincin itu kemudian menatap Naura. “Jika suka ambillah.”
“Yess, mbak aku mau yang ini ya.”
“Apa kalian ingin mengukir nama kalian di cincin ini?”
“Boleh”.
”Tidak perlu.” ucap Andreas dan Naura secara bersamaan membuat pelayan toko merasa bingung.
“Ehm, tidak usah mbak.” Naura pun mengalah. Namun terlihat kesedihan di raut wajahnya.
Andreas menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia paling tidak suka dengan situasi seperti ini.”Baiklah ukir nama kami di cincin itu dan tolong cepatlah sedikit. Aku ada meeting sore ini.”
Karena senang Naura pun berhambur memeluk Andreas” Maaf aku hanya terlalu senang.” Naura melerai pelukan mereka. Andreas diam tanpa ekpresi apapun. Wajahnya datar dan sulit ditebak.
“Aku harus kembali ke kantor kau pulanglah naik taksi online.” tanpa menunggu jawaban Naura Andreas pergi meninggalkan calon istrinya itu di mall. Naura menatap punggung Andreas yang mulai menghilang di tengah keramaian orang. Dia tidak boleh bersedih tidak boleh menggunakan hati. Tapi…
“Setidaknya cincin ini akan menjadi kenangan saat kita bercerai nanti.” Itulah sebab kenapa Naura ingin mengukir nama mereka di cincin pernikahan mereka.
*** Restoran jepang ***
Celine terus mengirimi Andreas pesan singkat melalui WA. Dia tidak ingin kekasihnya berlama-lama dengan wanita itu. Dan di restoran jepang inilah kini Celine bersama dengan Andreas.
“Sayang.” panggil Celine lembut.
“Masih marah?” tanya Andreas kemudian menyesap minuman yang baru saja diantar oleh pelayan.
“Tentu saja tidak. Bagaimana aku bisa marah jika kau memberikanku ini.” Celine menyerahkan kembali kartu kredit no limit yang sempat Andreas berikan sebelum lelaki itu pergi dengan Naura.
“Terima kasih. Aku puas hari ini.” ucap Celine menunjukkan barang belanjaannya.
Andreas tersenyum kemudian berucap” Bagaimana denganku? Kau tidak ingin memuaskanku malam ini?”
“Tentu saja aku ingin sayang.” ucap Celine sambil mengedipkan salah satu matanya.
“Bagus, aku akan menjemputmu nanti malam. Puaskan aku malam ini.” bisik Andreas kemudian berlalu pergi meninggalkan Celine yang masih menikmati makanannya.
“Tentu sayang.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Yanie Azzahra
1200bagusko
2024-01-27
0
Desi
apa begitu ya . meskikah arus memuaskan aku malam ini/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-01-15
0
Rafli Abdullah
next thor
2023-08-19
2