“Apa semua sudah kau siapkan Nabila?” keduanya berjalan beriringan memasuki hotel 3 lantai yang Naura akuisisi dari seorang bule di Bali. Tidak ada bangunan yang melebihi 4 lantai yang boleh dibangun di pulau Bali. Itu sudah peraturan disana. Dan setelah satu tahun berjalan Naura ingin merenovasi sebagian hotel yang terlihat kurang menarik. Namun siapa sangka hal itu malah menjadi ladang korupsi untuk manager yang menangani proyek renovasi tersebut.
“Sudah nona.”
“Bagus.”
Naura melangkah dengan mengangkat kepala. Dia harus percaya diri dan berani menghadapi masalah sebesar ini. Walaupun dalam hati kecilnya ada sedikit rasa gugup untuk masuk ke dalam sebuah ruangan yang berisi para pemegang saham dan perwakilan dari para korban. Namun dia harus mampu menyelesaikan masalah ini dengan cepat.
“Selamat pagi semua.” sapa Naura begitu membuka pintu ruang rapat.
Semua orang menatap kearah pintu. Namun tidak ada satu pun yang menjawab sapaan dari gadis yang masih berusia dua puluhan itu. Yang ada dalam pikiran mereka bagaimana mungkin hotel tempat mereka bekerja dipimpin oleh gadis kecil seperti Naura.
Saat melangkah masuk Naura sempat memejamkan mata kemudian menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan menuju kursi kebesarannya.
“Bagaimana nona bisa memberikan kepercayaan pada orang yang salah?” salah satu pemegang saham mulai bersuara dalam rapat. Memecah keheningan yang terjadi. Tepat disaat Naura baru saja mendudukan diri di kursi.
“Maafkan saya atas kelalaian dalam memilih orang.” Naura berdiri kemudian membungkukkan badan untuk meminta maaf kepada semua orang yang ada di dalam ruangan.
“Lalu bagaimana nona mengatasi masalah ini?” seorang perwakilan korban dengan sopan mulai bertanya solusi untuk insiden yang telah terjadi.
“Anda tidak perlu khawatir Tuan, saya akan mengganti rugi seluruh kerugian yang kalian alami. Dan asisten saya akan mengurusnya segera.” Naura menjawab dengan mimik wajah yang tenang. Tidak ingin terlihat gugup. Dia harus memiliki aura pimpinan yang bisa dihargai oleh semua orang.
“Saya ingin menjual saham saya. Menanam modal disini tidak akan mendapatkan hasil. Yang ada saham semakin turun dan anjlok karena berita yang beredar. Bahkan hotel ini bisa saja bangkrut dalam beberapa hari ke depan.” Salah satu pemegang saham mulai menjadi provokator.
“Sebelum anda menjual saham lebih baik tuan melihat map yang saya berikan terlebih dahulu.” Naura memberi isyarat kepada Nabila untuk memberikan map itu kepada pak Suryo.
Kedua mata pak Suryo hampir saja melompat dari tempatnya. Melihat beberapa bukti dan gambar yang Naura cari tahu semalam. Dimana lelaki itu memiliki hubungan special dengan sekretarisnya hingga memiliki seorang putri berusia 2 tahun. Selain itu Naura juga memberikan bukti-bukti transaksi perselingkuhan mereka.
Kekhawatiran mulai menghiasi wajah pak Suryo. Naura hanya tersenyum saat lelaki itu menutup map dan memandang dirinya dengan penuh pertanyaan.
“Anda tidak perlu tahu saya dapat informasi itu dari mana. Yang terpenting sekarang tindakan apa yang ingin anda lakukan setelah menerima map tersebut.” Naura kembali duduk dengan elegan. Menatap tajam kearah pak Suryo.
“Ehm.” Pak Suryo tampak sedang berpikir. Matanya menatap seseorang yang duduk tidak jauh dari Naura. Hal itu tidak luput dari pengamatan Naura.
“Saya pikir lebih baik hotel ini dijual saja untuk menutupi kerugian akibat insiden yang telah terjadi. Lagipula manager yang bertanggung jawab telah kabur membawa sebagian uang hotel.”
“Ya saya setuju.”
“Saya juga.” Hampir semua para pemegang saham menyetujui usul yang diberikan oleh pak Andrew. Pria berusia empat puluh lima tahun yang merupakan pria kebangsaan Inggris dan Indonesia.
Suasana ruang rapat menjadi riuh. Mereka masing-masing saling bersahutan untuk menyampaikan pendapat. Hingga sebuah layar proyektor yang menyala menyita perhatian mereka. Dan menghentikan keriuhan yang telah terjadi.
Layar di depan mereka menampilkan slide demi slide gambar yang menampakkan seorang pria menerima sejumlah uang yang di berikan oleh pak Andrew. Pria itu adalah manager hotel yang telah kabur.
Selain gambar, proyektor tersebut juga menampilkan sebuah video percakapan yang berisikan perintah untuk mengganti bahan yang mereka beli dengan bahan kualitas rendah.
