Andreas tidak bermaksud membentak Naura dia hanya tidak ingin melihat wanita itu terluka lagi. Andreas terus memandangi wajah Naura yang terus menunduk sedari tadi.
“Maksudku besok sudah ada asisten rumah tangga jadi kau tidak perlu cuci piring lagi.”
“Aku akan mengantarmu ke kamar.” Andreas ingin meraih lengan Naura namun ditepis oleh wanita itu.
“Aku bisa berjalan sendiri.” Naura berdiri kemudian berjalan tertatih menuju kamar tanpa memandang Andreas yang terus menatap dirinya hingga menghilang di balik pintu kamar.
Andreas kemudian pergi ke ruang kerja yang letaknya tepat di samping kamar mereka. Sesampainya di kamar Naura langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Air mata yang sempat dia tahan akhirnya mengalir di kedua sudut matanya. Insecure dalam dirinya membuat wanita itu merasa tidak percaya diri dan selalu sendiri.
“Tuhan jangan biarkan rasa ini semakin tumbuh.” Naura menatap sudut ruangan dengan tatapan kosong. Dirinya mengingat kembali ke masa lalu saat dirinya pertama kali bertemu dengan Andreas. Lelaki yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Lelaki yang sudah memenuhi seluruh hatinya hingga sulit membuka hati untuk lelaki lain.
Pukul satu malam Andreas masuk ke dalam kamar. Sorot matanya kini menatap tubuh Naura yang sudah terlelap beberapa jam lalu. Andreas menarik selimut untuk menutupi tubuh Naura hingga bagian bawah dagu. Manik Andreas menatap sudut mata Naura yang masih terlihat basah. “Apa dia habis menangis?” batin Andreas. Cukup lama mengamati wajah Naura lelaki itu pun merebahkan dirinya disamping Naura dengan dua guling sebagai pembatas diantara mereka.
***
Mentari yang sudah tersenyum di pagi hari membuat kedua mata Naura mengerjab. Wanita itu terkejut saat mendapati seorang lelaki tidur disampingnya. Naura menepuk kening saat kesadaran sudah dia peroleh sepenuhnya. Kesadaran bahwa dia sudah menikah dengan lelaki yang masih terlelap di sampingnya itu.
Perlahan Naura menurunkan kedua kakinya, menggeser tubuhnya dengan sangat hati-hati tidak ingin mengganggu tidur Andreas. Kemudian dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Guyuran air shower yang hangat membuat tubuhnya terasa nyaman dan rileks.
Saat keluar dari kamar mandi Naura sudah tidak mendapati Andreas di atas ranjang. “Kemana dia?” Aroma masakan mulai memasuki ruang kamar karena memang pintu kamar tidak tertutup sempurna. Sekarang Naura tahu dimana Andreas berada.
Aroma masakan yang sangat wangi tercium begitu lezat di indera penciuman Naura. Wanita itu keluar kamar menuruni anak tangga satu per satu dengan penuh kehati-hatian sambil menghirup dalam-dalam aroma masakan yang Andreas buat.
“Ayo sarapan. Bagaimana kakimu?” tanya Andreas yang menyadari kedatangan Naura. Lelaki itu meletakkan dua piring nasi goreng diatas meja.
“Sudah membaik.” Naura menarik salah satu kursi untuk dia duduki kemudian.
“Baguslah.”
Andreas dan Naura sama-sama menikmati makanan tanpa pembicaraan. Sesekali mereka saling pandang sambil memasukkan sesuap demi sesuap nasi ke dalam mulut. Menurut Naura Andreas bertambah tampan saat ini .Meskipun suaminya belum mandi. Naura memperhatikan bibir Andreas yang terus bergerak karena mengunyah makanan. Bibir yang begitu menggoda. Ingin sekali Naura menikmati bibir itu namun sepertinya sangat mustahil. Mengingat Andreas memiliki wanita idaman lain.
Naura menggelengkan kepala untuk mengusir kehaluannya. Andreas yang melihat itu mengkerutkan dahi dalam-dalam. Apa yang dilakukan Naura, apa dia merasa pusing ?
Tidak ingin terus melihat bibir Andreas yang tebal dan sexy Naura memilih untuk mengakhiri makannya. Andreas bertambah bingung. Apa masakannya tidak enak hingga Naura hanya memasukkan beberapa suap ke dalam mulutnya?
“Masakannya enak aku masih belum terlalu lapar tolong jangan dibuang aku akan memakannya nanti.” ucap Naura saat melihat kebingungan di wajah Andreas.
“Aku akan ke kantor tidak perlu cuci piring asisten rumah tangga akan datang jam delapan pagi.” Andreas pergi ke kamar untuk membersihkan diri dan bersiap ke kantor karena memang dia tidak mengambil cuti setelah menikah.
Sepasang mata miliknya menatap setelan baju kerja yang sebelumnya disiapkan oleh Naura di atas tempat tidur. Sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Andreas keluar menggunakan baju yang Naura siapkan. Hal itu membuat senyuman terukir manis di wajah Naura. Dia pun berdiri menghampiri Andreas.
“Ini tasnya.”
