Bab 11

Cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah gorden mengusik tidur Andreas. Dia meletakkan telapak tangannya di depan mata untuk menghalangi silau cahaya yang menerpa wajahnya. Kemudian membalik tubuh untuk membelakangi cahaya yang masuk. Meraba-raba tempat tidur untuk mencari ponsel miliknya. Dipencetlah tombol untuk menyalakan layar. Betapa terkejutnya Andreas saat jam digital di ponsel sudah menunjukkan pukul 9.30.

“Sial. Aku kesiangan.” Andreas menyibak selimut mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Lima belas menit berlalu. Lelaki itu sudah rapi dengan celana jeans dan kaos putih polos yang melekat di tubuhnya. Tidak lupa sebuah jam tangan mewah melingkar di pergelangan tangannya. Setelah itu Andreas keluar kamar dengan membawa kunci mobil dan ponsel miliknya.

Drtt drtt

Ponsel Daren bergetar menandakan ada panggilan masuk. Naura melirik sekilas sambil memasukkan satu sendok nasi ke dalam mulutnya.

“Aku angkat dulu ya kak.” Naura mengangguk pelan sambil mengunyah makanan yang ada di dalam rongga mulutnya.

“Kau dimana?” tanya Andreas tanpa basa-basi kepada Daren.

“Aku di hotel kemarin.”

“Baiklah kakak akan kesana sekarang.”

“Tapi kak…” belum selesai Daren berbicara Andreas sudah lebih dulu memutus sambungan telepon mereka.

Daren meletakkan ponsel miliknya diatas meja. Dia melihat Naura yang masih sibuk memakan makanan yang dia pesan sebelumnya.

Naura melihat Daren sedang menatap dirinya. “Kenapa?”

“Kak Andreas sedang dalam perjalanan kemari.” mendengar ucapan adik iparnya Naura menyudahi aktifitas makannya. Dia menyilangkan sendok dan garpu yang sebelumnya dia pakai di atas piring. Meneguk minuman untuk melegakan tenggorokan. Kemudian membersihkan mulut dengan sebuah tisssu.

“Kalau begitu kakak pergi dulu. Nanti biar asisten kakak yang menemui kalian untuk masalah mobil.”

“Tapi kak, apa kakak tidak ingin bertemu dengan kak Andreas?”

“Tidak. Kami akan bertemu di Jakarta nanti.” Naura berdiri menggeser kursi. Sebelum pergi dia berkata “ Tolong jangan beritahu Andreas jika hotel ini milik kakak. Kau bisa kan menjaga rahasia ini?”

Daren terlihat bingung namun dia enggan untuk bertanya. Mungkin karena hubungan yang mereka jalani karena perjodohan jadi belum terbuka satu sama lain. Dan Daren dapat memahami hal itu. Butuh proses untuk bisa menyesuaikan antara satu dengan yang lain.

“Baiklah jika itu yang kakak inginkan.”

“Terima kasih. Kalo begitu kakak pergi. Jika ke Jakarta mampirlah ke rumah kakak.” Daren mengangguk menatap kepergian kakak iparnya dengan rasa yang sedikit iba. Sebab dirinya tahu kakaknya memiliki seorang kekasih.

Mengobrol sebentar dengan Naura membuat Daren dapat menilai wanita seperti apa kakak iparnya itu. Seorang gadis yang sederhana, rendah hati dan pandai menyembunyikan perasaan. Seandainya dia bukan kakak iparnya mungkin Daren akan berjuang untuk mendapatkan wanita itu.

***

Mobil Andreas tiba di hotel Naura. Bertepatan dengan itu mobil Naura pergi meninggalkan hotel. Andreas berdiri di samping pintu mobil saat mobil Naura berpapasan dengan mobilnya. Entah karena memang tidak melihat atau karena terlalu fokus mengemudi Naura tidak melihat kedatangan lelaki yang merupakan suaminya. Pun dengan Andreas tidak menyadari Naura ada di dalam sebuah mobil yang baru saja melewati mobil miliknya sebab lelaki itu sedang membaca pesan yang dikirimkan oleh Daren.

Nabila dan Daren saling curi pandang satu sama lain. Sudah sepuluh menit yang lalu keduanya duduk di ruangan Naura. Nabila tidak terlalu suka dengan Daren. Sebab dua hari yang lalu lelaki itu berkata bahwa kekasih bulenya bukanlah lelaki baik-baik. Dan Nabila tidak mempercayai hal itu.

“Apa?”

“Apa?” sahut Daren yang terlihat lebih santai duduk di sofa sudut ruangan dengan kaki satu bertumpu dengan kaki satunya.