“Hentikan itu.” Pak Andrew berdiri dari duduknya. Kemudian dia berusaha melakukan pembelaan diri di depan semua orang.
“Bapak-bapak saya bisa jelaskan semua itu.”
“Apa yang ingin anda jelaskan pak Andrew. Jelas-jelas bukti itu menunjukkan bahwa andalah yang menjadi dalang dibalik insiden yang telah terjadi di hotel kita.” Salah satu peserta rapat mulai tidak bisa menahan amarah saat menyaksikan video yang berdurasi beberapa menit di layar proyektor.
“Tidak. Itu pasti rekayasa. Percayalah kepada saya.”
“Anda tidak perlu repot-repot menjelaskan disini tuan Andrew. Jelaskanlah di pengadilan nanti.” Naura terlihat seperti seekor singa betina yang sedang mengeluarkan taringnya.
“Apa maksudmu?” teriak pak Andrew.
Naura menarik kedua sudut bibirnya hingga membentuk sebuah lengkungan yang terlihat sedikit menyeramkan. Ketukan sepatu heels yang bergesekan dengan lantai mengiringi langkahnya saat membuka pintu ruang rapat.
Dua orang pria berseragam cokelat dengan tulisan polisi masuk ke dalam ruang rapat. Membawa surat penangkapan atas nama Andrew Anderson. Dengan tuduhan penggelapan uang perusahaan.
Pak Andrew berhasil diamankan oleh polisi setelah sebelumnya sempat melakukan perlawanan. Ruang rapat kembali hening. Semua orang memfokuskan kembali kedua mata mereka kearah Naura.
“Baiklah saya yang akan bertanggung jawab atas insiden yang terjadi. Karena ini memang kelalaian saya yang kurang teliti dalam mempercayai seseorang. Dan saya akan mengganti rugi semua kerugian yang dialami oleh semua korban. Dan bagi para pemegang saham yang ingin menjual saham dipersilahkan.”
“Saya rasa rapat cukup sampai disini. Selamat siang.” Naura meninggalkan ruang rapat menuju ruangan pribadinya.
“Kakak ipar.” teriak Daren.
Sedari tadi Daren berada di ruang rapat namun kakak iparnya itu tidak menyadari keberadaan dirinya.
Naura menoleh. Dia melihat Daren yang berlari kea rah dirinya.
“Daren.”
“Kak Naura. Apa kabar?” sapa Daren.
Daren tahu Naura istri kakaknya. Sebab dia hadir dalam pernikahan mereka. Meskipun hanya sesaat dan tidak sampai acara selesai namun dia sudah hafal betul seperti apa wajah kakak iparnya itu.
“Baik. Sedang apa kau disini?”
“Ehm…itu…mobil kak Andreas terbakar di hotel kakak.”
“Mobil?” ulang Naura dan Daren pun mengangguk.
“Mobil sport mewah berwarna hitam merah.” jelas Daren.
Jadi mobil sport itu milik Andreas. “Lalu apa kau sudah memberitahu kakakmu tentang insiden ini?”
“Sudah. Dan kakak sekarang berada di Bali. Mungkin sebentar lagi dia akan sampai disini.”
Deg
Andreas di Bali. Apa dia di Bali bersama Celine. Membayangkan mereka berdua pergi bersama kenapa rasanya sesakit ini.
Lalu bagaimana ini, tidak mungkin dia menemui Andreas sebagai pimpinan hotel. Dia harus menyembunyikan identitasnya. Tapi untuk apa dia harus menyembunyikan identitasnya? Entahlah hanya dia dan penulis yang tahu😊
“Apa kau memberitahu Andreas jika hotel ini milikku?” Daren menggeleng kecil sebagai jawaban. Karena memang dirinya belum bertemu dengan kakaknya itu. Mereka hanya berkomunikasi lewat ponsel saja kemarin.
“Bagus. Aku akan mengganti mobil kakakmu. Jadi kau tenang saja.” Naura memegang lengan Daren meyakinkan adiknya untuk tetap tenang. Tidak perlu mengkhawatirkan mengenai mobil Andreas yang telah terbakar.
“Tapi kak..”
“Sudahlah,ayo makan siang kakak sudah lapar.” Naura mengajak Daren untuk makan siang di restoran yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan hotel. Namun masih dengan pemandangan laut yang biru dan indah tentunya.
Tolong komen ya teman-teman pliis(ngarep nih author kalian komen) Sekali-kali pengen lihat ketikan jari kalian. Terima kasih juga buat yang tap tombol likenya y🥰🥰🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Rini Musrini
gak usah sembunyikan identitasmu naura biar andreas tau coba dia masih minta ganti rugi mobilnya apa tidak.
2024-01-15
0
Yusria Mumba
Naura suami kamu abis bermesraan dengan perempuan lain spa kamu nda sakit hati,
2023-08-05
2
Desi deviyan
lanjutkan lgiii donggg yg banyak
2022-10-02
1