Sementara di sebuah ruangan terlihat dua orang lelaki sedang mengobrol. Mereka adalah Andreas dan Reyhan. Keduanya merupakan sepupu. Reyhan anak dari adik mamanya Andreas. Reyhan terlambat menghadiri pernikahan Andreas karena dia harus menyelesaikan urusannya terlebih dahulu sebelum kembali ke Indonesia. Saat dirinya berkunjung ke rumah om Herbowo ternyata sepupunya itu sudah pindah. Dan disinilah Reyhan bertemu dengan Andreas, sepupu sekaligus teman masa kecil.
“Bagaimana bisa?” tanya Reyhan yang duduk sambil menyilangkan kedua kakinya. Mengambil secangkir kopi yang terlihat masih mengepul asapnya. Kopi yang disediakan oleh OB beberapa saat yang lalu.
Andreas mengangkat kedua bahunya acuh.
“Hey, bagaimana bisa kau bersikap seperti itu?” kesal Reyhan.
Keduanya saling dekat apapun yang terjadi pada Andreas Reyhan tahu begitupun sebaliknya. Reyhan tahu Andreas menjalin hubungan dengan Celine. Yang Reyhan tidak habis pikir bagaimana bisa Andreas masih menjalin hubungan dengan Celine sementara status sepupunya itu sudah berubah menjadi seorang suami. Suami dari wanita yang belum dia kenal.
“Kenapa? Apa kau keberatan?” tanya Andreas dengan entengnya.
Reyhan menggelengkan kepala melihat sisi lain dari Andreas yang dia kenal sedari kecil. Dia tahu Andreas orang baik. Dia tidak mungkin menyakiti seorang wanita. Mengingat dirinya memiliki adik perempuan yang masih kuliah di luar negeri. Meskipun bukan adik kandung tapi Andreas begitu memanjakan adiknya.
“Bagaimana jika Nisya diperlakukan yang sama oleh lelaki sepertimu?” tantang Reyhan.
“Apa maksudmu?” tanya Andreas dengan tatapan tajam. Merasa tidak terima dengan ucapan Reyhan.
“Bagaimana jika ada lelaki yang sudah menjadi pacar Nisya namun masih memikirkan atau menjalin hubungan dengan wanita lain?”
Andreas tersenyum mengejek ke arah Reyhan.”Kau tidak tahu apa-apa.”
“Kalau begitu beri tahu aku sekarang.”
Andreas bangkit berjalan menuju meja kerjanya. Mengambil sesuatu yang dia simpan di dalam laci. Kemudian menyerahkan sebuah Map kepada Reyhan.
Reyhan membuka map tersebut. Membaca selembar kertas dengan teliti. Matanya memicing saat membaca point demi point perjanjian yang tertera disana. Matanya semakin menyipit tatkala melihat point terakhir yang tercoret panjang. Reyhan yakin bukan Andreas yang mencoretnya.
“Kau gila.” ucap Reyhan.
“Kami tidak saling mencintai lagi pula aku sudah ada Celine. Papa saja yang memaksaku untuk menikahinya.”
“Bagaimana jika di kemudian hari kau mencintainya?”
“Itu tidak akan pernah terjadi. Aku yakin itu.”
“Dan aku yakin suatu saat itu akan terjadi.” ucap Reyhan dengan keyakinannya.
“Bagaimana kau bisa berbicara seperti itu. Sedangkan kau saja belum pernah bertemu dengan wanita itu.”
Reyhan tersenyum dia yakin Andreas belum melihat ulang perjanjian mereka setelah wanita itu tanda tangan.
“Sudahlah aku ingin menjenguk nenek sebelum dia memarahiku.” Reyhan baru tiba di Indonesia tadi pagi dan langsung menuju kediaman om Herbowo untuk memberi selamat kepada sepupunya.
“Lagipula ada dia. Aku malas.” Bisik Reyhan tepat di daun telinga Andreas bertepatan dengan kedatangan Celine.
Reyhan dan Celine beradu pandang sebelum akhirnya Reyhan berlalu begitu saja melewati wanita yang masih berstatus sebagai kekasih sepupunya.
“Sayang.” panggil Celine bergelayut manja di lengan Andreas. Sekilas Reyhan melihat interaksi mereka berdua sebelum akhirnya menghilang di balik pintu. Dengan senyum yang entahlah. Reyhan mengeluarkan kacamata hitam dari saku bajunya kemudian memakai bnda itu untuk membalut kedua matanya.
“Ada apa,hm?” tanya Andreas memegang dagu Celine dengan lembut.
