Bab 4

Satu bulan kemudian

Sebuah pernikahan mewah digelar di salah satu hotel bintang lima di pusat kota. Naura terlihat begitu cantik dengan gaun berwarna putih dengan belahan dada rendah yang memperlihatkan dua benda yang menyembul sedikit disana. Hampir semua orang terlebih tamu pria begitu mengagumi kecantikan Naura.

“Akhirnya kau datang juga.” Ucap Naura saat melihat Ben datang ke pernikahannya. Andreas menatap lelaki yang begitu akrab dengan wanita yang sudah sah berstatus sebagai istrinya hari ini.

“Tentu saja aku datang sweetheart.” Ucap Ben membuat Andreas menolehkan wajah kearah mereka.

Merasa ditatap Ben pun menatap balik Andreas. Memberikan seulas senyuman sebelum akhirnya mengulurkan tangan untuk memberikan selamat atas pernikahan mereka.

“Selamat atas pernikahan kalian.” Andreas masih terdiam tanpa ekspresi apapun.

Tatapan Andreas mampu dibaca oleh Ben. Tatapan yang mengandung sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban.

Ben kembali mengulas senyum sebelum kemudian menarik kembali tangan yang sempat dia ulurkan sebelumnya. Uluran yang tidak mendapat sambutan dari pengantin pria.

“Aku Ben teman kuliah Naura.” jelasnya masih menatap Andreas dengan senyum di wajahnya.

“Aku tidak bertanya.” jawab Andreas datar namun membuat Ben Kembali menarik kedua sudut bibirnya.

“Tapi tatapanmu memintaku untuk menjelaskannya.” tidak ingin terjadi keributan Naura pun menarik lengan Ben untuk menjauh dari Andreas. Membawanya ke salah satu sudut ruangan dimana Mila berada.

Andreas menatap tangan Naura yang melingkar di pergelangan tangan Ben. Matanya terus menatap tubuh keduanya yang mulai menjauh dari pandangan Andreas. Hingga suara seorang wanita mengalihkan tatapannya.

“Sayang.” panggil Celine dengan lembut.

“Bagaimana kau bisa datang?” tanya Andreas yang sedikit terkejut dengan kedatangan kekasihnya.

“Tentu saja bisa.”jawab Celine dengan kesal.

“Bukankah undangan yang aku berikan waktu itu kau buang ke tempat sampah?” seminggu yang lalu saat Andreas memberikan undangan pernikahannya Celine begitu emosi dan membuang undangan tersebut ke tempat sampah. Karena merasa tidak rela jika harus hadir di pernikahan kekasihnya sendiri. Meskipun Andreas sudah menjelaskan seperti apa pernikahannya dengan Naura. Namun ada kekhawatiran tersendiri di hati Celine.

“Bagaimana kau bisa masuk tanpa adanya undangan itu sayang?” tanya Andreas dengan lembut namun entah mengapa matanya ingin mencari sosok wanita yang sudah tidak berdiri disampingnya lagi.

“Kau mencari siapa?” tanya Celine yang melihat wajah gusar kekasihnya.

“Papa.”jawab Andreas bohong.

“Aku lihat papamu disana sedang berbicara dengan Pak Yohan.” tunjuk Celine tempat dimana papa Andreas berdiri.

“Kau kenal pak Yohan?”

“Ehm…aku.” Celine nampak kebingungan mencari jawaban atas pertanyaan Andreas.

“Aku akan kesana sebentar.” Andreas pun meninggalkan Celine begitu saja.

“Tapi Andreas, aku… Andreas” belum selesai berbicara punggung Andreas sudah menjauh dan berbaur dengan banyaknya tamu undangan. Lelaki itu mengacuhkan teriakan Celine yang masih memanggil namanya.

Andreas menghampiri papanya yang berdiri tidak jauh dari Ben dan Naura. Terlihat Naura tersenyum bahkan sesekali istrinya itu tertawa lepas saat bersama dengan Ben.

“Lihat suamimu kemari.” bisik Ben tepat di daun telinga Naura yang berdiri membelakangi Andreas. Gerakan Ben tidak luput dari mata Andreas.

“Aku rasa dia tidak akan menghampiriku.” jawab Naura kemudian mengambil minuman yang dibawa oleh pelayan.

“Dan aku rasa dia ingin mencari sesuatu yang membuat dirinya penasaran.” ucap Ben tersenyum memandang ke arah Andreas. Yang dipandang pun berbalik memandang dengan tatapan tanpa ekspresi.

“Andreas.”

“Pa.” Andreas bergabung dengan papa dan beberapa rekan bisnis papanya. Pembicaraan pun tidak lepas dari dunia bisnis. Andreas tidak fokus dengan papanya. Indera pendengaran dia tajamkan untuk mendengar percakapan Naura dengan Ben.

“Itu Mila, aku ingin menemuinya.” ucap Ben yang sudah lama merindukan sahabat Naura itu.

“Aku ikut.” Naura pun mengekor dibelakang Ben.

“Kau tidak ingin menemani suamimu?” Ben mengedipkan sebelah matanya. Dan itu tidak luput dari pandangan Andreas.

