Andreas pergi ke dapur untuk mengambil es batu yang akan dia gunakan untuk mengompres luka Naura. Dari dapur dia dapat melihat Naura yang sedang melihat setiap sudut ruangan. Seperti mencari seseorang dalam penglihatannya.
“Auh.” Naura mengaduh sakit saat tiba-tiba sesuatu yang dingin mengenai permukaan bibir yang terluka.
“Apa sakit?” tanya Andreas.
“Sedikit.”
Naura mengambil alih kompres tersebut. “Aku bisa sendiri.”
Andreas duduk di samping Naura. Tidak lama setelah itu terdengar bunyi perut yang meminta untuk diisi. Hari sudah siang dan sudah waktunya untuk makan siang.
“Aku akan memesan makanan.” Andreas mencari aplikasi pengantar makanan di dalam ponsel miliknya. Memesan beberapa makanan yang untuk dirinya dan juga Naura.
“Apa tidak ada orang lain disini?” Andreas memicingkan mata belum paham dengan maksud ucapan Naura.
“Maksudku apa kau tidak mengajak Celine bersamamu?” mendengar nama Celine membuat telinga Andreas memerah. Dia mulai tidak menyukai nama itu sekarang.
“Tidak.” Naura memberanikan diri menatap wajah Andreas. Lelaki itu membelai pipi istrinya. Kemudian merapikan beberapa sulur rambut yang menghalangi wajah Naura. Mendapat gerakan yang lembut seperti itu membuat Naura memejamkan mata. Andreas pun langsung mencium bibir Naura saat mendapati istrinya tidak menolak dengan apa yang dia lakukan.
Ting tong
Bunyi bel membuat Naura tersadar dan langsung melepaskan ciuman. Andreas berdecak rasanya dia tidak suka saat ciuman mereka terlepas.
“Aku akan membuka pintu.” Naura mengangguk kemudian menghirup nafas dalam dan membuangnya melalui mulut.
Sebelum membuka pintu Andreas menyeka sudut bibirnya yang sedikit basah.”Manis.” Andreas tersenyum.
Dua kantong makanan dia letakkan di atas meja. Naura mengambil piring dan sendok untuk mereka. Aroma masakan yang wangi membuat perutnya semakin lapar. Selama makan Andreas selalu curi-curi pandang dengan Naura. Matanya seolah ingin terus menatap wanita yang tengah sibuk mengunyah makanan di hadapannya tanpa canggung sekali pun.
Naura sendawa. Perutnya terlalu kenyang. Hingga tidak menyadari jika ada Andreas disana dan tersenyum melihat sisi lain dari istrinya. Mendengar tawa kecil Andreas membuat Naura tersadar.
“Maaf.”
“Tidak masalah.”
“Baiklah, terima kasih atas bantuannya. Aku harus kembali ke hotel sekarang.” Naura menggeser kursi hendak pergi. Namun sebuah tangan berhasil menariknya. Hingga membuat tubuhnya jatuh tepat di pangkuan Andreas. Naura melingkarkan tangan di leher Andreas tanpa sengaja.
“Secepat itu kau ingin pergi.” suara Andreas membuat Naura menelan saliva secara kasar.
“An-andreas.” degup jantung Naura tidak dapat dia kendalikan. Lagi-lagi apa yang Andreas lakukan membuat otaknya tidak dapat mengontrol cara kerja tubuhnya.
“Kenapa?” Andreas kembali merapikan beberapa anak sulur rambut yang menutupi wajah Naura ke belakang telinga. Hingga dia dapat melihat wajah istrinya dengan jelas. Pandangan mata pria itu kini berpusat pada bibir ranum Naura yang beberapa saat lalu dia nikmati. Dan sepertinya dia ingin menikmatinya kembali.
“Bukankah dalam kontrak tidak boleh ada sentuhan fisik.” Naura menatap dalam kedua bola mata Andreas.
“Kau benar.” Andreas kemudian berdiri. Membuat tubuh Naura hampir saja terjatuh.
“Kunci mobil ada di atas meja. Dan kau boleh pergi sekarang.” setelah mengatakan itu Andreas pergi ke kamar dengan membanting pintu secara kasar. Bahkan Naura sampai terlonjak kaget.
