Bab 5

Keesokan harinya

“Hari ini aku akan mengantarmu pulang.” ucap Andreas di sela-sela sarapan mereka.

“Pulang?” kening Naura berkerut dalam mencari tahu maksud ucapan suaminya.

“Maksudku kemasi barang-barangmu di rumah papa kita akan tinggal di rumah yang sudah aku beli. Karena aku tidak ingin tinggal di rumah orang tuamu atau rumah orang tuaku.” Jelasnya kemudian menyilangkan sendok dan garpu secara terbalik dan membersihkan mulut dengan sebuah tissue setelah memasukkan makanan untuk yang terakhir kali ke dalam mulutnya.

Naura menganggukkan kepala sebab mulutnya disibukkan untuk mengunyah makanan yang memenuhi rongga mulutnya.

Tidak ada percakapan selama perjalanan menuju rumah Naura. Wanita itu lebih memilih melihat kearah luar jendela daripada melihat wajah dingin suaminya. Setelah mengambil beberapa barang Naura pun memasukkan koper besar miliknya ke dalam bagasi mobil Andreas.

“Apa dia sama sekali tidak ada niatan untuk membantuku. Apa dia tidak lihat sebesar apa koper yang aku bawa?” gerutu Naura dengan kesal namun hanya di dalam hatinya.

Setelah Naura masuk ke dalam mobil Andreas pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Hingga mobil berhenti di sebuah rumah baru yang akan mereka tempati mulai hari ini.

“Apa hanya kita berdua yang akan tinggal disini?” kalau dilihat rumah yang Andreas beli terlihat cukup luas jika hanya mereka berdua yang menempatinya.

“Akan ada asisten rumah tangga besok.” ucap Andreas menurunkan koper Naura dari dalam mobil kemudian membawanya masuk ke dalam rumah.

“Tumben pengertian.” gumam Naura dalam hati melihat suaminya membawakan koper besar miliknya.

“Ini kamar kita.” Andreas membuka sebuah ruangan yang cukup luas di sana. Tepatnya di lantai dua karena rumah mereka terdiri dari dua lantai dengan dua kamar tidur.

“Kita?” ulang Naura.

“Rumah ini hanya memiliki satu kamar sedangkan kamar yang satunya belum direnovasi.”

“Tap-pi.” protes Naura namun tidak dihiraukan oleh Andreas. Lelaki itu lebih memilih mengangkat ponselnya yang sempat berdering untuk kedua kalinya.Andreas melangkahkan kakinya keluar dari kamar dengan ponsel yang menempel pada daun telinganya. Bertukar suara dengan orang dibalik sambungan ponselnya. Entah apa yang mereka bicarakan. Sampai meninggalkan Naura yang masih berdiri di dalam kamar.

***

Naura menuruni anak tangga satu per satu dengan santai setelah sebelumnya meletakkan semua pakaian yang sempat dia bawa ke dalam lemari.

“Apa kau bisa memasak?” suara Andreas membuat Naura memutar lehernya mencari dimana sumber suara itu berasal. Hingga pandangan keduanya pun bertemu.

“Apa kau lapar?”

“Kau bisa masak?”

“Mau ku masakkan apa?”

“Apa saja asal jangan udang.”

“Kau alergi seafood?”

Tanpa menjawab pertanyaan Naura lelaki itu berjalan menuju sofa yang berada tidak jauh dari dapur. Andreas melewati tubuh Naura begitu saja kemudian mendaratkan tubuhnya dengan sempurna di atas sofa. Tangannya mengambil sebuah buku tebal kemudian membuka halaman demi halaman untuk membaca buku itu sambil menunggu masakan tiba.

"Tidak dijawab dasar kulkas pintu dua." gerutu Naura.

Naura bergegas menuju dapur membuka lemari pendingin untuk melihat persediaan bahan makanan disana.

Beberapa menit berlalu Andreas menghampiri meja makan setelah Naura memberitahunya bahwa masakan sudah siap. Naura membuat pasta untuk Andreas karena hanya ada bahan makanan itu saja.

“Hanya ini?” tanya Andreas yang melihat dua buah piring berisi pasta di dalamnya.

“Tidak ada bahan makanan yang bisa kumasak selain ini.” Andreas ingat dia belum mengisi lemari pendingin selain dengan minuman.

Lelaki itu tidak protes atau berkomentar kembali dengan masakan Naura. Sedangkan wanita itu mendudukkan dirinya di kursi yang baru saja dia tarik di seberang suaminya. Keduanya pun menghabiskan pasta tanpa ada percakapan lain selama makan berlangsung.

