Satu bulan kemudian
Sebuah pernikahan mewah digelar di salah satu hotel bintang lima di pusat kota. Naura terlihat begitu cantik dengan gaun berwarna putih dengan belahan dada rendah yang memperlihatkan dua benda yang menyembul sedikit disana. Hampir semua orang terlebih tamu pria begitu mengagumi kecantikan Naura.
“Akhirnya kau datang juga.” Ucap Naura saat melihat Ben datang ke pernikahannya. Andreas menatap lelaki yang begitu akrab dengan wanita yang sudah sah berstatus sebagai istrinya hari ini.
“Tentu saja aku datang sweetheart.” Ucap Ben membuat Andreas menolehkan wajah kearah mereka.
Merasa ditatap Ben pun menatap balik Andreas. Memberikan seulas senyuman sebelum akhirnya mengulurkan tangan untuk memberikan selamat atas pernikahan mereka.
“Selamat atas pernikahan kalian.” Andreas masih terdiam tanpa ekspresi apapun.
Tatapan Andreas mampu dibaca oleh Ben. Tatapan yang mengandung sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban.
Ben kembali mengulas senyum sebelum kemudian menarik kembali tangan yang sempat dia ulurkan sebelumnya. Uluran yang tidak mendapat sambutan dari pengantin pria.
“Aku Ben teman kuliah Naura.” jelasnya masih menatap Andreas dengan senyum di wajahnya.
“Aku tidak bertanya.” jawab Andreas datar namun membuat Ben Kembali menarik kedua sudut bibirnya.
“Tapi tatapanmu memintaku untuk menjelaskannya.” tidak ingin terjadi keributan Naura pun menarik lengan Ben untuk menjauh dari Andreas. Membawanya ke salah satu sudut ruangan dimana Mila berada.
Andreas menatap tangan Naura yang melingkar di pergelangan tangan Ben. Matanya terus menatap tubuh keduanya yang mulai menjauh dari pandangan Andreas. Hingga suara seorang wanita mengalihkan tatapannya.
“Sayang.” panggil Celine dengan lembut.
“Bagaimana kau bisa datang?” tanya Andreas yang sedikit terkejut dengan kedatangan kekasihnya.
“Tentu saja bisa.”jawab Celine dengan kesal.
“Bukankah undangan yang aku berikan waktu itu kau buang ke tempat sampah?” seminggu yang lalu saat Andreas memberikan undangan pernikahannya Celine begitu emosi dan membuang undangan tersebut ke tempat sampah. Karena merasa tidak rela jika harus hadir di pernikahan kekasihnya sendiri. Meskipun Andreas sudah menjelaskan seperti apa pernikahannya dengan Naura. Namun ada kekhawatiran tersendiri di hati Celine.
“Bagaimana kau bisa masuk tanpa adanya undangan itu sayang?” tanya Andreas dengan lembut namun entah mengapa matanya ingin mencari sosok wanita yang sudah tidak berdiri disampingnya lagi.
“Kau mencari siapa?” tanya Celine yang melihat wajah gusar kekasihnya.
“Papa.”jawab Andreas bohong.
“Aku lihat papamu disana sedang berbicara dengan Pak Yohan.” tunjuk Celine tempat dimana papa Andreas berdiri.
“Kau kenal pak Yohan?”
“Ehm…aku.” Celine nampak kebingungan mencari jawaban atas pertanyaan Andreas.
“Aku akan kesana sebentar.” Andreas pun meninggalkan Celine begitu saja.
“Tapi Andreas, aku… Andreas” belum selesai berbicara punggung Andreas sudah menjauh dan berbaur dengan banyaknya tamu undangan. Lelaki itu mengacuhkan teriakan Celine yang masih memanggil namanya.
Andreas menghampiri papanya yang berdiri tidak jauh dari Ben dan Naura. Terlihat Naura tersenyum bahkan sesekali istrinya itu tertawa lepas saat bersama dengan Ben.
“Lihat suamimu kemari.” bisik Ben tepat di daun telinga Naura yang berdiri membelakangi Andreas. Gerakan Ben tidak luput dari mata Andreas.
“Aku rasa dia tidak akan menghampiriku.” jawab Naura kemudian mengambil minuman yang dibawa oleh pelayan.
“Dan aku rasa dia ingin mencari sesuatu yang membuat dirinya penasaran.” ucap Ben tersenyum memandang ke arah Andreas. Yang dipandang pun berbalik memandang dengan tatapan tanpa ekspresi.
“Andreas.”
“Pa.” Andreas bergabung dengan papa dan beberapa rekan bisnis papanya. Pembicaraan pun tidak lepas dari dunia bisnis. Andreas tidak fokus dengan papanya. Indera pendengaran dia tajamkan untuk mendengar percakapan Naura dengan Ben.
“Itu Mila, aku ingin menemuinya.” ucap Ben yang sudah lama merindukan sahabat Naura itu.
“Aku ikut.” Naura pun mengekor dibelakang Ben.
“Kau tidak ingin menemani suamimu?” Ben mengedipkan sebelah matanya. Dan itu tidak luput dari pandangan Andreas.