“Dasar aneh.” gerutu Nabila.

“Dasar gadis bodoh.” balas Daren.

“Apa katamu?” Nabila tidak terima Daren mengatainya gadis bodoh.

“Apa kau tuli? Aku bilang kau itu gadis bodoh.” Daren memperjelas ucapannya. Mengangkat sedikit salah satu sudut bibirnya mengejek Nabila.

“Kau.” Nabila mengepalkan tangannya seakan ingin meninju wajah Daren.

“Apa, Mau memukulku. Lebih baik kau pukul saja kekasihmu yang tidak baik itu.” Nabila menghembuskan nafasnya berusaha membuang emosi yang menguasai dirinya.

“Aku tidak tahu kenapa kau berkata bahwa kekasihku bukanlah laki-laki baik. Tapi yang aku tahu kita tidak saling kenal jadi untuk apa kau mencampuri urusanku.”

“Sudahlah aku tidak ingin membahas ini. Sekarang bagaimana nasib mobil sport milikku itu.”

“Milik kakakmu.”

“Ya terserah kau saja.”

“Dasar mengaku-ngaku.”

“Berisik kau.”

Tok tok

“Masuk.”

Ceklek pintu terbuka. Masuklah seorang lelaki dengan setelan casual dan kacamata hitam yang membalut kedua matanya. Nabila dan Daren memandangi langkah tegap pria itu.

“Selamat siang.” Andreas membuka kacamata hitam miliknya kemudian menggantungnya di kaos yang dia pakai. Tepatnya di bawah dagu pria itu.

“Siang tuan.” Hormat Nabila yang dia yakini pasti suami bosnya. Karena sebelum pergi Naura sudah berpesan akan ada lelaki yang akan mencari dirinya untuk meminta pertanggung jawaban mengenai mobil sport yang telah terbakar akibat insiden di hotel ini.

“Apa kau pemilik hotel ini?” tanya Andreas dengan tatapan dingin.

“Muka sih boleh ganteng, tapi tatapannya sungguh menyeramkan.” gumam Nabila dalam hati melihat tatapan tajam mata Andreas ke arahnya.

“Bukan tuan tapi yang berhubungan dengan insiden hotel semua sudah dipercayakan kepada saya.”

Andreas duduk tanpa dipersilahkan. Dia melihat sekeliling ruangan. Tatapannya bertemu dengan adik yang telah meminjam mobil sport miliknya.

“Lalu bagaimana bentuk tanggung jawab kalian?” Andreas menyandarkan badannya pada sandaran kursi. Mengetuk-ngetukan jarinya diatas meja. Menanti jawaban dari orang kepercayaan pemilik hotel.

“Kami akan berusaha mengganti mobil tuan dengan yang sama persis seperti mobil milik tuan yang terbakar.”

“Kapan kalian akan menggantinya?”

“Se-secepatnya tuan.” Nabila terlihat sangat gugup saat menerima intimidasi dari Andreas. Sungguh suami dari bosnya sangat menyeramkan.

“Sudahlah kak. Kakak tidak perlu bersikap seperti itu. Mereka sudah bertanggung jawab dengan baik dalam menangani masalah ini.” Daren yang sedari tadi diam mulai mengeluarkan suaranya saat melihat Nabila mulai tersudut.

“Baiklah.” Andreas bangkit dari duduknya. Bukan untuk pergi melainkan berjalan kearah jendela. Melihat hamparan pantai kute yang terlihat biru dan indah.

Namun dari sana Andreas menyipitkan mata saat seperti melihat seseorang yang dia kenal. Laki-laki itu terburu-buru untuk keluar. Dia ingin menghampiri seseorang itu.

“Daren ini tanggung jawabmu. Kakak tidak mau tahu mobil itu harus beres.” ucap Andreas sebelum menutup pintu tanpa berpamitan kepada Nabila yang terus menatap kearah suami bosnya.

Daren yang penasaran dengan apa yang membuat kakaknya terburu-buru untuk pergi. Memutuskan untuk melihat dari arah jendela yang sama. Dan dari situ terlihat seorang wanita yang sedang terlibat berdebat dengan dua orang lelaki bertubuh tinggi dan putih dengan rambut pirang.

“Sepertinya kepedulian adalah awal dari cinta.” tutur Daren dengan senyum di wajahnya.

Terpopuler

Comments

Cunani Anu Mmh

Cunani Anu Mmh

apakah itu naura

2024-01-15

0

Rini Musrini

Rini Musrini

mudah²am naura yg akan d temui andreas

2024-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 BAB 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
BAB 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!