Sepanjang perjalanan keduanya saling diam. Tidak ada percakapan diantara mereka setelah kejadian ciuman yang berlangsung beberapa saat yang lalu. Andreas sesekali melirik ke arah Naura yang lebih memilih melihat ke arah luar jendela.
“Kita sudah sampai.”
“Ehm.” Naura berusaha melepas seat belt yang membalut tubuhnya. Namun sedikit kesulitan. Melihat itu Andreas mendekatkan tubuhnya. Membuat jantung Naura berdetak tidak menentu.Hingga dia menahan nafas saat wajah lelaki itu tepat di depan wajahnya.
“Jantung tolong kondisikan dirimu.” gumam Naura dalam hati menatap mata hitam pekat milik Andreas.
Wangi sampo rambut Naura yang tergerai membuat Andreas terbuai. Dia menghirup dalam-dalam aroma itu. Dan mungkin kedepannya dia akan candu dengan aroma wangi istrinya.
Dering ponsel milik Naura berhasil menyadarkan keduanya. Itu panggilan dari asisten pribadi Naura yang bertanya dimana sekarang posisi dirinya karena klien sudah menunggu lima menit yang lalu.
“Aku sudah di parkiran.” Naura memutus sambungan setelah mengatakan itu. Dan seat belt pun sudah terbuka.
Naura keluar dari mobil. Sebelum itu dia mengucapkan terima kasih terlebih dahulu kepada Andreas karena telah bersedia mengantar dirinya.
Andreas tidak pergi dia justru mengikuti Naura turun dari mobil dan mengejar istrinya untuk menyetarakan langkah.
“Andreas.”
“Kenapa? Apa kau keberatan aku ikut masuk? Aku tidak akan mengganggu meeting kalian.” ucapnya sambil berjalan dengan memasukkan kedua tangan di dalam kantong celana.
“Terserah kau saja.”
Di dalam restoran
Lisa melambaikan tangan saat melihat bosnya sudah memasuki restoran yang sebelumnya sudah dia reservasi untuk pertemuan ini. Melihat asisten pribadinya Naura pun berjalan mendekat diikuti dengan Andreas di belakangnya.
“Nona, perkenalkan ini tuan Alfan dan tuan Alfan ini bos saya nona Naura.” keduanya pun berjabat tangan sebagai tanda perkenalan.
“Ekhem.” Andreas berdehem cukup keras saat tautan tangan itu tidak segera terlepas.
“Dia.”
“Perkenalkan saya Andreas suami dari Naura.” Andreas memperkenalkan dirinya sendiri membuat Naura terperangah dengan sikap aneh dari lelaki yang berdiri di sampingnya saat ini.
Alfan dan Lisa saling pandang sebelum keduanya saling melempar senyum melihat kecemburuan yang ditunjukkan oleh Andreas.
Empat orang itu pun akhirnya duduk. Andreas hanya diam sambil memainkan ponsel miliknya. Sedangkan yang lain sedang membahas kontrak kerja sama diantara mereka. Cukup lama hingga akhirnya kesepakatan pun tercapai. Tuan Alfan menyetujui kontrak mereka. Naura bernafas dengan lega. Akhirnya dia dapat mengganti seluruh kerugian insiden yang terjadi di Bali tanpa harus berurusan dengan hutang.
“Terima kasih atas kepercayaan anda tuan Alfan.”
“Tidak perlu sungkan nona.” Alfan meraih cangkir berisi kopi yang sebelumnya dia pesan. Menyesap minuman hitam pekat itu dengan nikmat. Mencium aroma kopi yang menyeruak ke udara karena asap masih terlihat mengepul.
“Bagaimana kau bisa sekurus ini sekarang?” pertanyaan itu dia tujukan untuk Andreas.
“Apa?” Andreas belum paham dengan maksud pertanyaan Alfan.
Lelaki itu tersenyum kemudian mulai memberikan petunjuk-petunjuk yang mengingatkan siapa dirinya.