“Dia tidak akan merasa kehilangan, tidak ada cinta diantara kita. Ini hanya soal waktu. Kau tahu itu.”
“Iya aku tahu dia mulai tertarik dengan wanita yang menjadi ratu sehari malam ini.”
“Omong kosong, ayo.” ajak Naura yang lagi-lagi tanpa sungkan menggandeng lengan Ben.
“Tunggu.” mendengar suara seorang lelaki Ben mengukir senyum di wajah tampannya. Pun membuat Naura menghentikan langkah kakinya.
“Ada apa?” tanya Naura
“Ayo kembali ke altar masih banyak tamu undangan yang harus kita sambut.” Andreas melepas tangan Naura yang melingkar di lengan Ben. Menariknya untuk menjauh tanpa persetujuan keduanya.
Ben tidak marah lelaki itu terlihat senang karena dengan begini dia dapat menghabiskan waktu berdua dengan Mila.
Malam semakin larut dan acara pun sudah selesai satu jam yang lalu. Tinggallah Andreas dan Naura yang kini berada di dalam sebuah kamar. Tempat yang sengaja dipesan oleh mama Andreas untuk menghabiskan malam pertama mereka.
“Bagaimana ini?” gumam Naura saat melihat semua baju yang disediakan oleh mamanya.
“Baju model apa ini?” Naura mengeluarkan semua baju berbahan tipis dan menerawang dengan berbagai macam warna dan model.
Terpaksa Naura memakai salah satu baju berbahan satin yang tipis dan terlihat sexy itu. Karena tidak mungkin dia tidur dengan menggunakan gaun pengantin.
Perlahan Naura membuka pintu kamar mandi. Mengintip dari balik pintu yang terbuka sedikit. Mencari keberadaan sosok laki-laki yang menjadi suaminya malam ini.
“Untung dia sudah tidur.” Naura merasa lega melihat Andreas yang sudah memejamkan mata diatas ranjang.
Perlahan kaki Inara melangkah sambil berjinjit. Berusaha tidak menimbulkan suara yang bisa membangunkan Andreas.
“Aku pikir kau pingsan di kamar mandi.” ucapan Andreas membuat Inara terperanjat kaget. Hampir saja dia terjungkal ke belakang karena terlalu terkejut. Untung saja dia masih bisa menyeimbangkan tubuhnya.
“Ka-u be-lum tidur?” ucap Inara terbata.
Andreas membuka mata menatap tubuh Inara yang terlihat sexy memakai gaun tipis berwarna merah menyala. Lelaki itu terlihat menelan salivanya saat melihat dua aset di tubuh Inara yang terlihat menyembul.
Naura melihat arah pandang Andreas dan segera berlari ke atas ranjang menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. “Aku lelah.” kemudian Naura memejamkan mata untuk mengurangi rasa gugup yang menyelimuti hatinya.
Andreas belum beranjak dari ranjang. Beberapa saat dia menatap wajah Inara. Perlahan mendekat terus mendekat hingga hembusan nafas lelaki itu terasa di pipi Naura. Semakin dekat semakin dekat membuat jantung Naura berdegub kencang. Hembusan nafas yang semakin menghangat menyapu di wajahnya membuat Naura membuka mata. Hingga pandangan mata mereka saling bertemu dengan jarak yang begitu dekat.
“Kau mau apa?” tanya Naura dengan gugup. Jantungnya terasa ingin lompat dari tempatnya.
“Tidak ada. Hanya mengambil ini.” Andreas mengambil sehelai bulu mata yang jatuh di bawah kelopak mata Naura.
“Tidurlah, aku akan membersihkan diri.” ucap Andreas kemudian menurunkan kedua kakinya dari ranjang melangkah menuju kamar mandi untuk menyelesaikan sesuatu yang tidak bisa dia selesaikan dengan Naura saat melihat tubuh istrinya.
“Tunggu.” Naura menahan lengan Andreas.
“Ada apa?”
“Apa kita akan tidur seranjang?” tanya Naura.
“Menurutmu? Disini hanya ada satu ranjang dan tidak ada sofa di sini. Aku tidak mau tidur dibawah jika kau tidak ingin seranjang denganku maka tidur saja kau dibawah.” ucap Andreas kemudian turun dari ranjang tanpa mendengar jawaban dari Naura.
Tiga puluh menit berlalu Andreas terlihat lebih segar setelah membersihkan diri. Naura sudah terlelap beberapa menit yang lalu karena kelelahan. Terlihat dari mulut wanita itu yang terbuka sedikit dengan deru nafas yang teratur.
Andreas menarik selimut menutupi tubuh Naura hingga dada bagian atas. Dia tidak ingin khilaf. Pernikahan ini hanyalah pernikahan kontrak. Dia tidak ingin merusak masa depan Naura hanya untuk memenuhi hasratnya. Kemudian Andreas pun merebahkan tubuhnya yang juga lelah disamping Naura dengan guling sebagai pemisah diantara keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Cunani Anu Mmh
masih nyimak
2024-01-15
1