Beberapa hari kemudian
Naura baru saja pulang bekerja dimana dia bekerja untuk perusahaan papanya sendiri. Setelah kejadian di Bali kemarin kehidupan rumah tangga Andreas dan Naura masih tetap sama. Mereka hanya bertemu di atas ranjang tanpa pembicaraan yang penting. Dan Naura sudah terbiasa dengan itu.
Hampir setiap malam Andreas selalu pulang larut bahkan saat dirinya sudah tertidur. Namun Naura tidak memedulikan hal itu. Dan tidak pernah bertanya kenapa Andreas selalu pulang terlambat. Naura pikir setelah menikah dia akan bisa membuat Andreas mencintai dirinya. Dan sepertinya hal itu akan sulit mengingat setiap hari mereka jarang bertemu ataupun berbicara.
Naura merebahkan tubuh di atas kasur. Tanpa melepas sepatu heels yang masih melekat di kaki yang terjuntai di lantai. Tubuhnya sungguh lelah hingga kedua mata mulai terpejam secara perlahan. Sudah tiga hari Naura kurang tidur. Dia harus bekerja lebih ekstra untuk memenangkan proyek besar yang dipercayakan papanya. Jika berhasil maka keuntungan yang dia peroleh akan dia gunakan untuk mengganti mobil Andreas yang terbakar di Bali.
Hari ini Andreas pulang lebih awal. Setelah dari Bali, pekerjaan di Jakarta yang begitu banyak mengharuskan dirinya untuk lembur. Andreas mendorong pintu secara perlahan. Dia takut Naura sudah tertidur seperti sebelum-sebelumnya.
Dan benar saja istrinya sudah terlelap tanpa melepas kemeja dan sepatu yang melekat di tubuhnya. Andreas mendekat namun sebelum itu ia meletakkan kunci mobil dan ponsel miliknya di atas nakas. Kemudian kedua tangan mengangkat kaki Naura untuk dia pindahkan ke atas kasur. Tidak lupa Andreas melepas sepatu yang membalut kedua kaki Naura.
Gerakan lembut yang dilakukan Andreas tidak mengusik tidur Naura. Bahkan gadis itu terlihat membuka mulut saat sedang tidur. Membuat Andreas tersenyum melihatnya. Dia mengambil ponsel dan memotret Naura beberapa kali dari arah yang berbeda.
Setelah dirasa cukup Andreas segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya di samping Naura. Tanpa ada pembatas dua guling seperti biasanya.
***
Cahaya matahari pagi menerpa wajah Naura. Sebab gorden sudah disibak oleh seseorang. Silaunya membuat tidur Naura menjadi terusik. Naura menyandarkan tubuh pada sandaran ranjang. Kedua tangan dia rentangkan dengan mata terpejam sambil menguap. Tidurnya terasa nyenyak malam tadi. Entah apa yang membuatnya nyaman tidur tadi malam.
“Astaga sudah pagi.” Naura melihat jam digital di layar ponsel.
“Aku terlambat.” Naura menyibak selimut yang entah sejak kapan sudah membalut tubuhnya. Dia pun bergegas ke kamar mandi bersiap untuk pertemuan penting dengan seseorang.
Dengan terburu-buru Naura menuruni anak tangga satu per satu sambil menenteng tas dan sepatu heels nya. Dia tidak ada waktu untuk berdandan. Dan dia pikir itu dapat dia lakukan nanti di dalam taksi.
Sementara di dapur Andreas yang melihat Naura memakai setelan kemeja mengkerutkan dahi. Bukankah ini weekend. Untuk apa istrinya masuk kerja di hari libur? Atau Naura tidak tahu kalo ini hari Sabtu.
“Naura.” Suara yang terdengar oleh Naura berhasil menghentikan langkahnya.
“Andreas.” lirih Naura saat melihat ke sumber suara yang baru saja memanggil namanya.
“Kau tidak bekerja hari ini?” tanya Naura yang melihat Andreas masih memakai baju santai.
Lelaki itu mendekat membawa segelas susu cokelat di tangannya. ”Untukmu.”
“Terima kasih.” Naura menerima gelas tersebut dan segera meminum isinya hingga tandas. Dia memang butuh energi banyak untuk pagi ini.
Andreas tersenyum kemudian mengambil alih gelas kosong di tangan istrinya. “Ini hari sabtu. Apa kantor buka di hari sabtu?”