“Dia tidak akan merasa kehilangan, tidak ada cinta diantara kita. Ini hanya soal waktu. Kau tahu itu.”

“Iya aku tahu dia mulai tertarik dengan wanita yang menjadi ratu sehari malam ini.”

“Omong kosong, ayo.” ajak Naura yang lagi-lagi tanpa sungkan menggandeng lengan Ben.

“Tunggu.” mendengar suara seorang lelaki Ben mengukir senyum di wajah tampannya. Pun membuat Naura menghentikan langkah kakinya.

“Ada apa?” tanya Naura

“Ayo kembali ke altar masih banyak tamu undangan yang harus kita sambut.” Andreas melepas tangan Naura yang melingkar di lengan Ben. Menariknya untuk menjauh tanpa persetujuan keduanya.

Ben tidak marah lelaki itu terlihat senang karena dengan begini dia dapat menghabiskan waktu berdua dengan Mila.

Malam semakin larut dan acara pun sudah selesai satu jam yang lalu. Tinggallah Andreas dan Naura yang kini berada di dalam sebuah kamar. Tempat yang sengaja dipesan oleh mama Andreas untuk menghabiskan malam pertama mereka.

“Bagaimana ini?” gumam Naura saat melihat semua baju yang disediakan oleh mamanya.

“Baju model apa ini?” Naura mengeluarkan semua baju berbahan tipis dan menerawang dengan berbagai macam warna dan model.

Terpaksa Naura memakai salah satu baju berbahan satin yang tipis dan terlihat sexy itu. Karena tidak mungkin dia tidur dengan menggunakan gaun pengantin.

Perlahan Naura membuka pintu kamar mandi. Mengintip dari balik pintu yang terbuka sedikit. Mencari keberadaan sosok laki-laki yang menjadi suaminya malam ini.

“Untung dia sudah tidur.” Naura merasa lega melihat Andreas yang sudah memejamkan mata diatas ranjang.

Perlahan kaki Inara melangkah sambil berjinjit. Berusaha tidak menimbulkan suara yang bisa membangunkan Andreas.

“Aku pikir kau pingsan di kamar mandi.” ucapan Andreas membuat Inara terperanjat kaget. Hampir saja dia terjungkal ke belakang karena terlalu terkejut. Untung saja dia masih bisa menyeimbangkan tubuhnya.

“Ka-u be-lum tidur?” ucap Inara terbata.

Andreas membuka mata menatap tubuh Inara yang terlihat sexy memakai gaun tipis berwarna merah menyala. Lelaki itu terlihat menelan salivanya saat melihat dua aset di tubuh Inara yang terlihat menyembul.

Naura melihat arah pandang Andreas dan segera berlari ke atas ranjang menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. “Aku lelah.” kemudian Naura memejamkan mata untuk mengurangi rasa gugup yang menyelimuti hatinya.

Andreas belum beranjak dari ranjang. Beberapa saat dia menatap wajah Inara. Perlahan mendekat terus mendekat hingga hembusan nafas lelaki itu terasa di pipi Naura. Semakin dekat semakin dekat membuat jantung Naura berdegub kencang. Hembusan nafas yang semakin menghangat menyapu di wajahnya membuat Naura membuka mata. Hingga pandangan mata mereka saling bertemu dengan jarak yang begitu dekat.

“Kau mau apa?” tanya Naura dengan gugup. Jantungnya terasa ingin lompat dari tempatnya.

“Tidak ada. Hanya mengambil ini.” Andreas mengambil sehelai bulu mata yang jatuh di bawah kelopak mata Naura.

“Tidurlah, aku akan membersihkan diri.” ucap Andreas kemudian menurunkan kedua kakinya dari ranjang melangkah menuju kamar mandi untuk menyelesaikan sesuatu yang tidak bisa dia selesaikan dengan Naura saat melihat tubuh istrinya.

“Tunggu.” Naura menahan lengan Andreas.

“Ada apa?”

“Apa kita akan tidur seranjang?” tanya Naura.

“Menurutmu? Disini hanya ada satu ranjang dan tidak ada sofa di sini. Aku tidak mau tidur dibawah jika kau tidak ingin seranjang denganku maka tidur saja kau dibawah.” ucap Andreas kemudian turun dari ranjang tanpa mendengar jawaban dari Naura.

Tiga puluh menit berlalu Andreas terlihat lebih segar setelah membersihkan diri. Naura sudah terlelap beberapa menit yang lalu karena kelelahan. Terlihat dari mulut wanita itu yang terbuka sedikit dengan deru nafas yang teratur.

Andreas menarik selimut menutupi tubuh Naura hingga dada bagian atas. Dia tidak ingin khilaf. Pernikahan ini hanyalah pernikahan kontrak. Dia tidak ingin merusak masa depan Naura hanya untuk memenuhi hasratnya. Kemudian Andreas pun merebahkan tubuhnya yang juga lelah disamping Naura dengan guling sebagai pemisah diantara keduanya.

Terpopuler

Comments

Cunani Anu Mmh

Cunani Anu Mmh

masih nyimak

2024-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 BAB 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
BAB 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!