“Ehm.” Andreas mengambil alih tas yang diberikan oleh Naura.
“Andreas.” Lirih Naura
“Apa?” saat berbalik lelaki itu melihat tangan Naura yang terulur untuk berpamitan.Mengerti maksud dari Naura Andreas pun mengulurkan tangannya kemudian Naura mencium punggung tangan suaminya dengan tulus.
“Hati-hati di jalan.”
“Lain kali kau tidak perlu melakukan ini. Pernikahan kita hanya sebatas kontrak.” ucapan Andreas membuat jantung Naura terasa ditikam ribuan jarum. Terasa begitu sakit dan menyesakkan. Lagi-lagi air matanya mulai menganak. Untuk menahannya Naura pun mengangkat sedikit wajahnya sebelum akhirnya berkata “Aku akan melakukan ini terus selama kontrak kita belum berakhir.”
“Terserah kau saja.” Ucap Andreas berlalu masuk ke dalam mobil. Naura terus memandang mobil milik Andreas yang melaju meninggalkan halaman rumah. Sebelum akhirnya Kembali masuk ke dalam rumah.Beberapa menit berlalu seseorang mengetuk pintu.
“Selamat pagi Nyonya.” sapa seorang wanita berumur sekitar empat puluh tahunan yang berdiri di depan pintu.
“Bibi?” tunjuk Naura pada wanita yang berdiri dihadapannya.
“Bibi asisten rumah tangga yang Tuan Andreas perintahkan untuk membantu nyonya.”
Naura mempersilahkan bibi masuk. Karena sudah berpengalaman maka Naura tidak perlu repot-repot memberitahu apa saja yang harus dikerjakan oleh seorang asisten rumah tangga.
“Bibi bekerjalah aku akan pergi ke kamar. Jika Naura ada disini maka bibi tidak perlu membersihkan kamar kami. Jika saya tidak ada kelak maka bibi boleh membersihkannya.” ucap Naura.
Kerutan di dahi bibi semakin dalam diiringi dengan kedua matanya yang menyipit. Berusaha mencerna maksud dari ucapan majikannya itu. Apa maksud dari “jika tidak ada kelak” apa nyonya rumah ini memiliki penyakit parah atau nyonya rumah ini berencana untuk pergi? Entahlah, tidak ingin ambil pusing Bibi pun segera melakukan pekerjaannya.
Naura mencari ponselnya untuk menghubungi seseorang. Semalam dia menerima pesan singkat yang mengabarkan bahwa resort yang dia miliki di Bali sedang mengalami kendala. Selain bekerja di perusahaan papanya Naura mendirikan sebuah resort di Bali tanpa sepengetahuan siapapun. Usaha itu dia rintis sendiri dari nol. Bahkan sejak dirinya baru masuk kuliah.
“Hallo Nabila. Bagaimana perkembangannya?” tanya Naura begitu sambungan terhubung dengan orang kepercayaannya di Bali.
“Saat renovasi manager penanggung jawab mengganti bahan kabelnya dengan kualitas dibawah standart sehingga menyebabkan kebakaran di tempat parkir baseman.”
“Seperti apa keadaannya sekarang?” tanya Naura dengan serius menunggu jawaban dari balik sambungan ponsel miliknya.
“Sekarang sedang diselidiki oleh pihak berwajib tapi…” Nabila menjeda ucapannya sesaat sebelum akhirnya melanjutkan kembali.
“Tapi apa Nabila?” tanya Naura dengan tegas saat orang kepercayaannya itu menggantung kalimatnya.
“Manager penanggung jawab renovasi itu melarikan diri dan para korban yang mobilnya terbakar saat insiden meminta ganti rugi nona.” Naura memejamkan mata diiringi dengan hembusan nafasnya yang kasar.
“Berapa jumlah yang harus kita keluarkan untuk mengganti rugi semuanya?”
“Sekitar 15 M nona. Karena ada beberapa mobil super mewah yang sudah parah terlahap oleh api” jumlah yang cukup besar bagi Naura saat ini karena sebagian uang perusahaan sudah dia pakai untuk biaya renovasi resort tersebut.
“Para korban juga meminta pertanggung jawaban Anda sebagai pemilik resort. Mereka memaksa meminta untuk bertemu dengan nona segera.”
“Aku akan kesana hari ini. Sementara kamu handle dulu mereka.”
“Baik nona.” Sambungan pun terputus.
15 M? kemana sisanya Naura harus mencari? Uang perusahaan dan uang tabungannya belum cukup untuk mengganti rugi semuanya. Tidak mungkin dia meminjam Andreas. Terlebih meminjam pada Mila atau Ben. Mereka pasti bertanya untuk apa uang sebanyak itu. Naura tidak ingin merepotkan siapapun. Biarlah dia pikirkan sendiri. Yang terpenting sekarang dia harus membeli tiket untuk pergi ke Bali hari ini juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Cunani Anu Mmh
makin seru
2024-01-15
0
Rini Musrini
hari pertama menikah bukannya menikmati sebagai pengantin baru malah sibuk masing²
2024-01-15
1
Rosi Ajja
lanjut Thor
2023-12-29
0