“Ayo sarapan bersama aku lapar.” Andreas melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
“Ini sudah jam 10. Lagipula aku sudah sarapan di rumah tadi.” Celine mengerucutkan bibirnya memasang wajah kesal mencari perhatian Andreas. Seperti biasa taktik ini selalu berhasil. Andreas mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompetnya.
“Pergilah sarapan aku harus menyelesaikan pekerjaanku.” mata Celine berbinar saat Andreas memberinya credit card.
“Lain kali kita harus makan bersama.” ucap Celine dengan semangat setelah apa yang dia inginkan di peroleh dengan begitu mudah.
“Iya sayang.”
Cup
Celine mencium pipi Andreas bertepatan saat Naura membuka pintu ruangan milik suaminya. Andreas dan Naura saling pandang.
“Maaf, lain kali aku akan mengetuk pintu terlebih dahulu.”
“Sayang, aku pergi dulu ya.” Celine mencium sekilas bibir Andreas di hadapan Naura. Seolah memperjelas bahwa dia adalah wanita Andreas. Naura mengalihkan tatapannya dari pandangan yang merusak mata dan hatinya.
“Andreas.” panggil Naura mendekat kearah meja kerja suaminya. Lelaki itu duduk dan membuka beberapa dokumen yang tertumpuk di atas meja.
“Apa?” jawab Andreas tanpa menatap Naura yang masih berdiri dihadapannya.
Naura bingung dengan sikap Andreas. Terkadang laki-laki ini baik dan kadang-kadang acuh sekali.
Melihat Naura yang diam saja membuat Andreas bertanya kembali dengan nada yang datar “Katakan ada perlu apa kau kemari aku masih banyak pekerjaan?”
Naura tersadar akan pemikirannya.” Ah iya itu, sore ini aku akan pergi ke Bali untuk beberapa hari ke depan.”
Ucapan Naura membuat Andreas menutup dokumen yang baru saja dia tanda tangani. Kemudian manik matanya beradu pandang dengan Naura. Mendapat tatapan dari suaminya Naura merasa gugup. Bahkan dia meremas celana yang dia pakai untuk mengurangi kegugupannya.
“Bukankah kita sudah sepakat tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing. Jadi terserah kau mau kemana dan dengan siapa aku tidak peduli.”
Lagi-lagi ucapan Andreas membuat dadanya terasa sesak. Untuk apa dia berpamitan. Bukankah pernikahan ini hanya sebuah kontrak yang akan berakhir sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Untuk apa dia bersikap seperti istri sungguhan yang harus minta ijin suami jika harus pergi.
Naura menarik nafasnya dalam-dalam. Seolah mengumpulkan kekuatan disana. Wajahnya tersenyum paksa kemudian berucap “Aku hanya ingin melakukan apa yang harus dilakukan seorang istri di hadapan Tuhan. Walaupun ini hanya sebuah kontrak tetapi selama itu berlangsung aku harus menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri sesuai dengan agama. Terlepas kau mau atau tidak yang terpenting aku sudah melakukan apa yang harus dilakukan seorang istri jika ingin keluar rumah.” Naura menjeda ucapannya menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
“Mungkin kita tidak akan bertemu lagi saat kau pulang nanti, jadi….” Setelah mengatakan itu Naura berjalan mendekat mengulurkan tangan untuk meminta ridho suaminya. Cukup lama tangan Naura mengudara sebelum akhirnya Andreas mengulurkan tangannya. Andreas menatap dengan ekspresi yang sulit ditebak saat istrinya mencium punggung tangannya.
“Berangkat jam berapa?” tanya Andreas yang sudah memegang kembali dokumen di mejanya.
“Pukul 15.45 .”
“Papa tahu kau akan pergi ke Bali.” Naura mengangguk. Sebelum pergi ke perusahaan Andreas Naura sempat menelepon papanya.
“Aku akan mengantarmu.”
“Tidak perlu. Aku tidak ingin mengganggu pekerjaanmu. Aku bisa naik taksi nanti.”
“Aku tidak ingin papa menganggapku sebagai menantu yang tidak peduli dengan istrinya terlebih pada putri semata wayangnya.”
“Ternyata dia mementingkan dirinya aku pikir dia tulus ingin mengantarku. Ayolah Naura kau jangan besar kepala. Ini hanya sebuah kontrak jangan kau bawa hatimu dalam hal ini. Jangan berharap lebih jika hatimu tidak ingin sakit.” nasehat Naura dalam hati untuk dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Cunani Anu Mmh
lanjut thor
2024-01-15
0
Rini Musrini
kasihan naura punya suami macam andreas
2024-01-15
0
Rosi Ajja
sabar ya naura tunggu saja bentar lg jg Andreas bucin
2023-12-29
1