Karena asisten rumah tangga baru datang besok maka Naura pun mencuci piring sendiri. Ini kali pertama dirinya melakukan pekerjaan tersebut. Karena terkejut dengan kedatangan Andreas yang tiba-tiba membuat Naura tanpa sengaja menjatuhkan piring yang dia pegang.

Prang!!!

Bunyi piring yang mencium lantai dengar kasar membuat bentuk piring terpecah menjadi kepingan-kepingan yang berserakan.

“Maafkan aku. Akan kubersihkan segera.” Andreas tidak menghiraukan ucapan Naura kedatangan dirinya hanya untuk mencuci tangan yang terkena saus pasta.

Berjalan terburu-buru membuat Naura tidak melihat pecahan kaca yang berserakan di lantai. Kakinya tanpa sengaja menginjak pecahan kecil yang berada di sudut lantai. Membuat dia meringis menahan sakit.

“Auh.” Darah mulai mengalir disana. Wanita itu menahan rasa sakit hanya demi segera membersihkan lantai. Tidak ingin melihat Andreas marah karena memecahkan piring miliknya.

“Noda apa itu?” tanya Andreas yang hendak mengambil minuman di dalam lemari pendingin.

Matanya kini mulai tertuju pada kaki Naura yang masih mengeluarkan darah.

“Kakimu luka?”

“Ini….” belum selesai berbicara Andreas sudah lebih dulu meninggalkan dirinya. Tersirat sedikit rasa kecewa di hati Naura atas sikap lelaki itu. Namun dia harus sadar bahwa ini hanya sementara dan mereka adalah orang asing yang bersatu dalam sebuah kontrak.

“Ah.” tubuh Naura melayang diudara saat seseorang mengangkat tubuhnya. Dan itu adalah Andreas

“Andreas.” ucap Naura saat melihat siapa yang sedang menggendong dirinya ala bridal.

Andreas meletakkan Naura di atas sofa kemudian mengangkat kaki Naura yang terluka dengan hati-hati. Mencabut serpihan beling yang masih menempel di kaki Naura.

“Tahan ya mungkin ini akan sedikit sakit.” Naura mengangguk. Wanita itu kini fokus menatap wajah Andreas dari dekat yang menurutnya begitu tampan.

“Ya Tuhan pahatanmu begitu indah.” gumam Naura mengagumi ketampanan suaminya.

“Auh.” Naura mengaduh sakit saat beling itu tercabut dengan sempurna.

“Aku akan membalut lukanya lebih dulu.” lagi-lagi Naura mengangguk pelan. Dia kembali menikmati ukiran Tuhan yang begitu sempurna dihadapannya

“Aku bisa melakukannya sendiri.”

“Diamlah, aku yang akan mengobati lukamu.” Sesaat Naura terdiam hatinya menghangat dengan perlakuan Andreas. Wanita itu memandang wajah serius suaminya yang sedang membalut kakinya dengan perban putih.

“Auh.” Naura mengaduh sakit saat lukanya beradu dengan kain perban.

“Apa terasa sakit?” tanya Andreas dengan lembut. Naura menggeleng menatap wajah Andreas yang berkali-kali lebih tampan saat seperti ini.

“Tahanlah sebentar lagi.” ucap Andrea, Naura pun mengangguk pelan.

“Maaf.” Tidak ada jawaban dari Andreas atas permintaan maaf Naura.

“Aku tidak sengaja menjatuhkan piring itu.” sambungnya.

Andreas masih sibuk membalut luka Naura. Tidak mendapat reaksi dari Andreas membuat Naura berpikir mungkin Andreas marah.

“Apa kau marah? Aku akan mengganti piring itu jika kau marah. Ini pertama kali aku mencuci piring dan tidak sengaja memecahkannya.” Andreas masih diam tidak ada jawaban atas ucapan Naura.

“Apa kau tidak mau memaafkanku.” Naura memandang lekat wajah Andreas yang sedang membereskan kotak P3K.

“Andreas.” panggil Naura.

“Kau itu cerewet sekali. Lain kali tidak perlu cuci piring lagi.”

“Lain kali aku akan lebih berhati-hati.”

“Tidak ada lain kali.” Naura terkejut dengan ketegasan Andreas. Naura menunduk tidak berani menatap suaminya. Matanya mulai berkaca-kaca ini kali pertama dirinya dibentak oleh seorang lelaki. Seumur hidup Naura, papanya sama sekali tidak pernah memarahi ataupun berbicara dengan nada tinggi. Begitupun Ben tidak pernah berkata kasar meskipun sahabatnya itu merasa kesal dengan dirinya.

Terpopuler

Comments

Cunani Anu Mmh

Cunani Anu Mmh

ceritany menarik
tpi kenapa sepi komentar

2024-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 BAB 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
BAB 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!