Kenapa Naura tidak ingat kalo hari ini weekend pantas saja klien nya meminta untuk meeting di luar kantor.
“Aku lupa.”
“Lalu kenapa kamu berpakaian rapi seperti ini?”
“Aku ada meeting dengan klien pagi ini.” ucap Naura kemudian memakai sepatu heels yang tadi sempat dia bawa.
“Meeting? tidak bisakah di lain hari?” entah kenapa Andreas sedikit enggan jika Naura harus pergi di hari libur seperti ini.
“iya, meeting ini sangat penting bagiku. Terima kasih untuk susunya. Aku berangkat dulu.”
“Tunggu.” suara itu terdengar seperti sebuah perintah bahkan Naura sampai menelan saliva dengan kasar karena terlalu terkejut dengan ucapan Andreas.
Satu langkah kaki membuat Andreas mendekat dan berdiri tepat di hadapan Naura. Lelaki itu melihat wajah istrinya yang natural tanpa polesan make up sama sekali. Namun tidak mengurangi kecantikan wanita itu. Pantas saja adiknya begitu mengagumi istrinya.
“Kenapa?” pertanyaan Naura menyadarkan Andreas. Lelaki itu berdehem kemudian mengalihkan pandangan kearah samping.
“Tunggu disini dan jangan kemana-mana. Aku akan ganti baju lebih dulu.” lima menit berlalu Andreas sudah turun dari lantai atas dengan celana jeans dan kaos putih. Sungguh ketampanan Andreas meningkat berkali lipat saat dirinya memakai pakaian biasa. Naura pun semakin terpesona dengan ketampanan suaminya itu. Yang hampir menyamai artis terkenal di Korea.
“Ayo.” Andreas menautkan jari jemarinya dengan Naura. Wanita itu tidak percaya suaminya menyentuh tangannya. Sungguh satu hal yang membahagiakan dirinya pagi ini.
“Dimana kau akan bertemu dengan klien?” tanya Andreas saat mobil sudah melaju di jalanan ibu kota.
“Di restoran X daerah Senayan.” Setelah mengatakan itu Naura mulai mengeluarkan make up dari dalam tas nya. Dia mulai memoles wajahnya. Hal itu tidak luput dari perhatian Andreas.
“Apa harus berdandan cantik seperti ini saat bertemu dengan klien?” tiba-tiba Andreas menepikan mobil sesaat setelah Naura selesai berhias diri.
“Apa?”
“Tidakkah ini terlalu berlebihan? Apa klienmu itu lelaki dan kau ingin menggodanya?” Andreas sungguh tidak suka saat istrinya berdandan cantik untuk orang lain.
Ada rasa kecewa di hati Naura saat Andreas menuduh dirinya dengan rendahnya. Tidak ingin berdebat Naura pun mengalihkan pandangan ke luar jendela. Matanya mulai berkaca-kaca namun sebisa mungkin dia tahan.
Merasa diacuhkan Andreas semakin kesal. Dia dengan kasar memegang dagu Naura agar menghadap dirinya. Dan seketika itu dia mencium bibir Naura dengan kasar dan rakus. Naura memberontak dengan sekuat tenaga. Namun tidak berhasil melepaskan tautan bibirnya dengan Andreas.
Sadar bahunya di cengkeram kasar oleh Naura, Andreas tersadar tindakannya salah. Dia melepaskan bibirnya sesaat. Namun kembali ******* bibir Naura. Kali ini lebih lembut dari sebelumnya. Naura tidak membalas. Dia sendiri bingung harus bagaimana.
“Aw.” Saat mulut Naura terbuka karena gigitan kecil yang dia lakukan membuat lidah Andreas berhasil mengekplor ke dalam mulut Naura.
Saling bertukar saliva dengan lembut. Andreas menikmati sambil terpejam. Namun tidak dengan Naura yang justru menitihkan air mata. Andreas begitu ahli dalam hal ciuman apakah dia sering melakukan ini bersama dengan Celine? Ada rasa sesak saat membayangkan bagaimana bibir yang menyentuh bibirnya ini menyentuh bibir wanita lain.
Naura mendorong tubuh Andreas dengan kasar. Saat dirinya mulai kehabisan oksigen di dalam rongga paru-parunya. Nafas Naura terengah-engah.
Andreas menyapu bibir Naura yang basah dengan ibu jarinya.
“Maaf.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Farhan Afif
semangat thor
2024-01-15
0