Deg
Celine terdiam dia harus berpikir cepat. Sebelum Andreas benar-benar meninggalkan dirinya. Dia tidak mau kehidupan mewah yang sudah dia jalani bersama Andreas hilang begitu saja. Andreas adalah ATM berjalan bagi dirinya. Jadi apapun akan dia lakukan agar kehidupan dia yang seperti ini tidak akan pernah hilang. Dia tidak ingin kembali miskin seperti dulu. Kehidupan yang susah dan dihina banyak orang.
“Andreas.” Celine memegang lengan Andreas. Dia mulai bersandiwara. Air mata palsu mulai keluar dari kedua matanya.
“Maafkan aku.” Ucap Celine sambil berderai air mata.
“Aku hanya tidak ingin kehilangan dirimu. Aku begitu mencintaimu. Dan aku takut jika nanti kau mulai menyukai istrimu.”
“Aku juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi.” sambungnya.
Andreas tidak bereaksi. Dia hanya melihat dan mendengarkan apa yang diucapkan oleh Celine.
“Sial. Kenapa dia diam saja.” Gumam Celine dalam hati. Biasanya Andreas selalu luluh jika dia sudah mengeluarkan air mata. Tapi sekarang lelaki itu bahkan tidak bereaksi apapun.
“Lepas.” Tangan Celine dihempas dengan kasar oleh Andreas hingga wanita itu tersungkur ke lantai.
Brak
Pintu ditutup dengan keras oleh Andreas. Celine memukul lantai dengan tangan yang terkepal. “Sial!!”
Andreas melajukan mobil menuju rumahnya. Di dalam perjalanan ponsel miliknya berdering. Satu panggilan masuk. Dengan segera dia memasang earphone. Dan panggilan pun terhubung setelah jari Andreas menggeser icon berwarna hijau.
“Ada apa?” orang di seberang sambungan merasa gugup. Dia berniat ingin memberitahu bahwa mobil sport yang dia pinjam telah rusak karena insiden di hotel yang dia tempati.
“Bisakah kakak berjanji padaku tidak akan marah jika aku berkata dengan jujur.” Andreas memicingkan mata merasa ada sesuatu buruk yang telah terjadi.
“Cepat katakan.” Perintahnya.
“Berjanjilah dulu bahwa kakak tidak akan marah kepadaku. Lagipula ini juga bukan kesalahanku.”
“Cepat katakan atau aku matikan teleponnya sekarang juga.”
“Mobil sport kakak rusak.”
“Apa?” rasanya Andreas ingin datang dan langsung memukul adiknya yang sudah berani merusak mobil kesayangannya itu.
“Ini bukan salahku kak.” Daren membela diri.
“Sudah salah masih saja berkilah.” geram Andreas.
“Benar kak ini bukan salahku. Terjadi insiden kebakaran di baseman tempat parker. Dan saat itu mobil kakak terparkir disana.”
“Apa kau tahu berapa harga mobil itu?” tanya Andreas mengingatkan bahwa itu mobil sport kesayangannya yang harganya milyaran. Dan hanya di produksi 10 mobil di dunia. Dan salah satunya Andreas yang memiliki mobil itu.
“Iya aku tahu. Besok pemilik hotel akan datang dan aku akan meminta pertanggungjawabannya nanti. Kakak tenang saja aku akan meminta mobil yang baru untuk kakak.”
“Kirimkan alamat hotel itu sekarang.” Setelah mengatakan itu Andreas memutus sambungan telepon secara sepihak. Dan tidak berselang lama sebuah notifikasi share lokasi berhasil masuk ke dalam ponselnya.
“Bali.” Andreas membuka pesan tersebut. Menampilkan salah satu lokasi hotel di daerah Bali.
Andreas menepikan mobil. Memegang ponsel miliknya. Mencari satu nama kontak yang merupakan asisten pribadinya.
Calling satu kali tidak diangkat. Calling dua kali tidak juga diangkat. Baru di panggilan ketiga orang yang sudah terlelap dalam mimpi menerima panggilan dari bosnya.
“Halo.” Suara bariton di seberang telepon terasa berat. Bagaimana tidak dia baru saja tidur dua jam yang lalu karena harus bergantian dengan istri mengurus buah hati mereka yang baru saja lahir.
“Cepat pesankan aku tiket ke Bali.”
“Bos.”
“Iya apa kau baru tahu jika aku bosmu.”
“Maaf bos.” Asisten Andreas langsung duduk kemudian membersihkan air liur yang sempat menetes di salah satu sudut bibirnya dengan satu tangan yang tidak memegang ponsel.
“Kenapa mendadak sekali bos.”
“Kau tidak perlu tahu alasannya. Sekarang pesankan aku tiket tercepat ke Bali sekarang juga.”
“Dan juga mulai besok kau handle pekerjaan aku selama dua hari ke depan.” sambung Rayden sebelum mengakhiri sambungan telepon.
“Dasar bos tidak tahu waktu. Apa dia tidak lihat ini jam berapa?” asisten itu pun menggerutu sendiri setelah Andreas mematikan ponsel secara sepihak. Ditambah saat dia tahu jam digital di ponsel miliknya menunjukkan waktu yang sudah menjelang subuh.
Andreas tidak pulang ke rumah. Karena jarak rumah dan Bandara yang berlawanan arah. Dia juga tidak membutuhkan passport karena ini hanya penerbangan domestik atau dalam negeri saja.
Pesawat miliknya berangkat pukul 05.30 akhirnya dia putuskan lebih baik menunggu di bandara saja. Tidak lupa dia menghubungi asistennya untuk mengambil mobil miliknya yang sengaja dia tinggal di parkiran bandara.
Kurang lebih satu jam burung besi yang ditumpangi Andreas berhasil mendarat di Bandara Internasiaonal Ngurah Rai, Bali.
Lelaki itu langsung menuju resort miliknya. Sama seperti Naura, Andreas juga memiliki usaha tanpa sepengetahuan papa dan mamanya. Dan resort di Bali dikelola oleh adik Andreas yang bernama Daren.
Resort Andreas terletak di Ubud sedangkan hotel Naura terletak tidak jauh dari pantai Kute. Daven pergi ke sana sebab ada salah satu temannya yang berulang tahun dan mengadakan acara di hotel milik Naura. Karena mobil Daren masih inden dan belum dikirim oleh pihak dealer maka dia meminta ijin kepada Andreas untuk memakai mobil milik kakaknya malam itu. Namun siapa sangka mobil sebagus itu kini sebagian hangus terbakar karena insiden di hotel tersebut.
Andreas lelah dia tidak tidur semalaman. Dan dia akan beristirahat sebentar sebelum pergi ke Kute. Tidak butuh waktu lama mata Andreas sudah terpejam. Dengkuran halus dan nafasnya mulai terdengar teratur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Cunani Anu Mmh
aku suka cerita ny
2024-01-15
0
Rini Musrini
ketemu deh sm naura
2024-01-15
0