“Bukankah kau Andreas yang waktu sekolah dasar gemuk. Hingga semua teman tidak ada yang mau berteman denganmu. Dan hanya ada satu lelaki kurus dan hitam yang mau berteman denganmu.” Andreas mulai membuka lembaran memori di otaknya. Lembaran dimana saat dirinya begitu gemuk waktu sekolah dasar. Dan dia ingat saat semua teman membullynya karena gemuk ada satu anak yang selalu membela dirinya. Yaitu Alfananda Atmaja.
“Kau?” Alfan tersenyum saat Andreas sudah mengingat dirinya.
“Alfananda Atmaja si hitam yang kurus itu?” Andreas tidak menyangka dia bisa bertemu dengan sahabatnya waktu kecil.
“Apa kau ingat aku?”
“Tentu saja ingat, Bagaimana mungkin aku melupakanmu.” Naura dan Lisa hanya diam mendengarkan pembicaraan kedua lelaki itu.
“Papa.” teriak seorang anak kecil yang berlari ke arah mereka diikuti seorang wanita cantik di belakang anak itu.
“Sayang.” Alfan kemudian menggendong bocah tampan itu tidak lupa mencium pipi gembul yang terlihat menggemaskan bagi siapa saja yang melihatnya.
“Kau sudah menikah?” tanya Andreas.
“Menurutmu?”
“Melihatmu memiliki anak tentu saja sudah.”
“Hahaha, kau masih saja sama seperti dulu. Menyebalkan.”
“Kau juga. Lebih menyebalkan.” keduanya pun saling tertawa.
“Mama.” semua orang melihat ke arah seorang wanita cantik yang dipanggil oleh anak kecil itu.
“Perkenalkan dia istriku. Ibu dari anakku. Namanya Astrid.”
“Sayang perkenalkan dia Andreas teman kecilku dan itu istrinya dan wanita itu asisten pribadinya bernama Lisa.” Semua orang berjabat tangan dengan istri Alfan secara bergantian. Seorang wanita yang terlihat lembut dan sopan.
“Baiklah saya harus pergi karena sudah berjanji dengan si tampan membawanya ke taman hiburan.” Alfan kembali mencium anaknya dengan gemas.
“Papa malu.” semua orang tersenyum mendengar anak sekecil itu sudah memiliki rasa malu.
“Sekali lagi terima kasih untuk kerja samanya tuan Alfan.” ucap Naura.
“Tidak perlu sungkan seperti itu nona. Kita sama-sama saling menguntungkan.”
Semua orang membubarkan diri. Alfan dan istrinya pergi ke taman hiburan. Lisa sudah dijemput oleh kekasihnya. Andreas dan Naura sudah berada di dalam mobil namun masih di parkiran.
“Kita mau kemana?”tanya Andreas setelah memasang seat belt di tubuhnya.
“Pulang saja, aku sungguh lelah dan ingin beristirahat lebih awal.”
“Baiklah.” Andreas mulai melajukan mobil menuju rumah mereka. Sepanjang perjalanan Naura memejamkan mata. Dia merasa tubuhnya begitu lelah. Empat puluh menit berlalu mobil yang mereka tumpangi tiba di rumah. Naura masih tertidur. Andreas melepas seat belt yang membalut Naura kemudian mengangkat tubuh istrinya dengan perlahan.
“Euh.” Naura melenguh tanpa terbangun.Tanpa dia sadari tangannya sudah melingkar di leher Andreas.
Andreas membaringkan tubuh Naura diatas kasur. Setelah itu dia membuka sepatu dan menarik selimut untuk menutupi tubuh Naura hingga di bawah dagu.
Beberapa jam berlalu. Matahari sudah kembali ke peraduannya. Bulan pun sudah menggantikan posisi matahari di langit. Namun Naura belum juga keluar dari kamar. Andreas yang baru saja selesai menyiapkan makan malam untuk mereka akhirnya membuka pintu kamar. Duduk di tepi ranjang. Melihat wajah Naura yang sedikit gelisah.
Andreas mengarahkan punggung tangannya di atas kening Naura.
“Astaga panas.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Sumar Sutinah
andreas pas jatuh cinta sm naura datang celin minta pertamggungjawaban krn hamil wkwkwk
2024-01-15
0
Rini Musrini
lama² jatuh cinta andreas.
2024-01-15
0
Desi deviyan
lanjuttttt
2022-11-04
2