Naura masih berdiri di tempat menatap pintu kamar yang sudah tertutup rapat. Ada perasaan kecewa disana. Dia berharap setelah mengatakan itu Andreas akan membatalkan kontrak pernikahan mereka. Ternyata tidak, sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Lalu ciuman tadi maksudnya apa?
Naura pergi meninggalkan Andreas. Dia berkendara menuju hotel. Dia tidak ingin menangis tetapi air mata terus saja menetes membasahi pipinya. Dia tahu ini menyakitkan. Tetapi dia sudah menyetujui ini. Jadi dia harus kuat.
“Semangat Naura, hanya enam bulan. Semua akan baik-baik saja.”
Sementara di dalam kamar Andreas merasa bingung dengan perasaannya. Dia merasa sakit jika ada orang lain menyakiti istrinya. Dan disisi lain dia tidak mencintai Naura.
Ponsel Andreas berdering. Icon warna hijau Andreas geser untuk menjawab panggilan.
“Halo.”
“Kak, apa kau masih di kute?” tanya Daren yang sudah berada di ubud lebih tepatnya resort milik kakaknya yang dia Kelola saat ini.
“Aku di resort.”
“Kalau begitu buka pintunya. Aku sudah di depan kamar kakak.” Andreas memutus sambungan. Membuka pintu hotel. Membiarkan adiknya untuk masuk.
Daren pergi ke dapur. Membuka lemari pendingin. Mengambil sebuah minuman kaleng untuk melepas dahaga. Meletakkan kaleng di atas meja dekat sofa setelah meneguknya hampir setengah kaleng.
“Sepertinya aku melihat kakak ipar tadi di bawah.”
“Apa kalian ada masalah?” sambungnya sambil merebahkan tubuh diatas sofa yang ada di dalam kamar.
“Bukan urusanmu.” ketus Andreas.
“Apa kakak tahu kalau Daren lihat kakak ipar jauh lebih muda dan cantik daripada kekasih kakak yang matre itu.” Daren kembali meneguk minuman dalam kaleng hingga habis. Kemudian melemparnya ke dalam tong sampah dengan tepat masuk ke dalamnya.
“Jaga ucapanmu.” Andreas tidak suka ada orang lain yang memuji istrinya. Sedangkan Daren pikir kakaknya kesal karena dia telah menghina Celine yang matre.
“Oh ya kak, kalau kakak bercerai dengan kak Naura, Daren siap menggantikan posisi kakak.” Daren sengaja mengucapkan itu. Dia ingin melihat seperti apa reaksi kakaknya jika ada orang lain yang mengagumi Naura.
“Daren.” geram Andreas.
“Kenapa kak? Bukankah kakak tidak mencintainya. Tidak menutup kemungkinan kakak akan menceraikannya kan. Lagi pula ada kekasih kakak yang matre itu.”
“Dan saat itu tiba dengan senang hati aku akan menggantikan posisi kakak.” Daren tersenyum puas melihat wajah kakaknya yang terlihat sedang menahan amarah.
Andreas mendekat dan menarik kaos yang dipakai oleh adiknya. Melihat apa yang dilakukan kakaknya Daren tidak ada niat untuk melawan. Dia ingin melihat lebih jauh lagi.
“Kau jangan berani macam-macam denganku Daren.” tunjuk Andreas tepat di depan wajah adiknya.
“Hahaha.” tawa Daren menggema di setiap sudut ruangan.
“Apa kakak mulai mencintainya?” Andreas mulai bingung dengan perasaannya.
Daren melepas paksa tangan kakaknya. Dia sudah mendapat jawaban dari apa yang terjadi hari ini. Daren menepuk Pundak kakaknya kemudian berbisik.” Jika cinta maka pertahankan. Karena mempertahankan lebih sulit daripada memperjuangkan. Yang berjuang bisa saja menang. Namun jika pertahanan seseorang kokoh maka yang berjuang pun akan kalah.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Cunani Anu Mmh
mulai ada rasa
2024-01-15
0
Sumar Sutinah
andreas bru sadar d jebak sm celin, dn bru memikirkan perasaan y pd naura
2024-01-15
0
Rini Musrini
belum sadar akan perasaannya andreas
2024-01-15
0