Brak
Mobil Naura yang baru saja melaju sekitar satu kilometer dikagetkan dengan pengendara di depannya yang tiba-tiba saja berhenti secara mendadak. Membuat Naura terkejut dan ingin banting stir ke kiri namun terlambat. Akibatnya mobil bagian depan Naura menabrak mobil bagian belakang pengendara yang berada di depannya.
“Astaga.” tubuh Naura terhuyung ke depan sebelum akhirnya dia memegang kemudi dengan erat untuk mengurangi keterkejutannya.
Naura turun dari mobil untuk mengecek apakah mobil miliknya rusak parah atau tidak. Diikuti dengan dua orang pria bule yang masing-masing keluar dari pintu mobil yang berbeda.
“Hei nona apa kau tidak bisa berkendara dengan baik?” bukannya minta maaf bule tersebut justru memarahi Naura.
“Apa katanya?” lirih Naura.
“Kau harus mengganti rugi kerusakan mobilku nona manis.” Salah satu bule itu mencolek dagu Naura. Membuat gadis itu merasa risih. Hingga memalingkan wajah ke arah samping.
“Mengganti katamu, bukankah kau yang berhenti mendadak. Seharusnya aku yang meminta ganti rugi kepada kalian.”
“Aku tidak peduli,kau yang menabrak jadi kau yang harus mengganti rugi kepada kami.” Pria Bule itu sengaja ingin mencari keuntungan dari kejadian ini.
“Jangan mencari keuntungan dariku. Modus seperti ini sudah sering aku temui.” Naura berbalik dia hendak pergi meninggalkan kedua pria bule yang tidak tahu diri itu.
“Lepas.” belum sempat melangkah salah satu pria bule berhasil memegang tangan Naura.
“Kau tidak bisa pergi begitu saja nona. Sebelum kau mengganti rugi kerusakan mobil kami.”
“Tidak akan. Karena ini bukan kesalahanku.” Naura terus memberontak berusaha melepaskan genggaman pria Bule yang begitu erat memegangi tangannya.
“Kami akan melepaskanmu jika kau sudah mentransfer kerugian mobil kami sebesar seratus juta.”
Seratus juta katanya, apa dia pikir mencari uang itu mudah.
"Aku tidak mau. Jika kau ingin merampok kenapa tidak kau rampok saja bank.”
Naura terus saja menolak memberikan uang. Karena memang bukan dia yang salah. Selain itu uang seratus juta terlalu besar untuk mengganti body mobil yang hanya lecet dan baret akibat gesekan karena tabrakan.
“Auh.” Naura mengaduh kesakitan sebab Pria bule itu memelintir tangannya ke belakang tubuhnya.
“Kau mau ganti rugi atau aku patahkan tanganmu nona.” Ancam satu pria bule lainnya yang berdiri di hadapan Naura.
“Aku….”
“Lepaskan tangan kalian.” Semua orang menoleh ke arah sumber suara.
Seorang pria tampan berkaca mata hitam berjalan tegap ke arah mereka. Naura sangat mengenal pria itu. Dia adalah Andreas, suaminya.
“Siapa kau?” tanya pria bule yang memegang tangan Naura.
“Kalian tidak perlu tahu siapa aku. Lepaskan tangan kotormu itu.” sorot mata Andreas menatap tajam pada pria bule yang memegang tangan Naura.
“Kami tidak ada urusan denganmu. Jadi pergilah.” usir pria bule satunya.
“Siapa kau berani mengusirku.”
“Dan siapa kau berani mencampuri urusan kami.” dengan tegas pria bule yang memegang tangan Naura melawan perkataan Andreas.
“Lepaskan atau aku akan bertindak kasar.” Andreas membuka kaca mata yang membalut kedua matanya. Kemudian melakukan pemanasan bersiap untuk memberikan sebuah tindakan pada kedua pria bule dihadapannya.
“Santai bung kami akan melepaskan gadis ini jika kau mau mengganti rugi kerusakan mobil kami.” pria bule mulai bernegosiasi dengan Andreas.
“Berapa yang kalian minta.”
“Tidak banyak hanya seratus juta.” Andreas tersenyum mengejek. Kemudian mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam saku celana. Melihat hal itu Naura pun berkata “ Jangan, mereka yang salah. Mereka yang berhenti mendadak. Dan mereka hanya ingin uang dengan cara yang kotor.”
Plak
Satu tamparan mendarat di pipi Naura. Hingga sudut bibir gadis itu mengeluarkan sedikit darah. Andreas yang melihat itu mulai mengeraskan rahang. Tangannya terkepal begitu kuat. Satu Langkah dua langkah dan Bugh. Andreas meninju wajah pria yang tadi menampar pipi istrinya. Tidak hanya sekali Andreas bahkan memukul perut dan wajah pria itu secara bergantian hingga jatuh tersungkur di jalan.
Satu pria bule melepaskan tangan Naura kemudian membantu temannya. Perkelahian pun terjadi. Andreas yang memang jago beladiri dengan mudah mengalahkan dua pria bule tersebut.
“Pergi atau aku patahkan semua tulang kalian.” Dengan langkah tertatih kedua pria bule itu pergi meninggalkan Naura dan Andreas.
“Kau tidak apa-apa.”
“Tidak. Terima kasih.”
Andreas melihat sudut bibir Naura yang mulai membiru dengan sedikit darah yang sudah mengering. Satu tangan Andreas terulur untuk menyentuh pipi Naura. Namun belum tersentuh Naura sudah memundurkan langkah untuk menghindari gerakan Andreas. Dia tidak ingin terhanyut dengan apa yang pria itu lakukan untuk dirinya. Lebih baik menghindar sebelum jatuh terlalu dalam.
“Aku tidak apa-apa.” Andreas terdiam menatap dan terus mendengarkan ucapan Naura.
“Aku harus pergi dan terima kasih untuk pertolonganmu.” Naura menuju mobil miliknya. Dia menekan tombol untuk membuka pintu.
Seseorang merebut kunci mobil dirinya. Dan tanpa permisi duduk di kemudi mobilnya.
“Andreas.” Lirihnya.
“Cepat masuk.” Andreas berbicara tanpa melihat ke arah Naura.
Setelah masuk ke dalam mobil belum ada percakapan di antara mereka.Andreas pun tidak tahu dia ingin pergi kemana. Akhirnya dia memutuskan membawa Naura ke resort miliknya. Dan sepanjang perjalanan tidak ada satu ucapan pun yang keluar dari kedua bibir mereka. Andreas fokus mengemudi dan Naura lebih memilih melihat pemandangan ke luar jendela dengan perasaan yang begitu lelah. Dan tanpa disadari mobil miliknya sudah berhenti di sebuah parkiran.
“Ayo.” Andreas melepas seatbelt yang membalut tubuhnya.
“Hah.” Naura tersadar kemudian melihat sekeliling lewat kaca jendela mobilnya.
“Dimana kita?” jantung Naura berdegub kencang saat tubuh Andreas perlahan mendekat. Naura bahkan menahan nafas saat jarak dia dan Andreas hanya tersisa satu jengkal saja.
“Sudah.” ucapan Andreas membuat Naura menghirup nafas kembali. Ternyata pria itu hanya membantu membuka seatbelt. Naura berpikir terlalu jauh rupanya.
Keduanya turun dari mobil. Andreas membimbing Naura menuju kamar tempatnya menginap.
“Sejak kapan dia menginap di Bali?” gumam Naura.
“Celine.” Satu nama wanita menghentikan langkah Naura. Kemudian memegang lengan Andreas. Lelaki itu menoleh.
“Ada apa?” tanyanya saat Naura menghentikan langkah mereka.
“Lebih baik aku kembali ke hotelku saja.” Naura pikir Celine ada di dalam kamar. Padahal Andreas pergi ke Bali hanya seorang diri.
“Tidak boleh. Cepat masuk.” ucapan Andreas terdengar seperti sebuah perintah.
“Tapi…” penolakan Naura tidak Andreas hiraukan. Lelaki itu menggenggam tangan istrinya. Kemudian memasuki kamar bersama.
Kamar terasa sepi seperti tidak ada seseorang di dalam. Naura melihat seluruh sudut kamar. Tidak ada koper atau barang apapun yang berhubungan dengan wanita. Yang berada di dalam kamar hanya baju milik Andreas saja yg dia lihat. Spekulasi mulai muncul dalam pemikirannya. Apakah Andreas menyusul dirinya? Atau Andreas pergi sendiri ke Bali? Atau bisa jadi dia dan celine memesan kamar yang berbeda.
“Auh.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Rini Musrini
itu bule pacar nabila x.
berarti benar kata daren kalau pacar nabila tidak baik alias jahat.
2024-01-15
0